Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

‘’INDENTIFIKASI KASUS KORUPSI TERKAIT DANA BANSOS COVID-19 OLEH


MANTAN MENTERI SOSIAL JULIARI BATUBARA MELALUI TEORI
PSIKOANALISIS”

Disusun oleh :
KELOMPOK 9
1. Ramadhan Bintang K D1E020001
2. Elissa Rahma Danti D1E020009
3. Shevira Rosa D1E020019
4. Nandini Yuriz S D1E020037
5. Sugali Akbar D1E020049
6. Wirandanof D1E020055

Dosen Pengampu:
Nurlianti Muzni,M.I.Kom

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, banyak sektor kehidupan
masyarakat indonesia yang terdampak, terutama dalam aspek perekonomian. Selaras
dengan apa yang disampaikan oleh Saiful, seorang pengamat kebijakan publik sekaligus
pelaku bisnis, Saiful menyatakan bahwa ada tiga dampak besar pandemi Covid-19 bagi
pereknomian nasional, yaitu (1) melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya
daya beli masyarakat, (2) melemahnya bidang investasi yang berimplikasi pada
berhentinya berbagai bidang usaha, dan (3) pelemahan ekonomi yang menyebabkan
harga komoditas turun.
Untuk mengatasi masalah pada aspek ekonomi tersebut, pemerintah kemudian
membuat program dana bantuan sosial (Bansos) yang ditujukan kepada masyarakat
kurang mampu dan juga yang terdampak pandemic Covid-19. Presiden Joko Widodo
secara khusus membentuk komite khusus penanganan Covid-19 dan Dewan Nasional
Pemulihan Ekonomi (PEN). Pembentukan panitia tersbut dituangkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Penanganan Penyakit Virus Corona 2019
(Covid-19) dan Panitia Pemulihan Ekonomi Nasional. Sayangnya, program bantuan yang
seharusnya dapat meringankan beban masyarakat ini malah disalahgunakan menjadi
ajang untuk memperkaya diri bagi oknum-oknum tertentu, salah satunya Juliari Batubara
yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial. Uang hasil korupsi tersebut diduga
digunakan untuk keperluan pribadi mantan Menteri Sosial Juliari Batubara dan partai,
diantaranya sewa jet pribadi, sewa hotel, ruangan, makanan, dan digunakan untuk
pemenangan calon kepala daerah dari partainya, yaitu PDIP.
Melalui teori Psikoanalisis, penulis mencoba untuk mengidentifikasi alasan yang
mendasari Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara melakukan aksi korupsi dana bansos
Covid-19 menggunakan tiga unsur kepribadian manusia yaitu, id (das es), ego (das ich),
dan superego (das uberich).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses terjadinya korupsi yang dilakukan oleh juliari batubara?


2. Apa penyebab Juliari Batubara melakukan korupsi terhadap dana bansos covid-19?
C. TUJUAN
Artikel “Identifikasi Korupsi Dana Bansos Oleh Mantan Menteri Sosial Juliari
Batubara Melalui Teori Psikoanalisis” ini ditulis untuk mengidentifikasi tindakan Mantan
Menteri Sosial, Juliari Batubara menyalahgunakan kekuasaannya dengan cara korupsi
dana bansos Covid-19 melalui tiga unsur kepribadian manusia, id (das es), ego (das ich),
dan superego (das uberich) yang terdapat pada teori psikoanalalisis.

D. METODE PENULISAN
Penulisan artikel ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis situasi dan kondisi suatu obyek
permasalahan berdasarkan hasil studi pustaka yang menunjang.

E. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Korupsi

Kata “Korupsi” berasal dari bahasa latin “Coruptio” (Fackema Andrea : 1951)
atau “Corruptus” (Webster Student Dictionary : 1960).Selanjutnya dikatakan bahwa
“Corruption” berasal dari kata “Corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “Corruption, Corruptie” (Inggris),
“Corruption” (Perancis) dan “Corruptie/Korruptie” (Belanda).
Arti kata korupsi secara harfiahn adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian Istilah
korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia, adalah
“kejahatan, keburukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran”
(S. Wojowasito– Wjs Poerwadarminta : 1978).

Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan
merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut; sesuatu
yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
mengangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke
dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
2. Pengertian Psikoanalisis Sigmund Freud

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud


dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada
mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud
saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” sama artinya. Bila beberapa
pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan
sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu
nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl
Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (bahasa
Inggris: analitycal psychology) dan “psikologi individual” (bahasa Inggris: individual
psychology) bagi ajaran masing masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:

1) suatu metode penelitian dari pikiran.


2) suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3) suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis dapat


dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran
psikologi, psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi
struktur, dinamika, dan perkembangannya.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Korupsi Dana Bansos Oleh Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara

Tepat pada tanggal 6 Desember 2020, mantan menteri sosial Juliari Batubara
ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka mengenai kasus dugaan suap bantuan sosial
penanganan pandemi covid 19 pada wilayah Jabodetabek tepatnya pada tahun 2020
silam. Penetapan tersebut yakni tersangka juliari pada saat itu merupakan tindak
lanjut atas kasus operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK tepatnya pada
Jumat 5 Desember 2020. Saat setelah ditetapkannya juliari sebagai tersangka, tepat
pada malam harinya Juliari yang menyerahkan diri kepada KPK.

Selain tersangka juliari, ada pihak lain yang juga ditetapkan oleh KPK sebagai
tersangka yakni matheus djokosantoso, Adi Wahyono, Ardian 1 M dan Harry
Sidabukke yang diduga sebagai tersangka yang selalu memberi suap. Menurut
penyelidikan KPK kasus ini terjadi akibat adanya program pengadaan bansos
penanganan covid 19 yang yang diduga berbentuk paket sembako di Kementrian
sosial tahun 2020 dengan nominal sekitar 5,3 tahun dengan total 272 kontrak dan
dilaksanakan secara dua kali. Pada saat itu juliari yang diduga sebagai menteri sosial
menunjuk Matius dan Adi sebagai pejabat pembuat komitmen dalam diadakannya
pelaksanaan proyek tersebut. Setelah diselidiki penunjukan tersebut dilakukan secara
langsung oleh rekan-rekan yang diduga disepakati dan ditetapkannya adanya fee dari
tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementrian
sosial melalui tangan matheus.

Untuk paket bansos yang ditetapkan dan disepakati oleh matheus dan Adi
diduga mencapai nominal Rp.10.000 per paket sembako dan nilai Rp.300.000 paket
bansos. Tepatnya pada Mei sampai dengan November 2020 matheus dan Adi
melakukan kontrak pekerjaan dengan diduga beberapa supplier yang dijadikan rekan,
diantaranya Ardian 1 M dan Harry sidabukke serta melibatkan PT.RPI yang diduga
milik pribadi. Penunjukan PT. RPI yang dijadikan Salah satu rekanan yang diduga
memang sudah diketahui oleh juliari dan disetujui oleh Adi. Tepatnya pada
pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee Rp. 12 miliar
dengan tahap pembagian diberikan secara tunai oleh tersangka Matheus kepada juliari
melalui Adi.

Diduga dari jumlah itu total suap yang diterima oleh tersangka sebesar 8,2
miliar. Semua uang itu diduga di kelola Eko dan juga selfie selaku orang kepercayaan
dari tersangka untuk digunakan sebagai pembayar keperluan pribadi tersangka. Pada
saat periode kedua pelaksanaan paket bangsa sembako terkumpulah uang dari
Oktober sampai dengan Desember 2020 sekitar 8,8 miliar. Sehingga jika dijumlahkan
seluruh total uang suap yang diterima oleh tersangka menurut pemeriksaan KPK
adalah sebesar 17 miliar yang diduga uang tersebut digunakan untuk keperluan
pribadi. Atas perbuatan yang telah dilakukan oleh tersangka diduga tersangka
melanggar pasal 12 huruf A atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 undang-undang
nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana
telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU
nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP.

Atas tindakan yang telah dilakukan oleh Juliari tersangka divonis 12 tahun
penjara dan mendapat denda Rp.500.000.000 oleh majelis hakim pengadilan tindak
pidana korupsi pada tanggal 23 bulan 8 2021 pada hari Senin di Jakarta. Majelis
hakim telah menetapkan juliari terbukti melanggar pasal 12 huruf a undang-undang
RI nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Selain
terdakwa itu hakim juga menjatuhkan pidana tambahan untuk membayar uang ganti
sejumlah yang ditetapkan atau sekitar 14,59 miliar. Jika tersangka tidak mengganti
atau tidak bisa mengganti maka sejumlah uang tersebut dapat digantikan dengan
pidana penjara selama 2 tahun. Menurut hakim tindakan yang dilakukan oleh
tersangka adalah melakukan tindak pidana pada keadaan darurat bencana non alam
yaitu wabah covid 19. Selama persidangan kurang lebih dilakukan 4 bulan tersangka
hadir dengan tertib dan tidak pernah bertingkat dengan macam-macam alasan yang
akan mengakibatkan persidangan tidak lancar dan lama. Jaksa juga telah menilai
bahwa tersangka terbukti menerima suap dalam pengadaan paket bansos pada
wilayah Jabodetabek 2020 sebesar Rp. 32,408 miliar selain sejumlah itu tersangka
juga dituntut pidana untuk mengganti uang sebesar 14,5 miliar dan hak politiknya
dicabut selama 4 tahun dalam tuntutan yang diajukan oleh jaksa jaksa juga menyebut
mantan menteri ini memerintahkan kedua anak buahnya yaitu Matius Joko dan Adi
Wahyono untuk meminta fee Rp.10.000 tiap paket bansos covid 19 dari perusahaan
penyedia.

B. Identifikasi Korupsi Dana Bansos Oleh Mantan Menteri Sosial Juliari


Batubara melalui Teori Psikoanalisis

Psikoanalisis diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sehubungan


dengan pertanyaan Albert Einstein pada tahun 1932 dalam suratnya kepada Sigmund
Freud (Russell G. Geen, 1976), yang intinya tentang dasar pembawaan halus dan
gerak hati manusia yang dapat menimbulkan perilaku agresif, karena keterbatasan
pengendalian dirinya, Freud menjawab bahwa manusia mempunyai naluri (insting)
yang dengan mudahnya dapat menyulut semangat untuk berperang. Freud menulis
tentang naluri untuk menghancurkan (instinct for destruction) secara panjang lebar
dalam bukunya Beyond the Pleasure Principle (Freud, 1959). Dalam teorinya, ia
mengatakan bahwa ada dua kekuatan pendorong kehidupan manusia. Kekuatan yang
pertama, adalah Eros, atau “naluri untuk hidup” yang menunjukkan semua
kecenderungan dalam diri manusia untuk bersatu, penjagaan diri, seksualitas, dan
cinta. Kekuatan lainnya disebutnya sebagai Thanatos atau “harapan kematian”, yang
menghimpun seluruh kecenderungan ke arah kehancuran.

Dalam uraian yang lain, Freud (1936) menunjukkan adanya mekanisme


pertahanan (Defense Mechanisms) yang penting dan memungkinkan seseorang untuk
menyesuaikan keinginan-keinginannya yang merupakan kenyataan eksternal dan
nilai-nilai internalnya atau kesadarannya. Ia menyebutkan, misalnya, bahwa ego yang
merupakan bagian kepribadian manusia, menjembatani antara kebutuhan dan
keinginan mendalam (The Inner Needs and Wishes) dan permintaan-permintaan
eksternal dan internal sering kali dapat menimbulkan konflik di dalam diri manusia.
Psikoanalisis memandang manusia sebagai “manusia yang berkeinginan”
(Homo Volens). Penjelasan yang lebih menyeluruh dan sistematis sehubungan
dengan konflik di dalam diri manusia tersebut telah dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan disebut sebagai kerangka kerja psikoanalitis. Teorinya tersebut
dikaitkannya dengan adanya unsur dalam susunan kepribadian manusia dalam
kerangka ketidaksadaran. Freud mengatakan adanya tiga unsur kepribadian manusia
yang saling berhubungan sekaligus saling menimbulkan konflik. Ketiga unsur
tersebut, adalah id (das es), ego (das ich), dan superego (das uberich).

a) Id
Id (das es), merupakan salah satu unsur atau subsistem kepribadian yang
berdasarkan pada kesenangan (Pleasure). Id adalah penggerak utama keseluruhan
perilaku manusia. Id adalah kawah candradimuka yang penuh dengan keinginan
yang memerlukan pemuasan segera. Dalam kegiatannya, id tidak terbelenggu oleh
batasan-batasan etika, moral, logika, dan lain-lain faktor. Sehingga sering kali
ditemukan adanya perilaku baik dan buruk sekaligus dalam waktu bersamaan
(simultan). Id bekerja secara tidak rasional dan secara impulsif. Id dimaksudkan
sebagai nafsu yang memuat dorongan-dorongan biologis manusia. Id lah yang
mendorong kita untuk makan, minum, berhubungan seksual, dan dorongan-
dorongan biologis lainnya yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Dengan
Id kita tidak peduli dengan orang lain, lingkungan sekitar atau pada seluruh
bentuk kenyataan hidup. Pokoknya, nafsu biologis terpenuhi. Oleh karena itu, Id
juga sangat egois, tidak mengenal moralitas dan karenanya membuat manusia
sama seperti hewan.

Dalam Id terdapat dua insting yang dominan, yaitu:


a) Libido > insting reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk
melakukan kegiatan agar tetap hidup (Eros).
b) Thanatos > insting merusak kepada kematian. (destruktif dan agresif)

b) Ego
Ego mewakili gambaran tentang kenyataan-kenyataan fisik dan sosial. Ego
merupakan unsur yang berkaitan dengan alam kesadaran manusia. Ia memberikan
gambaran tentang apa yang mungkin dan tak mungkin terjadi. Ego merupakan
gambaran logika tentang apa yang patut dilakukan dan tidak patut, apa yang harus
dan tidak harus dilakukan sehubungan dengan desakan-desakan dari id. Ego
dibentuk oleh pemahaman terhadap lingkungannya, terutama dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan luar yang mengajarkan tentang logika. Manusia tidak
hidup sendirian dan lari dari realitas sosial. Kita berinteraksi dengan orang lainnya
dan pada saat itu pula kita akan terikat dengan sejumlah kesepakatan dan aturan
sosial. Kesadaran akan realitas dalam psikoanalisis disebut sebagai Ego. Ego
bergerak atas prinsip realitas. Prinsip realitas adalah suatu struktur kepribadian
yang membawa manusia untuk menjejak pada kenyataan sosial. Oleh sebab itu,
Ego pulalah yang membuat keinginan-keinginan kita terpenuhi. Sebaliknya Id
hanya akan menghasilkan sejumlah keinginan bukan memenuhinya.

c. Superego
Superego merupakan alam ketidaksadaran manusia, menjadi gudang nilai-
nilai individu, termasuk moral, yang terbentuk sebagian besar oleh lingkungan
luar dan juga keluarga. Kita sering mengenalnya sebagai hati nurani (Conscience).
Superego berisi tentang nilai-nilai baik dan buruk, boleh dan tidak, norma
masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam operasionalnya, superego sering
bertentangan dengan Id. Id ingin melakukan apa yang dirasakannya baik untuk
kelangsungan hidup manusia, sedangkan superego menginginkan apa yang
dirasakan benar. Pertentangan antara Id dan Superego menyebabkan Ego
melakukan kegiatan jalan tengah. Ego harus mengadakan kompromi dan berusaha
menyenangkan Id dan Superego. Hal ini merupakan salah satu mekanisme proses
mental yang berusaha memecahkan konflik antara keadaan psikologis manusia
dan kenyataan yang dihadapinya. Superego dipandang sebagai polisi kepribadian,
hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita, yaitu
norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita.

Analisis tindakan korupsi dana bansos Covid-19 yang dilakukan oleh


Mantan Menteri Sosial Juliari batubara melalui id (das es), ego (das ich), dan
superego (das uberich).

 Id: Keinginan dalam diri Juliari batubara yang timbul karena memiliki
kesempatan dan kekuasaan dalam mengatur jalnnnya dana bansos. Keinginan
tersebut berupa keserakahan untuk menyalahgunakan dana bansos untuk
kepentingan pribadi dan partai.

 Ego: Kesadaran dalam diri Juliari Batubara untuk menjalankan kewajiban dan
pekerjaannya dengan jujur dan juga kesadaran dan pemahman bahwa dana
bansos merupakan harapan bagi masyarakat yang terdampak pandemi untuk
bisa bertahan hidup atau meringankan bebannya. Juliari Batubara sadar bahwa
dia bisa mendapatkan rezeki dengan cara lain yang halal.

 Superego: Juliari Batubara memiliki kesempatan dan bisa melakukan korupsi


namon, ia sadar dan paham bahwa tindakan korupsi itu salah dan merugikan
masyarakat banyak, jadi ia tidak melakukannya.
Dalam kasus korupsi yang dilakukan Juliari Batubara dapat dikatakan bahwa
id dalam dirinya mengalahkan ego dan superego, sehingga meskipun menyadari dan
memahami bahwa korupsi merupakan tindakan yang salah dan merugikan orang
banyak, Juliar masih tetap melakukannya.

G. KESIMPULAN
Psikoanalisis merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam
menganalisis psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia justru didominasi
oleh alam bawah sadar yang berisi id, ego, dan super ego. Ketiga nya tersebut adalah
bagian dari Teori Psikoanalisis. Yang mana Id dimaksudkan sebagai nafsu yang memuat
dorongan-dorongan biologis manusia. Id lah yang mendorong kita untuk makan, minum,
berhubungan seksual, dan dorongan-dorongan biologis lainnya yang bermuara pada
pencapaian kesenangan. Sedangkan Ego merupakan gambaran logika tentang apa yang
patut dilakukan dan tidak patut, apa yang harus dan tidak harus dilakukan sehubungan
dengan desakan-desakan dari id. Serta Superego berisi tentang nilai-nilai baik dan buruk,
boleh dan tidak, norma masyarakat, dan lain sebagainya.

Dalam operasionalnya, superego sering bertentangan dengan Id. Id ingin


melakukan apa yang dirasakannya baik untuk kelangsungan hidup manusia, sedangkan
superego menginginkan apa yang dirasakan benar. Ditinjau dari teori psikoanalisis, ada
beberapa dugaan penyebab yang mungkin menjadi alasan juliari batubara melakukan
korupsi, yaitu Keinginan dalam diri Juliari batubara yang timbul karena memiliki
kesempatan dan kekuasaan dalam mengatur jalannya dana bansos, Kesadaran dalam diri
Juliari Batubara untuk menjalankan kewajiban dan pekerjaannya dengan jujur dan juga
kesadaran dan pemahman bahwa dana bansos merupakan harapan bagi masyarakat yang
terdampak pandemi untuk bisa bertahan hidup atau meringankan bebannya dan Juliari
Batubara memiliki kesempatan dan bisa melakukan korupsi namun, ia sadar dan paham
bahwa tindakan korupsi itu salah dan merugikan masyarakat banyak, jadi ia tidak
melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sahara, Wahyuni. 2021. "Awal Mula Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari
hingga Divonis 12 Tahun Penjara"
https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-korupsi-
bansos-covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis, diakses pada 21 november 2021
pukul 8.39

Helaluddin, dkk. (Tanpa Tahun). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam
Pendidikan. Diakses melalui https://osf.io

Rasyidi, Mudemar (2020), Artikel, KORUPSI ADALAH SUATU PERBUATAN TINDAK


PIDANA YANG MERUGIKAN NEGARA DAN RAKYAT SERTA MELANGGAR
AJARAN AGAMA, Universitas Suryadarma. Di akses melalui
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jmm/article/download/552/518

Armando, Nina M. 2014. Psikologi Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta.

Maheswari, Alimah, A. 2021. Menilik Korupsi Dana Bansos Covid-19 Di Indonesia. Jurnal Lex
Scientia Law Review, 1(2).

Fikri, C. (2021, February 5). Tiga Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Perekonomian Nasional.
beritasatu.com. https://www.beritasatu.com/ekonomi/728997/tiga–dampak–
pandemicovid19–bagi–perekonomian–nasional

Anda mungkin juga menyukai