Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KERAGAMAN SISWA DAN

PEMENUHAN TARGET KURIKULUM


Asna Nur Rachma
PPG PraJabatan Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK
Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sebab setiap individu memiliki lingkungan yang berbeda.
Keberagaman peserta didik dipengaruhi oleh faktor nature dan nurture. Pembelajaran berdiferensiasi termasuk
pembelajaran yang menitik beratkan pada keberagaman peserta didik sebagai dasar untuk merancang sebuah
pembelajaran. Guru perlu mempersiapkan rancangan pembelajaran dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi
yang meliputi materi yang akan disampaikan, teknologi dan media yang dibutuhkan, serta strategi dan metode yang
akan digunakan. Mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP), guru dapat menentukan tujuan pembelajaran. Setelah
menentukan tujuan yang ingin dicapai, guru mulai membuat rancangan proses pembelajaran beserta bentuk
asesmennya. Tahap tersebut guru mulai mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan mempertimbangkan
aspek berdiferensiasi konten, proses, produk, maupun lingkungan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan
dengan cara yang berbeda-beda mengacu pada syarat pemetaan peserta didik berupa kesiapan, minat, serta profil.
Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam merancang sebuah
pembelajaran. Strategi tersebut antara lain: pengajaran langsung, pengajaran tak langsung, pengajaran interaktif,
pengajaran mandiri, dan pengajaran melalui pengalaman. Berdasarkan keberagaman peserta didik dan konsep
pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka pemenuhan target
kurikulum yang tercantum dalam Capaian Pembelajaran (CP) sesuai dengan satuan pendidikan. Capaian Pembelajaran
(CP) memuat aspek pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik. Adanya pemetaan peserta
didik sesuai dengan minat, kemampuan, ataupun gaya belajar merupakan salah satu langkah yang diambil satuan
pendidikan dalam mencapai Capaian Pembelajaran (CP) yang ada. Pemberian porsi yang seimbang antara
pengetahuan dan paktik dapat membuat tingkat daya serap/pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
menjadi meningkat.

Keywords: Keragaman, Berdiferensiasi, Peserta Didik, Kurikulum, Strategi.

PENDAHULUAN adanya pemeliharaan dan pengasuhan di lingkungan


yang mempengaruhi individu.
Refleksi Keragaman Siswa
Berdasarkan teori Bronfenbrenner, anak mempunyai
Setiap individu dilahirkan dengan keunikan lingkungan yang berbeda-beda antara satu individu
tersendiri yang membuat individu satu dengan yang dengan yang lainnya. Setiap orang memiliki delapan
lainnya berbeda. Begitu pula peserta didik yang ada di jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Pada
lingkungan sekolah atau bahkan di lingkungan kelas, teori multiple intelligences menyebutkan ada delapan
mereka juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. bentuk kecerdasan. Setiap peserta didik memiliki
Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan kecerdasan yang berbeda-beda dan mempunyai
berkaitan dengan karakteristik individual peserta didik keunggulan masing-masing. Setiap peserta didik
[1], yaitu 1) Karakteristik yang berkaitan dengan memiliki ZPD yang berbeda-beda, maka dari itu
kemampuan awal atau prerequisite skill, seperti bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai
kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal- sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan potensi
hal yang berhubungan dengan aspek psikomotor. 2) masing-masing siswa. Perbedaan peserta didik dalam
Karakteristik yang berkaitan dengan latar belakang dan pembelajaran juga dapat dilihat dari learning modalities.
status sosio-kultural. 3) Karakteristik yang berkaitan Melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik
dengan perbedaan-perbedaaan kepribadian seperti dengan peserta didik yang lainya, tentunya perlu adanya
perasaan, sikap, minat, dan sebagainya. Keberagaman pembelajaran berdiferensiasi.
tersebut dipengaruhi oleh dua faktor yaitu nature dan Keberagaman dalam proses pembelajaran sering
nurture. Nature artinya pembawaan yang bersifat alami ditemui oleh guru selaku pendidik. Tidak jarang,
yang dibawa sejak lahir atau berupa warisan turunan. keberagaman tersebut menjadi satu tantangan tersendiri
Sedangkan nurture artinya karakter yang muncul akibat bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di
tengah keberagaman peserta didik. Tantangan bukan diperhatikan oleh guru. Asesmen merupakan upaya
berarti menjadi hambatan bagi guru, melainkan menjadi untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil
dorongan dan motivasi guru dalam menyelesaikan pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
tantangan tersebut. Hal yang penting untuk peserta didik. Berdasarkan asesmen tersebut maka akan
memaksimalkan peran guru menghadapi tantangan diketahui apakah Capaian Pembelajaran yang
tersebut yaitu guru perlu menerapkan pembelajaran
diturunkan dalam bentuk tujuan pembelajaran sudah
berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2001)
tercapai atau belum.
pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai PEMBAHASAN
individu. Pembelajaran berdiferensiasi juga bisa
dikatakan sebagai pembelajaran yang memberi Refleksi Keragaman Siswa
keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat diperlukan
peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai
untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
Pembelajaran berdiferensiasi (konten/isi, proses,
peserta didik yang berbeda-beda.
produk, dan lingkungan belajar) dilakukan dengan cara
Guru perlu mempersiapkan rancangan pembelajaran yang berbeda-beda mengacu pada syarat pemetaan
dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi yang peserta didik berupa kesiapan, minat, serta profil.
meliputi materi apa yang akan disampaikan, teknologi Terdapat 3 teori besar yang mendasari pembelajaran
dan media yang dibutuhkan, serta strategi dan metode berdiferensiasi yaitu progresivisme (kreativitas siswa),
yang akan digunakan. Seluruh persiapan rancangan konstruktif (pengalaman belajar), serta humanism
tersebut harus mempertimbangkan keberagaman dari (memfasilitasi semua peserta didik). Pembelajaran
peserta didik. Salah satu hal yang perlu dirancang yaitu berdiferensiasi sangatlah penting untuk mengakomodasi
pemilihan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran seluruh kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, perlu
merupakan sebuah cara penyampaian materi dari adanya kurikulum yang mampu mengakomodasi semua
seorang guru kepada peserta didik, sehingga peserta kebutuhan anak didik. Setiap peserta didik memiliki
didik mendapatkan pemahaman yang baik terkait karakteristik dan kemampuan masing-masing. Setiap
dengan materi yang diajarkan. Strategi dalam suatu peserta didik memiliki kodratnya masing-masing,
konteks pendidikan dimaknai dengan perencanaan yang sehingga tidak dapat dipaksakan untuk memiliki
akan dilakukan dan mengarah kepada tujuan kemampuan yang tidak sesuai dengan kodrat yang
pendidikan. Strategi pembelajaan digunakan oleh tenaga dimiliki.
pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran
efektif dan efisien [4].
yang menitik beratkan pada keberagaman peserta didik
Pemenuhan Target Kurikulum sebagai dasar untuk merancang sebuah pembelajaran.
Hal tersebut mampu memberikan kesempatan bagi
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan bentuk peserta didik untuk belajar secara lebih natural dan
manifestasi target kurikulum. Sehingga untuk efisien dengan guru yang mampu mengkolaborasikan
melaksanakan program kurikulum dan mencapai metode, media, dan gaya belajar yang dibutuhkan
keberhasilan suatu kurikulum, satuan pendidikan harus peserta didik. Kemampuan pedagogik seorang guru
memperhatikan hal tersebut. Mengacu pada Capaian ditunjukkan saat seorang guru berkewajiban mengajar
Pembelajaran (CP), guru dapat menentukan tujuan dan mendidik peserta didik sesuai kaidah ilmu
pendidikan, salah satunya pembelajaran berdiferensiasi.
pembelajaran. Setelah menentukan tujuan yang ingin
Sebagai pelaku utama yang menyampaikan
dicapai, guru mulai membuat rancangan proses
pembelajaran, guru perlu memahami bahwa setiap
pembelajaran beserta bentuk asesmennya. Tahap peserta didik memiliki keunikan, tingkat kecerdasan,
tersebut guru mulai mengintegrasikan pembelajaran minat, kebutuhan, dan gaya belajar yang begitu
berdiferensiasi dengan mempertimbangkan aspek heterogen. Apabila direfleksikan keberagaman peserta
berdiferensiasi konten, proses, produk, maupun didik maka akan ada banyak hal yang ditemui.
lingkungan belajar. Berkaitan dengan keberagaman gaya belajar, terdapat
beberapa gaya belajar yang mungkin salah satu atau
Guru harus menentukan strategi yang tepat untuk lebih merupakan gaya belajar dari seorang peserta didik.
digunakan pada materi pembelajaran. Selain itu guru Gaya belajar tersebut antara lain: audio, visual, audi-
juga memilih media pembelajaran. Guru diberikan visual, dan kinestetik.
kebebasan dalam menentukan rancangan pembelajaran
Keberagaman selanjutnya yaitu kemampaun setiap
tersebut dengan tetap berorientasi pada keberagaman
peserta didik. Kemampuan setiap individu dipengaruhi
peserta didik. Rancangan asesmen juga harus oleh kerja otak, sehingga terdapat peserta didik yang
otak kirinya lebih unggul, ada pula peserta didik dengan memilih materi sesuai dengan minatnya, guru dan
dominasi otak kanannya. Peserta didik yang lebih siswa perlu membuat kontrak dalam pembelajaran,
dominan otak kanan, umumnya identik dengan hal-hal serta guru perlu memperhatikan moda pembelajaran/
kreatif dan artistik. Sementara peserta didik yang lebih cara penyampaian materi kepada peserta didik.
dominan otak kiri, umumnya cenderung dapat berpikir
2. Pembelajaran berdiferensiasi proses
secara logis dan analitis. Kecenderungan otak kanan dan
otak kiri tersebut juga akan berpengaruh terhadap Guru harus merancang bentuk pembelajaran,
adanya keberagamanbakat dan minat. Terdapat peserta apakah akan dilaksanakan secara mandiri atau
didik yang berminat dan berbakat di bidang sains dan kelompok. Kegiatan yang ada pada diferensiasi
pengetahuan, ada pula peserta didik yang berminat dan proses meliputi: kegiatan berjenjang dimana peseta
berbakat di bidang seni, olah raga, musik, dan lain didik harus membangun pemahaman yang sama.
sebagainya. Guru memberikan pertanyaan pemandu yang dapat
mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi
Kemampuan awal peserta didik berbeda-beda,
materi tersebut. Kemudian guru memfasilitasi durasi
terdapat peserta didik yang sudah memiliki bekal
waktu bagi peserta didik dalam menyelesikan tugas.
pengetahuan dasar yang baik, ada pula peserta didik
Terakhir yaitu mengklasifikasikan kelompok sesuai
yang belum memiliki bekal pengetahuan dasar yang
minat dan kemampuan peserta didik.
baik. Sehingga guru harus bisa menyamakan
pemahaman peserta didik agar proses pembelajaran Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
berlangsung dengan efektif dan semua pesrta didik tetap oleh guru dalam pembelajaran berdiferensiasi proses
mendapatkan hak yang sama. Berdasarkan hal tersebut, antara lain: a) Pembelajaran berdiferensiasi proses
guru tidak bisa sembarangan dalam melaksanakan tidak dapat diapresiasi dengan angka, namun dapat
pembelajaran dan mengabaikan keberagaman tersebut. dilakukan dengan memberikan pujian, penguatan,
Guru tidak bisa menyamaratakan kemampuan setiap bahasa isyarat, dan bahasa tubuh. b) Pembelajaran
peserta didik. Terdapat 4 aspek dalam pembelajaran diferensiasi proses dikatakan suskses apabila
berdiferensiasi, diantaranya: 1) diferensiasi konten, 2) pemahaman bermakna mampu memberikan stimulus
diferensiasi proses, 3) diferensiasi produk, dan 4) kepada siswa untuk membentuk keterampilan dalam
diferensiasi lingkungan belajar. Penjelasan terkait 4 memperoleh informasi. c) Pembelajaran diferensiasi
aspek tersebut sebagai berikut: proses harus berbeda dalam hal kesulitan dan cara
mengatasinya, setiap siswa tidak harus sama. d)
1. Pembelajaran berdiferensiasi konten
Guru tidak boleh menambah jam untuk mengejar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan materi, menambah jam boleh dilakukan untuk
oleh guru dalam pembelajaran berdiferensiasi konten memberikan perlakuan, penguatan, dan pelayanan
yaitu kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar terhadap diferensiasi dengan syarat ada kesepakatan
peserta didik. Hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama orang tua.
bagi guru dalam rangka merancang konten
3. Pembelajaran berdiferensiasi produk
pembelajaran untuk memenuhi berbagai
keberagaman peserta didik. Guru diharapkan mampu Diferensiasi poduk berarti adanya perbedaan
mempersiapkan materi sesuai kebutuhan peserta hasil kerja/projek peserta didik sesuai dengan
didik. Pembuatan materi perlu disesuaikan dengan kemampuan, minat, dan bakat mereka. Bentuk
gaya belajar peserta didik yang ada di kelas, baik produk tersebut dapat berupa teks, video, presentasi,
untuk peserta didik auditori, visual dan kinestetik. design, dan lain sebagainya. Diferensiasi produk
Misalnya, peserta didik dengan gaya belajar auditori, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
guru dapat memfasilitasi konten pembelajaran mengeksplor dan mengembangkan apa yang mereka
berupa mp3, podcast, dan video. Peserta didik minati secara lebih kreatif. Prodak termasuk hasil
dengan gaya belajar visual, maka guru dapat akhir dari pembelajaran. Hasil akhir dari sebuah
memfasilitasinya dengan text ataupun gambar. pembelajaran menunjukan pengetahuan,
Sedangkan peserta didik dengan gaya belajar keterampilan, serta pemahaman pada peserta didik.
kinestetik, maka guru dapat melakukan praktik
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
secara langsung.
oleh guru dalam pembelajaran berdiferensiasi
Selain itu, beberapa hal lainnya yang perlu produk antara lain: a) Guru dalam menerapkan
diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran pembelajaran diferensiasi produk harus dapat
berdiferensiasi konten yaitu guru harus memanajemen waktu dengan tepat. Variasi prodak
menyesuaikan bagaimana konten diajarkan kepada dengan tujuan yang sama, maka guru harus melihat
siswa berdasarkan gaya belajar peserta didik, guru apakah siswa dapat menyelesaikan prodak dengan
harus menyesuaikan kesiapan dan materi yang akan batasan waktu yang ada. Apabila tidak dapat selesai
diajarkan kepada peserta didik, guru harus maka dapat dilanjutkan di luar jam pelajaran.
menyiapkan variasi materinya kemudian siswa dapat Sehingga guru tidak hanya memperhatikan minat,
kesiapan, dan profil siswa, akan tetapi guru juga pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
harus memperhatikan waktu yang dibutuhkan siswa. dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap,
Guru harus dapat mengukur alokasi waktu selangkah demi selangkah [2]. Terdapat lima sintaks
pembelajaran apakah dapat diselesaikan dalam strategi Direct Instruction diantaranya: Fase orientasi
waktu 2 JP 3 JP dst. b) Guru harus menyiapkan (penyampaian tujuan), fase presensi (demonstrasi), fase
rubrik yang ekuivalen antara jenis prodak yang satu latihan terbimbing, fase mengecek pemahaman dan
dengan jenis prodak yang lain. Guru harus dapat memberikan umpan balik, serta fase latihan mandiri [3].
mempersiapkan rubric yang dalam penyimpulannya Strategi pertama yaitu Direct Instruction yang
harus equivalen atau hasilnya tidak berbeda jauh. merupakan sebuah strategi pembelajaran dimana guru
Penilaian menggunakan acuan kriteria dan sudah memberikan penjelasan dan peragaan langsung di depan
ditentukan tingkatan-tingkatan skornya. Rubrik peserta didik. Sehingga peserta didik mengetahui
antara kelompok satu dengan kelompok lain tidak langkah-langkah yang dilakukan oleh guru secara
boleh jauh berbeda, karena memiliki tujuan yang bertahap. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
sama. Proses (kerja sama tim atau kolaborasi), untuk mempraktikkan apa yang didemonstrasikan oleh
progress (kemajuan yang didapat siswa), dan guru secara terbimbing dan mandiri. Peran guru relatif
penampilan (hasil karya) dibuat rubrik penilaian dominan (teacher-center) pada strategi tersebut.
berdiferensiasi. Hal tersebut penting karna akan
Strategi yang kedua yaitu Indirect Instruction, pada
dicantumkan dalam raport.
strategi tersebut guru berperan sebagi fasilitator dan
4. Pembelajaran berdiferensiasi lingkungan belajar pendukung. Guru mengatur lingkungan belajar yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
Lingkungan belajar berarti tempat dimana
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Strategi
peserta didik melakukan proses pembelajaran.
tersebut cenderung berpusat pada peserta didk (students-
Lingkungan belajar dapat didesain dengan beragam
center). Strategi yang ke tiga yaitu Interactive Learning.
posisi sesuai dengan materi. Penentuan lingkungan
Pembelajaran interaktif merupakan strategi yang
belajar bertujuan untuk memaksimalkan proses
mengutamakan kegiatan kolaborasi antara peserta didik.
dalam mencapai capaian pembelajaran. Terdapat
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk saling
berbagai desain lingkungan belajar dalam hal
berdiskusi dan berbagi pengetahuan, pengalaman, serta
penataan tempat duduk yang dapat digunakan antara
pendapat. Berdasarkan kegiatan tersebut, diharapkan
lain: berpasangan, berkelompok, melingkar,
keterampilan sosial dan pengembangan argumen dari
demonstrasi, dan lain sebagainya.
peserta didik dapat meningkat.
Lingkungan belajar sebagai ruang untuk belajar
Selanjutnya, strategi belajar Self Learning yaitu
yang tidak selamanya terbatas oleh dinding atau
strategi pembelajaran yang memberikan siswa
sekat lainnya. Lingkungan belajar berarti tempat
kesempatan untuk mengembangkan inisiatif belajar,
terjalinnya interaksi antara guru dengan siswa
kepercayaan diri, dan kemampuan diri. Artinya siswa
dimana terjadi proses pembelajaran. Lingkungan
diberi keleluasaan dalam merancang kegiatan belajarnya
belajar dapat menggunakan halaman sekolah, kebun,
sendiri, namun tetap dalam monitoring guru. Self
gazebo dsb. Lingkungan belajar harus disesuaikan
Learning dapat berbentuk individu maupun kelompok.
dengan kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta
Strategi belajar yang terakhir yaitu Experiental
didik. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik
Learning. Metode experiential learning memberikan
memiliki motivasi belajar yang tinggi. Guru harus
kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai
mampu menciptakan suasana dan lingkungan belajar
keberhasilan dengan memberi kebebasan kepada peserta
yang menyenangkan bagi siswa. Hal tersebut dapat
didik untuk menentukan pengalaman apa yang akan
membuat siswa merasa aman, nyaman, serta aktif
mereka fokuskan, keterampilan apa yang ingin mereka
dalam pembelajaran, sehingga diharapkan tujuan
tingkatkan, dan bagaimana mereka membuat suatu
pembelajaran dapat tercapai.
konsep dari pengalaman yang telah mereka alami
Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran tersebut. Setiap stategi memiliki kelebihan dan
yang bisa digunakan oleh guru dalam merancang sebuah kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu, guru harus
pembelajaran. Strategi tersebut antara lain: pengajaran mempertimbangkan ketika akan menentukan strategi
langsung (direct instruction), pengajaran tak langsung yang dipilih agar strategi yang digunakan dalam proses
(indirect instruction), pengajaran interaktif (interactive pembelajaran lebih efektif. Efektivitas proses
learning), pengajaran mandiri (self-learning), dan pembelajaran akan membantu tercapainya tujuan
pengajaran melalui pengalaman (experimental learning). pembelajaran
Pengajaran langsung (Direct Instruction) adalah Pemenuhan Target Kurikulum
model pembelajaran yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa. Pengajaran tersebut Berdasarkan keberagaman peserta didik dan konsep
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka pemenuhan pembelajaran lain dan bisa dihubungkan dengan
target kurikulum yang tercantum dalam Capaian kehidupan sehari-hari dari peserta didik. Hal tersebut
Pembelajaran (CP) sesuai dengan satuan pendidikan. dapat membuat peserta didik akan lebih mudah
Setiap satuan pendidikan memiliki berbagai tingkat memahami konsep dasar serta penerapannya.
kelas peserta didik, dan setiap tingkat memiliki Capaian
Pembelajaran (CP) yang harus dicapai dalam target KESIMPULAN
waktu tertentu. Guru dihadapkan dengan berbagai
Mengakomodir keberagaman peserta didik baik dari
tantangan dalam rangka mencapai target. Bentuk
segi kesiapan belajar, kemampuan, minat, maupun gaya
tantangan yang dihadapi guru juga berkaitan erat dengan belajar, maka guru perlu menerapkan pembelajaran
keberagaman peserta didik. Contohnya ketika guru berdiferensiasi. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi
diberi tanggung jawab mengajar beberapa kelas dalam artinya dalam merancang proses pembelajaran guru
satu tingkat. Antara satu kelas dengan kelas yang lain akan memperhatikan keberagaman peserta didik.
tentu memiliki kemampuan yang berbeda, gaya belajar Penerapan pembelajaran berdiferensiasi ditengah
yang berbeda, serta minat yang berbeda. keberagaman peserta didik tersebut juga bertujuaan
mencapai target Capaian Pembelajaran (CP) yang
Tantangan tersebut dapat dihadapi dengan cara merupakan bentuk dari sebuah tujuan kurikulum.
satuan pendidikan melaksanakan asesmen diagnostik Apabila guru berhasil melaksanakan proses
untuk menentukan gaya belajar peserta didik. Satuan pembelajaran berdiferensiasi dan mencapai target yang
pendidikan dapat memetakan peserta didik sesuai ada pada Capaian Pembelajaran, maka pencapaian target
dengan minat, kemampuan, ataupun gaya belajar kurikulum juga akan tercapai dengan baik.
mereka. Pemetaan peserta didik tersebut akan sangat
membantu guru dalam mengoptimalkan perannya REFERENSI
melaksankan proses pembelajaran pada tiap-tiap kelas. [1] Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta
Hal tersebut dikarenakan peserta didik sudah diplotting Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
berdasakan karakteristik mereka, baik berupa minat,
[2] Pritandhari, Meyta. (2017). Implementasi Model
kemampuan, maupun gaya belajar. Adanya pemetaan
Pembelajaran Direct Instruction untuk
tersebut juga merupakan salah satu langkah yang Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
diambil satuan pendidikan dalam mencapai Capaian Mahasiswa. Jurnal Pendidikan, 5(1).
Pembelajaran (CP) yang ada.
[3] Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) memuat aspek Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh rus Media.
peserta didik. Setiap aspek terdapat beberapa hal yang [4] Suryadi. (2013). Strategi Pembelajaran
perlu dicapai. Contohnya seperti aspek pengetahuan, Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
peserta didik diharapkan mampu memahami, Rodakarya.
mengidentifikasi, hingga menganalisis materi
pembelajaran tertentu. Kemampuan yang ada mulai dari
pengetahuan tingkat dasar hingga pengetahuan tingkat
tinggi. Begitu pula pada aspek keterampilan, terdapat
banyak aspek yang perlu dikuasai dan ditingkatkan oleh
peserta didik. Misalnya keterampilan berbahasa yang
meliputi membaca, mendengar, berbicara, dan menulis.
Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak hanya
berfokus pada teori saja, melainkan juga praktiknya.
Pemberian porsi yang seimbang antara pengetahuan
dan paktik dapat membuat tingkat daya
serap/pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran menjadi meningkat. Guru dalam proses
pembelajaran dapat melakukan pengembangan sesuai
kebutuhan dan kondisi lingkungan belajar peserta didik.
Proses belajar juga harus bersifat holistik dan
kontekstual. Artinya pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik harus bisa dikaitkan dengan

Anda mungkin juga menyukai