Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SATRIA ISKANDAR

NIM : 2010220153
MATA KULIAH : RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
DOSEN PENGAMPU : DR. UMASIH, M.HUM.
DR. KURINIAWATI, M.SI.

SEL.06.2-T4-6-a Elaborasi Pemahaman - Penilaian dan Evaluasi Pemahaman dalam UbD


Penilaian bukan sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Penilaian hasil belajar peserta
didik pada kurikulum 2013 meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal yang perlu
dipersiapkan oleh guru sebelum penilaian dilakukan adalah menetapkan KKM dan menyiapkan
instrumen penilaian. KKM akan dijadikan dasar untuk menetapkan kegiatan remedial atau pengayaan
yang akan dilaksanakan oleh peserta didik. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3
(tiga) aspek, yaitu karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas
materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (guru dan daya dukung) pada proses pencapaian
kompetensi. Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat dievaluasi
ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti
program remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat
diberikan pengayaan.
Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning
merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai seperti Ujian Nasional,
Ujian Sekolah, Ulangan Harian, Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian Akhir Semester.
Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Pada Assessment for learning
pendidik memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan
menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh pendidik
untuk meningkatkan performa peserta didik. Penugasan, presentasi, proyek, termasuk kuis
merupakan contoh-contoh bentuk Assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).
Assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self
assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning. Dalam assessment
as learning peserta didik juga dapat dilibatkandalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria,
maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus
dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal. Hasil penilaian dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Di samping itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan
pada satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian, kita dapat menentukan langkah atau upaya yang
harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan
pendidikan, orang tua, peserta didik, maupun pemerintah. Evaluasi harus memperhatikan aspek-aspek
seperti produk yaitu apa yang telah siswa ketahui dan dapat dilakukan berdasarkan hasil tes akhir,
report, project, proyek laboratorium, presentasi. Alat yang dipakai adalah rubrik akademik dan
pelerjaan siswa. Proses merupakan bagaimana siswa pada pencapaian yang diharapkan, yang
termasuk dalam proses adalah kuis, sikap dan tingkah laku di kelas, jurnal, PR (tingkat penyelesaian
dan kualitasnya dinilai berdasarkan rubrik), keaktifan di kelas, usaha, kerapian daam menyelesaikan
pekerjaan. Alat ukur yang dipakai untuk penilaian adalah rubrik proses, checklist dan catatan
anekdotal. Progress merupakan kemajuan tentang berapa banyak siswa telah peroleh dari proses
belajar yang dilakukan. Alat ukur yang dipakai adalah portofolio yang menggambarkan
perkembangan belajas siswa sepanjang semester bahkan tahun.
Sehingga sebagai pendidik untuk dapat memberikan penilaian yang memadai perlu
menyiapkan asesmen sebagai bukti yang otentik mengenai nilai yang diperoleh siswa. Sehingga
tujuan pembelajaran dalam membangun kemampuan menjelaskan, interprestasi, aplikasi, perspektif,
empati dan pengetahuan diri mengenai pemahaman peserta didik dalam UbD tercapai secara optimal.
Sebagai bahan evaluasi siswa diharapkan mampu mempertanggungjawabkan pencapaiannya lewat
pengetahuan, wawasan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya dalam menghadapi hidup konkret
beserta tantangannya di tengah masyarakat.
Kelompok 1
Pada kelompok 1 penilaian dan evaluasi pemahaman dalam UbD mengenai kemampuan
menjelaskan yang mencakup akurat, koheren, dibenarkan (justified), sistematis dan prediktif.
Berdasarkan video kelompok yang dipaparkan hanya memuat capaian pembelajaran berupa tujuan
yang ingin dicapai. Bentuk penilaian tidak dipaparkan jelas menggunakan teknik dan instrumen
asesmennya. Serta bentuk evaluasi sebagai hasil pengolahan asesmen yang menjadi feedback bagi
peserta didik tidak dipaparkan.
Kelompok 2
Pada kelompok 2 penilaian dan evaluasi pemahaman dalam UbD mengenai kemampuan
interpretasi peserta didik, berdasarkan video yang telah dipaparkan oleh kelompok 2, terdapat 5
kemampuan interpretasi peserta didik. Pada bagian penilaian Ilustrasi, kelompok 2 belum
memberikan penjelasan mengenai bagaimana siswa mengilustrasikan materi, apakah kegiatan
ilustrasi dilakukan dengan cara presentasi atau diilustrasikan melalui suatu media.
Kelompok 3
Kelompok ini memaparkan mengenai kemampuan menerapkan (aplikatif) dalam penilaian
dan evaluasi Ubd. dalam kemampuan menerapkan terdapat lima aspek yaitu efektif, efisien, adaptif,
fasih dan anggun. kelompok 3 sudah memaparkan mengenai indikator masing - masing aspek dalam
rubrik penilaian, alangkah lebih baik jika penilaian ini dikaitkan dengan salah satu materi
pembelajaran, serta proses penumbuhan kemampuan menerapkan peserta didik dalam pembelajaran.

Kelompok 4
Pada kelompok 4 memparkan penilaian dan evaluasi pemahaman dalam UbD mengenai
kemampuan perspektif. Kelompok 4 sudah memaparkan dengan baik bagaimana tahap-tahapan
bagaimana membuat siswa bisa berfikir kritis dengan mendorong siswa untuk bisa membuat asumsi
atau perspektif dari materi yang telah di pelajari. Akan tetapi kelompok 4 belum menjelaskan
bagaimana model penilaianya. Kelompok 4 juga belum menjelaskan, seperti apa kriteria perspektif
dari peserta didik yang bagus maupun yang kurang.
Kelompok 5
Kelompok 5 memaparkan mengenai penilaian dan evaluasi pemahaman dalam UbD mengenai
kempuan berempati. Dari video yang sudah dipaparkan oleh kelompok 5 sudah dijelaskan secara baik
dan urut, mengenai tahapan-tahapan kemapuan berempati. Akan tetapi, akan lebih baik jika kelompok
5 tidak hanya menjelaskan tahap-tahapanya tapi juga menjelaskan bagaimana cara kita sebagai
seorang guru, untuk bisa menumbuhkan kemapuan berempati peserta didik berdasarkan dari 5 aspek
kemampuan berempati yang sudah dijelaskan oleh kelompok 5.

Anda mungkin juga menyukai