Anda di halaman 1dari 3

2. a.

Implementasi proses pembelajaran adalah proses yang diatur dengan tahapan-tahapan tertentu,
agar mencapai hasil yang diharapkan. Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran menurut Majid
(2005:104) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Implementasi kurikulum UbD menggunakan pola desain mundur (backward design) dari sebuah proses
kegiatan pembelajaran. Lalu mengembangkan bahan ajar serta kegiatan yang memenuhi tujuan
pembelajaran tersebut. Model pengembangan kurikulum UbD fokus pada konten bukan pada hasil.

Dalam rancangan kurikulum UbD pada P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, guru berperan
penting dalam merancang modul ajar. Seorang guru harus mengerti strategi perencanaan pembelajaran.
Salah satu strategi perancangan modul ajar yang efektif adalah menggunakan pedoman UbD yakni
perancangan mundur atau backward design.Wiggins dan McTighe (2006) mendefinisikan Understanding
by design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam
dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang
pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran.

kerangka UbD sangat ideal jika diterapkan di Indonesia karena Kerangka Pembelajaran paradigma baru
memiliki dasar kurikulum yang mengikuti tahapan kerangka UbD. Mulai dari penetapan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan mengacu pada Tujuan Pendidikan
Nasional dan SNP, kemudian pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada keberhasilan dalam
menerapkan Profil Pelajar Pancasila.

Pendekatan Understanding by Design (UbD) pada implementasi kurikulum berfokus pada tujuan
pembelajaran yang diharapkan sehingga guru membuat pembelajaran dengan desain yang mengarah
pada tujuan dengan target siswa mencapai tujuan pembelajaran.

c.Guru akan melibatkan siswa dalam kegiatan penilaian atau asesmen sebagai berikut:Siswa saling
melakukan kegiatan penilaian kepada teman sebaya.

Siswa melengkapi lembar kerja individual.

Guru melakukan tanya jawab untuk berdiskusi dengan seluruh siswa.

d. Guru diharapkan mampu membuat para peserta didik mengerti apa yang harus mereka pelajari salah
satunya dengan menerapkan kurikulum UbD (Understanding by Design) di sekolah.

Guru kemudian merencanakan kegiatan projek yang akan dilakukan.

Berikut tahap-tahap merencanakan kegiatan projek:


Siswa belajar secara induktif mengenai teori dalam kelompok kecil.

Siswa saling mengecek pemahaman tentang materi.

Siswa menjelaskan materi ke seluruh kelas

Pendekatan terbalik membuat guru untuk mulai mengoperasionalisasi tujuan atau standar yang ingin
dicapai dalam bentuk bukti-bukti melalui kegiatan penilaian saat ia merencanakan satu pokok bahasan.

b. kerangka UbD sangat ideal jika diterapkan di Indonesia karena Kerangka Pembelajaran paradigma
baru memiliki dasar kurikulum yang mengikuti tahapan kerangka UbD. Mulai dari penetapan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan mengacu pada Tujuan Pendidikan
Nasional dan SNP, kemudian pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada keberhasilan dalam
menerapkan Profil Pelajar Pancasila.

Namun dalam pelaksanaan di lapangan (sekolah) masih terdapat permasalahan yang muncul atau yang
dialami guru sebagai pelaksana pembelajaran. Kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum UbD
menyebabkan munculnya kesulitan dalam menerapkan UbD. Selain itu keterbatasan waktu kepala
sekolah dan waka kurikulum untuk melakukan monitoring terhadap perancangan dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum UbD menjadi penyebab guru belum terampil dan
sepenuhnya menerapkan kurikulum UbD dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Guru masih terpaku dengan buku teks dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas daripada menyusun
rancangan pembelajaran sendiri dengan mulai menyusun tujuan yang hendak dicapai. Permasalahan
yang sering muncul di sekolah salah satunya yaitu sebagian guru mendapatkan tugas tambahan dari
kepala sekolah selain mengajar sehingga terkadang menyita waktu yang berdampak dalam penyusunan
administrasi pembelajaran.

Penerapan dan pelaksanaan kurikulum UbD dibutuhkan kerjasama dari semua pihak mulai dari
stakeholder, kepala sekolah, waka kurikulum, guru dan siswa. Permasalahan yang muncul harus segera
diambil tindakan agar pelaksanaan kurikulum UbD dapat berjalan dengan optimal dan efektif. Guru
sebagai pelaksana pembelajaran perlu menyusun rancangan pembelajaran agar mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan di awal.

c. Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu:

Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat
guru merencanakan kegiatan pembelajaran.
Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil
tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.

Anda mungkin juga menyukai