Anda di halaman 1dari 5

Perancang dan Pengembangan Kurikulum (Kolaborasi Topik 3)

Kelompok 5 (PPG Prajab 2-Geografi):


ABADI JAUHAR

HAWIN RAHMA M.
ROY AGATHA
RISA AMALIA

VANDYA PRILLASARI
YOGI SUTAN S.

PEMAHAMAN SEBAGAI CAPAIAN BELAJAR UbD

(BEREMPATI)

Understanding by Design (UbD) dimaknai sebagai sebuah desain untuk sebuah

pemahaman secara mendalam dengan alur yang disebut dengan backward design atau

desain mundur. UbD memiliki capaian pembelajaran berupa pemahaman


(understanding). Namun pemahaman pada UbD merupakan pemahaman yang

menyeluruh, selain pebelajar (siswa/mahasiswa) memahami konten pembelajaran, juga

harus memahami apapun akibat aktivitas belajar. Konsep pemahaman pada siswa dalam

UbD, bisa saja disamakan sebagai wujud gagasan siswa, namun memang berbeda dengan
konsep "pengetahuan”. Pemahaman siswa melalui ubd yaitu bagaimana pemahaman

siswa meningkat melalui 6 konsep yakni siswa dapat menjelaskan, siswa dapat

menafsirkan, siswa dapat menerapkan, siswa memiliki prespektif, siswa dapat berempati,

dan siswa memiliki pengetahuan diri. Berikut penjelasan 6 aspek yang dapat mengukur

pemahaman dalam UbD:


1. Dapat Menjelaskan

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat menjelaskan dengan melalui

generalisasi atau prinsip, memberikan fenomena- fenomena fakta dan data yang
dibenarkan dan sistematis, membuat koneksi yang mendalam dan memberikan

contoh atau ilustrasi yang menerangi. Contoh: siswa mampu menjelaskan materi

konsep yang telah dipelajari misalnya tentang fenomena geosfer selanjutnya siswa
dapat menemukan fakta atau isu terkait dengan fenomena geosfer dan yang terakhir

siswa dapat memecahkan masalah yang terkait dengan fenomena geosfer.

2. Dapat Menafsirkan

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat menafsirkan melalui cerita-


cerita yang bermakna, menawarkan terjemahan yang tepat, memberikan dimensi

historis atau pribadi yang terbuka untuk ide dan peristiwa, membuat objek memahami

pribadi atau dapat diakses melalui gambar, anekdot, analogi, dan model. Contoh:

siswa mampu menafsirkan fenomena geosfer melalui cerita yang dideskripsikan


dengan jelas dan runtut, selanjutnya siswa dapat menterjemahkan dalam membaca

gambar sebaran fenomena geosfer. Pada tahap ini siswa mampu mengubah gambar

ke dalam bentuk kalimat. Dengan kegiatan seperti ini siswa dapat mengartikan hal

tersebut sebagai sebuah pemahaman dan menemukan pola hubungan yang terjadi
dan selanjutnya dapat menafsirkan materi dengan baik.

3. Dapat Menerapkan

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat menerapkan – siswa dapat

menerapkan secara efektif menggunakan dan menyesuaikan apa yang diketahui


dalam konteks yang beragam dan nyata. Contoh: Contoh: ketika siswa telah

memahami konsep dari fenomena geosfer misalnya hidrosfer, siswa dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menemukan masalah-

masalah fenomena hidrosfer dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan


pendekatan geografi.
4. Memiliki Perspektif

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat memiliki perspektif melihat dan


mendengar dari berbagai sudut pandang yang kritis, serta melihat gambaran umumnya.
Contoh: ketika siswa mempelajari suatu materi pelajarannya misalnya dalam diskusi

mengenai fenomena geosfer setiap siswa akan memiliki perspektif yang berbeda-

beda dalam memahami suatu materi oleh karena itu, diperlukan peran guru untuk
meluruskan perspektif masing-masing siswa dalam memahami suatu materi.

Perbedaan pendapat tersebut akan membentuk suatu pemahaman yang bermakna

dalam memaknai sesuatu hal, sehingga mereka tidak serta merta mempercayai dan

menerimanya saja, melainkan siswa dapat mengkonstruk pemahamannya melalui


sudut pandang yang berbeda.
5. Dapat Berempati

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat berempati apabila menemukan

nilai dalam apa yang ada pada diri individu lain mungkin temukan aneh, dan tidak masuk

akal, dan persepsi secara sensitif berdasarkan pengalaman langsung sebelumnya.

Contoh: peserta didik dapat memberikan contoh perannya di alam seperti mampu

menjaga kebersihan lingkungan dan berkontribusi dalam menganalisis permasalahan


lingkungan sebagai peran dalam mempelajari fenomena geosfer.

6. Memiliki Pengetahuan Diri

Understanding by Design mengharapkan siswa dapat memiliki pengetahuan diri

apabila menunjukkan kesadaran metakognitif, memahami gaya pribadi, prasangka,


proyeksi, dan kebiasaan pikiran, membentuk dan menghambat pemahaman kita

sendiri, menyadari apa yang tidak kita mengerti, merenungkan arti pembelajaran dan

pengalaman. Contoh: peserta didik secara nyata memahami bahwa apa yang mereka pelajari
dapat memberikan dampak yang besar bagi lingkungan di sekitarnya. Saat peserta didik
mempelajari tentang fenomena geosfer siswa melakukan aksi nyata dalam menyelesaikan
fenomena geosfer misalnya pencemaran lingkungan dengan memilah sampah guna dilakukan

daur ulang. Selain membantu menyelesaikan masalah lingkungan sekitar, siswa juga mampu
membuat produk berupa kerajinan atau kreatifitas bernilai jual.
Saya sebagai anggota kelompok lima (5) mendapat bagian “Dapat Berempati”

tertarik untuk membahas pendapat kelompok tiga (3) mengenai “Dapat Menerapkan”.

Peserta didik dikatakan telah memahami suatu masalah belajar, apabila peserta didik
dapat menerapkan dengan bukti secara efektif menggunakan dan menyesuaikan apa

yang mereka ketahui dalam konteks yang beragam dan nyata atau siswa dapat

“melakukan” berdasarkan pemahaman teori, petunjuk prosedur. Menurut (Wiggins and

Tighe, 2005) aspek “Dapat Menerapkan” merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang


digunakan dalam Capaian Pembelajaran tetapi tidak harus hirarkis yang menggunakan

pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata

dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan). Contoh

“Dapat Menerapkan” dalam mata pelajaran geografi adalah ketika menggunakan


pemahaman mengenai fenomena geosfer untuk memecahkan masalah dalam dunia

nyata (misalnya berkontribusi dalam mengatasi permasalahan banjir dengan reboisasi/

simulasi mengatasi permasalahan fenomena geosfer dalam sebuah artikel kemudian

menganalisisnya melalui pendekatan geografi).


Di dalam artikel yang kelompok kami temukan, terdapat penjelasan berkaitan

dengan “Dapat Menerapkan”. Terdapat 6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)

yaitu: Penjelasan (Explanation), Interpretasi (Interpretation), Aplikasi (Application),

Perspektif (Perspective), Empati (Emphaty), and Pengenalan Diri (Self Knowledge).


Pendapat kelompok tiga (3) dan artikel yang kelompok kami temukan memiliki konsep

dan pemahaman yang sama. Perbedaan penjelasan mengenai aspek “Dapat Menerapkan”

di dalam pemahaman UbD ini terletak dalam penggunaan bahasa, namun memiliki makna

yang sama di dalam aspek yang dapat mengukur pemahaman dalam UbD. Peserta didik
dikatakan telah memahami suatu masalah belajar, apabila peserta didik dapat

menerapkan dengan bukti secara efektif menggunakan dan menyesuaikan apa yang

mereka ketahui dalam konteks yang beragam dan nyata.


Sumber artikel:

https://sdmm.sch.id/enam-aspek-pemahaman-dalam-capaian-pembelajaran-kurikulum-

merdeka/

Anda mungkin juga menyukai