Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD HELGA YUDHI MIQAILLA

NIM : 225150701111017

PRODI/KELAS : TEKNOLOGI INFORMASI/C

Tahun 2021 silam Menteri sosial Juliari Batubara menjadi tersangka korpsi
bansos covid-19. Ketua KPK, Firli Bahuri menjelaskan kasus dugaan korupsi di
Kementerian Sosial ini diawali dengan adanya pengadaan barang berupa bansos
dalam rangka penanganan Covid-19. Dalam konferensi pers, Ketua KPK menduga
Juliari Peter Batubara menerima Rp17 miliar dari korupsi bansos sembako yang
ditujukan untuk keluarga miskin yang terdampak akibat wabah virus corona. KPK
menduga dana tersebut digunakan untuk keperluan pribadi. Pengadaan barang itu
berupa paket sembako di kementrian sosial pada 2020 dengan nilai Rp5,9 triliun
dengan 272 kontrak dan dilaksanakan sebanyak dua periode. Diduga juga adanya fee
dari tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan pada rekan kepada mensos, untuk
fee tiap bansos disepakati sebesar Rp10.000 paket sembako dan Rp300.000 per
paket bansos. KPK mengungkapkan bahwa Juliari diduga menerima uang suap
sekitar Rp8,2 miliar dalam pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama.
Selanjutnya, pada periode kedua pelaksanaan bansos sembako, terkumpul uang
sekitar Rp8,8 miliar. Sehingga uang total suap sekitar Rp17 miliar yang digunakan
untuk keperluan pribadinya. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan
Keamanan, Mahfud Md, mengatakan bahwa menurut UU Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor), diancam dengan paling tinggi seumur hidup atau 20 tahun penjara. Namun,
dalam keadaan bencana seperti saat Covid-19 ini, maka ancaman hukuman mati ini
diberlakukan berdasarkan UU yang berlaku.

Analisa argument saya mengenai isu tersebut yaitu saya sangat


memprihatinkan karena menurut saya sebenarnya itu tindakan yang sangat fatal,
mengapa? Karena dikeadaan itu banyak yang merasa dirugikan dan merasa tidak
diadili dengan pemberian bantuan dana yang seharusnya di bagikan secara merata,
bahkan hampir satu Indonesia. Padahal bapak Jokowi sendiri sudah pernah
mengingatkan secara tegas kepada kabinetnya untuk tidak main-main dalam
penggunaan anggaran bencana terutama saat pandemi covid-19. Tetapi masih saja
ada yang melanggar dan melakukan korupsi. Saya setuju saja dengan hukuman yang
ditetapkan karena itu sama saja membunuh dan mencuri hak warga yang benar benar
kesusahan, apalagi di saat pandemi naik banyak orang yang sepi bahkan kehilangan
pekerjaan akibat wabah covid-19. Sayangnya, ancaman hukuman itu tidak jadi
ditetapkan dan tersangka hanya hukum penjara selama 11 tahun. Padahal dalam UU
yang telah disebutkan bahwa hukuman paling tinggi yaitu penjara seumur hidup atau
20 tahun, tetapi ternyata hanya dihukum penjara 11 tahun. Padahal pimpinan dari
KPK sendiri sudah menyatakan akan menghkum dengan hukuman berat kepada
koruptor bansos. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat semakin
tidak percaya dengan keputusan hukum.

Dalam permasalahan tersebut juga merupakan bentuk pelanggaran Pancasila.


Menurut saya pelanggaran ini terdapat pada sila ke-2 dan sila ke-5 yang merupakan
makna dari bentuk keadilan dan kemanusiaan. Dari permasalahan ini bisa dilihat
pelanggaran bentuk sila ke-2 bahwa tindakan koruptor mengakibatkan dampak yang
membuat rakyat tidak mendapat hak nya secara adil. Padahal dengan kasus ini
Menteri sosial yang seharusnya peduli dengan rakyat, tapi malah melakukan tindakan
korupsi hanya untuk kepentingan pribadi. Kemudian pelanggaran bentuk sila ke-5
bahwa tindakan korupsi seperti itu menyebabkan masyarakat secara tidak langsung
ikut terkena imbas nya. Tindakan tersebut membuat perekonomian semakin menurun
dan hutang negara semakin bertambah. Sedangkan penutupan hutang sendiri juga
berasal dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Di masa pandemi sendiri
mencari perekonomian pun susah, past banyak juga masyarakat yang bersusah
payah untuk membayar pajak sedangkan koruptor sendiri dengan enaknya
melakukan penyelewengan dana.

Anda mungkin juga menyukai