Anda di halaman 1dari 4

RUANG KOLABORASI

Topik 2 – UbD Sebagai Kerangka Kerja Kurikulum

Disusun Oleh:

Kelompok
1. Amalia Pujia Ningsih
2. Nada Elva Susanti
3. Sanni Wahyuni Hutabarat

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Tahap 3 Learning Plan (Rencana Pembelajaran)

Understanding by Design (UbD) adalah strategi yang dapat diterapkan sebagai alternatif
solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran desain. UbD juga biasa disebut desain mundur
karena proses dalam merancang pembelajaran dilakukan dalam urutan terbalik. Desain urutan
UbD, menurut Wiggins dan McTighe, dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Tahap 1, mengidentifikasi hasil yang diinginkan
2. Tahap 2, menentukan bukti penilaian
3. Tahap 3, merencanakan pembelajaran
Backward design adalah pendekatan yang dimulai dari menentukan hasil yang diinginkan.
Kegiatan pengajaran yang sesuai dan kesesuaian konten berasal dari hasil belajar. Terdapat tiga
tahap backward design yaitu:
1. Menentukan tujuan pembelajaran / hasil belajar (Learning outcome)
2. Mengumpulkan, menganalisa, dan merangkum bukti dari beberapa sumber data untuk
menentukan seberapa baik dan sejauh mana peserta didik benar-benar memahami apa
yang mereka pelajari.
3. Pertimbangkan akar penyebabnya sehingga dapat menentukan materi mana yang akan
diajarkan kepada peserta didik.
Proses backward design dimulai dengan menentukan hasil pembelajaran (Learning outcome)
dari matakuliahnya. Kemudian, penilaian (Assessment) akan disesuaikan dengan Learning
outcome. Assessment merupakan bentuk pemberian pertanyaan yang akan mengarahkan peserta
didik mencapai learning outcome. Terakhir adalah menentukan aktivitas pembelajaran yang
tepat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Strategi yang ditekankan dalam UbD adalah mengkonstruksi langkah-langkah pembelajaran
untuk menjadikan peserta didik berhasil mengerjakan evaluasi. Selanjutnya dibuat lembar review
untuk meninjau desain pembelajaran. Isinya indikator yang menilai relevansi dari evaluasi
dengan tujuan pembelajaran, tujuan dengan langkah-langkah pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran dengan evaluasi, kedalaman materi untuk tingkat sarjana, kesesuaian metode
penyampaian materi, kesesuaian pembelajaran media yang digunakan untuk menjelaskan materi
pembelajaran, kesesuaian petunjuk dalam pembelajaran langkah-langkah yang diberikan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, alokasi waktu yang cukup, dan terbuka dan pertanyaan tertutup
untuk evaluasi. Indikator ini dibuat dasar penilaian inti dari UbD (keterkaitan antara tujuan,
evaluasi, dan langkah pembelajaran), kompetensi peserta didik, karakteristik materi, peserta
didik karakteristik, waktu belajar nyata di kelas, dan penilaian tingkat kognitif peserta didik.
Perancangan pembelajaran memungkinkan terjaminnya pembelajaran yang sejalan dengan
tujuan yang ingin dicapai, dan oleh karenanya, siswa akan menampilkan apa yang memang
dikehendaki oleh pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang baik dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan. Untuk itu kegiatan pembelajaran perlu dirancang mengikuti prinsip-
prinsip pembelajaran baik terkait dengan keleluasaan, muatan atau materi, waktu belajar dan
sumber belajar, organisasi yang kelas, pelajaran dan cara penilaian. Merancang pelajaran
merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dan memberi panduan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Pendidik harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran,
mengembangkan pola interaksi dengan berbagai pihak yang terlibat pelajaran dan diharapkan
mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik kebutuhan dan perkembangan peserta didik.
Dikatakan lebih lanjut, bahwa dengan perancangan pembelajaran yang baik, apa dan
bagaimana peserta didik harus mempelajari sesuatu, sikap dan karakter peserta didik juga ikut
dirancang. Karena itu, perancangan pembelajaran adalah hal penting yang tidak boleh dilewatkan
begitu saja. Perancangan ini merupakan kunci dalam menentukan bagaimana proses interaksi
siswa dengan sumber belajar akan berlangsung, dan seberapa hebat hasil belajar yang bakal
diraih. Karena itu, pengembangan rancangan pembelajaran tidak boleh dilakukan dengan
sekedarnya saja. Prosedur dan kegiatan pembelajran yang diusulkan harus mengacu pada tujuan
pembelajaran, yaitu langkah dan kegiatannya harus mengakomodir tujuan yang telah ditetapkan.
Elemen penting yang terdapat pada pendekatan undertanding by design adalah sebagai berikut:
W (where is it going and why) : guru membantu peserta didik mengetahui darimana
pengetahuannya berasal, mengapa mereka mempelajari hal tersebut. Guru secara jelas
untuk menjelaskan kepada peserta didik mengenai tujuan pembelajaran. Peserta didik
juga butuh mengetahui target yang harus dicapai, bagaimana proses penilaiaannya sehingga
peserta didik dapat memonitor kemajuan pemahamannya. Contoh penerapannya adalah
pada kegiatan pendahuluan, guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran dan guru
menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses kegiatan belajar.
H (hook the student) : guru menarik perhatian dan antusias peserta didik sehingga peserta
didik memiliki dorongan untuk belajar di setiap awal pembelajaran. Contoh
penerapannya adalah pada kegiatan pendahuluan, pada awal pembelajaran guru mengajak
peserta didik untuk membuat sebuah benda bergetar. Guru menyediakan karet penggaris
kemudian siswa dapat menggunakan benda tersebut untuk membuat getaran. Guru juga
bisa menampilkan sebuah video untuk menarik perhatian peserta didik.
E (explore, equip, experince) : menentukan pengalaman belajar dan pembelajaran yang
akan diperoleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, membekali
peserta didik, membantu untuk mendalami gagasan utama materi ajar dan
mengeksplorasi peserta didik. Contoh penerapannya adalah pada kegiatan inti, peserta didik
melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman kelompok untuk mengisi lembar
kerja siswa (explore). Pada kegiatan eksperimen, peserta didik akan dibagi menjadi
beberapa kelompok lalu guru akan menjelaskan alat yang digunakan dan prosedur
percobaan (equip). Peserta didik melakukan percobaan untuk melakukan pengamatan
(experience).
R (rethink, revisit, revise) : memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memikirkan kembali, meninjau ulang, memperbaiki pemahaman peserta didik. Contoh
penerapannya adalah dari percobaan yang dilakukan, guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengisi LKS (rethink). Berdasarkan beberapa percobaan sederhana,
guru akan mengajak peserta didik untuk berdiskusi (revisit, revise) mengenai materi yang
dipelajari.
E (exhibit and evaluate) : guru mengajak peserta didik untuk menunjukkan,
memperlihatkan, dan menyampaikan pemehamannya kemudian mengikutsertakan
mengevaluasi pekerjaan peserta didik.
T (tailor to student) : pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan
kemampuan peserta didik yang berbeda-beda.
O (organize) : memaksimalkan keterlibatan peserta didik sehingga pembelajaran dapat
dilaksanakan secaera efektif.

Anda mungkin juga menyukai