PKN
DISUSUN OLEH :
Aurellia Keysha Puteri Erlangga
XII IPA 1
ABSEN 06
GURU PEMBIMBING :
Kamasiah azwar
SMA NEGERI 1 REJANG LEBONG
2021/2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “hukuman
mati kasus korupsi anggaran bantuan sosial COVID” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas
PKN . Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………
(Halaman)
Daftar Isi…………………………………………………………………………….
(Halaman)
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….
(Halaman)
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
(Halaman)
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..
(Halaman)
1.3Tujuan……………………………………………………………………………
(Halaman)
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………
(Halaman)
2.1 Apakah Hukuman Mati di
perbolehkan…………………………………………………(Halaman)
2.2Membuktikan Koruptor Merugikan Keuangan
Negara…………………………………………….(Halaman)
2.3 Mengapa Belum Ada Koruptor Dana Bencana di Vonis
Mati………….…………………………………(Halaman)
2.4 Kenapa Vonis ini di Tentang………………(Halaman)
2.5 Tanggapan Kpk…………………..(Halaman)
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………….
(Halaman)
2.6 Kesimpulan…………………………………………………………………….
(Halaman)
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Mengacu pada kasus korupsi yang dilakukan eks Menteri Sosial, Juliari
Batubara terkait dana Bantuan Sosial atau Bansos. Tuntutan jaksa KPK
kepadanya 11 tahun penjara dan denda Rp 500 juta. Padahal Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri pernah menyebutkan
perihal ancaman hukuman mati bagi para tersangka korupsi bansos
saat pandemi.Terkait kasus korupsi yang dilakukan Juliari Batubara yang
menerima suap sebesar Rp 32 miliar dari para pengusaha atau vendor
yang menggarap proyek pengadaan Bansos untuk penanganan Covid-
19. Jauh sebelum kasus ini muncul, Firli memang mengatakan ada celah
korupsi di pengadaan barang dan jasa, sumbangan dari pihak ketiga,
realokasi anggaran, dan saat pendistribusian bantuan sosial.Berbagai
respon positif dan upaya pemerintah dalam mengatasi dampak yang
ditimbulkan adanya pandemi covid-19 di berbagai aspek bidang. Salah
satunya dengan menggelontorkan dana dan adanya realokasi anggaran
pusat dan pemda hingga ratusan triliun. Adanya kucuran dana yang
deras di masa pandemi membuat Komisi Pemberantasan Korupsi
bertindak cepat dalam menangkap beberapa oknum penyelewengan
dana. Korupsi yang dilakukan dimasa kedaruratan pandemi covid-19
(Bencana non-alam) sangat merugikan dan harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya secara pidana. Oleh sebab
itu, penting untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana bagi pelaku
korupsi bantuan sosial di masa pandemi ini memberikan efek jera atau
tidak. Hasil penelitian ini yaitu pelaku tindak pidana korupsi di masa
Covid-19 dapat dijatuhi hukuman penjara dan denda atau bahkan
hukuman pidana mati. Mengingat masa kedaruratn covid-19 telah
ditetapkan oleh pemerintah sebagai bencana nasional sehingga
memenuhi syarat frasa ‘keadaan tertentu’ yang termuat dalam pasqal 2
ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.
Rumusan Masalah
Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
“Pada operasi tangkap tangan sudah pasti terkait suap. Kerugian negara
biasanya muncul dalam case building,”
Tanggapan Kpk
Tentu kita akan dalami terkait dengan apakah Pasal 2 itu bisa kita
buktikan, terkait dengan pengadaan barang dan jasa,” kata Firli kepada
pers di Jakarta, Minggu (06/12).
Juni lalu, Menko Polhukam, Mahfud MD, juga berkata agar anggaran
negara untuk pandemi ini tidak diselewengkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan oleh para
pihak yang tidak bertanggung jawab banyak membawa dampak
kerugian bagi masyarakat dan juga perekonomian di Indonesia. Kasus
korupsi tersebut terjadi karena kacaunya sistem pendataan penerima
bansos dan proses penyaluran dana bansos, serta kurangnya
pengawasan dan kebijakan tegas yang dilakukan oleh pemerintah
dalam proses regulasi bantuan dana covid-19 di Indonesia. Dengan
demikian, adanya kebijakan- kebijakan langkah regulasi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, serta langkah preventif yang telah
dilakukan oleh lembaga- lembaga pemerintahan negara seperti KPK,
BPK, dan BPKP diharapkan dapat mengatasi korupsi di Indonesia,
khususnya bagi korupsi dana bantuan sosial di masa pandemi Covid-19
di Indonesia ini. Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima hak-
haknya sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh pemerintah.
Sehingga, tidak ada lagi kasus yang membawa kerugian bagi masyarakat
dan perekonomian negara.