Anda di halaman 1dari 7

Ujian Akhir Semester

Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika

Penerapan Filsafat Ilmu dan Dasar Logika Sebagai Landasan Berpikir


dalam Pandemi COVID-19
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Alifiulahtin Utaminingsih, M. Si

Disusun oleh:

Yong Irwana Indrajaya 195120600111040

ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. COVID-19 dan Kepanikan Masyarakat.....................................................................................3
B. Pentingnya Mengkaji Informasi dengan Data dan Logika.........................................................4
C. Filsafat Ilmu dan Manfaatnya terhadap Pandemi COVID-19....................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7

2
PEMBAHASAN

A. COVID-19 dan Kepanikan Masyarakat

Virus COVID-19 atau Corona Virus Disease 2019 merupakan salah satu virus yang
digolongkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO). Virus COVID-
19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia, serupa dengan Middle
East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).
Menurut WHO, virus COVID-19 menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari
hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan nafas,
tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain dan Orang tersebut
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.1

Kasus pertama virus COVID-19 pertama kali menjangkit Indonesia pada awal Maret
2020. Pada 10 Mei 2020 terdapat setidaknya 14.023 kasus positif COVID-19 yang
terdapat di Indonesia 2.698 diantaranya sembuh dan 973 meninggal dengan kasus
terbanyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta.2 Persebaran virus Covid-19 yang begitu cepat
dan jumlah korban meninggal yang kian meningkat setiap harinya, membuat banyak
pihak terutama masyarakat menjadi panik. Dampak yang ditimbulkan oleh persebaran
virus COVID-19 tidak hanya berdampak kepada aspek kesehatan masyarakat namun
hampir keseluruh aspek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut.

Pandemi COVID-19 merupakan suatu fenomena yang dapat mengancam seluruh


aspek yang terdapat di dalam masyarakat. Hal tersebut tentu membuat sebagian besar
masyarakat baik yang terdampak secara langsung maupun tidak menjadi panik. Selain
ketakutan masyarakat terjangkit Virus COVID-19, terdapat berbagai aspek terdampak
yang membuat masyarakat menjadi tidak tenang aspek tersebut antara lain, perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional Badan
Pusat Statistik 2019, jumlah masyarakat yang berstatus pekerja formal sebanyak
55.272.968 orang dan masyarakat yang berstatus pekerja informal sejumlah 74.093.224
orang.3 Data tersebut secara tidak langsung menunjukan betapa banyaknya jumlah
1
Arif Budiansyah, “Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs
WHO” ,https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-
menurut-situs-who),
2
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Data Pantauan COVID-19 Jakarta. Diakses dari
https://corona.jakarta.go.id/id
3
Badan Pusat Statistik. (2020). Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama
1986 – 2019. Diakses dari https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16/970/penduduk-15-tahun-ke-atas-yang-
bekerja-menurut-lapangan-pekerjaan-utama-1986---2019.html

3
masyarakat yang terdampak secara langsung oleh pandemi ini yaitu para pekerja yang
bekerja di sektor-sektor informal.

Ketakutan akan terjangkit dan kekhawatiran akan ketidakpastian merupakan sumber


kepanikan utama masyarakat. Perilaku masyarakat tersebut tercermin melalui aksi panic
buying yang terjadi akibat kekhawatiran akan ketidakpastian di masa yang akan datang.
Menurut Cohen (1972), kepanikan moral muncul ketika "... suatu kondisi, situasi, orang,
atau sekelompok orang, muncul dan didefinisikan sebagai ancaman bagi nilai dan
kepentingan masyarakat.". Dalam kasus ini, pandemi COVID-19 didefinisikan menjadi
suatu ancaman bagi nilai dan kepentingan masyarakat.

B. Pentingnya Mengkaji Informasi dengan Data dan Logika

Persebaran informasi oleh media massa yang begitu cepat dan tak terbendung
mengenai pandemi COVID-19 merupakan salah satu faktor pencipta kepanikan moral
masyarakat. Dalam pemberitaan korban COVID-19, media massa cenderung hanya
menyoroti jumlah korban pada pemberitaanya. Contohnya pada suatu judul berita
“Pegawai Bank BNI Terindikasi Corona,” Alih-alih memperingati masyarakat, ketakutan
dan spekulasi negatif masyarakat akan instansi tersebut justru yang terjadi. Tidak hanya
itu, judul lain seperti, “Corona, 2,08 Juta Buruh Kena PHK dan Dirumahkan per 20
April,” hanya memperparah situasi dan kondisi moral masyarakat.

Sebagai sumber informasi, media massa seharusnya tidak boleh melupakan kewajiban
utamanya untuk mengedukasi masyarakat. Tidak hanya dengan memberikan data statistik
korban COVID-19, edukasi yang dimaksud juga termasuk mengkomunikasikan penelitian
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Media juga berperan penting dalam
membentuk persepsi dan keputusan publik tentang kesehatan. Berkaca pada kasus flu
babi (swine flu) yang lebih dikenal dengan nama virus H1N1, sebuah jurnal yang
diterbitkan Eurosurveillance menjelaskan bahwa respon negatif dari para  pekerja
pelayanan kesehatan di Yunani pada tahun 2009 terhadap vaksinasi H1N1 justru terjadi
saat mereka menambang informasi terkait vaksin lewat televisi atau radio.4

Sedangkan respon berbeda justru terjadi saat mereka mendapat informasi terkait
vaksin lewat jurnal-jurnal kesehatan atau rumah sakit. Maka kepiawaian media dalam
menyampaikan informasi yang mencerdaskan masyarakat terkait COVID-19 akan
4
Tim Redaksi ITS. (2020). Sumber Masalah Sesungguhnya, Corona atau Media?. Diakses dari
https://www.its.ac.id/news/2020/03/27/sumber-masalah-sesungguhnya-corona-atau-media/

4
mempengaruhi keputusan publik terkait peningkatan kesehatan.Optimisme publik juga
harus dibangun lewat media. Informasi terkini memang harus disampaikan. Namun mari
tetap berimbang dalam pemberitaan. Misalnya berita kenaikan jumlah pasien
teridentifikasi positif dapat diimbangi dengan kabar naiknya jumlah pasien yang sembuh.
Dengan demikian, sebagai masyarakat kita harus dapat memahami informasi secara lebih
bijak dan selalu memverifikasi informasi tersebut dengan data sebenarnya dengan tujuan
mengurangi kepanikan moral tersebut.

C. Filsafat Ilmu dan Manfaatnya terhadap Pandemi COVID-19

Filsafat ilmu merupakan sebuah disiplin ilmu pengetahuan, dalam hal ini filsafat ilmu
berperan sebagai pengkaji berbagai hakikat keilmuan. Banyak cabang-cabang ilmu
pengetahuan yang menjadi sebuah bahan kajian oleh filsafat ilmu, dalam
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan filsafat ilmu mempunyai beberapa macam
cara diantaranya yaitu ontologi, terminologi dan aksiologi. Dari beberapa cara tersebut
masing-masing mempunyai peran dan fungsi yang berbeda, ontologi berfungsi untuk
mengetahui apa yang dikaji dalam ilmu pengetahuan tersebut, sedangkan terminologi
berfungsi untuk mengetahui bagaimana kita memperoleh ilmu pengetahuan tersebut, dan
yang terakhir yaitu aksiologi berfungsi untuk mengetahui bagaimana hakikat ilmu
pengetahuan tersebut.

Dalam kasus pandemi COVID-19 filsafat, filsafat ilmu berperan mengembangkan


solusi dalam penanggulangan pandemi tersebut. Sebagai contoh kasus, filsafat ilmu hadir
sebagai landasan berfikir ilmuwan dalam bidang vaksinologi. Didukung dengan
empirisme para aktornya dan metode-metode penelitan yang mendukung filsafat ilmu
menjadi sangat bermanfaat dalam hal tersebut. Pengembangan vaksin yang dilakukan
oleh sejumlah perusahaan bioteknologi di berbagai negara merupakan salah satu hasil
penerapan dari filsafat ilmu. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide
terhadap bidang ilmu sains yang berguna kepada perkembangan dan pengembangan
vaksin COVID-19 tersebut. Secara sederhana sains sendiri dapat dipahami sebagai tubuh
pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis
dari berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai
produk.5 Perkembangan dalam ilmu tersebut merupakan salah satu kunci utama dalam
usaha menanggulangi pandemi COVID-19. Dengan demikian, perkembangan dalam
5
Anggit Fajar Nugroho” Krisis Sains Modern Krisis Dunia Modern dan Problem Keilmuan, Vol. 19 No. 2,
Juli – Desember 2018 ”

5
bioteknologi dan vaksonologi merupakan hasil dari penerapan sains modern yang
berlandaskan oleh salah satu bidang filsafat yaitu, filsafat ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi


Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-i, 7(3).

Budiansyah, A. (2020, Maret 16). Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs WHO.
Diakses Mei 12, 2020, dari https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-
37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-menurut-situs-who

6
Nugroho, Anggit Fajar. (2018). Krisis Sains Modern Krisis Dunia Modern dan Problem
Keilmuan. Vol. 19 (2)

Sumber Masalah Sesungguhnya, Corona atau Media? (2020, Maret 27). Diakses Mei 12,
2020, dari https://www.its.ac.id/news/2020/03/27/sumber-masalah-sesungguhnya-
corona-atau-media/

Anda mungkin juga menyukai