Anda di halaman 1dari 2

Nama.

: Diah Roro Pinasti

Kelas : XI IPS 1

Absen : 08

KASUS KORUPSI DANA BANSOS COVID-19

Juliari P.Batubara

A. Penangkapan

Menteri Sosial, Juliari P Batubara, diketahui telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan
suap pengadaan bantuan sosial (bansos) untuk penanganan Covid-19. KPK telah mengamankan enam
orang pada Sabtu (5/12/2020) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB terkait kasus dugaan suap pengadaan
bansos Covid-19. Mereka adalah PPK Kemensos, Matheus Joko Santoso (MJS); Direktur PT Tiga Pilar
Agro Utama, Wan Guntar (WG); pihak swasta, Ardian IM (AIM); pihak swasta Harry Sidabuke (HS);
Sekretaris Kemensos, Shelvy N; dan pihak swasta, Sanjaya (SJY).

Penangkapan ini bermula dari tim KPK yang menerima informasi masyarakat pada Jumat (4/12/2020),
mengenai dugaan suap dalam pengadaan bansos Covid-19. Menteri Sosial Juliari Batubara resmi ditahan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/12/2020). Mengenakan rompi tahanan KPK warna
oranye, Juliari ditahan di Rumah Tahanan Negara KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur selama 20 hari,
yakni hingga 25 Desember.

B. Penyelidikan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa mantan Menteri Sosial Juliari Batubara dalam
penyelidikan kasus korupsi bantuan sosial atau bansos. Penyelidikan ini merupakan pengembangan dari
kasus suap bansos yang telah menyeret Juliari ke kursi terdakwa. “Tim penyelidik KPK meminta
keterangan dan klarifikasi terhadap Juliari Peter Batubara terkait kegiatan penyelidikan yang saan ini
sedang dilakukan KPK,” kata pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri, Jumat malam, 6 Agustus 2021.

Ali mengatakan KPK berupaya mengembangkan dan mengungkap dugaan peristiwa tindak pidana
korupsi dalam pengadaan barang bansos di Kementerian Sosial (Kemensos) melalui penyelidikan
terbuka dengan meminta keterangan beberapa pihak. Dia mengatakan perkembangan penyelidikan
akan disampaikan lebih lanjut. Sebelumnya, KPK menyatakan penyelidikan tersebut mengenai dugaan
kerugian negara dalam korupsi bansos Covid-19. KPK menuntut Juliari 11 tahun penjara karena dinilai
terbukti menerima suap sebanyak Rp 32 miliar bersama dua bawahannya. Jaksa KPK menyatakan Juliari
Batubara terbukti melanggar pasal Pasal 12 huruf b Juncto Pasal 18 UU Tipikor. Hukuman maksimal
dalam pasal itu adalah seumur hidup atau paling singkat 4 tahun penjara. Ali mengatakan KPK membuka
peluang untuk mengembangkan kasus penyuapan ini ke arah kerugian negara, yaitu pasal 2 dan 3 UU
Tipikor.

C. Proses persidangan
Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara akan menghadapi vonis kasus dugaan korupsi
pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19 pada hari ini, Senin (23/8).

Sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta akan dipimpin oleh ketua majelis hakim Muhammad
Damis. Juliari mengikuti persidangan ini secara virtual dari kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Benar, hari ini sesuai ketetapan majelis hakim dijadwalkan persidangan terdakwa Juliari P. Batubara
dengan agenda pembacaan putusan hakim," kata Plt. Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, melalui
keterangan tertulis, Senin (23/8). Ali berharap majelis hakim menyatakan Juliari terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah dalam kasus tersebut. "Kami yakin dan optimis seluruh amar tuntutan tim jaksa
KPK juga akan dikabulkan majelis hakim," ujarnya.

Sementara kuasa hukum Juliari, Maqdir Ismail enggan berkomentar banyak jelang vonis terhadap
kliennya ini. "Apa tidak sebaiknya sesudah putusan saja?" kata Maqdir. Juliari dalam perkara ini dituntut
11 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsidair enam bulan kurungan. Selain itu, ia juga dituntut
membayar uang pengganti sebesar Rp14,5 miliar subsidair dua tahun penjara, serta pencabutan hak
dipilih dalam jabatan publik selama empat tahun. Politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu dinilai jaksa telah
terbukti menerima uang sebesar Rp32,4 miliar dari para rekanan penyedia bansos Covid-19 di
Kementerian Sosial.

Dalam nota pembelaan atau pleidoi, Juliari memohon kepada majelis hakim agar dapat membebaskan
dirinya dari segala dakwaan jaksa. Sebab, ia merasa kasus dugaan korupsi bansos Covid-19 telah
membuatnya menderita. "Oleh karena itu, permohonan saya, permohonan istri saya, permohonan
kedua anak saya yang masih kecil-kecil, serta permohonan keluarga besar saya pada majelis hakim Yang
Mulia, akhiri lah penderitaan kami ini dengan membebaskan saya dari segala dakwaan," ucap Juliari,
Senin (9/8).

D. Hukuman

Pada sidang pembacaan putusan Senin (23/08), majelis hakim menghukum Juliari dengan penjara
selama 12 tahun. Vonis ini lebih tinggi satu tahun dari tuntutan jaksa KPK, tapi tidak sesuai dengan
harapan pegiat antikorupsi yang menganggap Juliari patut dihukum lebih berat. Juliari juga dihukum
membayar denda sebesar Rp500 juta dan uang pengganti sebanyak Rp14,5 miliar. Dia juga divonis tidak
boleh menggunakan hak politik selama empat tahun. Namun dalam salah satu pertimbangannya, majelis
hakim menganggap cacian publik terhadapnya patut meringankan hukuman Juliari.

Anda mungkin juga menyukai