Anda di halaman 1dari 9

Nama Ainul Ihsan Mahendra, S.Pd.

Kelas IPA 1
SIMPKB ID 7000029183
Mata Kuliah Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

UTS Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah ditemukan
sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam pembelajaran.
Untuk itu analisis apa perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD
dengan model pengembangan kurikulum lainnya (Tyler, Taba, Oliva). Tunjukkan
dalam bentuk tabel!
Jawab:
Perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD dengan pengembangan
kurikulum Tyler, Taba, dan Oliva.

Konsep UbD Tyler Taba Oliva


UbD adalah sebuah Model pengembangan Model yang Model
pendekatan kurikulum oleh Tyler dikembangkan pengembangan oliva
pengembangan terlebih dahulu dengan cara adalah model
kurikulum yang mengidentifikasi tujuan melaksanakan pengembangan
menekankan pada umum berdasarkan eksperimen, kurikulum deduktif
tujuan pembelajaran data dari siswa, diteorikan, yang menawarkan
itu sendiri. Dalam hal masyarakat, dan mata kemudian sebuah proses
ini guru harus pelajaran. diimplementasikan. pengembangan
merancang tujuan dan Model Taba kurikulum sekolah
bagaimana tujuan itu dilakukan untuk secara lengkap.
betul-betul dicapai. menyesuaikan Kriterianya yaitu
Definisi Istilah Understanding antara teori dan simple,
by Design (UbD) sama praktik, serta komprehensif, dan
halnya dengan menghilangkan sifat sistematis.
Backward Design atau keumuman dan
desain mundur. Dalam keabstrakan yang
pendekatan terjadi apabila
Understanding by dilakukan tanpa
Design (UbD), kegiatan
Backward Design lebih eksperimental.
fokus pada
pembelajaran dan
pemahaman siswa.
Tahapan dari Terdapat 4 tahapan dari Langkah-langkah Model oliva terdapat
Understanding by model tyler, diantara: tahapan Taba yaitu: 12 tahapan
Tahapan
Design (UbD) yaitu a. Menentukan tujuan a. Diagnosis diantaranya:
sebagai berikut: yang diharapkan kebutuhan
a. Indentifikasi b. Menentukan b. Formulasi pokok- a. Pernyataan tujuan
hasil yang pengalaman belajar pokok dan filosofi
diinginkan (learning c. Seleksi isi pendidikan,
b. Menentukan experiences) yang d. Organisasi isi b. Spesifikasi
bukti penilaian akan diperoleh e. Seleksi kebutuhan,
c. Merencanakan c. Mengorganisasikan pengalaman c. Tujuan Kurikulum
pengalaman pengalaman belajar belajar Umum,
belajar dan yang diberikan f. Organisasi d. Tujuan Kurikulum
instruksi d. Mengevaluasi pengalaman khusus,
(Sumber: Pertiwi, efektivitas belajar e. Organisasi dan
2019) pengalaman belajar g. Penentuan apa implementasi
guna mengetahui yang dievaluasi kurikulum,
tujuan yang telah dan cara f. Spesifikasi tujuan
dicapai. melakukannya. instruksional
(sumber: Rosnaeni, (sumber: Rosnaeni, Umum,
2022; & Hidayat, 2019) 2022) g. Spesifikasi tujuan
instruksional
khusus,
h. Pemilihan
strategi,
i. Pemilihan awal
dan akhir teknik
evaluasi,
j. Implementasi
strategi,
k. Evaluasi
pembelajaran,
dan
l. Evaluasi
kurikulum
(Sumber: Hasanah,
2019).

2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan


kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:
a) Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.
b) Analisis implementasi UbD di Indonesia.
c) Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.
d) Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.
Secara spesifik, beberapa penelitian dengan Understanding by Design (UbD) telah
dilakukan untuk mengetahui implementasi Understanding by Design (UbD) untuk
pembelajaran di kelas. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Almaseid (2017) berjudul
The Impact of Using Understanding by Design (UbD) Model on 8 th-Grade Student’s
Achievement in Science, yang mengatakan bahwa UbD dinilai efektif dalam pembelajaran,
terkhusus untuk materi sains, karena pada pre-test sebelum mengaplikasikan UbD dan
post-test setelah mengaplikasikan UbD memperlihatkan peningkatan nilai siswa. Penelitian
lain terkait UbD juga dilakukan oleh Yurtseven (2016) dalam penelitiannya yang berjudul
Understanding by Design (UbD) in EEL Teaching: The Investigation of Student’ Foreign
Language Learning Motivation and Views. Penelitian ini juga menggunakan pre-test
sebelum mengaplikasikan UbD dan post-test setelah mengaplikasikan UbD dan didapatkan
hasil yang meningkat. Penelitian-penelitian ini mendukung penggunaan UbD pada
pembelajaran. Kelebihan UbD adalah pengajar dapat memastikan keterkaitan tujuan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan langkah pembelajaran sehingga saat
pembelajaran dilakukan, siswa memahami mengapa mereka harus mempelajari dan
menguasai materi itu, sehingga pada akhirnya nilai mereka baik dan itu berarti tujuan
pembelajaran tercapai. Setiap desain pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing yang dapat membuat desain tersebut semakin diperbaharui terus menerus
menjadi lebih baik. Kelebihan dari desain UbD yang telah dibuat yaitu tujuan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, dan langkah pembelajaran saling terkait sehingga mampu
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada saat pembelajaran di kelas. Selain
kelebihan ada juga kelemahan desain UbD ini yaitu dalam pembuatan desain ini belum
mengantisipasi miskonsepsi peserta didik (Pertiwi, 2019).

Implementasi pengembangan pembelajaran menggunakan rancangan Understanding


by Design (UbD) di Indonesia telah banyak digunakan, tetapi pemahaman lebih lanjut
mengenai UbD yang masih kurang dipahami oleh guru Indonesia. Pengembangan
pembelajaran menggunakan UbD sangat sesuai digunakan pada materi sains seperti fisika,
biologi, matematika dan kimia. Ilmu kimia dianggap sulit dipelajari dari pada bidang lain
karena sebagian konsep dalam ilmu kimia bersifat abstrak berjenjang dan kompleks
sehingga sering terjadi miskonsepsi. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah
tersebut perlu dikembangkan perangkat pembelajaran adalah dengan UbD. Peranan
perangkat pembelajaran sangat penting dalam menunjang ketercapaian pembelajaran
yang efektif dan efisien. Sebagai contoh pengembangan pembelajaran menggunakan UbD
yang dilakukan oleh Zahro (2018) dalam tesisnya yang berjudul Pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis Understanding by Design (UbD) pada materi reaksi redoks dan
elektrokimia. Pendekatan perencanaan pembelajaran UbD menggunakan strategi
Backward design yang menunjukkan hasil positif pada beberapa bidang materi. Tujuan dari
penelitian ia yaitu menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis UbD pada materi reaksi
redoks dan elektrokimia serta mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan unit kegiatan belajar mandiri (UKBM). Dan hasil yang
ia peroleh dari penelitiannya menyatakan bahwa perangkat pembelajaran berbasis
UbDpada materi reaksi redoks dan elektrokimia yang dihasilkan dengan kriteria sangat
layak untuk digunakan.

Hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD yaitu: (1)
Peserta didik dapat menjelaskan melalui generalisasi atau prinsip, memberikan fenomena-
fenomena, fakta, dan data yang dibenarkan dan sistematis, serta membuat koneksi yang
mendalam dan memberikan contoh atau ilustrasi yang menerangi; (2) Peserta didik dapat
menafsirkan melalui cerita-cerita yang bermakna, menawarkan terjemahan yang tepat,
memberikan dimensi historis atau pribadi yang terbuka untuk ide dan peristiwa, serta
membuat objek memahami pribadi atau dapat diakses melalui gambar, anekdot, analogi,
dan model; (3) Peserta didik dapat menerapkan secara efektif menggunakan dan
menyesuaikan apa yang diketahui dalam konteks yang beragam dan nyata; (4) Peserta
didik dapat memiliki perspektif apabila dapat melihat dan mendengar dari berbagai sudut
pandang yang kritis, melihat gambaran umumnya; (5) Peserta didik dapat memiliki empati
apabila menemukan nilai dalam apa yang orang lain mungkin temukan aneh, dan tidak
masuk akal, persepsi secara sensitif berdasarkan pengalaman langsung sebelumnya; dan
(6) Peserta didik memiliki pengetahuan diri apabila menunjukkan kesadaran metakognitif,
memahami gaya pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan pikiran yang membentuk dan
menghambat pemahaman kita sendiri, menyadari apa yang tidak kita mengerti, renungkan
arti pembelajaran dan pengalaman (Praherdhiono, 2022).
Desain urutan UbD, menurut Wiggins dan Mc Tighe, dibagi menjadi tiga bagian. Tahap
1, guru harus mengidentifikasi yang diinginkan kompetensi dengan membuat tujuan
pembelajaran. Untuk menentukan tujuan pembelajaran, guru harus memeriksa bahan
mana yang harus dikuasai oleh siswa termasuk kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
standar kurikulum yang ada. Pada tahap 2, guru menentukan pembuktiannya validasi
pencapaian tujuan yang dapat diterima oleh membuat instrumen evaluasi dalam bentuk
baik tes tertulis, kuis, dan lainnya tugas. Ini menempatkan guru untuk berpikir sebagai
asesor sebelum membuat desain pembelajaran. Pada Tahap 3, guru harus merencanakan
pembelajaran kegiatan melalui pembelajaran yang tepat strategi. Prosedur pembelajaran
yang diusulkan dan kegiatan harus mengacu pada pembelajaran tujuan, yaitu langkah dan
kegiatan yang mana harus mengakomodir tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
kegiatan yang diusulkan mengakomodir tujuan pembelajaran dan siswa mampu
mengerjakan materi selama sesi evaluasi. Dengan urutan terbalik merancang pelajaran,
ada bisa menjadi hubungan antara kunci komponen desain pembelajaran yaitu tujuan,
evaluasi, dan langkah-langkah pembelajaran (Kuntari, 2019).

3. Rumuskanlah enam hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman dalam
UbD serta tentukan bukti penilaiannya?!
Jawab:
Konsep pemahaman pada Siswa dalam UbD, bisa saja disamakan sebagai wujud gagasan
siswa, namun memang berbeda dengan konsep "pengetahuan". Jika ditinjau dari bahasa,
maka artinya bagaimana pembelajaran dapat membingkai tujuan pembelajaran hingga
dapat terkait dengan pemahaman. Kata pemahaman memiliki berbagai makna, terutama
menunjukkan bahwa pemahaman bukanlah satu pencapaian tetapi membutuhkan
beberapa pencapaian, dan untuk pencapaian dalam UbD pemahaman perlu diungkapkan
melalui berbagai jenis bukti. Enam hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman
dalam UbD yaitu sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan
Peserta didik dapat menjelaskan dengan melalui: (a) Generalisasi atau prinsip; (b)
Memberikan fenomena-fenomena, fakta, dan data yang dibenarkan dan sistematis; (c)
Membuat koneksi yang mendalam dan memberikan contoh atau ilustrasi yang menerangi.
Sedangkan contoh hasil yang diharapkan yaitu: (a) Peserta didik mampu menjelaskan
analisis konsep laju reaksi dan pengukuran laju reaksi; (b) Peserta didik mampu
menjelaskan hasil analisis teori tumbukan pada reaksi kimia; (c) Peserta didik mampu
menjelaskan hasil analisis faktor pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi; (d) Peserta
didik mampu menjelaskan hasil analisis faktor pengaruh luas permukaan terhadap laju; (e)
Peserta didik mampu menjelaskan hasil analisis faktor pengaruh suhu terhadap laju reaksi;
dan (f) Peserta didik mampu menjelaskan hasil analisis faktor pengaruh katalis terhadap
laju reaksi.
Kegiatan pembelajaran materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat
berupa praktikum dan presentasi hasil praktikum. Dalam kegiatan pembelajaran peserta
didik diharapkan mampu menjelaskan konsep laju reaksi dan pengukuran laju reaksi
berdasarkan hasil praktikum. Kemudian, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan fenomena-fenomena (luas
permukaan, suhu, katalis dan konsentrasi), fakta (kentang yang dipotong berukuran kecil
lebih cepat empuk daripada kentang yang berukura besar, hal ini menunjukkan bahwa luas
permukaan bidang sentuh yang lebih besar akan mempercepat laju reaksi) dan data hasil
praktikum. Hasil kegiatan pembelajaran dapat dievaluasi dengan bukti penilaian berupa
lembar penilaian unjuk kerja dan tes. Penggunaan lembar penilaian unjuk kerja dan tes
mampu menjadi bukti penilaian kemampuan peserta didik dalam menjelaskan materi yang
telah dipelajari.
2. Dapat menafsirkan
Peserta didik dapat menafsirkan melalui: (a) Cerita-cerita yang bermakna; (b)
Menawarkan terjemahan yang tepat; (c) Memberikan dimensi historis atau pribadi yang
terbuka untuk ide dan peristiwa; dan (d) Membuat objek memahami pribadi atau dapat
diakses melalui gambar, anekdot, analogi, dan model.
Contoh hasil yang diharapkan yaitu peserta didik mampu menafsirkan perkembangan
model atom dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika
Gelombang. Kegiatan pembelajaran materi ini dapat berupa kegiatan diskusi kelompok.
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu menafsirkan
perkembangan model atom berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari berbagai
sumber. Peserta didik diharapkan mampu menafsirkan dengan cara bercerita
perkembangan model atom dengan batuan video atau gambar. Hasil kegiatan
pembelajaran dapat dievaluasi dengan bukti penilaian berupa lembar penilaian unjuk kerja
dan tes. Penggunaan lembar penilaian unjuk kerja dan tes mampu menjadi bukti penilaian
kemampuan peserta didik dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari.
3. Dapat menerapkan
Peserta didik dapat menerapkan secara efektif menggunakan dan menyesuaikan apa
yang diketahui dalam konteks yang beragam dan nyata. Contoh hasil yang diharapkan yaitu
peserta didik mampu menerapkan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan soal-soal
perhitungan kimia dengan menerapkan konsep mol. Hasil kegiatan pembelajaran dapat
dievaluasi dengan bukti penilaian berupa tes dan kuis. Penggunaan tes dan kuis mampu
menjadi bukti penilaian kemampuan peserta didik dalam menjelaskan materi yang telah
dipelajari.
4. Memiliki prespektif
Peserta didik memiliki perspektif apabila dapat: (a) Melihat dan mendengar dari
berbagai sudut pandang yang kritis; dan (b) Melihat gambaran umumnya. Contoh hasil
yang diharapkan yaitu peserta didik mampu mendiskusikan suatu masalah serta memberi
tanggapan terhadap masalah yang diusung pada kegiatan diskusi. Dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik diharapkan aktif dalam kegiatan diskusi serta memberikan
pendapat atau sudut pandang yang kritis terhadap masalaha yang dibahas. Kegiatan diskusi
mengandung aktivitas yang dapat diamati sikap peserta didik. Hasil kegiatan pembelajaran
dapat dievaluasi dengan bukti penilaian lembar observasi, lembar penilaian diri dan lembar
penilaian antarteman. Penggunaan lembar observasi, lembar penilaian diri dan lembar
penilaian antarteman mampu menjadi bukti penilaian kemampuan peserta didik dalam
menjelaskan materi yang telah dipelajari.
5. Dapat berempati
Peserta didik dapat memiliki empati apabila: (a) Menemukan nilai dalam apa yang
orang lain mungkin temukan aneh, dan tidak masuk akal; dan (b) Persepsi secara sensitif
berdasarkan pengalaman langsung sebelumnya. Contoh hasil yang diharapkan yaitu
peserta didik memiliki sikap empati terhadap sesama. Dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik diharapkan mampu bekerja dalam kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan
diskusi mengandung aktivitas yang dapat diamati sikap peserta didik. Hasil kegiatan
pembelajaran dapat dievaluasi dengan bukti penilaian lembar observasi, lembar penilaian
diri dan lembar penilaian antarteman. Penggunaan lembar observasi, lembar penilaian diri
dan lembar penilaian antarteman mampu menjadi bukti penilaian kemampuan peserta
didik dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari.
6. Memiliki pengetahuan diri
Peserta didik memiliki pengerahuan diri apabila: (a) Menunjukkan kesadaran
metakognitif; (b) Memahami gaya pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan pikiran yang
membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri; (c) Menyadari apa yang tidak kita
mengerti; dan (d) Renungkan arti pembelajaran dan pengalaman.
Peserta didik memahami permasalahan pada materi kelarutan, membuat rencana
pemecahan masalah kelarutan, melakukan perhitungan hasil kali kelarutan dan memeriksa
kembali hasil kerja. Penilaian keterampilan metakognisi didasarkan pada data kemampuan
pemecahan masalah.
Evaluasi pemahaman UbD dapat dilakukan seperti menggunakan tes, kuis, observasi,
lembar penilaian diri dan lembar penilaian antarteman yang mengacu kepada keenam
aspek diatas dengan catatan mewakili semua fase pemahaman yang sudah ditentukan.
Dengan menentukan bukti bahwa siswa telah mencapai hasil yang diharapkan, guru dapat
mempertegas atau memfokuskan perencanaan pengalaman pembelajaran kepada hasil
yang dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Almaseid, T. F. (2017). The Impact of Using Understanding by Design (UbD) Model On 8th-
Grade Student’s Achievemen in Science. Ministryof Education, United Arab of
Emirates (UAE). 13 (4).
Hasanah, I. (2019). Manajemen Kurikulum Perspektif Oliva: Telaah Epistemologis. TADBIR:
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan. 3 (1): 58-74.
Hidayat, T., Firdaus, E., & Somad, M. A. (2019). Model Pengembangan Kurikulum Tyler Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Potensia:
Jurnal Kependidikan Islam. 5 (2): 197-218.
Kuntari, F. R., Rondonuwu, F. S., & Sudjito, D. N. (2019). Understanding by Design (UbD) for
the Physics Learning about Parabolic Motion. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya
(JPFA). 9 (1): 32-43.
Pertiwi, S., Suditjo, D. N., & Rondonuwu, F. S. (2019). Perancangan Pembelajaran Fisika
tentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resistor Menggunakan Understanding by
Design (UbD). Jurnal Sains dan Edukasi Sains. 2 (1): 1-7. DOI:
https://doi.org/10.24246/juses.v2i1p1-7
Rosnaeni., Sukiman., Muzayanati, A., & Pratiwi, Y. (2022). Model-Model Pengembangan
Kurikulum di Sekolah. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan. 4 (1): 467-473.
Yurtseven, N., & Altun, S. (2016). Understanding by Design (UbD) in EEL Teaching: The
Investigation of Student’ Foreign Language Learning Motivation and Views. Yildiz
Technical University, Istanbul, Turkey. 4 (3).
Zahro, R. F. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Understanding by
Design (Ubd) Pada Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Diploma thesis,
Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai