Anda di halaman 1dari 7

Nama : Asna Nur Rachma

NIM : X9022082217
Prodi : PPG PraJabatan Pendidikan Geografi UNS

Nama Mata Perancangan dan Pengembangan Kurikulum


kuliah

Review Mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Kurikulum dibagi menjadi


pengalaman beberapa topik pembelajaran yang membahas tentang konsep dasar
belajar pengembangan kurikulum, UbD sebagai kerangka kerja kurikulum,
pemahaman sebagai capaian belajar UbD, penilaian dan evaluasi
pemahaman dalam UbD, modul rancangan pembelajaran dalam UbD,
modul implementasi pembelajaran dalam UbD, serta problematika dan
evaluasi implementasi UbD.
Pengalaman belajar saya dalam mata kuliah ini yaitu saya memperoleh
pemahaman bahwa kurikulum perlu untuk senantiasa dikembangkan.
Kurikulum pendidikan harus bersifat dinamis, senantiasa berubah
menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar dapat memantapkan
proses belajar dan hasil belajar. Pengembangan kurikulum merupakan
proses perencanaan dan penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum. Kegiatan tersebut bertujuan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara nasional.
Saya juga mempelajari prosedur pengembangan kurikulum melalui
beberapa tahapan, yaitu identifikasi kebutuhan, analisis dan pengukuran
kebutuhan, penyusunan desain kurikulum, validasi kurikulum &
implementasi kurikulum, serta evaluasi kurikulum.
Saya memperoleh pengalaman belajar terkait kerangka UbD
(Understanding by Design) dalam model pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang menggunakan model UbD tidak seperti
kebanyakan model desain instruksional yang seperti biasanya. Pola
kerangka UbD diubah menjadi terbalik, yaitu dengan menentukan tujuan
yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan proses dalam mencapai tujuan
tersebut yang berupa menentukan bukti penilaian, kemudian
merencanakan pembelajaran.
Saya juga belajar tentang pemahaman sebagai capaian UbD. Pemahaman
dalam UbD terdiri dari 6 aspek yakni siswa mampu menjelaskan, mampu
menafsirkan, mampu menerapkan, memiliki pengetahuan diri, mampu
empati, serta memiliki perspektif. Tiap-tiap aspek tersebut dijabarkan
menjadi beberapa kriteria yang lebih spesifik. Saya memperoleh
pengalaman belajar menyusun rubrik penilaian perspektif berdasarkan
kriteria masuk akal, mengungkapkan, berwawasan, dapat dipercaya, dan
luar biasa. Rubrik berupa instrumen penilaian tersebut digunakan untuk
mengukur tingkat pemahaman berdasarkan deskripsi spesifik yang
menggambarkan kemampuan untuk suatu level tertentu pada suatu
kriteria.
Saya juga memperoleh pengalaman belajar tentang rancangan
pembelajaran dalam UbD. Rancangan pembelajaran dalam UbD dapat
disusun menggunakan metode WHERETO yang terdiri dari tujuh tahapan
yaitu: 1) Where dan Why, yaitu memastikan bahwa peserta didik
memahami tujuan dan alasan belajar; 2) Hook dan Hold, yaitu guru
mengupayakan untuk menarik perhatian siswa di awal dan
mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran; 3)
Equip, yaitu membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-
alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja; 4)
Rethink, Reflect dan Revise, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan
merevisi pemahaman mereka terhadap materi belajar; 5) Evaluate, yaitu
memberi kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan
menilai sendiri; 6) Tailored, yaitu menyesuaikan rancangan pembelajaran
dengan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan siswa; dan 7)
Organized, yaitu mengatur rancangan membelajaran untuk
mengoptimalkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
Implementasi UbD dalam pembelajaran terbagi kedalam tiga pokok
bahasan yaitu sumber belajar, aktivitas pembelajaran, dan paradigma
pembelajaran. Kemudian, saya memperoleh pengalaman belajar terkait
permasalahan dalam implemetasi UbD serta solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan dalam implementasi UbD
dapat muncul dari berbagai pihak seperti steakholder, kepala sekolah,
waka kurikulum, guru, maupun siswa.
Refleksi 1) Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
pengalaman Pengalaman belajar yang berkesan menurut saya yaitu saat mempelajari
belajar yang topik tentang problematika dan solusi implementasi UbD dalam lembaga
dipilih formal misalnya waka kurikulum. Berdasarkan penelitian Martha (2021)
Backward Design Model yaitu: Determine Learning Goals and Objectives
(menentukan tujuan), Plan Assessments (Perencanaan Penilaian) dan Plan
Learning Activities (Perencanaan aktivitas pembelajaran) yang terbukti
dapat meningkatkan kemampuan literasi dan mengasah kemampuan untuk
mengkritisi permasalahan yang ada sesuai dengan wawasan. Menurut
saya, salah satu problematika implementasi UbD bagi waka kurikulum
adalah UbD termasuk hal yang baru, masih banyak guru yang belum
memahami alur kerangkanya dan mereka lebih terbiasa dengan
penyusunan kurikulum biasa. Selain itu, tidak semua sekolah sudah
menggunakan UbD, sehingga kurangnya referensi bagi wakil kurikulum
untuk menyediakan pelatihan bagi guru terkait kegiatan dan evaluasi
dalam kurikulum UbD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Topik ini penting untuk dipelajari karena dengan mengenal problematika
dalam implementasi UbD, kita dapat menyiapkan kemungkinan solusi
terbaik untuk mengatasi problematika tersebut. Adapun solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah Waka kurikulum
tentunya perlu melakukan monitoring di bawah Kepala Sekolah terkait
pelaksanaan kurikulum UbD, apabila terdapat kendala maka harus segera
mengevaluasi dan mengatasinya. Wakil kurikulum juga dapat mengadakan
pelatihan dengan mendatangkan narasumber kepada para guru mengenai
variasi metode dan media yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik, tujuan pembelajaran dan alur UbD.
2) Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata
kuliah tersebut?
Saya mempelajarinya melalui LMS yang dibagi menjadi beberapa topik
sehingga memudahkan saya untuk mempelajari tiap topik yang ada pada
mata kuliah perencanaan dan pengembangan kurikulum. Pembagian
materi kedalam beberapa topik menjadikan saya lebih terfokus pada materi
yang sedang dipelajari sehingga lebih optimal menelaah materi yang
diberikan secara luring maupun mengerjakan penugasan secara ansinkonus
melalui LMS.
Topik-topik dalam LMS dipelajari sesuai alur MERDEKA. M (Mulai dari
Diri) yaitu melakukan refleksi melalui pertanyaan pemantik. E (Eksplorasi
Konsep) berupa uraian/sejumlah informasi terkait topik pembelajaran. R
(Ruang Kolaborasi) yaitu latihan secara berkelompok maupun
berpasangan. D (Demostrasi Kontekstual) yaitu presentasi, simulasi, dan
bermain peran di depan rekan-rekannya. E (Elaborasi Pemahaman) yaitu
memberikan pendapat atau pertanyaan. K (Koneksi antar Materi) yaitu
menghubungkan perkuliahan dengan mata kuliah lain/kehidupan realita. A
(Aksi Nyata) yaitu melakukan refleksi kembali terhadap capaian
pembelajaran.
Selain itu, dalam mempelajari mata kuliah perancangan dan
pengembangan kurikulum terdapat tugas kelompok dan tugas individu
yang harus dikerjakan pada setiap topik. Melalui tugas kelompok saya
dapat berdiskusi dan berkolaborasi dengan teman-teman di kelas untuk
membahas suatu topik permasalahan yang tersedia. Setiap kelompok
mendapatkan topik diskusi yang berbeda-beda sehingga kelompok lain
yang tidak mendapat topik tersebut dapat belajar atau bertanya kepada
kelompok yang presentasi. Tugas individu meliputi materi yang sudah
diberikan sebelumnya sehingga saya hanya perlu mempelajari ulang
dengan membaca kembali materi yang sudah diberikan. Manfaat tugas
individu bagi saya adalah dapat menumbuhkan sikap mandiri dan penuh
tanggung jawab serta melatih cara mencari informasi secara langsung dari
berbagai sumber belajar.
3) Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari
topik-topik tersebut penting bagi saya? Mengapa?
Ya, strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik tersebut
penting bagi saya karena selama proses pembelajaran saya dapat
melakukan diskusi dengan teman sekelompok, bekerja secara individu,
maupun berdiskusi dengan teman sekelas dan dosen pembimbing terkait
topik pembelajaran yang belum dipahami atau terkait tugas-tugas pada
LMS.
Analisis Salah satu artefak pembelajaran hasil dari mempelajari topik-topik pada
artefak mata kuliah perancangan dan pengembangan kurikulum adalah infografis
pembelajaran dan PPT Canva. Berikut artefak yang saya buat hasil dari mempelajari
topik problematika dan evaluasi implementasi UbD:
Infografis
PPT Canva
https://drive.google.com/file/d/1xX0YyEp7JPg60RKe1zAFMuDrigjkQv
Wo/view?usp=share_link
Infografis dan PPT Canva tersebut menjelaskan tentang permasalahan
implementasi UbD yang mungkin terjadi pada kepala sekolah,
steakholder, waka kurikulum, guru, maupun siswa beserta alternatif solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pembelajaran Saya memperoleh pembelajaran bermakna pada mata kuliah Perancangan
bermakna dan Pengembangan Kurikulum tentang Understanding by Design (UbD).
(good practices) Understanding by Design (UbD) merupakan sudut pandang atau
pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang
memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun
pemahaman siswa melalui backward design (desain mundur). Berdasarkan
penelitian Alfiyah (2018) memakai metode UBD pada saat penyusunan
silabus dan kurikulum sangat membantu para guru selaku fasilitator dalam
mengarahkan anak didiknya untuk tujuan apa mereka belajar pada suatu
materi tertentu. Memakai sistem fun learning dan student centre sehingga
peserta didik merasa senang saat belajar dan pembelajaran tidak terpaku
hanya mendengar materi dari guru. Semua proses berpijak pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Backward design adalah model pola
perencanaan yang terbalik yaitu dimulai dengan mengidentifikasi hasil
yang diinginkan berupa apa yang ingin dipahami oleh siswa dari topik
bahasan tertentu, lalu bekerja mundur menyusun penilaian yang mengukur
bukti-bukti hasil belajar, dilanjutkan melakukan perencanaan
pembelajaran. Selain itu, saya juga memperoleh pembelajaran bermakna
tentang keunggulan dari UbD, yaitu termasuk pendekatan yang cukup
praktis digunakan secara langsung untuk dapat mengeliminasi tujuan dan
sasaran pembelajaran yang kurang relevan. Beberapa yang dapat saya
simpulkan tentang alasan pentingnya UbD dalam pembelajaran sebagai
berikut:
1. Guru dapat mengatur kelas lebih efektif karena memulai
perencanaan dengan berfokus pada hasil yang ingin dicapai.
2. Guru memiliki struktur yang jelas saat merencanakan kegiatan
pembelajaran berupa tujuan pembelajaran, hasil pembelajaran, dan
langkah-langkah untuk penilaian.
3. Peserta didik akan lebih mudah menemukan makna dalam kegiatan
pembelajaran karena mereka mengatahui atau menyadari hasil
tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.
Selain itu, menurut Wiggins (2005) ada tiga tahapan perencanaan
Understanding by Design yaitu: 1) mengidentifikasi hasil yang diinginkan,
2) menentukan bukti yang dapat diterima, 3) merencanakan pengalaman
belajar.
Referensi Alfiyah. (2018). Implementasi Metode Pembelajaran Understanding by
Design di Sekolah Alam Depok terhadap Kesadaran
Mentadabburi Ayat-Ayat Al-Qur’an. Prosiding Konferensi
Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, Vol.1, 19-28.
http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/5
Martha, K. (2021). Penerapan Backward Design Model dalam Mata
Kuliah Basic Science untuk Meningkatkan Literasi guna
Membangun Wawasan Kristen Alkitabiah. SANCTUM DOMINE:
Jurnal Teologi, 10(2), 57-72.
https://doi.org/10.46495/sdjt.v10i2.100

Anda mungkin juga menyukai