Disusun oleh:
ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. COVID-19 dan Kepanikan Masyarakat.....................................................................................3
B. Pentingnya Mengkaji Informasi dengan Data dan Logika.........................................................4
C. Filsafat Ilmu dan Manfaatnya terhadap Pandemi COVID-19....................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7
2
PEMBAHASAN
Virus COVID-19 atau Corona Virus Disease 2019 merupakan salah satu virus yang
digolongkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO). Virus COVID-
19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia, serupa dengan Middle
East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).
Menurut WHO, virus COVID-19 menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari
hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan nafas,
tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain dan Orang tersebut
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.1
Kasus pertama virus COVID-19 pertama kali menjangkit Indonesia pada awal Maret
2020. Pada 10 Mei 2020 terdapat setidaknya 14.023 kasus positif COVID-19 yang
terdapat di Indonesia 2.698 diantaranya sembuh dan 973 meninggal dengan kasus
terbanyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta.2 Persebaran virus Covid-19 yang begitu cepat
dan jumlah korban meninggal yang kian meningkat setiap harinya, membuat banyak
pihak terutama masyarakat menjadi panik. Dampak yang ditimbulkan oleh persebaran
virus COVID-19 tidak hanya berdampak kepada aspek kesehatan masyarakat namun
hampir keseluruh aspek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut.
3
masyarakat yang terdampak secara langsung oleh pandemi ini yaitu para pekerja yang
bekerja di sektor-sektor informal.
Persebaran informasi oleh media massa yang begitu cepat dan tak terbendung
mengenai pandemi COVID-19 merupakan salah satu faktor pencipta kepanikan moral
masyarakat. Dalam pemberitaan korban COVID-19, media massa cenderung hanya
menyoroti jumlah korban pada pemberitaanya. Contohnya pada suatu judul berita
“Pegawai Bank BNI Terindikasi Corona,” Alih-alih memperingati masyarakat, ketakutan
dan spekulasi negatif masyarakat akan instansi tersebut justru yang terjadi. Tidak hanya
itu, judul lain seperti, “Corona, 2,08 Juta Buruh Kena PHK dan Dirumahkan per 20
April,” hanya memperparah situasi dan kondisi moral masyarakat.
Sebagai sumber informasi, media massa seharusnya tidak boleh melupakan kewajiban
utamanya untuk mengedukasi masyarakat. Tidak hanya dengan memberikan data statistik
korban COVID-19, edukasi yang dimaksud juga termasuk mengkomunikasikan penelitian
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Media juga berperan penting dalam
membentuk persepsi dan keputusan publik tentang kesehatan. Berkaca pada kasus flu
babi (swine flu) yang lebih dikenal dengan nama virus H1N1, sebuah jurnal yang
diterbitkan Eurosurveillance menjelaskan bahwa respon negatif dari para pekerja
pelayanan kesehatan di Yunani pada tahun 2009 terhadap vaksinasi H1N1 justru terjadi
saat mereka menambang informasi terkait vaksin lewat televisi atau radio.4
Sedangkan respon berbeda justru terjadi saat mereka mendapat informasi terkait
vaksin lewat jurnal-jurnal kesehatan atau rumah sakit. Maka kepiawaian media dalam
menyampaikan informasi yang mencerdaskan masyarakat terkait COVID-19 akan
4
Tim Redaksi ITS. (2020). Sumber Masalah Sesungguhnya, Corona atau Media?. Diakses dari
https://www.its.ac.id/news/2020/03/27/sumber-masalah-sesungguhnya-corona-atau-media/
4
mempengaruhi keputusan publik terkait peningkatan kesehatan.Optimisme publik juga
harus dibangun lewat media. Informasi terkini memang harus disampaikan. Namun mari
tetap berimbang dalam pemberitaan. Misalnya berita kenaikan jumlah pasien
teridentifikasi positif dapat diimbangi dengan kabar naiknya jumlah pasien yang sembuh.
Dengan demikian, sebagai masyarakat kita harus dapat memahami informasi secara lebih
bijak dan selalu memverifikasi informasi tersebut dengan data sebenarnya dengan tujuan
mengurangi kepanikan moral tersebut.
Filsafat ilmu merupakan sebuah disiplin ilmu pengetahuan, dalam hal ini filsafat ilmu
berperan sebagai pengkaji berbagai hakikat keilmuan. Banyak cabang-cabang ilmu
pengetahuan yang menjadi sebuah bahan kajian oleh filsafat ilmu, dalam
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan filsafat ilmu mempunyai beberapa macam
cara diantaranya yaitu ontologi, terminologi dan aksiologi. Dari beberapa cara tersebut
masing-masing mempunyai peran dan fungsi yang berbeda, ontologi berfungsi untuk
mengetahui apa yang dikaji dalam ilmu pengetahuan tersebut, sedangkan terminologi
berfungsi untuk mengetahui bagaimana kita memperoleh ilmu pengetahuan tersebut, dan
yang terakhir yaitu aksiologi berfungsi untuk mengetahui bagaimana hakikat ilmu
pengetahuan tersebut.
5
bioteknologi dan vaksonologi merupakan hasil dari penerapan sains modern yang
berlandaskan oleh salah satu bidang filsafat yaitu, filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Budiansyah, A. (2020, Maret 16). Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs WHO.
Diakses Mei 12, 2020, dari https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-
37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-menurut-situs-who
6
Nugroho, Anggit Fajar. (2018). Krisis Sains Modern Krisis Dunia Modern dan Problem
Keilmuan. Vol. 19 (2)
Sumber Masalah Sesungguhnya, Corona atau Media? (2020, Maret 27). Diakses Mei 12,
2020, dari https://www.its.ac.id/news/2020/03/27/sumber-masalah-sesungguhnya-
corona-atau-media/