Anda di halaman 1dari 4

KURIKULUM MENGGUNAKAN KERANGKA UBD

Rizki Mei Yani,

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

PPG Prajabatan Gelombang II

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRACT

Abstarct: Curriculum using the UbD framework

Understanding by Design, or UbD, is an educational planning approach. UbD is an example of


backward design, the practice of looking at the outcomes in order to design curriculum units,
performance assessments, and classroom instruction. UbD focuses on teaching to achieve
understanding. Understanding by Design relies on what Wiggins and McTighe call "backward design"
(also known as "backwards planning"). Teachers, according to UbD proponents, traditionally start
curriculum planning with activities and textbooks instead of identifying classroom learning goals and
planning towards that goal. In backward design, the teacher starts with classroom outcomes and
then plans the curriculum, choosing activities and materials that help determine student ability and
foster student learning. The backward design approach has three stages. Stage 1 is identification of
desired results for students. This may use content standards, common core or state standards. Stage
1 defines "Students will understand that..." and lists essential questions that will guide the learner to
understanding. Stage 2 is assessing learning strategies. Stage 3 is listing the learning activities that
will lead students to your desired results.

Keywords : Curriculum, Backward Design

A. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat pedoman bagi pendidik dalam mengembangkan program
pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat mempersiapkan diri untuk
menghadapi berbagai macam permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kurikulum
memberikan petunjuk bagi siswa mengenai hal apa saja yang harus mereka lakukan guna
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kurikulum memiliki peran
penting dan berpengaruh terhadap segala aktivitas pembelajaran.
Kurikulum menyangkut beberapa bahasan seperti; Peranan kurikulum, Landasan
Pengembangan Kurikulum, Komponen-komponen, Prinsip-prinsip, Model-model
Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum. Pengembangan kurikulum yang akan dibahas di
artikel ini adalah pengembangan kurikulum dengan model Ubd (Understanding by Design).

B. PEMBAHASAN
Kurikulum menjadi komponen utama dalam rangka standarisasi pembelajaran. Oleh sebab
itu, pemerintah tak henti-hentinya memantau berlangsungnya pendidikan di Indonesia
melalui kurikulum. Selama ini kurikulum terus mengalami perkembangan. Perkembangan
muncul salah satunya dari segi model perancangannya. Indonesia mulai mengembangkan
model rancangan kurikulum UbD. UbD merupakan kependekan dari Understanding by
Design. Understanding by Design (UbD) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan definisi tersebut
pengembangan kurikulum UbD menitik beratkan pada tujuan akhir dari suatu pembelajaran.
Tujuan akhir tersebut bisa terlihat dari hasil belajar dan cara berpikir peserta didik selama
pembelajaran. Dengan demikian, selama praktik proses pembelajaran harus student centre
atau berpusat pada peserta didik.
a. Implementasi Ubd Dalam Pembelajaran
Kerangka UbD sangat ideal jika diterapkan di Indonesia karena Kerangka Pembelajaran
paradigma baru memiliki dasar kurikulum yang mengikuti tahapan kerangka UbD. Mulai
dari penetapan tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan
mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dan SNP, kemudian pelaksanaan
pembelajaran yang mengacu pada keberhasilan dalam menerapkan Profil Pelajar
Pancasila. Pendekatan Understanding by Design (UbD) pada implementasi kurikulum
berfokus pada tujuan pembelajaran yang diharapkan sehingga guru membuat
pembelajaran dengan desain yang mengarah pada tujuan dengan target siswa mencapai
tujuan pembelajaran. Keunikan dari UbD adalah pada pola perencanaan yang terbalik,
yaitu dimulai dari apa yang ingin dipahami oleh siswa dari topik bahasan tertentu,
berlanjut ke penyusunan penilaian yang mengukur bukti-bukti pembelajarannya dan
terakhir ke perencanaan pengajaran yang akan dilakukan. Hal ini berbeda dengan
pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru yang berdasar pada buku teks, pola
pengajaran yang disukainya tentang pokok bahasan tertentu ataupun aktivitas
pengajaran yang terstruktur dan berurutan. Demikian juga halnya dengan penilaian/test
hasil belajar, biasanya guru melakukannya pada tahap akhir kegiatan pada saat proses
pengajaran telah berakhir. Pendekatan terbalik membuat guru untuk mulai
mengoperasionalisasi tujuan atau standar yang ingin dicapai dalam bentuk bukti-bukti
melalui kegiatan penilaian saat ia merencanakan satu pokok bahasan. Proses itu
mengingatkan mereka untuk memulai dengan pertanyaan bukti belajar apakah yang
saya inginkan dari siswa bahwa mereka sudah memahami dan mengusasi pelajaran-
sebelum melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran. Guru yang melakukan ini,
mencoba untuk berpikir sebagai penilai tentang pencarian bukti proses belajar, yang
tidak saja membantu mereka menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, namun juga
mempertajam target mengajar dan belajar sehingga siswa dapat berprestasi lebih baik
dan mengetahui tujuan belajar. Tingginya koherensi antara hasil yang dinginkan, kinerja
kunci-nya dan kegiatan pengajaran dan belajar akan membawa pada tingginya kinerja
siswa.
b. Analisis implementasi UbD di Indonesia.
Kurikulum Merdeka secara serentak mulai diimplementasikan di seluruh Indonesia pada
tahun Pelajaran 2022-2023. Dalam kurikulum merdeka pembelajaran difokuskan
berbasis projek atau project based learning. Projek dalam kurikulum merdeka
dimaksudkan untuk semakin memperkuat karakter peserta didik yang sesuai dengan
profil pelajar Pancasila. Dalam memperkuat karakter profil pelajar Pancasila sekolah-
sekolah diharapkan membuat projek yang bertujuan memperkuat karakter tersebut.
Dalam membuat projek penguatan profil pelajar Pancasila, para guru dituntut untuk
mahir dalam merancang modul projek yang berkualitas. Berkaitan dengan kegiatan
merancang modul projek, sebenarnya bagi para guru sudah menjadi hal yang biasa
dilakukan karena pada dasarnya profesi guru adalah perancang. Dalam kaitannya
dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), guru berperan penting dalam
merancang modul projek tersebut. Bagaimanapun juga sebagai perancang projek guru
harus memahami strategi perancangan yang akan digunakan. Salah satu strategi
perancangan modul projek yang efektif adalah perancangan mundur atau backward
design. Seperti yang termakna dari namanya, desain mundur dimulai dari akhir terlebih
dahulu - yaitu tujuan yang nyata dari kegiatan projek. Kemudian akan mundur untuk
mengembangkan kegiatan yang akan dilakukan sehingga memenuhi tujuan projek
tersebut.
c. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD
Melalui pembelajaran dengan kerangkan UbD (Understanding by Design) hasil
pembelajaran dari peserta didik adalah peserta didik menjadi lebih aktif. Karena
pembelajaran model Ubd ini berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning)
dan juga Projetc based Learning. Didalam Proses Pembelajaran peserta didik diharuskan
aktif baik dalam individu maupun kelompok. Di samping itu, peserta didik juga bisa lebih
memperoleh penilaian yang otentik daripada pengembangan kurikulum dengan model
lainnya. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui apakah tujuan dari pembelajaran sudah
tercapai apa belum. Pengembangan kurikulum UbD meminimalisir stigma bahwa tenaga
pendidik adalah pusat dari pembelajaran daripada model lainnya. Dengan demikian,
guru juga memikirkan apa yang terbaik untuk peserta didiknya.
d. Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD.
Tindakan paling penting dalam profesi guru adalah merancang pembelajaran dan projek
serta pengalaman belajar untuk memenuhi tujuan tertentu. guru juga menjadi
perancang penilaian untuk mendiagnosis kebutuhan siswa sebagai panduan dalam
mengajar dan membuat projek sehingga memungkinkan guru, siswa, dan pihak lain
(orang tua dan administrator) untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran dan
projek tersebut telah tercapai. perancang di bidang pendidikan haruslah mengerti benar
tentang audiens mereka. Peran guru dalam ini haruslah berpusat pada peserta didik.
Efektifitas implementas UbD akan sangat berkorelasi apakah guru telah memenuhi
tujuan/capaian dari peserta didik atau tidak. Mengingat bahwa efektivitas kurikulum,
penilaian dan rancangan pembelajaran dan projek sangat ditentukan dengan prestasi
pembelajaran yang diinginkan.

C. KESIMPULAN
Kerangka UbD sangat ideal jika diterapkan di Indonesia karena Kerangka Pembelajaran
paradigma baru memiliki dasar kurikulum yang mengikuti tahapan kerangka UbD.
Pendekatan Understanding by Design (UbD) pada implementasi kurikulum berfokus pada
tujuan pembelajaran yang diharapkan sehingga guru membuat pembelajaran dengan desain
yang mengarah pada tujuan dengan target siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dan juga
dengan pembelajaran dengan Model Understanding by Design (UbD) dapat menjadikan
peserta didik menjadi lebih aktif, dapat memahami materi lebih efisien dan efektif, dan
dituntut agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran didalam kelas.
D. DAFTAR RUJUKAN

https://en.wikipedia.org/wiki/Understanding_by_Design#:~:text=Understanding%20by
%20Design%2C%20or%20UbD,on%20teaching%20to%20achieve%20understanding.

https://www.academia.edu/30688060/ARTIKEL_KURIKULUM_DAN_PEMBELAJARAN_docx

https://naikpangkat.com/mengenal-pengembangan-kurikulum-ubd-berikut-penjelasan-
model-understanding-by-design/

https://www.gurusiana.id/read/muhammadrahmadsyalehinspd/article/perancang-dan-
pengembangan-kurikulum-backward-design-tahap-2-menentukan-bukti-penilaian-
4919574#:~:text=Pendekatan%20Understanding%20by%20Design%20(UbD,target%20siswa
%20mencapai%20tujuan%20pembelajaran

http://beritamagelang.id/kolom/strategi-backward-design-untuk-projek-penguatan-profil-
pelajar-pancasila-p5-yang-berkualitas

Anda mungkin juga menyukai