Anda di halaman 1dari 9

1

UTS PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Refleksi Keragaman Siswa Dan Pemenuhan Target Kurikulum pada Siswa Kelas IX-D
SMP Negeri 1 Malang
Ikrima Nida Kencana Wati
PPG Prajabatan Universitas Negeri Malang, Kelas IPS-002
ikrimand@gmail.com

Abstrak
Penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui bagaimana keragaman peserta didik di dalam kelas guna menentukan
tujuan pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi pada proses pembelajaran. Dalam artikel
refleksi kali ini penulis akan membahas mengenai keberagaman peserta didik di SMPN 1 Malang dengan sample penelitian
pada kelas IX-D. Apakah para pendidik di SMPN 1 Malang sudah mengenali dan memetakan keberagaman peserta didik
dalam kelas IX-D dan bagaimana pendidik menerapkan pebelajaran berdiferensiasi dalam pembelejaran untuk mencapai
target kurikulum dalam kelas IX-D. Dari keberagaman fisik yang dimiliki peserta didik di kelas IX-D terdapat 16 peserta
didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Ditinjau dari keberagaman sensorik, mayoritas peserta didik di kelas IX-D
tidak memiliki hambatan dalam kemapuan sensorik dilihat dari hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, peserta didik
di kelas IX-D juga memiliki hasil belajar yang cukup memuaskan. Berdasarkan keberagaman peserta didik di kelas IX-D,
guru sudah mencoba melakukan pemetaan berdasarkan kesiapan belajar, gaya belajar, dan minat peserta didik dan
kemudian di tuangkan kedalam strategi pembelajaran berdiferensiasi beruba diferensiasi konten, proses dan produk dalam
mata pelajaran IPS. Hasil dari pemenuhan target kurikulum dinjukkan bahwa pemenuhan target kurikulum di SMPN 1
Malang pada peserta didik kelas IX-D dalam mata pelajaran IPS diketahui bahwa peserta didik mampu memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural serta peserta didik mampu mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan yang mereka miliki.
Kata Kunci: Kegaraman, Pembelajaran Diferensiasi, Target Kurikulum

PENDAHULUAN pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan aliran


Pendidikan memegang peranan penting bagi progresivisme. Filsafat progresivisme sangat mendukung
perkembangan dan perwujudan setiap individu. Pendidikan proses pendidikan yang berpusat pada murid (student
dapat dikatan sebagai alat untuk mencapai kebagaian dan center) dan bertujuan mengembangkan berbagai aspek
kesehajteraan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan yang kemampuan individu dalam menghadapi kemajuan zaman
berkualitas akan mencerminkan masyarakat yang maju, yang semakin maju dan kompleks (Fadlillah, 2017).
damai, dan mengarah kepada sifat-sifat yang konstruktif. Disisi lain proses pembelajaran di dalam kelas juga harus
(Faiz. Et. Al, 20220 Pembelajaran paeadigma baru didukung dengan sarana prasana yang memadai, pendekatan
memberikan keleluasaan bagi pendidikan untuk serta model pembelajaran yang digunakan guru harus
merumuskan rancangan pembelajaran dan sesemen sesuai mampu mengakomodir kebutuhan dari masing-masing
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa pembelajaran siswa. Pendidik berperan memfasilitasi proses mencapai
paradigm baru memastikan praktik pembelajaran untuk tujuan pendidikan. Penting bagi pendidik untuk memiliki
berpusat kepada peserta didik. Pembelajaran merupakan kemampuan merancang pembelajaran, agar mampu
satu silku yang berawal dari pemetaan starandar komptensi, merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
pesernacaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen karakteristik siswanya (Kemdikbud, 2021). Namun,hasil
untuk memperbaiki pembelajaran sehingga siswa dapat studi menunjukkan pelaksanaan pendidikan masih belum
mencapai kompetensi yang diharapkan. (Kemdikbud, 2021). banyak perubahan, guru masih menerapkan sistem
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara, tugas seorang pembelajaran yang menganggap semua anak adalah
pendidik adalah menuntun anak untuk dapat tumbuh dan sama tanpa melihat keberagaman kemampuannya. Guru
berkembangnya sesuai kodrat anak tersebut dalam mencapat seolah-olah mengajar satu orang murid dalam satu
kebahagian dan keselamatan. Dengan kata lain, seorang kelas, sedangkan dalam satu kelas tersebut diperkirakan
pendidik membimbing dan menuntun anak sesuai potensi, kurang lebih 20-30 siswa yang mempunyai keunikan,
minat dan bakat serta kemampuan yang dimilikinya untuk kemampuan dan keberagaman pengalaman belajar,
mencapai keberhasilan dan kebahagiaan (Masitoh & sehingga tidak jarang murid merasa jenuh dan akhirnya
Cahyani, 2020). Salah satu upaya dalam mengembangkan tidak/sedikit memiliki motivasi belajar yang baik
konsep merdeka belajar yang sedang dicanangkan dalam (Iskandar, 2021).Tidak jarang anak-anak merasa frustasi dan
Sistem Pendidikan Nasional saat ini,dan sesuai dengan akhirnya tidak memiliki motivasi untuk belajar, karena
pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah pembelajaran mereka datang ke sekolah hanya untuk ujian, ujian dan ujian
berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan (Andini et al., 2016).
seperangkat kegiatan pembelajaran yang memeperhatikan Perlu disadari bahwa potensiyang dimiliki oleh setiap
kebutuhan belajar murid, oleh karena itu esensi dari siswasangat beragam. Setiap siswamemiliki keunikan.
2

Setiap siswadatang ke sekolah dengan membawa METODE


keunikan dan keragaman yang melekat pada diri mereka Metode yang digunakan dalam penulisan refleksi ini
masing-masing. Keunikan dan keragaman yang melekat adalah metode kualitatif. Populasi yang digunakan yaitu
pada diri setiap anak diantaranya adalah: gaya belajar seluruh siswa SMPN 1 Malang dengan sampel kelas IX-D.
(contohnya gaya belajar auditory, gaya belajar visual, Pengumpulan data dalam penulisan refleksi ini yaitu dengan
gaya belajar kinestetik), kemampuan akademik (tinggi, menggunakan observasi. Teknik analisis data menggunakan
sedang, rendah), kecepatan dalam memahami pelajaran metode studi literatur atau literature review.
(ada siswa yang cepat dalam memahami pelajaran, ada Pada dasarnya studi literatur ini menggunakan jurnal atau
yang sedang, bahkan lambat), orientasi belajar (mastery, artikel-artikel ilmiah, buku, dan referensi yang berkaitan
performance approach, performance avoidance) motivasi dengan pembelajaran berdiferensiasi, keberagaman siswa
(tinggi, sedang, rendah), self-efficacy (tinggi, sedang, dan pemenuhan target kurikulum. Selain itu juga, hasil-hasil
rendah), minat (minat pada pelajaran tertentu, misalnya penelitian yang berhubungan dengan ketiganya digunakan
matematika, bahasa, atau science) kepribadian (misalnya sebagai data pendukung yang kemudian disintesis
introvertatau extrovert), termasuk juga status sosial sedemikian rupa sehingga dapat memberikan refleks yang
ekonomi/SSE (SSE tinggi, sedang, rendah). Dalam satu lebih bermakna.
kelas yang bisa saja terdiri dari 20 hingga 40 siswa, maka
guru akan mendapati sejumlah keragaman yang melekat HASIL DAN PEMBAHASAN
pada setiap diri siswa. Dengan kenyataan tersebut, maka A. Konsep Keberagaman Peserta Didik
pendekatan pengajaran yang menyamaratakan setiap Perbedaan mereka tampak dari kekuatan fisik,
siswasesungguhnya perlu dikaji ulang. Pendekatan perkembangan psikoseksual, minat belajar pada bidang
pengajaran yang menyamaratakan bagi setiap siswatentu berlainan, ketekunan, ketelitian, kecenderungan metode
tidak dapat memenuhi kebutuhan bagi setiap siswa, pembelajaran yang lebih sesuai untuk masing-masing jenis
karena kebutuhan mereka juga beragam. Karena itu kelamin, dan seterusnya. Ada kemungkinan murid
dibutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang mampu perempuan sangat berminat dalam bidang olah raga,
memenuhi kebutuhan setiap siswa. Pendekatan ini dapat sedangkan murid laki-laki sangat menyukai pelajaran tata
berupa pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. boga. Seorang guru perlu mengenali keunggulan siswa
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses siklus tanpa harus melakukan stereotip jender. Penamaan istilah
mencari tahu tentang siswa dan merespons belajarnya "peserta didik" kepada siswa di sekolah dewasa ini sudah
berdasarkan perbedaan(Marlina, 2019). Oleh karena itu tepat, mengingat cara pandang ini yang lebih positif
penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui bagaimana dibanding dengan istilah "murid atau siswa". Hal ini, kata
keragaman peserta didik di dalam kelas guna menentukan "peserta didik" dapat mengakomodasi keberagaman peserta
tujuan pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran didik dalam melihat kebutuhannya. Hal ini, sejalan dengan
berdiferensiasi pada proses pembelajaran. Dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar
mengetahui keragaman peserta didik guru akan lebih mudah Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa dalam
untuk membuat perencanaan pembelajaran menggunakan Kompetensi Paedagogik Guru salah satunya adalah
pembelaaran berdiferensiasi dan dapat mencapai tujuan memahami krakteristik peserta didik maka diharapkan
kurikulum yang telah ditetapkan. sebelaum melakukan pembelajaran setiap guru dapat
Dalam artikel refleksi kali ini penulis akan membahas melakukan identifikasi dan asesmen. Hal ini untuk dijadikan
mengenai keberagaman peserta didik di SMPN 1 Malang sebagai dasar dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta
dengan sample penelitian pada kelas IX-D. Apakah para didik. (Imran, 2020).
pendidik di SMPN 1 Malang sudah mengenali dan Secara garis besar, ada empat bentuk keberagaman peserta
memetakan keberagaman peserta didik dalam kelas IX-D didik, yaitu:
dan bagaimana pendidik menerapkan pebelajaran 1) Keberagaman Fisik
berdiferensiasi dalam pembelejaran untuk mencapai target Jelas terlihat bahwa peserta didik beragam
kurikulum dalam kelas IX-D. Harapan dari penulisan fisiknya. Ada yang tinggi, sedang, pendek untuk
refeleksi ini adalah dapat digunakan untuk membantu guru ukuran dalam kelasnya. Ada yang gemuk, sedang,
untuk lebih mengenali kebaragaman siswa di SMPN 1 dan ada pula yang kurus. Jenis kelamin beragam,
Malang dan penerapan pembelaaran berdiferensiasi dalam ada laki-laki dan ada perempuan. Ada peserta didik
mencapai target tujuan kurikulum yang sudah ditentukan. yang memiliki fungsi standar dan kelengkapan
Manfaat dari penulisan refleksi ini bagi penulis adalah pada anggota tubuhnya, ada juga yang tidak.
sebagai evaluasi dari segi pemahaman dan teori serta 2) Keberagaman Sensorik
praktik pemetaan keberagaman peserta didik dan peneraan Keberagaman sensorik dapat dilihat dari adanya
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas IX-D SMPN peserta didik yang memiliki penglihatan
1 Malang. Bagi guru, diharapkan refleksi ini dapat menjadi atau pendengaran tanpa hambatan. Ada pula
bahan acuan untuk memaksimalkan penerapan peserta didik yang memiliki hambatan penglihatan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas IX-D SMPN 1 atau hambatan pendengaran.
Malang. 3) Keberagaman Sosial Ekonomi dan Demografis
Peserta didik memiliki keberagaman sosial
3

ekonomi. Misalnya, ada peserta didik dari keluarga ahli biologi, aktivis pencinta alam maupun
kaya, sedang, dan ada pula peserta didik yang lingkungan.
berasal dari keluarga tak mampu. Ada peserta Dari hasil pbservasi yang dilakukan selama proses PPL
didik yang tinggal di pedesaan ada pula yang di SMPN 1 Malang di kelas IX-D menghasilkan temuan
tinggal di perkotaan, ada yang tinggal di berbagai eragaman peserta didik. Dari keberagaman fisik
perumahan ada pula yang tinggal di yang dimiliki peserta didik di kelas IX-D terdapat 16
perkampungan. peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan.
4) Keberagaman Jenis Lainnya Ditinjau dari keberagaman sensorik, mayoritas peserta
Keberagaman jenis lainnya ini menyangkut didik di kelas IX-D tidak memiliki hambatan dalam
dengan adanya hambatan perilaku dan emosi, kemapuan sensorik, hanya terdapat satu siswa yang
kesulitan belajar spesifik, autis, dan sebagainya. memiliki hambatan penglihatan namun dapat diatasi
Selain keempat bentuk keberagaman peserta didik dengan bantuan fisik berupa kacamata. Ditinjau dari
tersebut di atas, terdapat pula keberagaman kemampuan keeragaman sosial ekonomi dan demografis, peserta didik
yang ada di dalam diri peserta didik. Keberagaman dari kelas IX-D sangat beragam karena mereka berasal
kemampuan itu terdiri atas 10 jenis yaitu kemampuan dari bermacam-macam latar belakang keluarga. Meskipun
sensoris, kemampuan kinestetik, kemampuan matematis, semua peserta didik tinggal di daerah kota malang, namun
kemampuan berbahasa, kemampuan musical, kemampuan diantara mereka ada yang tinggal di kompleks perumahan
religious, kemampuan memahami alam, kemampuan dan perkampungan. Dilihat dari pekerjaan orang tua dari
menguasai diri, kemampuan spasial, kemampuan peserta didik kelas IX-D juga sangat beragam, mulai dari
bekerjasama dengan orang lain. Kesepuluh keberagaman pekerjaan sebagai PNS hingga penjual di pasar. Oleh
kemampuan peserta didik tersebut sejalan dengan Mulitiple karena itu, dapat diketahui bahwasanya peserta didik di
Intelegencies yang dikemukakan oleh Howard Gardner, kelas IX-D memiliki keberagaman sosial ekonomi yang
bahwa setiap peserta didik memiliki satu atau lebih jenis bermacam-macam. Selanjutnya, ditinjau dari sepuluh
kecerdasannya, tanpa melihat mana yang lebih menonjol. keberagaman oleh Howard Gardner peserta didik di kelas
Howard Gardner mengemukakan 8 jenis kecerdasan IX-D memiliki multiple intelegencies yang mumpuni,
manusia, yakni; dibuktikan dengan hasil observasi selama proses
1) Kemampuan menggunakan nalar dan hubungan pembelajaran tidak terlihat pesrta didik yang mengalami
logis suatu peristiwa, menguasai penggunaan hambatan belajar, selain itu dilihat dari hasil belajar siswa
angka dan sebab akibat dengan baik yang disebut dalam mata pelajaran IPS, peserta didik di kelas IX-D juga
kecerdasan Logis Matematis. memiliki hasil belajar yang cukup memuaskan.
2) Kemampuan menggunakan kata baik secara verbal B. Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
maupun tulisan, seperti yang dimiliki oleh orator Anak-anak yang memiliki usia yang sama dan datang
dan penulis. Kemampuan ini disebut kecerdasan ke sekolah bersama-sama, belum tentu memiliki kesamaan
bahasa. ukuran badan, hobi, kepribadian, kesukaan atau
3) Peserta didik yang memiliki kecerdasan musikal ketidaksukaan yang sama. Kemampuan merekapun juga
adalah anak yang memiliki kepekaan yang tinggi beragam, mungkin ada yang sudah paham banyak hal
terhadap irama, melodi ataupun warna suara. tetapi ada juga yang belum memahami apapun. Mereka
Mereka berbakat menjadi penyanyi atau komposer. memiliki suatu hal yang berbeda, karena anak-anak ini
4) Kecerdasan spasial visual merupakan kemampuan adalah manusia yang mempunyai banyak hal yang berbeda
yang dimiliki peserta didik dalam dalam dirinya. Mereka terlahir dari latarbelakang, budaya
metransformasikan warna, garis, bentuk, dan ruang dan kebiasaan yang berbeda-beda pula sehingga akan
serta hubungan yang terjadi di dalamnya. sangat berpengaruh terhadap semua hal pada diri anak
5) Peserta didik yang memiliki kemampuan fisik tersebut.
seperti berolahraga dengan baik atau mampu Kelas yang ditandai dengan keanekaragaman kultur
melenturkan tubuhnya bagai penari merupakan dan bahasa, menuntut beragam strategi untuk
kecerdasan kinestetik. mendiferensiasikan pengajaran agar kebutuhan siswa yang
6) Kemampuan menangkap ekspresi wajah, suara, beragam dan banyak tersebut akan terpenuhi. Dalam kelas
gerak tubuh seperti yang biasa dimiliki oleh yang didiferensiasikan, guru akan memulai mengajar
psikolog maupun pekerja sosial dikategorikan berdasarkan kebutuhan, kesiapan (di mana posisi siswa),
sebagai kecerdasan interpersonal. minat dan kemudian menggunakan banyak model
7) Sebaliknya, kemampuan untuk memahami diri mengajar dan penataan instruksional untuk memastikan
sendiri seperti yang dimiliki spiritualis, penulis bahwa siswa meraih prestasinya. (Arends, 2008:123)
maupun psikologi, oleh Gardner dikategorikan Dalam buku Inklusif School in Action, kurikulum
sebagai kecerdasan intrapersoal. yang digunakan dalam sekolah inklusi adalah dengan
8) Dan, yang terakhir adalah kecerdasan naturalis. memodifikasi kurikulum, di mana kurikulum itu didesain
Suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan siswa yang berisi berupa
yang mampu mengenali benda-benda fisik yang pelajaran dan keterampilan sesuai dengan tingkat
ada di alam. Kemampuan ini bisanya dimiliki oleh kemampuan anak dengan memberikan materi-materi
4

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Hal dalam bidang-bidang tertentu
tersebut bisa juga dengan mengubah isi dari kurikulum dan b. Semua siswa memiliki bidang yang butuh untuk
strategi pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa dikuatkan
atau disebut sebagai Differentiated of instruction dan juga c. Setiap otak siswa adalah unik seperti suatu sidik jari
menggunakan metode student-center (metode pengajaran (fingerprint)
berpusat pada anak dan sesuai dengan kebutuhan anak) d. Tidak ada kata terlambat untuk belajar
(McLeskey dan Waldron, 2000:150). e. Ketika memulai suatu topik yang baru, siswa
Dalam penjelasan Tomlinson (2001:1), pada membawa dasar pengetahuan mereka sebelumnya
pembelajaran diferensiasi berarti mencampurkan semua dan pengalaman dalam belajar
perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat f. Emosi, perasaan, dan sikap berpengaruh pada
ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. belajar
Dengan kata lain bahwa pembelajaran diferensiasi adalah g. Semua siswa dapat belajar
menciptakan suatu kelas yang beragam dengan h. Siswa-siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda
memberikan kesempatan dalam meraih konten, pada waktu yang berbedabeda pula.
memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap murid, Untuk lebih memahami apa itu pembelajaran
sehingga murid-murid akan bisa lebih belajar dengan diferensiasi dan yang membedakan dengan pendekatan
efektif. lain, akan dibahas satu persatu berkenaan dengan hal
“In its simple form, differentiated instruction means tersebut.
that you are consistently and proactively creating different 1. Pembelajaran diferensiasi bukanlah
pathway to help all your student to be succesfull”. Dari pembelajaran individual
pernyataan tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam Seperti halnya yang terjadi pada perkembangan
pembelajaran diferensiasi seorang guru harus konsisten pendidikan pada tahun 70an, bahwa jika ada murid yang
dan proaktif dalam mencari jalan untuk membantu murid- memiliki tingkat perbedaan kemampuan dalam kelas,
muridnya belajar sehingga akan mencapai kesuksesan maka dalam belajar sesuai dengan kemampuannya, anak
dalam mencapai atau meraih proses pembelajaran di kelas. tersebut akan ditarik dari kelas dia berada dan akan
Sebagai contoh, apabila guru memberikan tugas membaca diberikan pembelajaran individual sesuai dengan
kepada murid-muridnya, guru harus mengetahui tingkat kemampuannya yang berada di ruangan lain atau terpisah
level kemampuan membaca muridnya sehingga dari kelasnya tersebut. Berbeda dengan pembelajaran
memberikan tugas membaca sesuai dengan tingkat level diferensiasi, bahwa anak-anak yang memiliki perbedaan
membaca murid tersebut dan juga bisa mengaitkannya kemampuan tersebut, akan diberikan kesempatan untuk
dengan ketertarikan dari murid tersebut. Sehingga belajar, tidak dipisahkan oleh karena level kemampuannya
pembelajaran diferensiasi tidak menambah beban murid- tetapi berfokus pada makna belajar itu sendiri dan juga
murid dalam belajar tetapi justru menciptakan suasana kekuatan dari setiap siswa miliki. Model pembelajaran
belajar yang menyenangkan dan merangsang anak untuk dalam mengajar, terkadang guru akan mengajar pada
terus belajar sehingga akan membantu anak dalam “whole class” atau kelompok besar, terkadang kelompok
mencapai kesuksesan dalam belajar. (Hollas, 2005:3) kecil dan terkadang secara individual dalam satu kelas.
Adapun dalam referensi lain yang dimaksud dengan Variasi yang dilakukan ini sangat penting dalam
Differentiated of instruction adalah modifikasi kurikulum meningkatkan pemahaman murid dan ketrampilan juga
di mana semua anak bisa belajar dalam satu kelas dengan membangun rasa kebersamaan dalam kelompok.
tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Pendekatan ini 2. Pembelajaran diferensiasi bukanlah
dilakukan dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas pembelajaran yang semrawut atau kacau
dengan berbagai kemampuan anak yang berbeda dalam Banyak guru yang mengalami ketakutan akan
kelas tersebut. Maksud dari differentiated itu sendiri terulangnya kejadian di awal tahun ajaran baru yang
adalah setiap anak mempunyai standar kurikulum yang kurang bisa mengatasi perilaku muridmuridnya di kelas.
berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya. Hal ini Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila guru melakukan
dimaksudkan bahwa guru harus memodifikasi isi, managemen kelas yang baik. Seorang guru yang
proses/cara berpikir (the thinking process) dan produk menerapkan menerapkan pembelajaran diferensiasi, akan
yang harus dikerjakan sebagai evaluasi, berdasarkan ahli dalam memeimpin kelas dan dengan cepat
karakteristik anak, tingkat kesiapan anak, interest atau menanggulangi masalah ini. Dibandingkan dengan guru
kesukaan anak, kecerdasan majemuk (mulltiple yang menggunakan pendekatan satu center (guru menjadi
intelegences), pemberian instruksi dan pembelajaran atau pusat pembelajaran), pada guru yang menerapkan
materi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat pembelajaran diferensiasi akan mengatur dan memonitor
kemampuan anak, memperdalam pemahaman, dan kelas dengan menggunakan beberapa aktivitas bersama-
melibatkan kerja kelompok. (Hollas, 2005:2). Menurut sama. Guru juga akan membantu anak dalam
Gregory dan Chapman (2007:2) mengungkapkan hal-hal mengembangkan peraturan untuk mengontrol perilaku,
yang mendukung pandangan atau filosofi mengenai memberi dan mememonitor secara langsung aktivitas serta
pembelajaran diferensiasi adalah sebagai berikut. memberikan tahapantahapan pembelajaran yang
a. Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan berhubungan dengan pengalaman belajar anak.
5

Pembelajaran diferensiasi di kelas akan memberikan pengetahuan baru. Kesiapan murid akan erat hubungannya
keefektifitasan tujuan pembelajaran murid dan bukan kelas dengan tingkat perkembangan pemehaman dan prestasi
tanpa perencanaan atau ketidakdisiplinan. murid di kelas (achievement).
3. Pada Pembelajaran diferensiasi kelompok tidak b) Ketertarikan (interest)
homogen tetapi bersifat fleksibel (Flexible Ketertarikan merupakan faktor terbesar dari dalam
Grouping) diri seseorang dalam memotivasi untuk belajar. Guru yang
Pada kelas yang menerapkan pembelajaran bijak akan menghubungkan konten yang dipelajari dengan
diferensiasi, kelompok yang dibentuk akan bersifat ketertarikan (interest) dari murid-muridnya. Hal ini akan
fleksibel, di mana murid yang memiliki kekuatan dalam mempertahankan level perhatian siswa dalam belajar.
bidang tertentu akan bergabung dengan teman yang lain Ketertarikan dari murid ini berhubungan dengan semua hal
dan bekerjasama dengan teman-temannya. Murid yang yang murid suka atau tidak suka dan mengenai hobinya.
kuat dalam hal tertentu belum tentu memiliki kekuatan c) Learning profile (Profil belajar)
yang sama dalam bidang lain. Misalnya, mungkin murid Gaya belajar merupakan cara/jalan bagaimana murid
tersebut akan memiliki kekuatan dalam memahami suatu tersebut bisa belajar dengan baik. Beberapa murid
bacaan, belum tentu dalam memulis, ia akan bisa menulis mungkin akan lebih bagus belajar dengan cara diskusi
dengan ejaan yang benar atau menuliskan kalimat dengan dengan teman sebayanya, tetapi ada juga sebagian murid
tepat, atau dalam hal matematika, mungkin murid tersebut yang lebih bagus belajar sendiri. Ada murid yang belajar
akan mengalami kelemahan dalam berhitung dan lain-lain. dari beberapa bagian dari tema tetapi adapula yang
Dalam kelompok yang bersifat fleksibel tersebut, guru menganalisanya. Guru harus jeli dalam memahami gaya
akan paham bahwa mungkin ada beberapa murid yang belajar setiap muridnya. Adapun dalam profile belajar
dalam mengerjakan tugas baru kerjanya lambat dan anak akan dihubungkan pula dengan faktor sosial/emosi
kemudian akan diberikan penjelasan untuk mempercepat yaitu mengenai bahasa, budaya, kesehatan, kenyataan
kerjanya sambil yang lain belajar tetapi dilakukan dengan dalam keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu
perlahan-lahan. Dalam pembelajaran diferensiasi, learning profile juga berhubungan dengan gaya belajar
kelompok akan selalu diubah-ubah berdasarkan kebutuhan (learning style) seseorang. Ada beberapa yang memiliki
dan pengalaman belajar murid. gaya belajar dengan visual (melihat gambar, membaca),
4. Pembelajaran diferensiasi adalah proaktif dan ada yang auditory (mendengarkan ceramah atau diskusi),
berdasar pada asesmen ada juga yang memiliki gaya belajar dengan bergerak
Pada kelas yang menerapkan pembelajaran (kinestetik). Multiple intelegances juga berhubungan
diferensiasi, kita harus berpikir bahwa murid-murid dengan learning profile ini, yang sesuai dengan yang
memiliki kebutuhan belajar yang beragam dan berbeda diungkapkan oleh Howard Gardner. Menurut Howard
satu dengan yang lainnya. Guru harus proaktif menemukan Gardner ada 8 intelegensi yaitu logicmatematis, linguistik,
dan melakukan perencanaan dengan berbagai cara untuk musikal, spasial, bodily kinesthetic, interpersonal,
bisa mengekspresikan bagaimana murid-muridnya bisa intrapersonal dan naturalis.Teori ini akan membantu dalam
belajar. Guru akan bisa merencanakan cara bagaimana mengadaptasikan pengajaran kepada siswa, selain itu guru
murid-murid belajar dengan melakukan asesmen terlebih juga harus mengetahui learning profile atau gaya belajar
dahulu berdasarkan tingkat kesiapan murid, ketertarikan dari masing-masing siswanya. (Arends, 2008:123)
dan gaya belajar dari setiap murid-muridnya tersebut. Setelah dilakukan asesmen tersebut kemudian baru
Murid-murid di dalam kelas akan mempunyai karakteristik membuat design atau perencanaan pengalaman belajar
yang berbeda, yang mungkin akan mengindikasikan dalam berdasarkan dari pemahaman murid, memperhitungkan
kebutuhan modifikasi kurikulum dan pembelajaran. produk/hasilbelajar yang akan dibuat atau membuat
Adapun penjelasan mengenai ketiga hal yang akan asesmen akhir sebagai final untuk mengetahui kesuksesan
dilakukan asesmen adalah: murid dalam belajar.
a) Readiness (Kesiapan) 5. Pembelajaran diferensiasi menggunakan
Murid yang memiliki kesiapan untuk belajar suatu hal berbagai pendekatan (multiple approach)
yang mana sudah mempunyai pengetahuan mengenai apa dalam konten, proses dan produk
yang akan dipelajari, memahaminya dan memiliki Dalam kelas diferensiasi, guru akan memperhatikan 3
ketrampilan yang bagus, dipastikan akan sukses dan bisa elemen penting dalam pembelajaran diferensiasi di kelas
mencapai tugas yang diberikan. Lain halnya bagi murid yaitu (1) Content (input) yaitu mengenai apa yang murid
yang belum memahami apa yang akan mereka pelajari, pelajari, (2) Proses yaitu bagaimana murid akan
maka mereka akan menjadi murid yang sulit dalam mendapatkan informasi dan membuat ide mengenai hal
mempelajari tema/topik pembelajaran dan mungkin akan yang dipelajarinya, (3) product (output), bagaimana murid
frustasi karena tidak bisa menyelesaikan tugas dengan akan mendemonstrasikan apa yang sudah mereka pelajari.
baik. Pemahaman dalam belajar akan lebih bagus apabila Ketiga elemen tersebut di atas akan dilakukan modifikasi
tingkat kesulitan yang diberikan sedikit lebih tinggi dari dan adaptasi berdasarkan asesmen yang dilakukan sesuai
level pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dengan tingkat kesiapan murid, ketertarikan (interes) dan
sebelumnya. Hal tersebut akan membantu dalam learning profile. Terdapat 3 elemen penting yang akan
menghubungkan pengetahuan yang baru dan tingkat dilakukan diferensiasi, antara lain sebagai berikut.
6

a. Content atau bagaimana ia belajar. Dalam arti lain adalah aktivitas


Konten berhubungan dengan apa yang akan murid- murid dalam mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan
muird ketahui, pahami dan yang akan dipelajari. Dalam ketrampilan berdasarkan konten yang akan dipelajari.
hal ini guru akan memodifikasi bagaimana setiap murid Aktivitas akan dikatakan efektif apabila berdasarkan pada
akan mempelajari suatu topik pembelajaran. Misalnya, tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan murid.
guru akan mengajarkan matematikan yang mana tujuan Murid akan bisa mengerjakan dengan sendirinya dan
objektifnya adalah murid-murid bisa membaca waktu. berguna bagi diri mereka sendiri.
Dari murid-muridnya di kelas, mungkin guru akan c. Product
menemukan anak yang belum mengerti mengenai konsep Produk merupakan bukti apa yang sudah mereka
angka, ada juga yang belum mengertai mengenai konsep pelajari dan pahami. Murid-murid akan mendemostrasikan
waktu dan mungkin beberapa murid-murid di kelasnya atau mengaplikasikan mengenai apa yang sudah mereka
sudah memahami dan bisa membaca waktu dengan baik. pahami. Produk akan merubah murid dari “consumers of
Bagi anakanak yang tingkat kesiapannya sudah siap dan knowledge to producer with knowledge”.
mengerti akan konten yang akan dipelajarinya, hal ini Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi di
tidak menjadikan masalah bagi murid untuk belajar hal kelas IX-D, penulis membuat pemetaan dengan berdasarkan
yang sama sesuai dengan konten yang sudah ditentukan. keragaman peserta didik yang telah diobservasi
Bagi tingkat kesiapannya belum memahami mengenai sebeleumnya. Pemetaan keragaman peserta didik digunakan
konten tersebut, guru perlu melakukan modifikasi dan untuk membuat strategi pembelajaran berdiferensiasi berupa
adaptasi berdasarkan tingkat kesiapan murid tersebut. konten, proses, dan produk. Berikut hasil dari pemetaan
b. Process keragaman peserta didik di kelas IX-D dan penerapan
Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi diferensiasi konten, proses, dan produk :
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat Kelas IX-D / SMPN 1 Malang
Tujuan Pembelajaran: Menyajikan hasil analisis perubahan kehidupan sosial budaya dalam arus globalisasi untuk
memperkokoh
Tabel 1. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
Minat Komunikasi (Public Speaking) Kesenian Menulis
(Prakarya)
1. Abdul Afiq Hamdani 1. Adila Ananda 1. Aisyah Putri Handayani
2. Alifio Ishful Ahsani Amigusrama 2. Aisyah Sasi Khairani
3. Arkana Kareem 2. Calista Andra Fitryani 3. Alifayrus Nissapuri
4. Muchammad Vicky 3. Cinta Amelia Putri Abdullah
Nama murid Oktaviano Ferdiandova 4. Dzaki Firjatullah Chimiko
5. Muhammad Andischa 4. Ivan Wahyu Gustiananda 5. Erlyta Zeva Ditya
Pratama 5. Khayla Nafeeza Twisca 6. Fairuz Wahyu Faturohman
6. Muhammad Athoillah Dagna 6. Syiane Maharani 7. Khifara Hawa Tsuraya
K. 7. Ratna Okta Safira Putri 8. Muchammad Setiadi
7. Muhammad Zidane Al 8. Ressa Prameswari Saputro
Khaidar Nuraini 9. Mutiara Sakinah Az Zahra
8. Rico Maulana Kanaku 9. Zazkia Nur Maulidia 10. Ricky Wahyuda Pratama
9. Rifki Wicaksono Setiawan 10. Farzana Nadifa Salsabila 11. Virly Bilqis Zabilla
10. Satria Wahyu Saputro
11. Yazid Aldi Kurniawan
Membuat laporan berupa Membuat laporan berupa Membuat laporan tentang
video/presentasi yang gambar beserta contoh bentuk perubahan
berkaitan dengan perubahan penjelasannya tentang budaya yang ada di
kehidupan sosial budaya contoh bentuk perubahan daerahnya dan solusi yang
Produk dalam arus globalisasi untuk budaya yang ada di dilakukan masyarakat dalam
memperkokoh kebangsaan. daerahnya menghadapi perubahan
tersebut.

Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness) IX-D / SMPN 1 Malang
Tujuan Pembelajaran: Menyajikan hasil analisis perubahan kehidupan sosial budaya dalam arus globalisasi untuk
memperkokoh kebangsaan.
Tabel 2. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)
7

Kesiapan Murid belum dapat


belajar Murid dapat Menyajikan hasil Murid dapat Menyajikan hasil Menyajikan hasil analisis
(Readiness) analisis perubahan kehidupan sosial analisis perubahan kehidupan perubahan kehidupan sosial
budaya organisasikehidupan; dan sosial budaya; namun belum budaya; dan dapat
dapat menyebutkan masing- masing semua perubahan kehidupan menyebutkanmasing-masing
contoh sosial budaya dapatdiberikan contoh perubahan kehidupan
contohnya. sosial budaya

1. Adila Ananda Amigusrama 1. Ivan Wahyu Gustiananda 1. Muchammad Setiadi


2. Aisyah Sasi Khairani 2. Rico Maulana Kanaku Saputro
3. Alifio Ishful Ahsani 3. Muhammad Zidane Al 2. Muhammad Athoillah
4. Calista Andra Fitryani Khaidar Dagna K.
5. Cinta Amelia Putri Ferdiandova 4. Khifara Hawa Tsuraya 3. Ricky Wahyuda Pratama
Nama 6. Fairuz Wahyu Faturohman 5. Ratna Okta Safira Putri 4. Rifki Wicaksono Setiawan
murid 7. Mutiara Sakinah Az Zahra 6. Muchammad Vicky 5. Syiane Maharani
8. Muhammad Andischa Pratama Oktaviano 6. Yazid Aldi Kurniawan
9. Ressa Prameswari Nuraini
10. Satria Wahyu Saputro
11. Zazkia Nur Maulidia
12. Aisyah Putri Handayani
13. Alifayrus Nissapuri Abdullah
14. Arkana Kareem
15. Erlyta Zeva Ditya
16. Khayla Nafeeza Twisca
17. Farzana Nadifa Salsabila
18. Dzaki Firjatullah Chimiko
19. Abdul Afiq Hamdani
20. Virly Bilqis Zabilla
Proses Murid diminta memperhatikan Murid diberikan contoh Murid akan
gambar tentang perubahan kehidupan langsung tentang masing- mendapatkan
sosial budaya dalam arus globalisasi. masing perubahan kehidupan pembelajaran
Dari gambar tersebut murid dapat sosial budaya dalam arus eksplisit tentang konsep
secara mandiri mengkomunikasikan globalisasi kemudian perubahan kehidupan sosial
perubahan kehidupan sosial budaya berdasarkan contoh tersebut budaya dalam arus
dalam arus globalisasi contoh. murid diharapkan dapat globalisasi. Guru akan
Jawaban murid secara lisan dicatat memberikan contoh yang lain, memberikan scaffolding
dalam rubrikpenilaian. jika belum paham murid dapat dalam proses ini.
(bertanya kepada 3 teman
sebelum bertanya langsungpada
guru). Guru akan sesekali
datang ke kelompok ini untuk
memastikan tidak ada
miskonsepsi.

Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Peserta Didik IX-D / SMPN 1 Malang
Tujuan Pembelajaran: Menyajikan hasil analisis perubahan kehidupan sosial budaya dalam arus globalisasi untuk
memperkokoh kebangsaan.
Tabel 3. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Peserta Didik
Visual Auditori Kinestetik
Profil Belajarmurid
1. Aisyah Sasi Khairani 1. Adila Ananda Amigusrama 1. Aisyah Putri Handayani
2. Abdul Afiq Hamdani 2. Alifayrus Nissapuri 2. Alifio Ishful Ahsani
3. Cinta Amelia Putri Abdullah 3. Calista Andra Fitryani
Ferdiandova 3. Arkana Kareem 4. Erlyta Zeva Ditya
4. Dzaki Firjatullah 4. Fairuz Wahyu Faturohman 5. Ivan Wahyu Gustiananda
Namamurid Chimiko 5. Khayla Nafeeza Twisca 6. Muchammad Setiadi Saputro
5. Khifara Hawa Tsuraya 6. Muhammad Andischa 7. Mutiara Sakinah Az Zahra
6. Muchammad Vicky Pratama 8. Ricky Wahyuda Pratama
Oktaviano 7. Rico Maulana Kanaku 9. Satria Wahyu Saputro
7. Ressa Prameswari 8. Ratna Okta Safira Putri 10. Zazkia Nur Maulidia
Nuraini 9. Virly Bilqis Zabilla 11. Farzana Nadifa Salsabila
10. Muhammad Zidane Al 12. Rifki Wicaksono Setiawan
Khaidar 13. Syiane Maharani
11. Muhammad Athoillah 14. Yazid Aldi Kurniawan
Dagna K.
8

Murid diperbolehkan memilih cara menghimbau masyarakat untuk menghemat energi. Boleh
Produk
dalam bentuk poster, artikel,lagu, maupun video.
Proses Saat menjelaskanguru Guru juga menyediakan
Guru membuat beberapa sudut
menggunakan banyak kesempatan bagi murid
gambar atau alat bantu untuk mengakses sumber belajar atau displayyang ditempel
visual. belajar yang dapat di tempat-tempat berbeda untuk
didengarkan muridsecara memberikan kesempatan murid
lisan. bergerak saat mengakses
informasi.

C. Pemenuhan Target Kurikulum d. Kurikulum sebagai suatu hasil, yang merupakan


Pencapaian Target Kurikulum mengantarkan guru dan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
para pendidik dapat memproses dan mengembangkan Seperti telah dikemukakan di atas, kurikulum merupakan
pembelajaran, agar peserta didik dapat memahami, suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
menerapkan dan menganalisis pengetahuan, serta tertentu. Oleh karena itu, dalam kurikulum suatu sekolah
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian telah terkandung tujuantujuan pendidikan yang ingin dicapai
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk melalui sekolah yang bersangkutan. Ada dua jenis tujuan
memecahkan masalah. yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah.
Secara modern kurikulum adalah semua kegiatan dan a. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara
pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara keseluruhan. Selaku lembaga pendidikan, setiap
ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halam sekolah sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin
maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk dicapainya (tujuan lembaga pendidikan atau
mencapai tujuan pendidikan. Ada juga pengertian kurikulum tujuan institusional). Tujuan–tujuan tersebut
yang lebih luas lagi yaitu semua kegiatan dan pengalaman biasanya digambarkan dalam bentuk
belajar serta “segala sesuatu” yang berpengaruh terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
pembentukan pribadi peserta didik, baik disekolah maupun diharapkan dapat dimiliki murid-peserta didik
di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai setelah mereka menyelesaikan seluruh program
tujuan pendidikan. pendidikan dari sekolah tersebut.
Menurut Beauchamp dalam Herry Widyastono, b. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang
(1975: 2): A curriculum is a writen document which may studi. Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu
contain many ingredients, but basically it is a plan for the sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang
education of pupils during their enrollment in give school. ingin dicapainya. Tujuan inipun digambarkan
Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan atau dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
pengajaran, pelaksanaan rencana sudah masu pengajaran. sikap yang diharapkan dapat dimiliki
Zais (1976: 2), “menjelaskan bahwa: kurikulum bukan murid/peserta didik setelah mempelajari suatu
hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran bidang studi pada suatu sekolah tertentu. Tujuan-
melainkan suatu yang fungsional, yang memberi pedoman tujuan setiap bidang studi dalam kurikulum itu
dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di ada yang disebut tujuan kurikuler dan ada pula
dalam kelas. Rencana tertulis merupakan dokumen yang disebut tujuan instruksional, di mana tujuan
kurikulum (curriculum document or inert curriculum), intruksional merupakan penjabaran lebih lanjut
sedangkan kegiatan yang berlangsung di kelas merupakan dari tujuan kurikuler.
kurikulum fungsional (functioning, live or operative Berdasarkan hasil observasi pemenuhan target
curriculum)”. Selanjutnya, Layton (1989), ”mengatakan kurikulum di SMPN 1 Malang pada peserta didik kelas IX-
bahwa kurikulum dipengaruhi oleh sistem sosial politik, D dalam mata pelajaran IPS diketahui bahwa peserta didik
ekonomi, teknologi, moral, keagamaan, dan keindahan”. mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
Mengacu pada berbagai pengertian kurikulum di atas, faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
selanjutnya Hasan ( 2011 ) mengelompokkan pengertian ingintahunya tentang pelajaran yang diajarkan serta peserta
kurikulum ke dalam empat dimensi, yang saling didik mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
berhubungan satu sama lain, yaitu: konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
a. Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan; dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, yang mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan yang
sebenarnya merupakan suatu perwujudan dari mereka miliki. Di lihat dari pemahaman peserta didik
kurikulum sebagai suatu ide; terhadap apa yang diajarkan oleh pendidik, sebagaian
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan/aktivitas, yang peserta didik mampu menangkap atau memahami apa yang
sering disebut pula dengan istilah kurikulum sebagai sudah di berikan oleh guru bidang studi. Ketika guru selesai
suatu realita atau implementasi kurikulum, yang menjelaskan pelajaran yang diajarkan oleh peserta didik,
sebenarnya merupakan pelaksanaan dari kurikulum maka guru mengevaluasi peserta didik dengan cara peserta
sebagai suatu rencana tertulis; dan didik diberi kesempatan untuk mengulangi apa-apa saja
9

yang sudah dijelaskan oleh gurunya. Kemudian jika peserta


didik mampu menjelaskan atau menanggapi apa yang telah DAFTAR PUSTAKA
diberikan oleh guru maka pencapaian peserta didik dalam
belajar yang diperoleh dari evaluasi dan dinyatakan dalam Andini, D. W., Guru, P., Dasar, S., Sarjanawiyata, U.,
Yogyakarta, T., & Tamansiswa, U. S. 2016.
bentuk skor atau nilai sudah mampu menangkap pelajaran “Differentiated Instruction ”: Solusi Pembelajaran.
yang diajarkan, dan guru sudah dianggap berhasil dalam Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 2(3), 340–349.
membawakan mata pelajaran. Ketika guru selesai
Andini, Dinar Westri. 2020. “Differentiated Instruction”:
menjelaskan pelajaran yang diajarkan oleh peserta didik,
Solusi Pembelajaran Dalam Keberagaman Siswa Di
maka guru mengevaluasi peserta didik dengan cara peserta Kelas Inklusif. 340-348
didik diberi kesempatan untuk mengulangi apa-apa saja
Arends, R. I. 2007. Learning To Teach Belajar Untuk
yang sudah dijelaskan oleh gurunya. Kemudian jika peserta
Mengajar. New York : McGraw Hill Companies.
didik mampu menjelaskan atau menanggapi apa yang telah
diberikan oleh guru maka pencapaian peserta didik dalam Fadlillah, M. 2017. Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan
belajar yang diperoleh dari evaluasi dan dinyatakan dalam Di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Ponorogo:
Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran.
bentuk skor atau nilai sudah mampu menangkap pelajaran
yang diajarkan, dan guru sudah dianggap berhasil dalam Faiz, A., Parhan, M., & Ananda, R. 2022. EDUKATIF:
membawakan mata pelajaran. JURNAL ILMU PENDIDIKAN Paradigma Baru
dalam Kurikulum Prototipe. 4(1), 1544–1550.
PENUTUP Hante, Imran., Sulfikar, Jusniar. 2020. Analisys of Critical
Kesimpulan Thinking Based on Gender in Class XI MIA SMA
Dari keberagaman fisik yang dimiliki peserta didik di Negeri 1 Maiwa Trought Inquiry Learning Model in
Chemical Equilibrium Subject: Jurnal Ilmiah
kelas IX-D terdapat 16 peserta didik laki-laki dan 16 peserta
Pendidikan Kimia. Volume 1 Nomor 1, Desember
didik perempuan. Ditinjau dari keberagaman sensorik, 2020. 73- 81
mayoritas peserta didik di kelas IX-D tidak memiliki
Iskandar, D. 2021. Peningkatan Hasil Belajar
hambatan dalam kemapuan sensorik. Ditinjau dari
Siswapada Materi Report Text Melalui
keeragaman sosial ekonomi dan demografis, peserta didik Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas IX.A SMP
dari kelas IX-D sangat beragam karena mereka berasal dari Negeri 1 Sape Tahun Pelajaran 2020/2021: Jurnal
bermacam-macam latar belakang keluarga selain itu dilihat Pendidikan Dan Pembelajaran Indonesia (JPPI),
dari hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, peserta 1(2), 123–140. https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.48
didik di kelas IX-D juga memiliki hasil belajar yang cukup Kemdikbud, P. 2021. Pembelajaran dan Asesmen. X–76.
memuaskan.
McLeskey, James & Waldron, Nancy L. 2000. .Inclusive
Berdasarkan keberagaman peserta didik di kelas IX-D, Schools in Action, Alexandria: ASCD.
guru sudah mencoba melakukan pemetaan berdasarkan
kesiapan belajar, gaya belajar, dan minat peserta didik dan Masitoh, S., & Cahyani, F. 2020. Penerapan Sistem Among
Dalam Proses Pendidikan Suatu Upaya
kemudian di tuangkan kedalam strategi pembelajaran
Mengembangkan Kompetensi Guru. Kwangsan:
berdiferensiasi beruba diferensiasi konten, proses dan Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 122.
produk dalam mata pelajaran IPS. Hasil dari pemenuhan https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p122--141.
target kurikulum dinjukkan bahwa pemenuhan target
Marlina. 2019. Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran
kurikulum di SMPN 1 Malang pada peserta didik kelas IX- Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif. 1–58
D dalam mata pelajaran IPS diketahui bahwa peserta didik
mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan Nasution. S. 2001. Asas-Asas Kurikulum. Cet. 4. Jakarta: Pt
Bumi Aksara.
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang pelajaran yang diajarkan serta peserta Widyastono. Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum Di
didik mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah Era Otonom Daerah dari Kurikulum 2014, 2006, ke
Kurikulum 2013. Cet. I. Jakarta: Pt Bumi Aksara.
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan Zais. 1976. Curriculum, Principles and Foundations.
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan yang Bandung: Pakar Raya.
mereka miliki.

Anda mungkin juga menyukai