PUBLIKASI ILMIAH
DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
MARIATI
1211201125
PROGRAM PASCASARJANA
2021
1
LITERATUR RIVIEW
A. PENDAHULUAN
Pada akhir Desember 2019 diawali dengan adanya kasus pneumonia yang tidak
tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan. Kemudian pada tanggal 7
tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang
sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama,
namun SARS-CoV-2 lebih menular daripada SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China,
2020).
Kasus Covid-19 per 19 Januari 2021 di dunia sudah mencapai 96 juta kasus, denga
n jumlah kasus di Indonesia sebanyak 927.380 kasus dan 26.590 orang meninggal deng
an angka kematian sebesar 2,9%. Angka ini diketahui lebih besar dari angka kematian a
kibat Covid-19 di dunia yaitu sebesar 2,1%.(5) Sumatera Barat menyumbang 25.720 kas
us dengan 569 orang meninggal (CFR = 2,2%).(6) Kasus tertinggi di Sumatera Barat
berada di Kota Padang dengan jumlah 13.154 kasus positif dan 267 meninggal (CFR =
2,03%).
da jutaan bahkan seluruh masyarakat dunia, sebagai akibat dari diberlakukannya kebijak
an untuk menerapkan protokol kesehatan yang harus ditegakkan pada seluruh aspek keg
iatan, mulai dari pembatasan sosial hingga lockdown total sehingga mengakibatkan terh
ambatnya seluruh kegiatan masyarakat. Jika penyebaran virus tidak dikendalikan secara
2
efektif, maka akan menimbulkan efek lanjutan yang berpotensi menimbulkan tantangan
besar bagi sistem kesehatan dunia dan berdampak luas pada ekonomi global.
n dapat dihentikan jika proteksi, deteksi dini, isolasi, dan perawatan yang cepat diterapk
ovid-19.(9) Salah satu cara yang sangat mungkin untuk mencegah penyebaran virus ini a
ang sudah mati atau yang telah dilemahkan, utuh atau sebagian, atau toksin mikroorgani
sme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan zat l
ain, dan bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan kekebalan spesifik secara a
Proses atau tindakan memasukkan vaksin kedalam tubuh manusia dinamakan deng
an vaksinasi. Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk mengurangi risiko penularan
Kesehatan sudah memutuskan untuk menetapkan tujuh jenis vaksin Covid-19 yang
digunakan di Indonesia, yaitu vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero),
Moderna, Pfizer Inc. and BioNtech, Sinovac Biotech Ltd, dan Novavax Inc. Penjelasan
prioritas untuk divaksin adalah tenaga kesehatan. (10) Berdasarkan data yang
181.554.465 orang, dan sasaran vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan adalah
3
1.534.937 orang. Data per 3 Februari 2021 sudah tercatat 646.026 orang yang divaksin
Saat ini masih banyak beredar berita simpang siur mengenai vaksin Covid-19 di
tengah masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak
mau divaksin. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai tujuan, manfaat
vaksinasi, dan efek apa yang akan ditimbulkan jika tidak melakukan vaksinasi bisa
menjadi penyebab lain masyarakat tidak mau divaksin. Studi pendahuluan yang
khawatir terhadap status halal vaksin, dan 30 dari 40 orang merasa takut untuk divaksin
Kementerian Kesehatan bersama beberapa organisasi (II AGI, UNICEF dan WHO)
melakukan survei daring pada 19-30 September 2020 untuk mengetahui penerimaan publik
terhadap vaksin COVID-19. Survei tersebut melibatkan lebih dari 115.000 responsden dari 34
provinsi di Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, diketahui bahwa 658 responsden bahwa
antaranya menolak. 274 sisanya menyatakan ragu dengan rencana Pemerintah untuk
(ITAGI) yang dirilis pada Oktober 2020, menununjukan bahwa masih ada sekitar 7,6
persen masyarakat yang menolak untuk divaksinasi dan 26,6 persen masyarakat belum
Data yang diperoleh dari survei daring yang dilakukan oleh kerjasama antara Kemenkes
didapatkan bahwa masih banyak masyarakat yang enggan untuk menerima vaksin Covid-
4
19, alasan penolakan vaksin Covid-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan
vaksin (13%), kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan nyeri (12%), dan
alasan keagamaan (8%). Sumatera Barat yang menduduki dua peringkat terbawah
dengan persentase kesediaan menerima vaksin Covid-19 terendah yaitu sebesar 47%.
B. LANDASAN TEORI
Pada saat ini kesehatan dunia sedang dalam masalah besar dimana Coronavirus
2019 atau Covid-19 merupakan pandemi yang telah mengakibatkan tingginya angka
penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-
2. Covid-19 pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada
Desember 2019 yang ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) pada 11 Maret 2020. Wabah ini menyebar ke seluruh dunia dengan sangat
cepat, sudah ada jutaan kasus Covid-19 yang dilaporkan dari ratusan negara di dunia
yang mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal dunia dan sudah ada pula ratusan
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.
Orang tua dan orang-orang yang memiliki komorbit seperti penyakit kardiovaskular,
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan
5
coronavirus baru. ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit).
Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit jenis baru yang disebabkan oleh virus
disebut Novel Corornavirus (2019-nCov). Virus baru ini sangat menular dan cepat
Coronavirus adalah virus yang termasuk dalam family Coronaviridae dan ordo
mahkota pada permukaan luar virus, oleh karena itu disebut sebagai Coronavirus.
Coronavirus berukuran sangat kecil (diameter 65-125 nm) dan mengandung RNA
β-CoV dan patogen mayor pada sistem pernapasan manusia sebagai target utamanya
Virus Corona adalah kelompok virus RNA terkait menyerang hewan yang
menyebabkan penyakit pada mamalia dan burung. Pada manusia, virus ini menyerang
hingga dapat menyebabkan kematian. Virus Corona ini lebih banyak menyerang
lansia tapi sebenarnya virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak hingga orang dewasa termasuk ibu hamil dan menyusui (Zulkifli dkk, 2020).
Like Protease, Helicase, Glikoprotein dan protein aksesoris lainnya. Protein S dari
6
Enzyme 2 (ACE2) pada manusia, reseptor yang sama untuk SARS-CoV-2 dapat
diberikatan dengan reseptor ACE2 pada sel manusia, kelelawar, musang, dan babi,
tetapi tidak dapat berikatan dengan sel-sel tanpa ACE2. Sebagai virus yang
menargetkan sistem
jantung akut. Peningkatan level sitokin dan Ghemokine dalam darah dijumpai pada
pasien dengan infeksi Covid-19. Limfopenia merupakan ciri umum pada pasien
Covid-19 dan dapat menjadi faktor penting yang berhubungan dengan keparahan
wabah besar penyakit di dunia selama dua dekade terakhir, tingginya resiko yang di
hadapi dari cara penyebaran virus Corona menghasilkan angka kejadian dan kematian
yang terus bertambah. Cara penularan virus Corona yang terbilang mudah menyebar
a. Droplet
batuk atau bersin, droplet yang mengandung virus mungkin dihirup oleh individu
yang rentan.
b. Kontak Langsung
kontak dengan individu dari Wuhan. Lebih dari 1800 dari 2055 (~ 88%) pekerja
medis dengan COVID-19 berada di Hubei, menurut laporan dari 475 rumah sakit.
7
c. Kontak Tidak Langsung
meja, gagang pintu, telepon, dan benda mati lainnya. Virus itu dipindahkan dari
bertahan hingga 5 hari pada suhu 20 ° C, kelembaban 40-50%, dan dapat bertahan
hidup kurang dari 48 jam di udara kering, dengan pengurangan viabilitas setelah 2
jam.
d. Penularan Asimptomatik
Infeksi asimptomatik telah dilaporkan dalam setidaknya dua kasus dengan paparan
dengan COVID-19. Virus itu dulu ditularkan ke tiga anggota keluarga sehat
Penularan dalam klaster keluarga sangat umum. Satu studi melaporkan bahwa 78
hingga 85% kasus dalam kelompok agregat besar terjadi karena transmisi antar
f. Transmisi Aerosol
udara selama 24-48 jam dan menyebar dari beberapa meter hingga puluhan meter.
Namun, belum ada bukti kuat untuk aerosol penularan. WHO juga menganggap
g. Penularan Okuler
8
Telah dilaporkan sebagai dokter tanpa pelindung mata terinfeksi selama inspeksi di
Wuhan pada 22 Januari 2020. Studi lebih lanjut ditemukan bahwa COVID-19
dapat dideteksi dalam air mata dan sekresi konjungtiva pasien COVID-19.
h. Penularan Tinja-Oral
Selanjutnya, 23,3% dari Pasien COVID-19 tetap COVID-19 positif bahkan ketika
viral load tidak lagi terdeteksi di saluran pernapasan. SARS-CoV-2 juga telah
terdeteksi di epitel lambung, duodenum, dan rektal. Tidak ada bukti yang cukup
untuk mendukung transmisi vertikal karena sampel dari neonatus yang dilahirkan
dengan positif COVID-19 dari ibu negatif. Apalagi tidak ada viral load telah
Wabah virus Corona yang meluas terjadi karena kemampuan virus ini dalam
menginfeksi antar manusia, bukan dari hewan ke manusia. Penularan virus ini dapat
terjadi melalui percikan atau droplet saluran pernapasan dari pembawa virus ke orang
lain yang belum terinfeksi. Pasien yang terjangkit virus Corona sebagian besar
(sekitar 80%) memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Pada beberapa
penderita, kondisi dapat memburuk dengan gejala berat berupa peradangan paru
(pneumonia) berat hingga kematian. Gejala Covid-19 ringan sangat mirip dengan
gejala penyakit flu dan masuk angin biasa seperti demam, sakit kepala, dan batuk.
Akan tetapi, gejala Covid-19 memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan flu
biasa, yakni jenis batuk yang umumnya kering. Lemas dan nyeri otot juga banyak
9
Gejala klinis yang paling umum pada onset Covid-19 sesuai penelitian yang
sputum (33,4%), takipneu (18,6%), radang tenggorokan (13,9%), dan sakit kepala
gangguan pernapasan akut), serangan jantung akut, dan insiden Ground-Glass Opacity
Menurut Miller & Englund (2020) ada beberapa faktor resiko COVID-19 diantaranya
sebagai berikut.
Tingkat keparahan dan hasil dari penyakit coronavirus disease 2019 (COVID-19)
sangat bergantung pada usia pasien. Orang lansia dengan usia 65 tahun keatas
mewakili 80% rawat inap dan memiliki risiko kematian 23 kali lipat lebih besar
Hal ini disebabkan perawatan atau kebersihan yang buruk dan kekurangan alat
COVID-19 di Cina, PPOK terdeteksi pada 1,1% pasien. Dalam meta-analisis yang
membutuhkan rawat inap, 0,95% pasien ditemukan mengalami PPOK (95%) (Edis,
2020).
d. Penderita Asma
10
Proporsi penderita asma dan COVID-19 selama masa penelitian adalah 1,41%,
yang jauh lebih tinggi dari 0,86% yang diamati pada populasi umum. Meskipun
data ini menunjukkan frekuensi COVID-19 yang lebih tinggi pada pasien asma,
manifestasi dari penyakit pada populasi klinis ini tidak terlalu parah, dengan angka
12 rumah sakit yang rendah penerimaan. Selain itu, proporsi ini lebih rendah
daripada yang dilaporkan untuk pasien kronis lainnya penyakit (Izquierdo et al.,
2021).
di antara mereka yang memiliki penyakit lebih parah. Dalam 1 kohort dari 191
pasien dari Wuhan, Cina, komorbiditas ditemukan pada 48% (67% yang tidak
bertahan), hipertensi pada 30% (48% yang tidak bertahan), DM pada 19% (31%
tidak bertahan), dan CVD pada 8% (13% dari tidak bertahan). Dalam kohort dari
lazim (46% secara keseluruhan dan 72% pada pasien yang membutuhkan
perawatan ICU), CVD pada 15% (25% pada pasien yang membutuhkan perawatan
ICU), dan DM pada 10% (22% pada pasien yang membutuhkan perawatan ICU)
f. Menerima Kemoterapi
Orang yang menerima kemoterapi dengan sistem kekebalan yang terganggu dan
11
Selama transplantasi sumsum tulang, komplikasi paru sering terjadi dan
dengan risiko gangguan pernapasan yang lebih tinggi dan situasi ini bisa menjadi
h. Defisiensi Imun
Singkatnya dampak klinis COVID-19 pada IDP bervariasi dari gejala ringan
sampai kematian. Proporsi kematian dalam hal ini seri (25%) lebih besar dari pada
populasi umum dengan COVID-19 dilaporkan di rumah sakit Kota New York
(10,2%), dan serupa dengan data hasil yang dilaporkan dalam transplantasi ginjal
karena penyakit terkait PID atau penyakit penyerta lainnya yang sudah ada
sebelumnya.
infeksi HIV. Gejala umum adalah demam (165 dari 223, 74,0%), batuk (130 dari
223, 58,3%), dan dispnea (68 dari 223, 30,5%). Kurang umum adalah sakit kepala
(44 dari 223, 19,7%), artralgia / mialgia (33 dari 223, 14,8%), dan sakit
tenggorokan (18 dari 223, 8,1%). Setiap gejala gastrointestinal dilaporkan sebesar
13,0%. COVID-19 dilaporkan ringan hingga sedang di 141 kasus 212 (66,5%),
parah pada 46 pasien (21,7%), dan kritis pada 25 pasien (11,8%). Mayoritas pasien
(158 dari 244, 64,7%) dirawat di rumah sakit; 16,8% dirawat di unit perawatan
j. Riwayat Merokok
12
dan kasus COVID-19 yang parah 95%. Selain itu, ditemukan hubungan antara
riwayat merokok saat ini dan COVID-19 yang parah 95%. kemudian 10,7%
14 aktif, COVID-19 yang parah terjadi pada 21,2% (65/305) kasus (Gülsen et al.,
2020).
k. Diabetes Melitus
virus dan bakteri yang mempengaruhi saluran pernapasan. Salah satu mekanisme
yang bertanggung jawab atas kecenderungan ini adalah sindrom leukosit, yang
merupakan gangguan fungsi leukosit dari fagositosis (gangguan kekebalan). Hal ini
Penyakit ginjal kronis dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari infeksi yang
ginjal kronis yang terjangkit COVID-19 memiliki penyakit parah, risiko 3 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan dengan mereka tanpa penyakit ginjal kronis (Hassanein
et al., 2020).
m. Penyakit Hati
Selain itu menurut Andruetto et al. (2021) beberapa faktor risiko lain seperti jenis
kelamin laki-laki yang diketahui berkaitan erat dengan prevalensi perokok aktif
yang tinggi, orang yang memiliki kontak erat, orang yang tinggal serumah dengan
terjangkit virus, satu lingkungan yang sama tapi tidak pernah kontak dekat atau
jarak 2 meter termasuk resiko rendah, dan terakhir tenaga kesahatan menjadi salah
13
6. Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
Hingga saat ini uji Covid-19 yang tersedia di Indonesia adalah pemeriksaan
PCR untuk menemukan antigen SARS-CoV-2 dan pemeriksaan rapid test untuk
dilakukan dengan mengambil sampel antigen baik melalui swab atau apus hidung dan
tenggorokan, maupun dahak atau cairan yang berasal dari paru-paru. Pengambilan
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap. Sampel ini kemudian dikirim
2) yang dapat mengolah dan menganalisis antigen dengan teknik PCR. Hasil
pemeriksaan antigen ini memerlukan waktu yang lebih lama, terlebih lagi karena
darah dari ujung jari tangan. Namun secara umum keakuratannya jauh di bawah PCR.
Sesuai namanya, rapid test memberikan hasil yang cepat, dalam hitungan menit. Jika
hasil rapid test negatif, ada kemungkinan pasien sebenarnya sudah terinfeksi virus
membentuk antibodi, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ulang kurang lebih 7 hari
setelah pemeriksaan awal. Jika hasil rapid test positif, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan antigen dengan PCR untuk mengonfirmasi diagnosis, karena masih ada
Menurut buku milik Kamil dkk (2020) banyak negara di dunia, kasus dan
bahkan wabah Covid-19 telah terjadi. WHO dan melalui Kementerian Kesehatan
14
memberikan arahan untuk melakukan beberapa langkah pencegahan agar dapat
a. Seringlah mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
b. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau
mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika terlalu dekat, seseorang
dapat menghirup percikan ini dan juga virus Covid-19 jika orang yang batuk itu
permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang
terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat
menjadi titik masuk virus ini ke tubuh sehingga seseorang menjadi sakit.
d. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika demam, batuk dan
e. Selalu memakai masker ketika terpaksa keluar rumah agar penularan virus Covid-
19 bisa dicegah saat berpergian diluar rumah. Tak dapat dipungkiri, kabar virus
Akibat hal ini, banyak masyarakat yang mulai mencari perlindungan guna mencegah
penularan virus Corona (Gunawan & Yulita, 2020). Adapun cara pencegahan Covid-
cuci tangan adalah langkah awal yang efektif mencegah segala macam penyakit,
15
b. Sadar akan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih menjadi salah satu
agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku
c. Mengubah pola makan sehat. Menurut WHO, ada beberapa cara pencegahan
d. Rajin olahraga. Tak dapat dipungkiri, semenjak virus Corona masuk Indonesia
banyak orang yang rutin melakukan olahraga. Hal ini guna meningkatkan daya
e. Berdoa. Tak sedikit orang yang mengunggah kalimat doa selama merebaknya
virus Corona. Meski belum ada penelitian yang menyatakan bahwa doa dapat
Jika hasil tes pemeriksaan Covid-19 positif, tetap tenang dan jangan panik.
Laporkan diri ke posko KLB Dinas Kesehatan masing-masing kota atau ke PKM
kecamatan sesuai tempat tinggal. Petugas surveilans dari PKM kecamatan akan
mendata dan mengevaluasi kondisi pasien. Jika gejala yang dirasakan ringan, dokter
2021. Orang pertama yang divaksin adalah Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo yang kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat, tokoh agama, organisasi
profesi dan perwakilan dari masyarakat. Program ini terlaksana setelah sebelumnya
pada 11 Januari 2021 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan
16
persetujuan penggunaan darurat diikuti fatwa halal yang dikeluarkan oleh Majelis
vaksinasi akan dilakukan dalam dua tahap bagi masing-masing orang dengan jarak
sebuah kegiatan sederhana, aman dan efektif untuk melawan penyakit berbahaya
sebelum penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh. Kegiatan ini dilakukan dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Vaksin berisi virus atau bakteri yang telah
manusia akan melatih sistem imun dan membentuk antibodi untuk melawan virus
atau bakteri yang sebenarnya. Hal ini karena setelah divaksin, tubuh kita dapat
melawan virus asli. Vaksin bisa dilakukan dengan cara disuntik, dimasukkan ke
kita. Hal ini karena tidak semua orang dapat divaksin, orang dengan penyakit serius
dan memiliki alergi tidak boleh menerima vaksin. Dengan mengikuti program
vaksinasi, kita dapat melindung orang yang tidak dapat melakukannya karena
penyebaran virus atau bakteri telah berkurang. Jika masyarakat telah mengikuti
program vaksinasi, maka akan terbentuk “herd immunity” yaitu proteksi secara tidak
mana orang yang tidak boleh divaksin memiliki kesempatan yang rendah pula untuk
terinfeksi virus karena banyak orang di tempatnya tinggal telah memiliki kekebalan
17
melawan virus sehingga tidak menularinya. Bahan-bahan yang ada di dalam vaksin
a. Antigen, adalah virus yang telah dibunuh atau dilemahkan yang dapat melatih
tubuh manusia untuk dapat mengenali dan melawannya jika virus asli datang.
Vaksin merupakan solusi terakhir untuk penyakit menular (Ko SC. Herd
vaksin Covid-19 harus baik (Detoc et al., 2020). Persepsi masyarakat merupakan
suatu proses ulang yang dialami oleh manusia pada suatu lingkungan tertentu
kepada masyarakat sekitar. Kehadiran virus jenis baru yang belum ditemukan
(Pasaribu, 2021).
Masyarakat harus lebih luas daripada penyampaian teknologi vaksin (Harrison &
Wu, 2020).
Studi Zhu et al. (2020) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 aman dan telah
18
penerima. Masyarakat diharapkan lebih tahu untuk menilai vaksin baru yang sedang
untuk Covid-19 diharapkan telah tersedia untuk umum pada tahun 2021 (Iserson,
2020).
Dari beberapa calon Vaksin yang sedang diuji klinik baik di negara-
berbagai ahli di Indonesia. Keresahan yang dilontarkan ke publik antara lain tentang
kecocokan tipe vaksi Covid-19 yang dikembangkan dengan virus yang ada di
Indonesia. Mengapa muncul pertanyaan seperti tersebut diatas karena virus corona
Keresaan masyarakat juga sama seperti yang dipikirkan oleh banyak ahli
virologi. Namun bagi masyarakat awam dengan informasi yang diperoleh baik
terhadap Vaksin Covid-19. Di mana persepsi manusia akan memengaruhi sikap nya
nanti terhadap vaksin itu sendiri. Yang pada akhirnya akan memengaruhi perilaku
persepsi yang kurang baik terhadap vaksinasi dari vaksin yang sudah teruji nantinya,
maka jelas akan terjadi penolakan terhadap vaksinasi untuk perlindungan terhadap
SARS-Cov.2.
penting untuk memberikan informasi yang tepat terhadap masyarakat tentang vaksin
media seperti televisi, radio, seminar dan media sosial. Kampanye yang dilakukan
oleh pemerintah kepada masyarakat lebih banyak yang satu arah yaitu dengan
19
penyampai pesan yaitu pemerintah dengan penerima pesan yaitu masyarakat
Beberapa studi sudah menjelaskan bahwa ketika masyarakat hanya dijadikan sebagai
kurang efektif. Masyarakat haruslah menjadi subjek atau pelaku dalam setiap
program termasuk dalam memberikan informasi tentang vaksin Covid-19 dan segala
demikian, di era pendemik covid-19 ini, WHO telah menetapkan beberapa kriteria
dalam melakukan promosi kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat belum jelas
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
faktor utama, yang dirangkum dalam akronim Precede: Predisposing, Enabling, dan
merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk
20
Precede adalah merupakan fase diagnosis masalah. Model Precede-
Proceed merupakan salah satu model yang paling baik untuk perencanaan,
sampai dengan 8 berfokus pada implementasi dan evaluasi. Delapan fase dari model
panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan, dimulai dengan hasil yang
lebih umum ke hasil yang lebih spesifik. Proses secara bertahap mengarah ke
penciptaan sebuah program, pemberian program, dan evaluasi program. Pada fase
faktor predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, persepsi, dan
beberapa karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan.
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti
21
rumah sakit, puskesmas, poliklinik, posyandu, polindes, dan sebagainya;
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun segi biaya dan sosial;
Faktor penguat merupakan faktor yang untuk terjadinya perilaku tersebut. Faktor
penghargaan secara terus menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya suatu
pengulangan. Faktor ini juga meliputi konsekuensi dari tindakan yang menentukan
apakah pelaku menerima umpan balik yang positif dan akan mendapat dukungan
teman, kritik baik dari teman-taman atau lingkungan bahkan saran dan umpan balik
Determinan merupakan faktor yang menentukan atau hal yang ikut menyebabkan atau
19 antara lain:
a. Umur
masa hidup seseorang atau sejak dilahirkan atau diadakan. Umur merupakan usia
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
22
pada keaktifan seseorang untuk berpartisipasi. Dengan demikian, umur yang
berikut:38 1) Usia Dewasa Muda (elderly adulthood) yaitu usia 15-25 tahun 2)
Usia Dewasa Penuh/Tua (middle years) yaitu usia 25-60/65 tahun 3) Lanjut Usia
(geriatric age) yaitu usia >65/70 tahun Dalam pengelompokkan umur, Badan Pusat
Statistik juga menyebutkan bahwa usia muda merupakan usia 0-14 tahun, usia
b. Pendidikan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
nonformal, informal, pendidikan anak usia dini, pendidikan jarak jauh, dan
seseorang terhadap informasi yang didapat dan pengetahuannya pun akan semakin
seseorang untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin
23
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Pendidikan
1) Pendidikan Rendah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau sederajat dan Sekolah
c. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Secara teori
pengetahuan akan menentukan perilaku seseorang. Secara rasional seorang ibu yang
memiliki pengetahuan tinggi tentu akan berpikir lebih dalam bertindak, dia akan
akan dipelajari. Sedangkan faktor intrinsik meliputi umur, kemampuan dan kehendak
atau kemauan. Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan faktor intrinsik yang ada
dalam diri dan faktor ekstrinsik diharapkan pengetahuan ibu akan meningkat.
24
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan
menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dan juga akan menentukan perilaku
d. Sikap
Pengertian sikap yaitu reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan ataupun aktivitas,
(keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek; kehidupan emosional atau evaluasi
terhadap suatu objek; dan kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga
komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting. Sikap seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini
25
terdiri dari berbagai tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon (responding),
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
dilakukan dengan menggunakan model Likert, yang dikenal dengan summated rating
diminta untuk memilih satu dari lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh
e. Dukungan suami/keluarga
merupakan dorongan, motivasi terhadap istri, baik secara moral maupun material.
pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan
untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga
pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa
dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan
Menurut teori Lawrence Green, salah satu faktor pendorong yang berhubungan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
emosional.
pemberian informasi, saran, atau umpan balik tentang situasi dan kondisi.
Yogyakarta
secara langsung, bersifat fasilitas atau materi. Manfaat dukungan ini adalah
yang dikeluhkan, bersedia memahami, dan ekspresi kasih sayang dan perhatian.
27
nyaman, aman, percaya dipedulikan oleh tenaga kesehatan sehingga individu
g. Isyarat Bertindak
Berbagai formulasi awal Health Belief Model membahas konsep cues (isyarat)
yang memicu tindakan. Persepsi kerentanan dan persepsi manfaat hanya dapat d
28
Belief Model kemungkinan tertular
COVID-19 (p-
value=0,000) dan persepsi
perilaku prokes (p-value),
kelompok persepsi
keseriusan terinfeksi
COVID-19; variabel
persepsi dampak
kesehatan mental (p-
value=0,000) dan persepsi
keparahan terinfeksi
COVID-19
(pvalue=0,000),
kelompok persepsi
hambatan vaksinasi
COVID-19; ketakutan
rasa sakit vaksinasi (p-
value=0,004), keraguan
pada vaksin COVID-19
(p-value=0,000), persepsi
ketakutan KIPI (p-
value=0,000), persepsi
aksesibilitas vaksin
COVID-19 (p-
value=0,000), dan
persepsi informasi vaksin
COVID-19 (p-
value=0,000), dan
kelompok manfaat
vaksinasi COVID-19;
persepsi rasa aman (p-
value=0,000) dan persepsi
manfaat vaksinasi bagi
orang lain (p-
value=0,000). Sedangkan
satu variabel kelompok
persepsi keseriusan yaitu
persepsi masyarakat
tentang terinfeksi
COVID-19 (p-
value=0,338) tidak
berhubungan dengan
penerimaan vaksin
COVID-19
3 Ichsan et Determinan Umur,tingkat uji Hasil penelitian
al. (2021) Kesediaan Pendidikan, chi square menunjukkan responden
Masyarakat status dan regresi yang bersedia menerima
Menerima pernikahan, logistic vaksinasi Covid-19
Vaksinasi agama, suku, dengan sebesar 35,3%. Faktor
Covid vaksinasi kemaknaan yang mempengaruhi
- Covid-19 p-value kesediaan masyarakat
29
19 0,05% Sulawesi Tengah
d menerima vaksinasi
i Sulawesi adalah faktor umur,
Tengah tingkat pendidikan,
pekerjaan,
status pernikahan, agama
dan suku. Determinan
kesediaan masyarakat
menerima vaksinasi
Covid-19 adalah umur
dan agama
4 Argista Persepsi umur, jenis Analisis Chi Hasil menunjukkan
(2021) Masyarakat kelamin, Square dan bahwa dari 440 responden
Terhadap pendidikan, Regresi terdapat 277 responden
Vaksin pekerjaan, Logistik (63%) memiliki persepsi
Covid-19 Di agama, Ganda yang positif terhadap
Sumatera pengetahuan, vaksin covid-19 dan 163
Selatan: status responden (37%)
Literature pernikahan, memiliki persepsi yang
Review riwayat negatif terhadap vaksin
penyakit covid-19. Variabel yang
tidak berhubungan dengan
menular, persepsi masyarakat
riwayat terhadap vaksin covid-19
covid-19, adalah variabel
tradisi, pengetahuan (P=0,000),
kesedian kesediaan untuk divaksin
untuk (P=0,000), status
divaksin, pendidikan (P=0,038) dan
keamanan status pernikahan
vaksin covid- (P=0,023). Adapun
19, status variabel yang tidak
ekonomi dan berhubungan adalah umur
persepsi (P=0,099), Jenis Kelamin
masyarakat (P=0,411), pekerjaan
(P=0,593), riwayat
penyakit tidak menular
(P=0,437), riwayat
penyakit covid-19
(P=0,716), budaya
(P=0,731), keamanan
vaksin (P=0,111) dan
status ekonomi (P=0,183).
Kemudian variabel yang
dominan dalam
mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap
vaksin covid-19 adalah
variabel pengetahuan
dengan (P value 0,005;
PR = 1,592 ; 95 % CI =
30
(0,971 – 2,610)
5 Putri et Kecemasan pengetahuan, uji Chi Hasil penelitian 81.2 %
al. (2021) Masyarakat kesediaan Square reponden bersedia
Akan divaksin divaksin , 48.1 %
Vaksinasi Covid-19 dan responden mengalami
Covid-19 kecemasan kecemasan terhadap
vaksin. Hasil analisis
menyatakan kesediaan
dilakukan vaksinasi
mempunyai kaitan dengan
kecemasan (P value
<0.001).
6 Yuliani & Meningkatka Pengetahuan, paired Ada perbedaan mean
Amalia n perilaku t-test pretest dan posttest pada
(2021) pengetahuan pencegahan kelompok intervensi.
dan perilaku Covid-19,
pencegahan Pendidikan
COVID-19 Kesehatan.
maternal
neonatal,
melalui
pendidikan
kesehatan
secara
online : studi
pada ibu
hamil
7 Febriyanti Hubungan Pengetahuan, deskriptif Dari hasil penelitian ini,
, Choliq, Tingkat kesediaan dapat disimpulakan
& Mukti Pengetahuan vaksinasi bahwa pengetahuan dan
(2021) dan Covid, kesiapan warga Dukuh
Kesediaan Masyarakat Menanggal tentang vaksin
Vaksinasi COVID-19 berada pada
Covid-19 kategori baik. Hasil
Pada Warga signifikansi sebesar 0,000
Kelurahan (< 0,05) sehingga dapat
Dukuh disimpulkan bahwa ada
Menanggal pengaruh pegetahuan
Kota terhadap kesediaan
Surabaya vaksinasi warga kelurahan
Dukuh Menanggal Kota
Surabaya
8 Mariyati Gambaran Pengetahuan, Analisis Hasil penelitian ini
(2021) Pengetahuan Ibu hamil, univariat menunjukkan bahwa
Ibu Hamil Covid-19 karakteristik ibu hamil
Tentang umur 20-35 tahun 84,6%,
Coronavirus pendidikan menengah
Disease 2019 47,4%, pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga 60,3%,
dan sumber informasi
media televisi 69,23%.
31
Pengetahuan ibu hamil
tentang penularan Covid-
19 dikategorikan baik
dengan persentase 75,6%,
cukup 20,5% dan kurang
3,9%. Pengetahuan ibu
hamil tentang gejala
dikategorikan baik dengan
persentase 59%, cukup
26,9% dan kurang 14,1%.
Pengetahuan pencegahan
Covid-19 dikategorikan
baik dengan persentase
76,9%, cukup 20,5% dan
kurang 2,6%.
Pengetahuan ibu hamil
secara umum tentang
Covid-19 dikategorikan
baik dengan persentase
82,1% dan cukup 17,9%.
Pengetahuan ibu hamil
tentang Covid-19 sudah
baik dan agar lebih
ditingkatkan dan selalu
update informasi.
9 Ditekeme Covid-19 Covid-19, regresi kesediaan saat ini untuk
na et al. vaccine kesediaan multivariabe vaksinasi COVID-19 di
(2021) acceptance in vaksin l antara
the warga DRC terlalu rendah
democratic untuk secara dramatis
republic of mengurangi transmisi
congo: A komunitas. Yang sangat
cross- memprihatinkan adalah
sectional rendahnya niat imunisasi
survey pada petugas kesehatan.
(Kesediaan
vaksin
Covid-19 di
Republik
Demokratik
Kongo:
Survei lintas
seksi)
10 Kukreti et Willingness Kesediaan Regresi Kesediaan untuk
al. (2021) of taiwan’s untuk memvaksinasi COVID-19
healthcare menerima di antara petugas
workers and vaksinasi, kesehatan dan
outpatients to kesediaan pasien rawat jalan rendah
vaccinate melakukan karena status infeksi
against rapid test, COVID-19 yang relatif
covid-19 kesediaan aman di Taiwan.
32
during a merawat
period pasien,
without ketakutan
community akan
outbreaks COVID-19,
(Kesediaan persepsi
petugas risiko, dan
kesehatan perilaku
Taiwan dan pencegahan
pasien rawat
jalan untuk
divaksinasi
covid-19
selama
periode tanpa
wabah
komunitas)
C. KERANGKA PEMIKIRAN
33
Cakupan Vaksin SDMK 119.0 %
Cakupan vaksinasi masyarakat rentan dan umum 66.3 %
Cakupan vaksinasi usia 12 – 17 tahun 64.8 %
( Sumber data Vaksinasi kabupaten Penajam Paser Utara, 21 desember 2021 )
E. Kesimpulan
Pengetahuan, persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan, dan isyarat untuk
bertindak berhubungan dengan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19.
Faktor yang dominan berhubungan adalah faktor usia yaitu usia lanjut, dukungan keluarga
serta isyarat untuk bertindak. Diharapkan kepada pemerintah untuk fokus pada
peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 melalui sosialisasi oleh
tenaga kesehatan pada posyandu lanjut usia serta dukungan keluarga atau dan dengan
adanya mobil vaksinasi Covid – 19 sebagai isyarat bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahnach, M., & Doghmi, K. 2020. “Impact of COVID-19 Pandemic on Bone Marrow
Transplantation in Morocco.” The Pan African Medical Journal 35(2).
Ahsan, F., Rahmawati, N. Y., & Alditia, F. N. 2020. Lawan Virus Corona: Studi Nutrisi
Untuk Kekebalan Tubuh (B. Santoso (Ed.)). Airlangga University Press.
Algifari, S. M. 2020. Peran Kelompok Kkn 303 Sebagai Pengaruh Dan Pembawa Energi
Baru Ditengah Pandemi Covid-19 (A. A. Rahman (Ed.)). Bandung: LP2M UIN SGD.
Argista, Zisi Lioni. 2021. Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera
Selatan: Literature Review. Vol. 13.
Bin, E., Andruetto, C., Susilo, Y., & Pernestål, A. 2021. “The Trade-Off Behaviours between
Virtual and Physical Activities during COVID-19 Pandemic Period.” Eur. Transp. Res.
Rev 13(14).
Clerkin, K. J., Fried, J. A., Raikhelkar, J., Sayer, G., Griffin, J. M., Masoumi, A., ... & Uriel,
N. 2020. “COVID-19 and Cardiovascular Disease.” Circulation 141(20):1648–55.
34
Ditekemena, John D., Dalau M. Nkamba, Armand Mutwadi, Hypolite M. Mavoko, Joseph
Nelson Siewe Fodjo, Christophe Luhata, Michael Obimpeh, Stijn Van Hees, Jean B.
Nachega, and Robert Colebunders. 2021. “Covid-19 Vaccine Acceptance in the
Democratic Republic of Congo: A Cross-Sectional Survey.” Vaccines 9(2):1–11. doi:
10.3390/vaccines9020153.
Edis, E. Ç. 2020. “Chronic Pulmonary Diseases and COVID-19.” Turkish Thoracic Journal
21(5):345.
Febriyanti, Noer, Maulivia Idham Choliq, and Asri Wido Mukti. 2021. “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Kesediaan Vaksinasi Covid-19 Pada Warga Kelurahan Dukuh
Menanggal Kota Surabaya.” Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian 3:1–7.
Gülsen, A., Yigitbas, B. A., Uslu, B., Drömann, D., & Kilinc, O. 2020. The Effect of Smoking
on COVID-19 Symptom Severity: Systematic Review and Meta-Analysis. Pulmonary
medicine.
Gunawan, C. I., &. Yulita. 2020. Anomali Covid-19: Dampak Positif Virus Corona Untuk
Dunia (M. Archi (Ed.); 1st Ed.). CV IRDH.
Hanif, S., Ali, S. N., Hassanein, M., Khunti, K., & Hanif, W. 2020. “Manifestations of Renal
System Involvement in Hospitalized Patients with COVID-19 in Saudi Arabia.” Plos
One 16(7).
Harrison, EA & Wu, JW. 2020. “Vaccine Confidence in the Time of COVID-19.” Eur J
Epidemiol [Internet] 35(4):325–30.
Ichsan, Dewi Susetiyany, Fahmi Hafid, Kadar Ramadhan, and Taqwin Taqwin. 2021.
“Determinan Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksinasi Covid-19 Di Sulawesi
Tengah.” Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan 15(1):1–11. doi: 10.33860/jik.v15i1.430.
Izquierdo, J. L., Almonacid, C., González, Y., Del Rio-Bermudez, C., Ancochea, J.,
Cárdenas, R., ... & Soriano, J. B. 2021. “The Impact of COVID-19 on Patients with
Asthma.” European Respiratory Journal 57(3).
Kamil, Isnawan, L., Sukman, H., Rahma, F., & Sartika, D. 2020. Bersama Melawan Covid-
19 (I. Haq (Ed.); 1st Ed.). IAIN Parepare Nusantara Press.
Ko SC. Herd immunity. 2020. “Vaccine Development and BCG Effects in COVID-19.” J
Intern Med Taiwan [Internet] 31(4):254–61.
Kukreti, Shikha, Mei Yun Lu, Yi Hsuan Lin, Carol Strong, Chung Ying Lin, Nai Ying Ko,
Po Lin Chen, and Wen Chien Ko. 2021. “Willingness of Taiwan’s Healthcare Workers
and Outpatients to Vaccinate against Covid-19 during a Period without Community
Outbreaks.” Vaccines 9(3):1–10. doi: 10.3390/vaccines9030246.
Lu’Luil, Ma’rifati. 2021. “Faktor-Faktor Penerimaan Vaksin Covid-19 Pada Masyarakat Kota
Salatiga Ditinjau Dari Teori Health Belief Model.” Undergraduate Thesis, Diponegoro
35
University.
Mariyati, Ni Made. 2021. “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Coronavirus Disease
2019.” Poltekkes Denpasar.
Miller, R., & Englund, K. 2020. “Clinical Presentation and Course of COVID-19.” Cleveland
Clinic Journal of Medicine 87(7):384–88.
Mirzaei, H., McFarland, W., Karamouzian, M., & Sharifi, H. 2021. “COVID-19 among
People Living with HIV: A Systematic Review.” AIDS and Behavior 25:85–92.
Mueller, A. L., McNamara, M. S., & Sinclair, D. A. 2020. “Why Does COVID-19
Disproportionately Affect Older People?” Aging (Albany NY) 12(10).
Nasution, A. 2020. Bahan Ajar: Teknik Komunikasi Publik. Jakarta: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan BPS.
Putri, K. E., K. Wiranti, Y. S. Ziliwu, M. Elvita, Frare D. Y, Purdani R. S, S. Niman, and ...
2021. “Kecemasan Masyarakat Akan Vaksinasi Covid-19.” Jurnal Keperawatan …
9(3):539–48.
Rahayu, S., & Nugroho, R. 2020. Covid-19 The Nightmare Or Rainbow (T. M. A. Publishing
(Ed.); 1st Ed.). Mata Aksara Publishing.
Reiter PL, Pennell ML, Katz ML. 2020. “Acceptability of a COVID-19 Vaccine among
Adults in the United States: How Many People Would Get Vaccinated?” Vaccine
[Internet] 38(42):6500–7.
Ruslin, M., Hamrun, N., Habar, E. H., & Akbar, F. H. (Eds. .. 2020. Masa Pandemi Covid-19
Dan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Bidang Kedokteran Gigi (1st Ed.). Upt Unhas
Press.
Shi, S. M., Bakaev, I., Chen, H., Travison, T. G., & Berry, S. D. 2020. “Risk Factors,
Presentation, and Course of Coronavirus Disease 2019 in a Large, Academic Long-Term
Care Facility.” Journal of the American Medical Directors Association 21(10):1378–83.
Shihab, N. dr. 2020. Covid-19: Kupasan Ringkas Yang Perlu Anda Ketahui (M. Nadhifah
(Ed.); 1st Ed.). Literati Imprint dari Penerbit Lentera Hati.
Yuliani, Diki Retno, and Riza Amalia. 2021. “Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku
Pencegahan COVID-19 Maternal Neonatal Melalui Pendidikan Kesehatan Secara
Online : Studi Pada Ibu Hamil.” Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 4(2):66–71. doi:
36
10.32536/jrki.v4i2.134.
Zulkifli, Fatmawati, Rahman, N., Hafid, R., Saripa, & Awal, M. R. 2020. Berkarya Bersama
Di Tengah Covid-19 (D. Herdah (Ed.)). IAIN Parepare Nusantara Press.
37