Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PEMBERIAN VAKSINASI COVID-19


(BOOSTER) TERHADAP PENURUNAN ANGKA KASUS
COVID-19

Sebagai Tugas Karya Tulis Ilmiah pada Pelatihan Jabatan Fungsional


Perawat Angk. 1 BBPK Jakarta

Disusun Oleh:
Nama : Yunike Frasisca N, S.Kep., Ns
NIP : 199406172020122010
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Jabatan : Perawat Ahli Pertama

RSUP DR JOHANNES LEIMENA AMBON


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus corona yang bermula dari kota wuhan di RRC diduga bermula
dari pasar tradisional yang menjual daging kelelawar, kelabang dan
beberapa hewan lainnya dalam kondisi tidak higienis. Virus ini bermutasi
dan kemudian dapat menjadikan manusia sebagai inang perkembangan
virus telah menjadi fenomena yang luar biasa.
Virus corona 19 yang mulai menyebar pada desember 2019 lalu
telah berkembang menjadi peristiwa pandemi dunia. Peristiwa pandemi ini
telah merubah wajah dunia. Kejadian kasus terus meningkat dan
menimbulkan kasus kematian. Proses penyebaran corona virus disease
2019 (covid 19) melalui tetesan liur atau ketika orang bersin.
Pada perkembangannya virus ini telah menimbulkan infeksi kepada
jutaan orang dan menimbulkan beberapa gejala klinis seperti demam,
batuk dan kondisi yang lebih berat sampai menimbulkan kematian.pada
agustus 2021 diperkirakan tingkat kematian akibat covid 19 di indonesia
adalah sebesar 3,04% dan rata-rata dunia 2,08% (kompas.com) telah
mempengaruhi masyarakat dalam berbagai sektor, terutama ekonomi dan
kesehatan. Karena bentuknya sebagai virus, penanganan covid 19
menjadi sulit ditangani dengan menggunakan pengobatan antibiotik dan
infeksi pada umumnya. Penanggulangan virus dapat dilakukan dengan
menggunakan tindakan preventif dan vaksinasi.
Vaksinasi diIndonesia dimulai pada januari 2021 dilakukan dalam
proses bertahap terhadap beberapa kelompok, dimulai dari kelompok
tenaga kesehatan, tokoh masyarakat,TNI/POLRI, guru hingga masyarakat
umum dengan berbagai kelompok umur. Proses vaksinasi yang dilakukan
terus dievaluasi,diteliti dan disempurnakan agar memberikan dampak
yang efektif terhadap penurunan angka kasus covid 19 khususnya di
Indonesia.
Pada prosesnya vaksinasi pada maret 2022 telah pada pemberian
booster atau vaksin ketiga bagi masyarakat sehingga diharapkan
memberikan efektifitas yang maksimal. Dalam proses yang masih berjalan
ini tentukan diperlukan kajian secara ilmiah yang dapat memberikan
gambaran yang objektif berkaitan dalam proses kegiatan vaksin yang
telah dilakukn.
Pemberian vaksin covid dosis ketiga sebagai sebuah varibel perlu
diteliti baik secara observatif maupun eksperimental terkait hubungannya
dengan peningkatan efektifitas penurunan kejadian kasus covid 19 dan
proses kesembuhan penderita covid yang ada saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak signifikan vaksinasi covid 19 dalam menurunkan
penyebaran pandemi covid 19?
2. Bagaimana proses kegiatan vaksinasi covid 19 yang telah dilakukan
saat ini?
3. Bagaimana dampak pemberikan vaksin dosis ketiga (booster) dalam
meningkatkan efektifitas vaksin

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya kajian ilmiah ini adalah :
1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak menurunkan
penyebaran pandemi covid 19 dengan dilakukannya vaksinasi
2. Memahami proses kegiatan vaksinasi covid 19 yang dilakukannya
hingga saat ini, khususnya yang dilakukan oleh pemerintah
3. Mengetahui dampak pemberian vaksin dosis ketiga (booster) dalam
meningkatkan efektifitas vaksin
D. Manfaat
1. Mampu memberikan informasi yang objektif terkait perkembangan dan
situasi vaksinasi covid 19
2. Dapat menjadi salah satu referensi dalam mencari kajian yang
berkaitan dengan vaksinasi covid 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Vaksin
Vaksin adalah zat biologis-imun dirancang untuk menghasilkan
perlindungan khusus terhadap penyakit tertentu. Proses pemberian vaksin
disebut vaksinasi. Dengan kata lain, vaksinasi adalah proses melindungi
individu yang rentan dari penyakit dengan pemberian agen yang hidup atau
yang dimodifikasi (misalnya, vaksin polio oral), penangguhan organisme yang
dimatikan (seperti pada pertusis), atau toksin yang tidak aktif (seperti di
tetanus). Tujuan vaksinasi yaitu untuk melindungi individu yang berisiko terkena
penyakit seperti anak-anak, orang tua, individu dengan gangguan kekebalan,
orang yang hidup dengan penyakit kronis, dan orang yang tinggal di daerah
endemis penyakit merupakan yang paling berisiko. Vaksinasi adalah strategi
umum untuk mengontrol, menghilangkan, memberantas, atau menahan
penyakit (seperti strategi imunisasi massal).
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi
kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan, biasanya dengan pemberian vaksin (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2021).
B. Penyebab dan Gejala Vaksin Covid-19
Coronavirus merupakan sekelompok besar virus yang bisa menyebabkan
penyakit dengan gejala ringan hingga parah. Setidaknya ada dua virus corona
diketahui menyebabkan penyakit yang bisa menimbulkan gejala parah, seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Penyakit Coronavirus 2019 (Covid19) merupakan jenis
penyakit baru yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya
(Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).
Virus penyebab Covid-19 disebut Sars-CoV-2. Coronavirus adalah virus
zoonosis (menyebar antara hewan dan manusia). Penelitian telah menunjukkan
bahwa SARS ditularkan dari musang ke manusia, sedangkan MERS ditularkan
dari unta ke manusia. Sementara itu, hewan yang menjadi sumber penularan
Covid-19 masih belum diketahui (Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).
Menurut (Kemenkes, 2020a), Gejala dan tanda umum infeksi Covid19
meliputi :
1. Gejala gangguan pernapasan akut, seperti demam, suhu puncak >
38° C, batuk, bersin, dan sesak napas.
2. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari, dan masa inkubasi terlama adalah
14 hari.
3. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 8 Universitas
Sriwijaya
4. Tingkat keparahan dipengaruhi oleh daya tahan, usia dan penyakit
yang sudah ada sebelumnya (komorbiditas), seperti hipertensi,
diabetes, asma, dll
5. Pada kebanyakan kasus, tanda dan gejala klinis yang dilaporkan
adalah demam, pada beberapa kasus dapat terjadi kesulitan bernafas,
pada pemeriksaan X-ray didapatkan infiltrasi pneumonia yang luas
pada kedua paru
C. Efektivitas Pemberian Vaksin Covid-19
Untuk menurunkan angka kasus, selain melakukan protokol kesehatan
maka perlu dilaksanakan upaya perlindungan khusus yaitu dengan vaksinasi.
Selama bertahun-tahun vaksin terbukti dapat menurunkan kejadian penyakit
menular melalui mekanisme imunitas tubuh manusia (Mortellaro & Ricciardi-
Castagnoli, 2011). Vaksin COVID-19 dikembangkan untuk membantu
pembentukan imunitas tubuh individu sehingga pemberian vaksin COVID-19
tersebut diharapkan dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok
(herd immunity) yang nantinya berdampak pada penurunan jumlah kasus yang
terinfeksi (World Health Organization, 2020a).
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia dimulai pada tanggal 13
Januari 2021. Untuk gelombang pertama, vaksin tersebut diberikan ke tenaga
kesehatan, petugas publik, dan lansia. Pada gelombang kedua, sasaran
vaksinasi adalah masyarakat kelompok rentan dan masyarakat umum lainnya.
Pemerintah menargetkan 181,5 juta orang sudah mendapatkan vaksinasi
COVID-19 pada Maret 2022 (Kemenkes RI, 2021). Untuk memenuhi target
yang telah ditetapkan, pemerintah Indonesia berusaha menjamin ketersediaan
vaksin. Jenis vaksin yang telah dan akan digunakan di Indonesia adalah
AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm dan Sinovac (Kemenkes RI, 2020a).
Kelima jenis vaksin tersebut memiliki efikasi yang berbeda-beda berdasarkan
uji klinis yang telah dilakukan.
Studi yang menunjukkan efektivitas vaksin di beberapa negara sudah
dilakukan (Amit et al., 2021; Dagan et al., 2021; Hall et al., 2021). Akan tetapi,
belum tersedia data yang memperlihatkan bagaimana dampak vaksin tersebut
di masyarakat Indonesia, terutama tekait dengan lima jenis vaksin yang
digunakan. Studi yang mengukur dampak vaksin di populasi di lakukan di
Inggris dengan menggunakan dua jenis vaksin yaitu AstraZeneca dan Pfizer
(Pritchard et al., 2021). Pemerintah Indonesia sampai April 2021 menargetkan
40,3 juta orang sudah tervaksin dengn dosis lengkap (dua kali dosis
penyuntikan). Tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm
sudah digunakan di Indonesia, tetapi pencapaian pemberian vaksin sampai
akhir April 2021 hanya mencapai 19% dari target (Satuan Tugas Penanganan
COVID-19, 2021c). Selain kecepatan pemberian vaksin yang masih rendah, hal
lain yang menyebabkan rendahnya cakupan vaksin COVID-19 adalah
kurangnya penerimaan masyarakat terhadap vaksin itu sendiri. Harapan et al
menemukan bahwa penerimaan vaksin akan lebih tinggi pada vaksin yang
memiliki efikasi tinggi (Harapan et al., 2020). Di tahap pertama, jenis vaksin
yang banyak digunakan adalah Sinovac yang dianggap memiliki efikasi yang
rendah. Jika merujuk pada kinerja vaksin menurut WHO maka kita
membutuhkan informasi bagaimana dampak vaksin tersebut pada tingkat
masyarakat.
Vaksinasi atau imunisasi bertujuan untuk membuat sistem kekebalan
tubuh seseorang mampu mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau
virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian vaksin
COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat
virus ini. Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus
Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang
berat dan komplikasi akibat COVID-19. Selain itu, vaksinasi COVID-19
bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan
kelompok. Hal ini penting karena ada sebagian orang yang tidak bisa divaksin
karena alasan tertentu. Orang yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin
atau tidak menjadi prioritas untuk vaksin COVID-19 antara lain anak-anak dan
orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes atau hipertensi yang
tidak terkontrol. Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, tidak hanya
melindungi diri sendiri tapi juga orang-orang di sekitar (Dinkes, 2021).
D. Hasil Penelitian mengenai manfaat dari Vaksin Booster
Para peneliti di Inggris telah menganalisis kemungkinan dampak dosis
tambahan atau booster vaksin Covid-19 terhadap Omicron. Mereka
mengatakan booster dapat memberi sekitar 85% perlindungan dari sakit parah.
Vaksin membantu mengajari tubuh cara melawan Covid. Tetapi vaksin yang
saat ini digunakan tidak dirancang untuk melawan varian Omicron, yang sudah
banyak bermutasi dibandingkan versi aslinya. Untuk mengatasinya, masyarakat
Inggris disarankan agar menerima dosis booster dengan tujuan membangun
kadar antibodi yang lebih tinggi untuk melawan virus.
Antibodi dapat menempel pada virus untuk menghentikannya masuk ke
dalam sel dan bereplikasi (memperbanyak diri). Berbagai studi telah
menunjukkan pengurangan 20 hingga 40 kali lipat dalam kemampuan antibodi
ini untuk membunuh virus pada orang-orang yang divaksinasi dengan dua
dosis. Penelitian awal dari Imperial mengasumsikan akan ada penurunan
kemanjuran vaksin terhadap Omicron. Bahkan dengan booster, perlindungan
dari sakit parah akibat Omicron mungkin sekitar 80% sampai 85,9%,
dibandingkan dengan sekitar 97% untuk Delta - varian lain yang saat ini
mendominasi di Inggris (BBC, 2021).
Hasil penelitian dari data sampel rumah sakit rujukan Covid-19, RSPI
Sulianti Saroso, terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di ICU menunjukkan
bahwa vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko fatal infeksi Covid-19.
Dari 12 sampel pasien Covid-19 yang dirawat dengan kondisi berat dan kritis, 6
pasien (50%) belum melakukan vaksinasi. Kelompok lansia, anak-anak, orang
yang memiliki komorbiditas, dan yang belum divaksinasi, keempat kelompok
inilah yang perlu diperhatikan dan kerap menjadi korban paling dirugikan di
masa Covid-19. Selain itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk
mempersiapkan diri dari kesakitan dan risiko dirawat yang lebih berat, hingga
kematian akibat Covid-19 (Wikanto, 2022).
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode non eksperimental melalui


kajian literasi yang didapatkan melalui review artikel/jurnal/makalah yang berkaitan
dengan penelitian vaksin covid 19. Sumber dari literatur yang digunakan berupa
sumber jurnal, artikel ilmiah, modul yang berkaitan dengan kegiatan vaksin dan
berbagai sumber lain baik itu primer,sekunder dan tersier. Pertimbangan kriteria
sumber literatur yang diambil adalah literatur yang ditulis oleh peneliti, situs
penelitian/informasi resmi seperti situs pemerintah, universitas dan lembaga
penelitian lainnya. Tentu dalam mengambil sumber literatur perlu diperhatikan
kebenaran dari sumber yang tersedia untuk menghindari berita hoax dan bias
penelitian yang dapat saja terjadi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil
Literatur Jurnal

Penulis Judul Jurnal


Narila Mutia Nasir, Ibnu susanto Kebijakan Vaksinasi COVID-
Joyosemito. 2021 19:Pendekatan Pemodelan Matematika
Dinamis pada Efektivitas dan Dampak
Vaksin di Indonesia
Armanto Makmun, Siti Fadhilah Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin
Hazhiyah. 2020 Covid – 19

Pada jurnal yang berjudul “Kebijakan Vaksinasi COVID-19, Pendekatan


Pemodelan Matematika Dinamis pada Efektifitas dan Dampak Vaksin di Indonesia”
disampaikan hasil bahwa jika program vaksinasi kepada masyarakat yang
dilakukan secara konsisten sejak tanggal 13 januari 2021 sampai akhir desember
2021 dengan kecepatan 50.056 – 71.050 dosis/hari maka akan terjadi penurunan
kasus positif sehingga jumlah kasus aktif kesembuhan dan kematian pun ikut
menurun.
Studi pada populasi yang terkait efektivitas vaksin telah dilakukan di Inggris
dan Israel. Menurut studi tersebut, di Inggris ditemukan bahwa efektifitas Pfizer
adalah 85%, berbeda dari efikasinya berdasarkan uji klinis yaitu 95% (Hall et
al.,2021). Menurut WHO, pengukuran kinerja vaksin tidak hanya dilihat dari efikasi
atapun efektifitasnya, tapi juga melalui dampak vaksin. Pengukuran dampak vaksin
itu sangat bergantung pada cakupan vaksin dan efek dari mereka yang divaksin
ataupun tidak.
Mekanisme vaksinasi dapat melalui beberapa mekanisme, yaitu melalui
vaksin mati/dilemahkan, subunit vaksin, vaksin m-RNA vaksin DNA dan vaksin live
vector. Berdasarkan jurnal “Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin Covid-19”,
salah satu vaksin yang dikembangkan dengan mekanisme m-RNA yaitu vaksin
moderna telah menyelesaikan tahapan uji klinis dibandingkan dengan vaksin
lainnya, di Indonesia pada tahap awal pemberian vaksin di beberapa kelompok,
tenaga kesehatan diberikan vaksin dosis ketiga yaitu vaksin moderna.
Berdasarkan hal tersebut diatas, efektivitas vaksin tidak hanya berhubungan
dengan mekanisme vaksin bekerja di dalam tubuh tetapi juga berkaitan dengan
cakupan vaksin yang dilakukan. Semakin banyak masyarakat yang divaksin
semakin rendah kasus yang terjadi, tentu sinergis dengan pemberian vaksin dosis
ketiga (booster).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas pemberian vaksinasi covid-19 (booster) terhadap penurunan angka
kasus Covid-19. Vaksin COVID-19 diharapkan bisa menjadi solusi untuk
menyudahi pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan
aktivitas masyarakat. Vaksinasi booster mampu menurunkan risiko gejala berat
akibat infeksi Omicron hingga 7,1 kali lipat daripada tanpa vaksinasi sama sekali.
Sementara vaksinasi lengkap menurunkan risiko gejala berat akibat terinfeksi
Omicron hingga 2,2 kali lipat daripada tidak divaksinasi sama sekali. Apabila tingkat
penularan suatu komunitas dinyatakan tetap tinggi, adanya vaksin booster dapat
digunakan untuk mengendalikan penyebaran virus dengan meningkatkan jumlah
penawar antibodi untuk menghambat virus masuk ke dalam sel. Level antibodi
semacam ini biasanya terjadi setelah proses vaksinasi. Apabila kemudian omicron
menjadi semakin tinggi tingkat penyebarannya, maka booster dapat digunakan,
terutama keunggulannya dalam menghasilkan beragam antibodi, setidaknya
beberapa antibodi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mempertahankan
aktivitasnya dalam melawan varian omicron. Prioritas utama program vaksin yaitu
untuk mengurangi kematian dan penyakit serta untuk melindungi sistem kesehatan.
vaksin booster tidak hanya digunakan untuk menghambat penularan varian omicron
tetapi kemungkinan dari varian-varian lainnya yang sudah ada atau yang mungkin
akan bermutasi.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Vaksin COVID-19 memang dapat membawa banyak manfaat dengan
melindungi kita dari infeksi virus Corona. Namun, perlu diketahui masyarakat
bahwa vaksin ini tidak diberikan kepada orang yang sedang sakit berat atau
sudah terinfeksi virus Corona. Masyarakat hasrus memastikan untuk selalu
mempertahankan daya tahan tubuh, baik sembari menunggu giliran untuk
diberikan vaksin maupun setelahnya. Hal ini karena dengan imunitas tubuh
yang kuat, masyarakat tidak akan mudah sakit sehingga kebugaran tubuh tetap
terjaga. Beberapa cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah
mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres dengan baik,
serta beristirahat yang cukup. Kemudian masyarakat juga harus selalu
menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi covid-19 dan dapat
melindungi orang yang berada disekitar kita.
2. Bagi Pemerintah
Dalam rangka memberikan vaksin kepada masyarakat, pemerintah harus bisa
mengedukasi atau meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut mempunyai
tingkat akurasi yang sangat aman dan efektif serta merupakan salah satu solusi
untuk memutus, mencegah atau memperlambat rantai penularan virus tersebut.
Jika terdapat masyarakat yang menolak walaupun sudah diedukasi, maka
pemerintah harus menerapkan sanksi dengan tegas sesuai dengan Undang-
Undang yang berlaku demi kepentingan bersama.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terkait
dengan efektivitas pemberian vaksinasi covid-19 (booster) terhadap penurunan
angka kasus covid-19 sehingga dapat menambah literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Armanto Makmun, Siti Fadhilah Hazhiyah.2020. Tinjauan Terkait
Pengembangan Vaksin Covid – 19.

Adi Wikanto . 2022. Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Penelitian
Kemenkes, Ini Bukti Manfaat Vaksin Covid-19 Saat Kasus Omicron Melonjak",
Klik untuk baca: https://kesehatan.kontan.co.id/news/penelitian-kemenkes-ini-
bukti-manfaat-vaksin-covid-19-saat-kasus-omicron-melonjak.

Bbc news Indonesia. 2021. Artikel at https://www.bbc.com/indonesia/majalah-59723427

Dinkes Kab. Buleleng. 2021. Artikel at:


https://dinkes.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/49-efektivitas-vaksinasi-
dalam-pemutusan-rantai-penularan-covid-19

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Question ( Faq ) Pelaksanaan


Vaksinasi Covid-. 2020, 1–16.

Kemenkes (2020a) ‘Kesiapan Kemenkes Dalam Menghadapi Outbreak Novel Coronavirus


( 2019-nCoV ).

Kemenkes RI Dirjen P2P (2020) ‘Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)’, Kementerian Kesehatan RI,
5(1), p. 1. Available at:
https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
penyebabkematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html.

Narila Mutia Nasir, Ibnu susanto Joyosemito. 2021. Kebijakan Vaksinasi


COVID-19:Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis pada
Efektivitas dan Dampak Vaksin di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai