Cahyono Nim
2200103911220032
Kelas : PJOK B
1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD. Tentulah ditemukan sebuah
pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam pembelajaran. Untuk itu analisis
perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD dengan model pengembangan
kurikulum lainnya (Tyler, Taba, Olivia). Tunjukan dalam bentuk tabel!
Contoh implementasi yaitu memfasilitasi semua aspek sains (siswa dituntut untuk mampu
menggunakan ilmu pengetahuan alam yang diperolehnya dalam menyelesaikan suatu
masalah dikehidupannya sehari-hari), teknologi (siswa dituntut untuk mampu berkolaborasi
dalam penggunaan teknologi untuk menyampaikan informasi maupun untuk mengolah data
yang ditemukan), teknik (siswa mengkolaborasikan hasil temuannya untuk mencari solusi-
solusi yang tepat atau bahkan menciptakan suatu produk).
Pendekatan UbD diimplementasi dalam pembelajaran di Indonesia menurut saya akan efektif
karena dalam UbD menggunakan alur pembelajaran yang terbalik atau “Backward by Design”
sehingga nantinya peserta didik menjadi sebuah pola pikir perencanaan pembelajaran yang
menuntut pendidik untuk terlebih dahulu menentukan tujuan akhir pembelajaran dengan
perspektif “berpihak pada peserta didik”. Artinya, rancangan pembelajaran yang dirangkai
oleh pendidik akan mengutamakan pertumbuhan dan kebutuhan peserta didik dalam setiap
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan keadaan pembelajaran Indonesia yang saat ini sedang
menekankan pembelajaran yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dengan
menggunakan UbD pendidik menjadi memiliki pembelajaran yang jelas dan terarah karena
pada awal sudah menentukan hasil dan menentukan bukti dari hasil pembelaran, baru
melakukan perancangan, sehingga rancangan yang dibuat sudah sesuai. Tentunya dalam
penerapan UbD di Indonesia akan memunculkan perubahan pada pembelajaran dan hasil
yang sudah ditentukan sebelumnya akan tercapai karena pembelajaran sudah sesuai dengan
karakteristik. Selain itu pada UbD juga sudah menekankan dengan enam aspek yang harus
dikuasai oleh
peserta didik agar peserta didik dapat dikategorikan paham menurut kerangka UbD. Enam
aspek meliputi mampu menjelaskan, mampu menafsirkan, dapat menerapkan, memiliki
perspektif, dapat berempati, dan memiliki pengetahuan diri.
c) Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.
Hasil pembelajaran yang diharapkan dari penerapan kurikulum UbD yaitu pembelajaran sudah
berpusat pada peserta didik, dimana peserta didik terlibat secara aktif dan pendidik berperan
sebagai fasilitator. Siswa diajak untuk berekplorasi, berkolaborasi dan mampu melakukan
evaluasi diri sehingga peserta didik merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran UbD guru mentrasfer materi kepada peserta didik, sehingga peserta didik
memperoleh pemahaman dari proses transer materi kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi
mandiri. Penilaian terhadap hasil belajar siswa mesti memperhitungkan keseluruhan proses
yang mencakup tiga unsur, yakni produk, proses, dan progress. Karena itu penilaian yang
dilakukan di sekolah mesti fair dan dapat dipertanggung-jawabkan. Artinya semua pihak
memahami makna, isi, dan cakupan penilaian dari nilai yang diperoleh peserta didik yang
dikuatkan dengan bukti-bukti yang memadai.
Peran guru dalam implementasi UbD adalah untuk mengetahui apakah para siswa telah
memenuhi tujuan-tujuan dari UbD. Untuk mengetahui caranya adalah dengan sebuah
asesmen. Biasanya, dalam kegiatan pembelajaran tradisional, asesmen ada di akhir pelajaran.
Dalam pembuatan projek, dan kegiatan projek berpusat pada siswa, asesmen dilakukan
selama kegiatan projek berlangsung. Bentuknya adalah formatif (selama kegiatan projek
berlangsung) dan sumatif (di akhir projek).
Tujuan dari asesmen formatif adalah untuk melihat seberapa jauh siswa telah dapat mencapai
tujuan projek dan membantu memperbaiki hal-hal yang masih salah. Sebagai guru, tentunya
ingin memastikan seluruh siswa berhasil, dan cara terbaik adalah dengan melakukan
pengecekan secara konstan dan melakukan asesmen terhadap pembahaman mereka tentang
kegiatan projek yang telah dilakukan.
3. Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman dalam UbD serta
tentukan bentuk penilaiannya?
Penjelasan:
Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan penjelasan yang benar dan
sistematik mengenai fenomena, fakta dan data serta membuat hubungan dengan
wawasannya dan memberikan contoh atau ilustrasi yang jelas. Menjelasan adalah teori dan
ilustrasi yang menyediakan pengetahuan dan dibenarkan melalui tindakan.
Bukti Penilainnya:
Penjelasan:
Peserta didik disajikan beberapa gerak dasar permainan sepakbola dengan model tutor teman
sebaya dengan dibagi beberapa kelompok mampu menafsirkan setiap gerak dasar secara
bergantian dengan kelompok lain.
Penjelasan:
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi
yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis. Dimana dan kapan dapat kita
menggunakan pengetahuan, kemampuan atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran
dan tindakan kita dalam situasi tertentu?
Bukti Penilainnya dalam PJOK:
Dengan dibagi menjadi 2 kelompok , lalu di pertandingankan sebuah pertandingan kecil
dengan salah satu peserta didik menjadi wasit. Peserta didik dapat menerapkan aturan LOTG
yang sudah dijelaskan.
Penjelasan:
Perspektif ini adalah sebuah wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan
penuangan ide familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan aplikasi
baru. Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos sesuatu yang
dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan aplikasi.
Peserta didik dihadapkan disuatu pertandinagn apabila salah satu melanggar pemain lawan,
yang melanggar langsung bersalaman dan meminta maaf.
Penjelasan:
Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk, proyeksi, dan kebiasaan
utama, baik yang membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri, menyadari bahwa
kita tidak mengerti, merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan
pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana
orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya.