Anda di halaman 1dari 17

UJIAN TENGAH SEMESTER

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Nama : Arisa Gempita
Kelas : PGSD 3

1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah ditemukan
sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam pembelajaran. Untuk
itu analisis apa perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD dengan
model pengembangan kurikulum lainnya (Tyler, Taba, Oliva). Tunjukkan dalam bentuk
tabel!

Jawab :

Tabel Perbandingan
Model Tujuan Pembelajaran Perencanaan Evaluasi
Kurikulum Pembelajaran Pembelajaran

Tyler Fokus pada tujuan yang Berorientasi pada tahap Penilaian dilakukan
spesifik dan ukuran hasil pengajaran yang dengan tes tertulis
yang dapat diukur secara terstruktur dengan pilihan atau ujian.
kuantitatif. metode dan materi.

Taba Fokus pada pengembangan Berorientasi pada Evaluasi dilakukan


konsep dan pemahaman pengembangan dengan proyek,
yang lebih dalam dari keterampilan siswa, serta diskusi, dan penilaian
siswa, serta pembelajaran pengajaran yang berpusat formatif.
yang terintegrasi dengan pada masalah dan tugas.
kehidupan sehari-hari
siswa.

Oliva Fokus pada pengembangan Berorientasi pada Evaluasi dilakukan


kurikulum yang berpusat pengembangan strategi dengan penilaian
pada siswa dan pengajaran pembelajaran dan formatif dan sumatif,
yang berpusat pada pendekatan berpusat pada serta melibatkan siswa
masalah yang signifikan. masalah. dalam proses evaluasi.

UbD Fokus pada hasil belajar Berorientasi pada desain Evaluasi dilakukan
yang diinginkan dan pembelajaran yang dengan penilaian
kemampuan siswa dalam berpusat pada hasil formatif dan sumatif,
menyelesaikan tugas yang belajar dan tugas-tugas serta
signifikan. autentik. memperhitungkan
aspek-aspek penting
seperti pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap.

Tabel di atas memberikan perbandingan antara UbD, Tyler, Taba, dan Oliva dalam
beberapa aspek utama yang mencakup fokus utama, urutan proses tujuan pembelajaran,
perencanaan perencanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Perbandingan ini dapat
membantu Anda memahami perbedaan antara metode-metode tersebut dalam pengembangan
kurikulum. Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa UbD menekankan
pada desain pembelajaran yang berpusat pada hasil belajar yang diinginkan, serta pengajaran
yang berorientasi pada tugas-tugas autentik. UbD juga memperhitungkan aspek-aspek
penting seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam evaluasi pembelajaran.
Sementara itu, model pengembangan kurikulum lainnya memiliki fokus yang berbeda dalam
hal tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Tyler fokus
pada tujuan yang spesifik dan pengajaran yang terstruktur, sementara Taba fokus pada
pengembangan konsep dan pemahaman yang lebih dalam, serta pembelajaran yang
terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oliva fokus pada pengembangan kurikulum
yang berpusat pada siswa dan pengajaran yang berpusat pada masalah yang signifikan.

Namun, perlu dicatat bahwa semua model pengembangan kurikulum ini dapat
saling melengkapi dalam mendesain pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal yang
terpenting adalah memilih model yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pembelajaran di
setiap konteks.

2. Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan


kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:
a. Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.
b. Analisis implementasi UbD di Indonesia.
c. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.
d. Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.
Anda dapat mengembangkan topik tersebut sesuai dengan hal-hal yang sudah anda dapatkan
selama proses perkuliahan maupun rujukan sumber lainnya. Selain itu sertakan rujukan yang
sesuai dalam artikel yang anda kembangkan.
Jawab :
Artikel: Penerapan Kurikulum Backward Design (UbD) dalam Pembelajaran
Pendahuluan
Pendekatan dalam merancang kurikulum telah mengalami evolusi sepanjang masa, dengan
berbagai model pengembangan kurikulum seperti Tyler, Taba, dan Oliva menjadi dasar untuk
merancang pembelajaran. Salah satu pendekatan terbaru yang mulai diperkenalkan adalah
Backward Design, yang dikenal sebagai Understanding by Design (UbD). Dalam artikel ini,
kita akan membahas penerapan UbD dalam konteks pembelajaran, menganalisis
implementasinya di Indonesia, mengulas hasil pembelajaran yang diharapkan, dan peran guru
dalam implementasi UbD.
A. Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran?
UbD adalah pendekatan perencanaan pembelajaran yang mengutamakan pemahaman
yang mendalam. Pendekatan ini memulai proses perencanaan dari akhir tujuan pembelajaran
dan kemudian merancang aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai
tujuan tersebut. Dalam UbD, ada tiga tahapan utama: Identifikasi Tujuan Pembelajaran
(Desain Tujuan), Penentuan Evidensi Kinerja Siswa (Desain Evidensi), dan Pengembangan
Materi dan Aktivitas Pembelajaran (Desain Pembelajaran).
Dalam proses implementasi, guru perlu memperhatikan berbagai hal, seperti
menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, menggunakan
sumber belajar yang bervariasi, melakukan evaluasi pembelajaran secara berkala, dan
menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan UbD dalam
pembelajaran dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa. Pertama, siswa dapat
memahami materi pembelajaran secara lebih mendalam dan bermanfaat. Kedua, siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta dapat menghubungkan konsep
yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Ketiga, siswa dapat mengalami pembelajaran
yang lebih berarti dan bermakna, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar.
Desain kurikulum UbD sangat tepat dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum
berbasis UbD dibuat berdasarkan apa yang dibutuhkan peserta didik. Desain mundur UbD
memaksa kita untuk keluar dari kebiasaan mengajar yang nyaman dan mungkin bisa
memancing perdebatan.
Adapun untuk proses pembelajaran dengan UbD, guru harus memperhatikan aspek
yang akan dicapai pada peserta didik, yaitu.
1) W (WHERE, WHY) – Pastikan peserta didik memahami where (ke mana) arah
unit ini, dan why (mengapa).
2) H (HOOK) – Hak peserta didik pada awalnya dan menahan perhatian mereka
3) E (EQUIP) – Memberi kelengkapan dengan pengalaman, alat, pengetahuan, dan
pengetahuan yang diperlukan peserta didik untuk memenuhi tujuan kinerja.
4) R (PROVIDE) – Menyediakan banyak peluang kepada peserta didik untuk
memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi
pekerjaan mereka.
5) E (EVALUATE) – Mengkonstruksi dalam peluang bagi peserta didik
untuk mengevaluasi kemajuan diri.
6) T (TO BE TAILORED) – Disesuaikan untuk mencerminkan bakat, minat, gaya,
dan kebutuhan individu.
7) O (TO BE ORGANIZED) – Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang
mendalam, bukan superfisial.

B. Analisis implementasi UbD di Indonesia


Di Indonesia, penerapan UbD masih berkembang dan belum merata di seluruh
lembaga pendidikan. Implementasi UbD memerlukan pemahaman yang mendalam dan
dukungan dari semua pihak terkait, termasuk guru, kepala sekolah, dan penyelenggara
pendidikan. Tantangan yang dihadapi dalam implementasi UbD adalah kurangnya
pemahaman dan pelatihan bagi guru, serta kebutuhan akan sumber daya yang lebih baik
dalam merancang pembelajaran berbasis UbD.
Salah satu kelebihan dari UbD dalam konteks pendidikan Indonesia adalah
memberikan fokus pada hasil pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, pendekatan UbD
yang berbasis pada pemahaman memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif, serta dapat menghubungkan antara konsep yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari.
Namun, ada juga beberapa tantangan dalam menerapkan UbD di Indonesia. Pertama,
masih terdapat kecenderungan dalam menggunakan pendekatan kurikulum berbasis hafalan
dan tes standar, yang tidak sesuai dengan pendekatan UbD yang lebih menekankan
pemahaman. Kedua, terdapat keterbatasan pada sumber daya dan infrastruktur pendidikan di
Indonesia, sehingga implementasi UbD dapat membutuhkan biaya dan waktu yang lebih
besar. Ketiga, perlu adanya peningkatan kualitas guru dan pembelajaran untuk dapat
mengimplementasikan UbD secara efektif.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan
institusi pendidikan dalam menerapkan UbD secara luas, melalui penyediaan pelatihan dan
dukungan teknis bagi guru dan pengembangan kurikulum yang berbasis pada pendekatan
UbD. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan siswa mengenai
manfaat dari pendekatan UbD dalam pembelajaran.
Secara keseluruhan, implementasi UbD di Indonesia masih tergolong dalam tahap
awal dan memerlukan upaya yang lebih besar untuk dapat diterapkan secara luas dan efektif.
Namun, potensi manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan UbD dalam pembelajaran
membuat pendekatan ini patut dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di
Indonesia.
C. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD?
Dalam kerangka UbD, hasil pembelajaran yang diharapkan dari peserta didik adalah
pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan tentang konsep dan keterampilan yang
diajarkan, serta kemampuan untuk mengaplikasikan dan mentransfer pengetahuan ke dalam
situasi dunia nyata. Hasil pembelajaran yang diharapkan ini didasarkan pada standar
kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atau oleh kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Secara lebih rinci, hasil pembelajaran yang diharapkan dalam kerangka UbD dapat
dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu:

1) Pemahaman Konsep: Peserta didik diharapkan dapat memahami konsep yang


diajarkan dengan mendalam, menyeluruh, dan berkelanjutan. Pemahaman konsep
dalam UbD bukan hanya sebatas pada pengetahuan dan informasi semata, tetapi
juga memperhatikan aspek pemahaman yang lebih luas seperti perspektif, pola
pikir, dan nilai-nilai.
2) Keterampilan: Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, kreatif, komunikasi, kolaborasi, dan problem-solving.
Keterampilan-keterampilan tersebut harus diintegrasikan ke dalam konteks
pembelajaran dan diarahkan pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi dunia nyata.
3) Karakter: Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan karakter yang positif,
seperti etika, moral, tanggung jawab, kepemimpinan, dan rasa ingin tahu. Karakter-
karakter tersebut harus diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran dan diarahkan
pada pengembangan peserta didik sebagai individu yang berintegritas dan mampu
berkontribusi positif pada masyarakat.
Hasil pembelajaran yang diharapkan dalam kerangka UbD berfokus pada pemahaman
yang mendalam, keterampilan, dan karakter, yang diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk menjadi individu yang kompeten dan berdaya saing tinggi di era globalisasi saat ini.

D. Peran guru dalam implementasi UbD


Guru memegang peran kunci dalam implementasi UbD. Mereka bertanggung jawab
untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
mengembangkan evaluasi yang relevan, dan membimbing siswa dalam mencapai pemahaman
yang mendalam. Guru juga harus berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mendorong
siswa untuk berpikir kritis dan aktif dalam proses pembelajaran.
Peran guru sangat penting dalam implementasi UbD. Sebagai fasilitator pembelajaran,
guru bertanggung jawab untuk merancang pembelajaran dengan menggunakan kerangka
UbD, menentukan indikator yang tepat untuk memastikan bahwa hasil pembelajaran yang
diharapkan tercapai, serta mengarahkan peserta didik agar mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah beberapa peran guru dalam implementasi UbD:
1) Merancang Pembelajaran: Guru harus mampu merancang pembelajaran dengan
menggunakan kerangka UbD. Hal ini meliputi merencanakan pengalaman belajar
yang menarik dan relevan untuk peserta didik, menentukan indikator pencapaian
yang jelas dan terukur, serta menyusun rencana pembelajaran yang didasarkan
pada prinsip-prinsip backward design.
2) Menentukan hasil pembelajaran yang diharapkan: Guru harus menentukan hasil
pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan oleh kurikulum atau oleh sekolah.
3) Mengarahkan Peserta Didik: Guru harus mampu mengarahkan peserta didik agar
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini meliputi
memfasilitasi proses pembelajaran, memberikan umpan balik yang konstruktif,
dan mengarahkan peserta didik agar mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dipelajari ke dalam situasi dunia nyata.
4) Menilai Hasil Pembelajaran: Guru harus mampu menilai hasil pembelajaran
peserta didik dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal ini meliputi mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, mengumpulkan dan menganalisis data hasil pembelajaran, serta
memberikan umpan balik yang berarti bagi peserta didik.
5) Berkolaborasi dengan Rekan Guru: Guru harus mampu bekerja sama dengan
rekan guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran yang sesuai
dengan kerangka UbD. Hal ini meliputi membagikan pengalaman dan ide-ide
terbaik, serta saling memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran.
Dalam implementasi UbD, guru memainkan peran yang sangat penting dalam
memastikan bahwa hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dalam merancang, mengarahkan, dan menilai pembelajaran, serta
mampu berkolaborasi dengan rekan guru dan stakeholder lainnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kesimpulan
Understanding by Design (UbD) adalah pendekatan yang menekankan pemahaman
mendalam dalam pembelajaran. Meskipun penerapannya masih berkembang di Indonesia,
UbD memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pemahaman yang
mendalam, identifikasi tujuan pembelajaran yang jelas, dan peran guru yang aktif adalah
kunci dalam keberhasilan implementasi UbD. Diperlukan dukungan yang kuat dari semua
pihak terkait untuk memastikan keberhasilan penerapan UbD dalam sistem pendidikan.
Rujukan:
1. Wiggins, G. P., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design. Pearson.
2. Prawat, R. S., & Floden, R. E. (1994). Philosophical perspectives on constructivist views
of learning. Educational Psychology, 29(1), 37-48.

3.Rumuskanlah lima hasil yang diinginkan sesuai dengan aspek pemahaman dalam UbD serta
tentukan bukti penilaiannya?!
Jawab :
Berikut aspek pemahaman dalam UbD dan capaian yang diharapkan:
1. Menjelaskan
Lima hasil yang diinginkan dalam kemampuan menjelaskan adalah:

a. Akurat yaitu seksama, cermat, tepat, dan benar;


b. Koheren yaitu berhubungan sangkut paut;
c. Dibenarkan yaitu dibenarkan oleh dasar yang jelas dan valid;
d. Sistematis yaitu teratur dan berurutan;
e. Prediktif yaitu dapat memperkirakan dengan tepat.

Contoh: siswa mampu menjelaskan tentang pengertian interaksi


sosial, ciri-ciri, syarat, faktor terjadinya interaksi sosial dengan
bahasa dan pemahaman sendiri. Mampu menghubungkan antara
ciri-ciri, syarat, dan faktor hingga terjadinya interaksi sosial yang
utuh. Siswa juga mampu memberikan ilustrasi terbentuknya
interaksi sosial, misalnya dengan mencontohkan kontak sosial dan
komunikasi yang menjadi syarat interaksi sosial.

2. Interpretasi/menafsirkan
Lima hasil yang diinginkan dalam kemampuan interpretasi:
a. Bermakna yaitu mempunyai arti dan pengertian yang jelas;
b. Berwawasan yaitu adanya hasil tinjauan atau pandangan yang berdasar;
c. Signifikan yaitu mempunyai arti dan berpengaruh;
d. Ilustratif yaitu adanya gambaran, karangan, atau contoh untuk memperjelas
sesuatu;
e. Membuat jelas yaitu mampu membuat jelas dan gamblang.
Contoh: siswa mampu menerjemahkan makna dari interaksi sosial itu seperti apa.
Memberikan pencontohan melalui gambar atau model serta pengalaman yang
telah dilalui.

3. Menerapkan
Lima hasil yang diinginkan dalam kemampuan menerapkan yaitu:
a. Efektif yaitu ada efek sebab akibat, membawa hasil berguna dan berlaku;
b. Efisien yaitu tepat atau sesuai, tidak membuang waktu, biaya, tenaga;
c. Fasih yaitu lancar, bersih, baik lafalnya dalam menyampaikan;
d. Adaptif yaitu mudah menyesuaikan diri dengan baik;
e. Anggun yaitu apik dan berwibawa.
Contoh: peserta didik memberikan contoh interaksi sosial dengan contoh-contoh
yang nyata. Serta mampu memberikan contoh penerapannya secara langsung.
Misalkan dengan memperagakannya dengan teman lainnya, dan juga menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Perspektif
Lima hasil yang diinginkan dalam kemampuan perspektif yaitu:

a. Kredible yaitu dapat dipercaya, bertanggungjawab, persepsi yang baik tentang


kelebihannya
b. Mengungkap yaitu mampu menyampaikan dan mengucapkan sesuatu dengan baik
c. Wawasan yaitu mampu meninjau dan memberikan pandangan yang visoner
d. Masuk akal yaitu tidak aneh, tidak mustahil, logis
e. Tidak biasa yaitu Aneh, tidak lazim dalam arti memberi sudut pandang yang
berbeda dari kebanyakan.

Contoh: siswa mampu memaknai interaksi sosial dengan pemahaman yang berbeda.
Misalnya syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi.
Tetapi timbul pertanyaan dari diri siswa, jika berkomunikasi melalui media sosial
apakah sudah termasuk interaksi walaupun tidak ada kontak sosial? Berangkat dari
pertanyaan tersebut siswa dapat mengerti bahwa kontak sosial dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung melalui perantara. Sehingga walaupun hanya
melalui media sosial, itu tetap termasuk dalam interaksi.

5. Empati
Lima hasil yang diinginkan dalam kemampuan empati yaitu:
a. Sensitive yaitu cepat menerima rangsangan, peka, membangkitkan emosi, upaya
pemecahan;
b. Terbuka yaitu tidak tertutup, tidak terbatas dan tidak ada rahasia;
c. Reseptif yaitu dapat menerima, terbuka dan tanggap saran;
d. Perspektif yaitu mampu menelaah dan memiliki sudut pandang berbeda dari
biasanya;
e. Taktik yaitu memiliki keputusan dan mengerjakan dengan benar.

Contoh: siswa mampu memahami bahwa interaksi sosial sangat perlu dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat merasakan rasa peduli kepada orang-
orang yang tidak dapat berinteraksi dengan baik, dan berusaha berteman dengan
orang- orang yang mempunyai kesulitan dalam bergaul.

6. Pengetahuan diri
Lima hasil yang diinginkan dari kemampuan pengetahuan diri adalah:
a. Metakognitif yaitu pemikiran yang diterapkan dalam Tindakan, kesadaran
seseorang tentang apa yang dia tau, kesadaran tentang apa yang di lakukan;
b. Bijak yaitu menggunakan akal budi, menggunakan akal sehat, menilai secara
benar;
c. Sadar diri yaitu merasa diri, tahu diri, mengerti tentang kondisi dirinya;
d. Reflektif yaitu kesadaran tentang apa yang di ketahui dan dibutuhkan, kegiatan
terarah dan tepat, menghubungkan pengetahuan yang didapatkan dengan
permasalahan yang dihadapi;
e. Penyesuaian diri yaitu interaksi individu yang kontinyu dengan diri individu
sendiri, dengan orang lain, dan lingkungan, serta mampu menempatkan diri.

Contoh: siswa mengerti tentang gaya interaksi yang ia miliki (misal introvert atau
ekstrovert). Mampu menciptakan suasana interaksi yang baik sesuai dengan konsep-
konsep interaksi. Mampu mengevaluasi diri tentang interaksi positif dan negative.
Setelah mempelajari jenis-jenis interaksi sosial, siswa berusaha merubah dirinya agar
tidak melakukan interaksi yang negative.
Selanjutnya bukti penilaian untuk mengukur tiap aspek adalah sebagai berikut:

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Akurat Saksama, cermat, tepat, cermat, tepat, benar tepat, benar benar
benar
2. Koheren Berhubungan, Berhubungan akan tetapi Hubungan kurang jelas Tidak berhubungan
bersangkutpaut tidak bersangkut paut
3. Justified Dibenarkan oleh dasar Dibenarkan akan tetapi Dibenarkan melalui fakta Dibenarkan melalui opini
yang jelas dasar tidak jelas/diragukan tidak berdasar

4. Sistematis Teratur menurut sistem, Lebih banyak hal yang Lebih banyak ketidak Tidak teratur
dengan cara yang diatur teratur teraturan
baik-baik.
5. Prediktif Dapat memperkirakan Dapat memperkirakan Dapat memperkirakan Tidak dapat
dengan tepat berdasarkan dengan tepat namun dengan tepat berdasarkan memperkirakan dengan
landasan yang kuat landasan tidak kuat opini baik
Nilai: 14 x 100 =
20
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
“KEMAMPUAN MENJELASKAN”

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Bermakna Arti, maksud Maksud pembicara, Pengertian yang Pengertian yang
pembicara, pengertian pengertian yang diberikan kepada diberikan kepada
yang diberikan kepada diberikan kepada sesuatu masih kurang sesuatu tidak jelas
sesuatu sangat jelas sesuatu jelas jelas/perlu diperjelas.
2. Berbagai Adanya hasil Adanya tinjauan, Adanya tinjauan, Tidak adanya tinjauan
Wawasan mewawas, tinjauan, pandangan, namun tidak namun tidak ada dan pandangan.
pandangan. mawas pandangan.
3. Signifikan Penting atau berarti, Penting atau Penting atau berarti, Tidak penting atau
berpengaruh berarti, namun namun tidak tidak berarti dan
kurang berpengaruh tidak berpengaruh
berpengaruh
4. Ilustratif Gambaran, karangan, Karangan, desain Contoh untuk Tidak ada contoh untuk
desain diagram, diagram, contoh memperjelas sesuatu memperjelas sesuatu.
contoh untuk untuk memperjelas
memperjelas sesuatu. sesuatu.
5. Membuat Membuat terang, Membuat terang, nyata, Membuat terang, Membuat tidak
jelas nyata, gamblang. namun tidak gamblang. tetapi kurang nyata terang, tidak nyata
dan tidak dan tidak
gamblang. gamblang.
JUMLAH SKOR

Nilai:
Jumlah Skor
x 100
20
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
“KEMAMPUAN INTERPRETASI”

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Efektif Ada efek sebab akibat, Ada efek sebab akibat, Ada efek sebab akibat Tidak ada efek sebab
membawa hasil membawa hasil berguna namun tidak ada hasil akibat, hasil, dan tidak
berguna, berlaku berguna
2. Efisien Tepat atau sesuai, tidak Tepat atau sesuai, tidak Tepat atau sesuai, akan Kurang tepat atau
membuang waktu, membuang biaya, akan tetapi menghabiskan sesuai, menghabiskan
biaya, tenaga tetapi memakan banyak banyak biaya dan tenaga, waktu, biaya, tenaga
tenaga dan waktu dan waktu
3. Fasih Lancar, bersih, baik Lancar, bersih, akan tetapi Lancar, akan tetapi Tidak lancar, tidak bersih,
lafalnya pelafalan kurang baik kurang bersih dan dan tidak baik lafalnya.
kurang baik lafalnya
4. Adaptif Mudah menyesuaikan diri Bisa menyesuaikan diri Kurang leluasa dalam Tidak bisa menyesuaikan
dengan sangat baik akan tetapi sedikit kaku menyesuaikan diri diri
5. Anggun Apik dan berwibawa Apik namun kurang Kurang apik dan kurang Tidak apik dan tidak
berwibawa berwibawa berwibawa
JUMLAH SKOR
Nilai:
Jumlah Skor
x 100
20
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
“KEMAMPUAN PERSPEKTIF”

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Kredible Dapat dipercaya, Dapat dipercaya, Dapat dipercaya, namun Tidak dapat dipercaya,
bertanggungjawab, persepsi bertanggungjawab, namun kurang kurang
yang baik tentang tidak memiliki persepsi yang bertanggungjawab, dan bertanggungjawab dan
kelebihannya baik tentang kelebihannya tidak memiliki persepsi tidak ada persepsi yang
yang baik tentang baik
kelebihannya
2. Mengungkap Mampu menyampaikan dan Mampu menyampaikan Menyampaikan dan Tidak mampu
mengucapkan sesuatu dengan akan tetapi kurang pandai mengucapkan dengan menyampaikan
baik dalam mengucapkan terbata-bata dan mengucapkan
dengan
baik
3. Wawasan Mampu meninjau dan Mampu meninjau akan Hanya bisa meninjau dan Tidak bisa meninjau dan
memberikan pandangan tetapi pandangan kurang tidak ada pandangan memberikan pandangan
yang visoner visioner
4. Masuk Akal Tidak aneh, tidak mustahil, Tidak aneh dan tidak Tidak aneh, akan tetapi Aneh, tidak masuk akal,
logis mustahil akan tetapi kurang masuk akal, dan tidak logis
kurang logis tidak logis
5. Tidak Biasa Aneh, tidak lazim dalam arti Aneh, tidak lazim, tetapi Memberikan pandangan Aneh dan tidak lazim
memberi sudut pandang yang sudut pandang yang yang lazim dan umum dalam arti yang sebenar-
berbeda dari kebanyakan diberikan bersifat umum benarnya dan tidak
relevan

JUMLAH SKOR

Nilai:
Jumlah Skor
x 100
20
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
“KEMAMPUAN EMPATI”

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Sensitif Cepat menerima rangsangan, Cepat menerima rangsangan, Cepat menerima Kurang bisa menerima
peka, membangkitkan emosi, peka, membangkitkan emosi, rangsangan, peka, akan rangsangan, tidak peka,
upaya pemecahan namun tidak ada upaya tetapi sulit menampilkan tidak bisa menunjukan
pemecahan emosi emosi, dan tidak emosi, tidak ada upaya
ada upaya pemecahan pemecahan
2. Terbuka Tidak tertutup, tidak Tidak tertutup, masih Cukup terbuka, akan Tertutup, terbatas, dan
terbatas dan tidak ada sedikit terbatas sehingga tetapi sangat terbatas rahasia
rahasia masih ada rahasia dan bersifat rahasia
3. Reseptif Dapat menerima, terbuka dan Dapat menerima, terbuka, Dapat menerima, akan Tidak dapat
tanggap saran akan tetapi tidak tanggap tetapi kurang terbuka menerima, tertutup,
dan tidak tanggap dan tidak tanggap
4. Perspektif Mampu menelaah dan Memiliki sudut pandang Kurang mampu Tidak mampu
memiliki sudut pandang yang berbeda akan tetapi menelaah dan sudut menelaah dan sudut
berbeda dari biasanya kurang mampu menelaah pandang cukup pandang sangat umum
dengan baik umum
5. Taktik Memiliki keputusan dan Memiliki keputusan akan Memiliki keputusan Tidak dapat membuat
mengerjakan dengan benar tetapi mengerjakan dengan namun tidak keputusan dan tidak bisa
kurang benar mengerjakan dengan mengerjakan dengan
benar benar

JUMLAH SKOR

Nilai:
Jumlah Skor
x 100
20
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
“KEMAMPUAN PENGETAHUAN DIRI”

No. INDIKATOR SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SKOR


1. Metakognitif Memiliki kesadaran Memiliki kesadaran Memiliki kesadaran Tidak memiliki
dan menerapkan dalam tapi tidak diterapkan namun tidak kesadaran berpikir dan
tindakan secara benar meningkatkan tidak menilai secara
kemampuan benar
menilai secara
benar
2. Bijak Menggunakan akal Menggunakan akal budi Menggunakan akal budi Tidak menggunakan
budi yang sehat dan yang sehat tapi tak tapi tidak sehat akal sehat
menilai secara benar menilai secara benar
3. Sadar diri Merasa tahu dan mengerti Merasa tahu tapi tak Merasa tahu saja Merasa tidak tahu, tak
kondis mengerti kondisi mengerti kondisi
4. Reflektif Kesadaran tentang apa Kesadaran tentang apa Kesadaran tentang Kesadaran tentang apa
yang diketahu dan yang diketahu dan apa yang diketahui yang diketahui tapi tak
dibutuhkan, kegiatan dibutuhkan tapi tidak dan dibutuhkan dibutukan
terarah, tepat dan tidak sesuai
menghubungkan dnegan dengan masalah yang
masalah yang dihadapi dihadapi
5. Penyesuaiam Sesuai dengan diri sendiri, Sesuai dengan diri sendiri Sesuai dengan diri Sesuai dengan diri
diri orang lain, dan mampu dan oranglain namun tidak sendiri dan orang lain sendiri tetapi tidak
menempatkan diri mampu menempatkan diri dengan oranglain
JUMLAH SKOR
Nilai:
Jumlah Skor
x 100
20

Anda mungkin juga menyukai