Anda di halaman 1dari 9

© 2020 Jurnal Keperawatan

This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution 4.0 International License which permits unrestricted non-commercial use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited

ORIGINAL ARTICLES eko et al. JK. June 2019; 2(2).75-81

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG


COVID-19 (SARS-CoV-2)

1. Darsini, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang
2. Hany Puspita Aryani, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Husada Jombang
3. Najah Soraya Nia, Program Studi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Husada Jombang
Korespondensi : darsiniwidyanto4@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini di seluruh dunia termasuk Indonesia sedang berjuang dan berupaya untuk
melawan serta mengendalikan penyebaran penyakit sindrom pernafasan akut parah
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul dengan wujud baru dan
dikenal dengan SARS-CoV-2 sebagai penyebab utama terjadinya pandemi Corona
Virus Desease 2019 (Covid-19). Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk mengatasi penyebaran covid-19 di Indonesia yang dimulai dengan
penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), kebijakan lockdown pada
beberapa wilayah, meliburkan aktivitas sekolah, pembatasan kegiatan agama,
penggunaan masker saat berada diluar rumah, cuci tangan dengan sabun secara sering,
penerapan physical distance dan program lainnya yang mendukung upaya pencegahan
penularan covid-19 termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai covid-
19. Pengembangan alat ukur menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan sebagai
salah satu indikator keberhasilan penyampaian program kesehatan terkait covid-19 di
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) kuesioner pengetahuan tentang covid-19
(SARS-CoV-2). .Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian
dilakukan untuk mengidentifikasi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan)
kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2). Penelitian ini dilakukan di dua
lokasi yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Sampel dalam penelitian
sebanyak 631 responden. Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji
korelasi Pearson Product Moment. Uji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini
menggunakan uji Cronbach alpha coefficient. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas
kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) didapatkan kesimpulan bahwa
kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) valid dan reliabel untuk dapat
digunakan sebagai alat ukur / instrumen penelitian yang mengukur pengetahuan tentang
covid-19 (SARS-CoV-2)

Keywords : Validitas, Reliabilitas, Kuesioner, Pengetahuan, Covid-19


1. Pendahuluan
Saat ini di seluruh dunia termasuk Indonesia sedang berjuang dan berupaya
untuk melawan serta mengendalikan penyebaran penyakit sindrom pernafasan akut
parah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul dengan wujud
baru dan dikenal dengan SARS-CoV-2 sebagai penyebab utama terjadinya pandemi
Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Tepat pada akhir bulan Desember 2019,
otoritas kesehatan China (World Health Organization China Country Office)
melaporkan terjadinya kasus pneumonia dengan etiologi yang belum dapat
dijelaskan secara ilmiah dan terjadi di Kota Wuhan di Provinsi Hubei di China
bagian tengah (WHO, 2020). Pada 7 Januari 2020, WHO (World Health
Organzation) mengidentifikasi jenis virus korona baru (2019-nCoV), yang
didapatkan dari sampel usap tenggorokan pasien SARS-CoV-2. Patogen ini
selanjutnya diganti namanya menjadi beberapa penyakit sindrom pernafasan akut
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) oleh Coronavirus Study Group dan penyakit ini
dinamai penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) oleh WHO. Tidak lama berselang
sejak ditemukan pertama kali, virus ini sudah dilaporkan dan terdeteksi di 18
negara lain. Hal ini menjadikan WHO menyatakan wabah SARS-CoV-2 sebagai
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Pada awal Maret
2020, Presiden Republik Indonesia mengumumkan penemuan kasus covid-19
pertama yang terjadi di Indonesia yang dialami oleh 2 pasien. Dari hasil
penelusuran close contact yang dilakukan Dinas Kesehatan didapatkan bahwa 2
pasien positif covid-19 ini pernah contact dengan warga negara jepang yang
berkunjung ke Indonesia (Satgas Penanganan Covid-19, 2020).
Diketahui, hingga awal bulan Maret 2020 virus SARS COV-2 yang
mengakibatkan penyakit Covid-19 telah menyebar hingga ke lebih dari 60 negara.
Jumlah temuan kasus Covid-19 mencapai angka 88.382, dengan jumlah kasus
terbanyak ada di Cina (79.826 kasus) dan di Korea Selatan (3.736 kasus). Negara
keempat yang terpapar Covid-19 adalah Italia dengan 1.694 kasus dan Iran 978
kasus. Jumlah total korban meninggal akibat terpapar Covid-19 di seluruh dunia
telah mencapai angka 2.996 orang. Kematian kedua akibat virus mutan corona juga
telah dikonfirmasi terjadi di Amerika Serikat. Pandemi covid-19 menyebabkan
masalah besar pada sektor kesehatan, dan sektor perekonomian yang ada di
Indonesia. Pandemi covid-19 berpotensi memicu terjadinya krisis global termasuk
di Indonesia (Satgas Penanganan Covid-19, 2020)
Dalam upaya untuk mencegah penyebaran dan menekan angka penularan
akibat Covid-19, organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organisation)
bekerja sama dengan sejumlah organisasi kemanusiaan dunia, di antaranya dengan
UNICEF, Federasi Palang Merah, dan Bulan Sabit Merah Internasional, tengah
menggencarkan upaya untuk mencegah munculnya stigma pada pasien Covid-19.
Direktur Jenderal WHO (World Health Organisation) meminta agar warga
diseluruh dunia senantiasa mengedepankan semangat solidaritas dan bukan
membangun stigma negatif terkait dengan mewabahnya Covid-19. Perlawanan
terhadap stigma tersebut dinilai penting guna menurunkan ketakutan yang dialami
masyarakat. Ketakutan yang dialami oleh penderita covid-19 dapat mengakibatkan
seseorang berupaya menyembunyikan penyakit yang mereka alami, tidak segera
mencari perawatan kesehatan, dan mencegah mereka untuk dapat mengadopsi
perilaku sehat. Dampak negatif dari munculnya stigma sosial dikhawatirkan tidak
hanya berpengaruh terhadap mereka yang menderita penyakit, tapi juga keluarga,
teman, dan komunitas. Bahkan, orang yang tidak terinfeksi penyakit, tetapi berbagi
karakteristik lain dengan kelompok itu, juga dapat menderita akibat stigma tersebut
(Nuraini, 2020)
Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
mengendalikan pandemi covid-19. Pada bulan Maret 2020 pemerintah secara resmi
menerapkan kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) untuk berbagai
wilayah di Indonesia dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19). Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 3 April
2020. Kebijakan PSBB antara lain: 1) meliburkan sekolah dan tempat kerja, 2)
Pembatasan kegiatan keagamaan, 3) Pembatasan kegiatan di tempat/fasilitas umum,
4) Pembatasan kegiatan sosial budaya, 5) Pembatasan moda transportasi, dan 6)
Pembatasan kegiatan lainnya terkait aspek pertahanan dan keamanan. Kebijakan
PSBB oleh beberapa wilayah di Indonesia dikembangkan menjadi local lockdown
dimana dalam kebijakan ini membatasi akses keluar masuk pada suatu wilayah
tertentu terutama dengan jumlah temuan kasus covid-19 yang semakin meningkat.
Berikutnya pemerintah juga mengembangkan program stay at home selama masa
pandemi covid-19 (Satgas Penanganan Covid-19, 2020). Pada bulan Mei 2020,
pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan untuk mudik hari raya keagamaan
untuk mencegah terjadinya tranmisi penularan covid-19 dari wilayah kota ke desa.
Kebijakan lain yang juga dikembangkan oleh pemerintah guna percepatan
penanganan kasus covid-19 diantaranya adalah anjuran penggunaan masker saat
beraktivitas diluar rumah, penyemprotan cairan desinfektan pada lokasi yang
dianggap rawan penyebaran covid-19, penyediaan sarana cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun termasuk dalam hal ini diaplikasikan pada masing-masing
rumah tangga dan lokasi publik, penggunaan handsanitizer sebagai sarana
pendukung cuci tangan, membatasi operasional angkutan publik, penerapan
physical distance dan berbagai kebijakan lainnya (Putra, 2020).
Peluncuran dan penerapan berbagai kebijakan oleh pemerintah Indonesia
dalam upaya pencegahan tranmisi covid-19 pada masyarakat seringkali tidak
dipatuhi oleh masyarakat Indonesia. Masih sering ditemukan adanya masyarakat
yang tetap beraktivitas diluar rumah meskipun bukan dalam kondisi bekerja atau
urgent, masih ditemukan masyarakat yang tidak patuh untuk menggunakan masker
dan penerapan physical distance, dan berbagai kondisi lainnya yang cenderung
tidak mengindahkan anjuran dari pemerintah. Salah satu faktor yang dimungkinkan
menjadi penyebab ketidakpatuhan masyarakat dalam melakukan setiap anjuran dari
pemerintah dimungkinkan terjadi karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat mengenai covid-19 itu sendiri. Pengetahuan yang kurang pada seorang
individu akan berdampak pada sikap dan perilaku individu tersebut dalam
menyikapi suatu permasalahan seperti covid-19 dalam kehidupan mereka sehari-
hari. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang covid-19 akan memiliki korelasi
dengan sikap dan perilaku dari masyarakat itu sendiri.
Dalam berbagi media dan sumber informasi yang dapat diakses secara bebas
oleh masyarakat, pemerintah tidak henti-hentinya selalu menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat terkait covid-19 dengan tujuan agar masyarakat
menjadi tahu untuk kemudian paham mengenai covid-19. Harapan dari pemerintah
Indonesia adalah masyarakat menjadi tahu mengenai covid-19. Selanjutnya setelah
masyarakat tahu masyarakat paham dan mampu mengaplikasikan setiap anjuran
dari pemerintah terutama yang bermanfaat bagi masyarakat dan keluarga masing-
masing. Peningkatan pengetahuan masyarakat pada dasarnya memiliki korelasi
dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Saat masyarakat mendapatkan informasi
yang tepat tentang covid-19 maka masyarakat akan menjadi tahu mengenai covid-
19 itu sendiri seperti penyebab covid-19, cara transmisi covid-19, tanda dan gejala
covid-19, dampak dari terinfeksi covid-19 dan cara pencegahan terpapar covid-19.
Pemberian informasi tentang covid-19 kepada masyarakat seringkali melupakan
proses evaluasi atas hasil penyampaian informasi yang dilakukan itu sendiri. Tolak
ukur keberhasilan yang sering digunakan sebagai bentuk evaluasi keberhasilan
penyampaian informasi tentang covid-19 adalah terjadinya trend penurunan jumlah
pasien confirm covid-19
Penyampaian informasi tentang covid-19 dengan tujuan peningkatan
pengetahuan masyarakat perlu untuk dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana dampak dan pengaruh dari pemberian informasi kesehatan tentang covid-19
selama masa pandemi covid-19. Pengembangan alat ukur pengetahuan menjadi
salah satu kebutuhan penting yang harus diperhatikan oleh para promoter
kesehatan. Alat ukur ini dapat menjadi salah satu literatur yang dapat dijadikan
sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran pengetahuan masyarakat tentang
covid-19. Alat ukur atau lazim dikenal dengan instrumen harus memenuhi kriteria
psikometrik sebelum dapat diaplikasikan secara luas. Kriteria psikometrik meliputi
validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) yang dimiliki oleh alat ukur
atau instrumen itu sendiri. Alat ukur atau instrumen juga memiliki peran penting
dalam penentuan kualitas dari suatu kegiatan ilmiah seperti pelatihan, seminar,
penelitian atau pengabdian masyarakat karena sahih atau tidaknya suatu alat ukur
atau instrumen akan menentukan kualitas dari kegiatan ilmiah yang dilakukan.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) kuesioner pengetahuan tentang covid-19
(SARS-CoV-2).

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian
dilakukan untuk mengidentifikasi validitas (kesahihan) dan reliabilitas
(keterandalan) kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2). Penelitian
ini dilakukan di dua lokasi yaitu Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan selama bulan April
2020 – Juni 2020. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan tetap
menerapkan protokol pencegahan covid-19 yaitu menggunakan masker dan
faceshield, menghindari terjadinya kerumunan lebih dari 5 orang, menggunakan
handsanitizer selama melakukan penelitian. Penentuan sampel penelitian
menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian
sebanyak 631 responden. Instrumen penelitian dikembangkan melalui FGD yang
melibatkan dokter, perawat, promoter kesehatan, dan staf dosen. Hasil FGD yang
dilakukan menghasilkan 50 butir pertanyaan. Skala data yang digunakan adalah
skala data Guttman dengan pilihan jawaban benar atau salah. Setiap jawaban benar
diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS untuk mengurangi resiko
terjadinya kesalahan pengolahan data. Uji validitas internal (internal validity)
merupakan korelasi antara setiap butir pertanyaan dengan skor total yang
didapatkan dan dilakukan analisa menggunakan uji korelasi pearson dengan kriteria
valid jika r hitung yang diperoleh lebih dari nilai r tabel. Uji reliabilitas
menggunakan korelasi item total dengan nilai diatas 0,300 (Kline, 2000; Yusuf,
2018). Interpretasi reliabilitas mengacu pada nilai alpha yang didapatkan. Jika alpha
> 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas
tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka
reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak
reliabel

4. Hasil Penelitian
Hasil FGD yang dilakukan peneliti dengan melibatkan dokter, perawat,
promoter kesehatan, dan staf dosen menghasilkan 50 butir pertanyaan. Skala data
yang digunakan adalah skala data Guttman dengan pilihan jawaban benar atau
salah. Setiap jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0.
Butir pertanyaan yang diperoleh dari hasil FGD selanjutnya disusun menjadi
kuesioner tertutup. Instrumen penelitian yang telah tersusun selanjutnya dilakukan
uji validitas dan reliabilitas dengan melibatkan 30 responden sebagai sampel
penelitian.
Jenis validitas pada penelitian ini adalah validitas isi. Pertanyaan pada
kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) dianggap valid apabila
pertanyaan tersebut merepresentasikan maksud pertanyaan seharusnya yang
ditujukan pada kuesioner. Uji validitas isi dilakukan dengan menggunakan korelasi
antara skor tiap pertanyaan dengan skor total dari seluruh pertanyaan menggunakan
uji statistika Pearson Product Moment (Cahyoo dkk, 2019). Berdasarkan hasil uji
Korelasi Pearson, pertanyaan pada kuesioner dianggap valid apabila nilai R hitung
lebih besar dari R tabel. Nilai R tabel untuk sejumlah 631 sampel adalah 0,074.
Apabila nilai R hitung lebih besar daripada nilai R tabel maka pertanyaan tersebut
dianggap valid, dan jika nilai R hitung yang didapatkan lebih rendah daripada nilai
R tabel maka pertanyaan tersebut dianggap tidak valid dan tidak bisa digunakan
(Sari et al, 2015). Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan didapatkan
14 butir pertanyaan tidak valid. Peneliti selanjutnya memperbaiki instrumen
penelitian dan kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kembali
kepada 40 responden yang berbeda dengan jumlah butir pertanyaan yang diujikan
sebanyak 36 butir. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan 6 butir pertanyaan
tidak valid sehingga harus dilakukan drop out pada 6 butir pertanyaan yang tidak
valid. Selanjutnya butir pertanyaan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas
kembali sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Uji validitas kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2)


Koefisien
No Butir Pertanyaan Kesimpulan
Korelasi
1 Covid-19 merupakan jenis penyakit baru di 0,777 Valid
dunia yang menular dari satu orang ke orang
lain
2 Penyebab terjadinya covid-19 adalah virus 0,757 Valid
baru yang bermutasi dan dikenal dengan
SARS-CoV-2
3 SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai Severe 0,754 Valid
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
4 SARS-CoV-2 tidak lebih menular jika 0,431 Valid
dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-
CoV
5 Di Indonesia, covid-19 dilaporkan ditemukan 0,749 Valid
Koefisien
No Butir Pertanyaan Kesimpulan
Korelasi
pertama kali pada bulan Januari 2020
6 Penyebab COVID-19 adalah bakteri yang 0,751 Valid
tergolong dalam family coronavirus
7 Coronavirus (SARS-CoV-2) dapat bertahan 0,934 Valid
selama 72 jam pada permukaan plastik dan
stainless steel / besi
8 Coronavirus (SARS-CoV-2) tidak dapat 0,933 Valid
bertahan selama 4 jam pada tembaga
9 Coronavirus (SARS-CoV-2) dapat bertahan 0,930 Valid
selama 24 jam pada kardus
10 Coronavirus merupakan zoonosis yaitu 0,424 Valid
penyakit yang ditularkan antara hewan dan
manusia
11 Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, 0,829 Valid
dengan rentang antara 1 dan 14 hari namun
dapat mencapai 14 hari
12 Coronavirus (SARS-CoV-2) menyebar 0,430 Valid
melalui droplet (percikan yang keluar saat
bersin) atau kontak (menyentuh) dengan
benda yang terkontaminasi
13 Penularan virus COVID-19 dapat terjadi 0,817 Valid
melalui kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada
orang yang terinfeksi
14 Beberapa orang yang terinfeksi Coronavirus 0,804 Valid
(SARS-CoV-2) tidak menunjukkan gejala
apapun dan tetap merasa sehat
15 Gejala COVID-19 yang paling umum dialami 0,837 Valid
oleh penderitanya adalah demam, rasa lelah,
dan batuk kering
16 Beberapa pasien yang terinfeksi Coronavirus 0,433 Valid
(SARS-CoV-2) selalu mengalami rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri
kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan,
diare, hilang penciuman dan pembauan atau
ruam kulit
17 Orang lanjut usia (lansia) merupakan 0,431 Valid
kelompok usia yang rentan terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
18 Seseorang yang menderita penyakit tekanan 0,934 Valid
darah tinggi, gangguan jantung dan paru,
diabetes dan kanker berisiko lebih besar
terinfeksi Coronavirus (SARS-CoV-2)
19 Pemeriksaan Swab Test – PCR merupakan 0,933 Valid
metode yang paling akurat untuk
mengidentifikasi seseorang terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
Koefisien
No Butir Pertanyaan Kesimpulan
Korelasi
20 Rapid test dilakukan dengan mengambil 0,434 Valid
sampel darah dari pasien yang terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
21 Obat anti bakteri dapat digunakan untuk 0,932 Valid
menyembuhkan pasien yang terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
22 Pasien yang sembuh dari Coronavirus (SARS- 0,927 Valid
CoV-2) tidak mungkin terinfeksi kembali
karena dalam tubuh pasien tersebut sudah
terbentuk kekebalan tubuh untuk melawan
Coronavirus (SARS-CoV-2)
23 Perbaikan imunitas tubuh / kekebalan tubuh 0,663 Valid
merupakan salah satu upaya untuk
menghindarkan diri agar tidak terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
24 Olahraga secara rutin mampu meningkatkan 0,928 Valid
imunitas tubuh yang dapat membantu
mencegah terinfeksi Coronavirus (SARS-
CoV-2)
25 Menyuntikkan vaksin merupakan cara terbaik 0,921 Valid
untuk memastikan seseorang agar tidak
terinfeksi Coronavirus (SARS-CoV-2)
26 Physical Distancing merupakan tindakan 0,837 Valid
untuk menjaga jarak antara satu orang dengan
orang lain guna mencegah penularan
Coronavirus (SARS-CoV-2)
27 Jarak aman yang dianjurkan dalam praktik 0,794 Valid
Physical Distancing (menjaga jarak dengan
orang lain) adalah 1 meter
28 Menjaga kebersihan tangan tidak efektif 0,436 Valid
untuk mencegah penularan Coronavirus
(SARS-CoV-2)
29 Menggunakan masker merupakan upaya yang 0,767 Valid
dapat dilakukan agar tidak terinfeksi
Coronavirus (SARS-CoV-2)
30 Pembatasan aktivitas diluar rumah tidak dapat 0,827 Valid
membatasi penyebaran Coronavirus (SARS-
CoV-2)
N = 631; Taraf Signifikan = 5%; r tabel = 0,074

Butir pertanyaan pada tabel diatas berisi tentang definisi covid-19 (SARS-
CoV-2) untuk butir soal nomor 1 sampai 5, etiologi covid-19 (SARS-CoV-2) untuk
butir soal nomor 6 sampai 9, penularan covid-19 (SARS-CoV-2) untuk butir soal
nomor 10 sampai 13, manifestasi klinis covid-19 (SARS-CoV-2) untuk butir soal
nomor 14 sampai 18, diagnosis covid-19 (SARS-CoV-2) untuk butir soal nomor 19
sampai 20, dan tatalaksana covid-19 (SARS-CoV-2) untuk butir soal nomor 21-30.
Kekuatan korelasi atau koefisien korelasi merupakan panduan yang digunakan
untuk mengukur validitas dari instrumen penelitian. Koefisien korelasi antara 0,800
sampai dengan 1,000 dikategorikan sangat tinggi, koefisien korelasi antara 0,600
sampai dengan 0,799 dikategorikan tinggi, koefisien korelasi antara 0,400 sampai
dengan 0,599 dikategorikan cukup, koefisien korelasi antara 0,200 sampai dengan
0,399 dikategorikan rendah dan koefisien korelasi 0,000 sampai dengan 0,199
dikategorikan sangat rendah (Hidayat, 2012). Dari hasil uji validitas didapatkan,
nilai korelasi skor tiap pertanyaan dengan skor total menunjukkan nilai korelasi
lebih dari 0,396. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua pertanyaan pada
kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) valid dan dapat digunakan
untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2).
Uji reliabilitas yang digunakan untuk menganalisa kuesioner pengetahuan
tentang covid-19 (SARS-CoV-2) menggunakan reliabilitas internal. Kategori
koefisien reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut 0,80 < 1,00 kategori
reliabilitas sangat tinggi, 0,60 < 0,80 kategori reliabilitas tinggi, 0,40 < 0,60
kategori reliabilitas sedang, 0,20 < 0,40 kategori reliabilitas rendah, dan -1,00 <
0,20 kategori reliabilitas sangat rendah (tidak reliable) (Hidayat, 2012).

Tabel 2. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2)


Cronbach's Alpha N of Items
0,971 30

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa hasil uji statistika Cronbach alpha
coefficient kuesioner pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) didapatkan
nilai 0,971 (reliabilitas sangat tinggi). Karena nilai Cronbach alpha coefficient yang
didapatkan > 0,700 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner pengetahuan tentang
covid-19 (SARS-CoV-2) reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian
guna mengukur pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kuesioner
pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2) yang terdiri dari 30 butir pertanyaan
yang memuat tentang definisi covid-19 (SARS-CoV-2), etiologi covid-19 (SARS-
CoV-2), penularan covid-19 (SARS-CoV-2), manifestasi klinis covid-19 (SARS-
CoV-2), diagnosis covid-19 (SARS-CoV-2), dan tatalaksana covid-19 (SARS-
CoV-2) layak untuk digunakan sebagai alat ukur / instrumen penelitian. Mengingat
masih kurangnya literatur serta temuan yang didapatkan terkait covid-19 (SARS-
CoV-2) alat ukur / instrumen ini masih dapat dikembangkan kembali dengan
memasukkan temuan klinis yang didapatkan dari pasien covid-19 guna perbaikan
instrumen / alat ukur yang telah dikembangkan ini

5. Kesimpulan
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan tentang covid-
19 (SARS-CoV-2) didapatkan kesimpulan bahwa kuesioner pengetahuan tentang
covid-19 (SARS-CoV-2) valid dan reliabel digunakan sebagai alat ukur / instrumen
penelitian untuk mengukur pengetahuan tentang covid-19 (SARS-CoV-2)

6. Acknowledgement
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan terkait publikasi terkait
makalah penelitian ini
Daftar Pustaka

Cahyono, E. A., Sutomo, N., & Hartono, A. (2019). Literatur Review; Panduan
Penulisan Dan Penyusunan. Jurnal Keperawatan, 12(2), 12-12.
Hidayat, Anwar. (2012). Penjelasan Berbagai Jenis Uji Validitas dan Cara Hitung.
Diakses dari : https://www.statistikian.com/2012/08/uji-validitas.html
Nuraini, Ratna. (2020). Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan Panik. Diakses
dari : https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/kasus-covid-
19-pertama-masyarakat-jangan-panik
Putra, I. (2020). Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) (Doctoral
dissertation, Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan).
Sari, A., Lestari, N. Y., & Perwitasari, D. A. (2015). Validasi St European Quality Of
Life-5 Dimensions (EQ-5D) Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Validation Of European Quality Of Life ST-5
Dimensions (EQ-5D) Indonesia Versions Of Hypertension Patients In Health Care
Center Kotagede II Yogyakarta.
Satgas Penanganan Covid-19. (2020). Situasi virus COVID-19 di Indonesia. Diakses
dari : https://covid19.go.id/
WHO. (2020). Archived: WHO Timeline - COVID-19. Diakses dari :
https://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-19
Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
kuantitatif. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai