Anda di halaman 1dari 15

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan

COVID-19 di Pontianak

Dosen Pengampu : Cau Kim Jiu, SKM., M.Kep., Ph.D

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Strata (SI) pada Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Oleh :
EGA PUTRI FUJI RAHAYU
(SR172110032)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN REGULAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
COVID-19 (Coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di wuhan Tiongkok
pada tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan
pernafasan akut seperti demam diatas 38o C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain
itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot dan diare. Pada penderita COVID-gambarkan
kembali bentuk COVID yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma
pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian (Kemenkes RI, 2020).
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet
(percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara. Bentuk COVID-19 jika
dilihat melalui mikroskop elektron (cairan saluran nafas/swab tenggorokan) dan
digambarkan kembali bentuk COVID-19 seperti virus yang memiliki mahkota
(Kemenkes RI, 2020).
Didunia total kasus pertanggal 07 Desember 2020 terkonfirmasi COVID-19
sebanyak 66,422,058 kasus dengan 1,532,418 kematian (2,3%) akibat infeksi Covid-19
(WHO, 2020). Penyebaran covid-19 di Indonesia telah mencapai 34 provinsi, termasuk
Kalimantan Barat dengan angka kejadian pertanggal 10 Desember 2020 terkonfirmasi
positif covid-19 mencapai 2688 kasus, suspek 1434 dan kontak erat mencapai 19591
(Dinkes Kalbar, 2020). Sedangkan Kota Pontianak merupakan kota dengan jumlah
tertinggi kasus pertanggal 10 Desember 2020 terkonfirmasi positif covid-19 yaitu 857
kasus, suspek 892 dan kontak erat 2702 (Dinkes Kota Pontianak, 2020).
Menurut Kemenkes RI (2020), ada beberapa hal penting untuk mencegah COVID-
19 yaitu pertama sering cuci tangan pakai sabun. Kedua, bekerja, belajar dan beribadah
dirumah. Ketiga, pakai masker bila sakit atau harus berada ditempat umum. Keempat,
jaga jarak dan hindari kerumunan. Kelima, segera mandi dan ganti pakaian setelah tiba
dirumah. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi dibeberapa cafe masih
terdapat mahasiswa yang berkumpul dan tidak mematuhi protokol kesehatan yang ada
seperti tidak menggunakan masker saat berkumpul serta tidak menjaga jarak atau social
distancing. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa mahasiswa yang peneliti temui
di sebuah cafe mengatakan mereka mengerti tentang protokol kesehatan seperti harus
menggunakan masker saat berkumpul, harus menjaga jarak atau social distancing serta
mencuci tangan. Namun mereka tetap tidak mau untuk melaksanakan protokol tersebut
dan kadang suka lupa.
Hasil penelitian oleh Sukesih dkk (2020) tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa
kesehatan tentang pencegahan covid-19 diindonesia menunjukkan bahwa pengetahuan
paling tinggi dikategori baik sebanyak 228 (51,35%) sedangkan sikap paling tinggi
berada di kategori sikap baik sebanyak 206 (46,39%). Sedangkan berdasarkan hasil
penelitian Hamzah (2020) tentang gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa
kesehatan tentang upaya pencegahan penyebaran covid-19 menunjukkan bahwa
mahasiswa yang menjadi responden terdapat (91,6%) yang mempunyai pengetahuan baik
dan terdapat (8,4%) yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentang upaya
pencegahan penyebaran Covid-19, selanjutnya terdapat (94,4%) mahasiswa yang
mempunyai sikap positif dan (5,6%) mahasiswa yang mempunyai sikap negatif tentang
upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Berdasarkan kedua penelitian tersebut,
disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik terhadap pencegahan
COVID-19.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2014).
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik yang
bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak terlihat secara langsung
(Dudi Hartono, 2016).
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
pendidikan, media dan informasi (Bagaskoro, 2019).
Berdasarkan hasil penelitian Winarti & Hartati (2020) tentang kajian pengetahuan
mahasiswa akper hermina manggala husada tentang covid-19 dan cara pencegahannya
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang
covid 19 (56,4%), namun masih ada 43,5% mahasiswa yang belum memiliki
pengetahuan yang baik tentang covid 19, sebagian besar mahasiswa mendapatkan
informasi tentang covid 19 dari media TV dan online. Pengetahuan dan sikap yang baik
merupakan dasar dalam melakukan pencegahan penyakit Covid-19, maka penting untuk
mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan covid-19
dipontianak.
Berdasarkan paparan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan COVID-19
diPontianak.

B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan dan sikap
mahasiswa kesehatan tentang pencegahan covid-19 dipontianak?”

C. Tujuan Penelitian

D. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan
covid-19 dipontianak.

E. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa kesehatan di Pontianak
2) Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kesehatan tentang pencegahan covid-
19 dipontianak
3) Untuk mengetahui sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan covid-19
dipontianak

F. Manfaat Penelitian

a Bagi Mahasiswa Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan agar mahasiswa mengetahui tentang pencegahan
Covid-19 dan memberikan masukan kepada mahasiswa.

B. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat menerapkan social distancing atau menjaga jarak
seperti mengatur tempat duduk dan menyiapkan tempat cuci tangan serta
menggunakan masker.

C. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang
pencegahan COVID-19 di Pontianak serta akan menambah pengalaman serta
informasi baru bagi peneliti.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Pengertian Covid-19
Menurut Kemenkes RI (2020) Corona adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-
19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal dan bahkan kematian (Kemenkes RI, 2020).
Menurut Dr. Merry Dame Cristy Pane (2020) virus corona atau Severe
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. Severe Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa
menyerang siapa saja seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-
anak dan bayi termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Menurut penulis sendiri Covid-19 adalah penyakit baru yang menyerang
sistem pernafasan dengan gejala seperti demam, batuk dan sulit bernafas.

2. Etiologi
Menurut Dr. Merry Dame Cristy Pane (2020) Coronavirus adalah kumpulan
virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran
pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi
udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. selain virus SARS-
CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan
keparahan gejala.
Menurut Dr. Sutaryo dkk (2020) Virus corona mirip Virus Influenza,
menyebakan penyakit akut. Apabila dalam satu lingkungan ada yang sakit
COVID-19 (di kampus, di pesta, di acara keagamaan, kantor, dll) maka orang
sekitar akan tertular. Caranya orang sakit mengeluarkan droplet, kemudian orang
sehat menghirupnya. Masa inkubasi virus Corona 1-14 hari. Ada tiga
kemungkinan akibat dari orang yang kemasukan virus Corona.
a. Tetap sehat, karena memiliki daya tahan tubuh yang baik, virus corona
yang masuk bisa dibunuh oleh sistem kekebalan tubuh. Tidak ada Virus
Corona di tubuh maka tidak sakit.
b. Tetap atau masih sehat tetapi di dalam tubuh ada Virus Corona. Hal
tersebut disebabkan karena orang ini sudah memiliki kekebalan tubuh
tetapi belum cukup kuat untuk membunuh virus sehingga keadaan ini
disebut dengan pembawa virus (carrier), tetapi kemungkinan virusnya
belum berkembang menjadi banyak, sehingga orang itu belum ada gejala.
Orang ini disebut orang tanpa gejala (OTG).
c. Menjadi sakit COVID-19 karena daya tahan tubuh secara umum tidak
baik, misalnya pada orang berusia lanjut, memiliki penyakit menahun
(kronis) seperti sakit diabetes, sakit jantung, sakit liver, sakit ginjal, stroke
dan lain-lain. Tetapi kelompok lain yang lebih besar jumlahnya, meskipun
tidak memiliki penyakit penyerta, juga dapat tertular virus karena belum
mempunyai daya tahan (kekebalan) terhadap virus COVID-19. Orang ini
kemudian menjadi sakit dan menjadi sumber penularan baru.
3. Penularan
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi COVID-
19 rata-rata 5-6 hari dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14
hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi
dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala
(presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala (Kemenkes RI,
2020). Sebuah studi Du Z et al, (2020) melaporkan bahwa 12, 6% menunjukkan
penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui periode presimptomatik
karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda
yang terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang
tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah akan
tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.
Menurut Dr. Sutaryo dkk (2020) apabila seseorang mengidap virus di saluran
pernapasan, maka setiap bernapas, berbicara, batuk, bersin, menyanyi atau
kegiatan lain yang menghasilkan droplet, virus akan ikut terbawa keluar saat
aktivitas tersebut. Droplet merupakan cairan dari saluran pernapasan yang
ukurannya besar. Misalnya, apabila kita bersin atau batuk maka tubuh akan
mengeluarkan percikan atau cipratan air ludah atau lendir hidung. Apabila droplet
yang membawa virus terhirup oleh orang lain, virus akan kembali hidup di
dinding saluran pernapasan sejak dari ujung hidung sampai alveolus (ujung paru-
paru). Dari batuk droplet ini bisa terpercik sekitar 1-2 meter. Nasib droplet yang
berisi virus sebagian akan terhirup orang lain, sebagian besar akan jatuh ke lantai,
baju, meja atau permukaan lain. Droplet akan mengering tetapi virus masih
mampu hidup beberapa saat. Virus bisa menempel di bagian tubuh mana saja,
contohnya tangan. Oleh karena itu, harus sering cuci tangan. Jika droplet yang
membawa virus terhirup oleh orang yang sehat, virus akan kembali hidup di
dinding saluran pernapasan sejak dari ujung hidung sampai alveoli (ujung paru-
paru).
4. Gejala Klinis
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu
yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu,
gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala
yang berat bisa mengalami demam tinggi batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi
melawan virus Corona (Dr. Merry Dame Cristy Pane, 2020)
Secara umum pasien menunjukkan gejala gangguan sistem pernapasan yang
ringan dan demam. Rerata waktu inkubasi Virus Corona adalah 5 hingga 6 hari
dengan catatan periode inkubasi bisa berbeda pada tiap individu dengan rentang 1
hingga 14 hari dari infeksi. Gejala yang paling umum ditemukan adalah demam
dan batuk tidak berdahak. Hampir 90% kasus menunjukkan gejala demam dan
67% menunjukkan gejala batuk tidak berdahak. Kemudian disusul dengan 40%
pasien mengeluhkan gejala fatigue (tidak enak badan/pegal-pegal) dan 33%
pasien melaporkan adanya batuk berdahak. Dari seluruh gejala, hanya 18.6%
pasien yang melaporkan adanya gejala kesulitan bernapas (dyspnea). Banyak dari
gejala yang dilaporkan oleh pasien COVID-19 hampir serupa dengan gejala flu.
Namun, pasien COVID-19 jarang mengeluarkan adanya gejala hidung tersumbat
atau pilek dibandingkan dengan flu pada umumnya (Dr. Sutaryo dkk, 2020).
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan
tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitas, sakit tenggorokan, diare,
hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit (Kemenkes RI, 2020).

5. Diagnosis
Menurut Dr. Merry Dame Cristy Pane (2020) untuk menentukan apakah
pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang
memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan
menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga
menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan yaitu :
a. Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh
tubuh untuk melawan virus Corona.
b. Swab test atau tes PCR (plymerase chain reaction) untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak.
c. CT Scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-
paru.
Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa
anda memang sudah terinfeksi Corona, namun bisa juga berarti anda terinfeksi
kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum
tentu menandakan bahwa anda mutlak terbebas dari virus.

6. Pengobatan
Menurut Dr. Merry Dame Cristy Pane (2020) belum ada obat yang benar-
benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan
pengobatan akan disesuaiakan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya.
Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan disarankan untuk
melakukan protoko isolasi mandiri dirumah sambil tetap melakukan langkah
pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa langkah untuk meredakan
gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona yaitu :
a. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karantina di rumah sakit rujukan.
b. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita.
c. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan.

7. Komplikasi
Menurut Dr. Merry Dame Cristy Pane (2020) pada kasus yang parah, infeksi
virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini :
a. Pneumonia (infeksi paru-paru)
b. Infeksi sekunder pada organ lain
c. Gagal ginjal
d. Acute Respiratory Distress Syndrome
e. Kematian
8. Pencegahan
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona atau
COVID-19. Namun beberapa perusahaan farmasi dan institusi kesehatan tengah
berupaya untuk meneliti dan mengembangkan vaksin COVID-19. Apabila lulus
uji klinis dan dinyatakan efektif dan aman untuk mencegah COVID-19, vaksin
tersebut akan mulai diproduksi lebih banyak agar dapat diberikan pada
masyarakat (Dr. Merry Dame Cristy Pane, 2020).
Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan anda terinfeksi virus ini, yaitu :
a. Terapkan physical distancing yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari
orang lain dan jangan dulu keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
b. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di
hari raya misalnya Idul Adha.
c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60% terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
d. Jangan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan.
e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang
cukup dan mencegah stres.
f. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona atau orang yang sedang sakit demam, batuk atau
pilek.
g. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin kemudian
buang tisu ke tempat sampah.
B. Keaslian Penelitian
C. Kerangka Teoritis
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
B. Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

D. Tempat dan Waktu Penelitian

E. Definisi Operasional

F. Instrumen Penelitian/Alat Pengumpulan Data

G. Prosedur Pengumpulan Data

H. Rencana Analisis Data

I. Etika Penelitian

J. Jadwal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai