Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA PENGGUNAAN MASKER DI TENGAH WABAH CORONA

PROPOSAL MAKALAH
UTS MATA KULIAH WAWASAN BUDI LUHUR

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Dwi Purwaningsih (2311510578)
2. Dini Ayu Saputri (2311510164)
3. Nindi Auziah (2311510677)
4. Siti Wahyuni (2312510460)
5. Ahmad Dzaki (2311510651)

KELOMPOK S3.4

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2023
1

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Awal tahun 2020 seluruh dunia dikejutkan dengan munculnya wabah virus

baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang menginfeksi hampir 216 negara di

dunia. WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada 12 maret 2020

(WHO, 2020). Masa pandemi Covid-19 mengharuskan setiap individu mematuhi

protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19, hal ini telah ditetapkan

oleh Kementerian Kesehatan RI seperti menggunakan masker, membersihkan

tangan dengan sabun serta selalu menggunakan handsanitizer, menjaga jarak

minimal 1 meter, menghindari menyentuh area sekitar wajah dengan tangan

yang tidak bersih, menghindari kerumunan, dan meningkatkan daya tahan tubuh

dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Kemenkes RI, 2020).

Salah satu protokol kesehatan yang sangat ketat sekali di terapkan selama

pandemi Covid-19 ini yaitu menggunakan masker. Menurut WHO, penggunaan

masker sebagai protokol kesehatan Covid-19 cukup efektif untuk mencegah

transmisi virus corona jika masker digunakan dengan cara yang benar. Awalnya

WHO mengatakan masker hanya boleh digunakan oleh petugas medis atau orang

yang mempunyai gejala seperti batuk atau bersin, 2 namun setelah itu orang

yang tanpa gejala pun kemungkinan mampu untuk menularkan virus tersebut.

Dan setelah itu kebijakan wajib menggunakan masker untuk semua orang pun

diterapkan (Pemerintah RI, 2020). Sebagaimana kita ketahui bahwa penularan

Covid-19 dapat melalui saluran pernapasan, maka penggunaan masker oleh

setiap individu perlu di masa pandemi Covid-19 ini. Masker dapat menjadi

penghambat pertama jika ada droplet atau tetesan pernapasan dari batuk dan

bersin baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Karena masker baik

digunakan untuk melindungi orang yang sehat dan juga untuk orang yang
2

terinfeksi agar mencegah penularan penyakit lebih lanjut (Yurianto,2020).

Dampak yang terjadi jika tidak menggunakan masker menurut Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yaitu pertama,

mudah terpapar virus. Kedua, menyebarkan virus ke orang lain. Dan ketiga,

membawa virus ke tubuh. Maka dari itu, menggunakan masker sangat penting

untuk melindungi tubuh dari virus Covid-19 yang dapat masuk melalui jalur

pernapasan serta dapat masuk melalui area wajah (CDC, 2021).

II. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:


1. Bagaimana awal mula wabah covid-19?
2. Apa gejala dari adanya wabah covid-19?
3. Bagaimana peranan masker medis untuk pencegahan wabah covid-19?
4. Apa saja standar dari penggunaan masker yang benar?
5. Apa manfaat penggunaan masker?

III. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui simpati dan empati

masyarakat terhadap pentingnya penggunaan masker ditengah wabah

covid-19.

IV. MANFAAT PENELITIAN

1. Penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu dan wawasan.


2. Meningkatkan pengetahuan pembaca dan penulis mengenai penyakit Covid-
19.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan dalam mengetahui
pencegahan penyakit Covid-19 bagi masyarakat, pemerintah, dan instansi
kesehatan.
4. Bisa menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya sekaligus sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan masyarakat mengenai

penggunaan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19.


3

V. RUANG LINGKUP DAN BATASAN PENELITIAN

Penggunaan masker berdasarkan penelitian di dunia masih

memberikan bukti terbatas dalam mengendalikan influenza dan menyoroti

potensi masalah seperti kurangnya kepatuhan serta penggunaan masker

yang tidak tepat (Longrich & Sheppard, 2020), dalam masa pandemi

berdasarkan penelitian di Cina menunjukan masih terdapat 41,8%

responden yang tidak mencuci tangan sebelum mengunakan masker,

58,8% responden menggunakan kembali masker sekali pakai dan 37,6%

responden tidak mengganti masker jika sudah digunakan lebih dari 8 jam

(Tan dkk, 2021). Penelitian Pratiwi (2020), menunjukan masih terdapat

35,5% Masyarakat yang jarang menggunakan masker dan 6,7% tidak

menggunakan masker, padahal penggunaan masker ini dapat

memproteksi diri dan orang lain dari penularan Covid-19 (Longrich &

Sheppard, 2020) yang penularannya dapat berisiko bagi semua orang

(Tim Pos Kesehatan KBRI Wahington DC, 2020) berlaku pula untuk

mahasiswa, mahasiswa ialah kelompok yang memiliki risiko rendah

tertular Covid-19 tetapi, berpotensi tinggi menjadi carrier yang

menularkan ke orang laindisekitarnya disebabkan umumnya tidak

menunjukan gejala (Budury, 2020).

VI. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori:
1. Covid-19
a. Covid-19
4

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat


menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa
jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas
pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus
yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di
Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak
negara di seluruh dunia.
b. Gejala Covid-19
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang
dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan
sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman,
ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul
secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi
hanya memiliki gejala ringan. Sebagian besar (sekitar 80%)
orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19
menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang
lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis
penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan
paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih
besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat
terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang serius. Orang
dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai
5

dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada,


atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus
segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan,
disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan
atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat
diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
c. Penyebaran Covid-19
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi
virus ini. COVID-19 dapat menyebar terutama dari orang ke
orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang
keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin atau
berbicara. Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak
jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat. Orang dapat terinfeksi
COVID-19 jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus
ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak
minimal 1 meter dari orang lain. Percikan-percikan ini dapat
menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar orang
seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat
terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut,
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah
sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan
sabun dan air bersih mengalir, atau membersihkannya dengan
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. WHO terus mengkaji
perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19
dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
2. Peranan Masker Medis
Masker medis direkomendasikan terutama dalam perawatan
kesehatan, tetapi dapat dipertimbangkan dalam keadaan lain (lihat
di bawah). Masker medis harus dikombinasikan dengan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi utama lain seperti kebersihan
tangan dan menjaga jarak fisik. Tenaga Kesehatan. Mengapa?
Masker dan respirator medis seperti N95, FFP2, atau yang setara
6

direkomendasikan dan harus dikhususkan bagi petugas layanan


kesehatan saat merawat pasien. Kontak erat dengan suspek atau
orang yang terkonfirmasi COVID-19 dan lingkungan sekitarnya
adalah cara utama penularan; hal ini berarti tenaga kesehatan
adalah orang-orang yang paling terpajan. Orang yang sakit dan
menunjukkan gejala COVID-19 Mengapa? Setiap orang yang sakit
dengan gejala ringan seperti nyeri otot, batuk ringan, sakit
tenggorokan, atau rasa lelah harus melakukan isolasi di rumah dan
menggunakan masker medis sesuai dengan rekomendasi WHO
tentang perawatan di rumah untuk pasien suspek COVID-19. Batuk,
bersin, atau berbicara dapat menghasilkan percikan yang dapat
menjadi sumber penularan. Percikan ini dapat menempel di wajah
orang lain di dekatnya dan lingkungan sekitar. Jika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara saat mengenakan masker
medis, penggunaan masker dapat membantu melindungi orang-
orang terdekat dari infeksi. Jika orang sakit perlu pergi ke fasilitas
kesehatan, mereka harus memakai masker medis. Siapa pun yang
merawat seseorang di rumah yang terinfeksi COVID-19 Mengapa?
Mereka yang merawat orang-orang yang terinfeksi COVID-19 harus
mengenakan masker medis untuk perlindungan. Sekali lagi, sering
berkontak erat dalam waktu lama dengan orang terinfeksi COVID-
19 memberikan risiko tinggi bagi pengasuh. Pengambil kebijakan
nasional juga dapat merekomendasikan penggunaan masker medis
untuk individu tertentu berdasarkan pendekatan berbasis risiko.
Pendekatan ini mempertimbangkan tujuan penggunaan masker,
risiko pajanan dan kerentanan pemakainya, tempat, seberapa
mungkin masker digunakan, dan jenis masker yang harus
dipertimbangkan.
3. Penggunaan Masker yang benar
Jika Anda akan menggunakan masker:
7

a. Sebelum menyentuh masker, cuci tangan menggunakan sabun


dan air bersih mengalir, atau bersihkan tangan menggunakan
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
b. Ambil masker dan periksa apakah ada sobekan atau lubang
c. Tentukan sisi mana yang merupakan sisi atas (tempat pita
logam berada)
d. Pastikan sisi masker yang tepat menghadap ke luar (sisi
berwarna).
e. Tempatkan masker ke wajah Anda. Jepit pita logam atau bagian
tepi masker yang kaku sehingga bentuknya sesuai hidung Anda.
f. Tarik masker ke bawah sehingga menutupi mulut dan dagu
Anda.
g. Jangan menyentuh masker pada saat Anda memakainya
sebagai perlindungan.
h. Setelah digunakan, lepas masker dengan tangan bersih,
lepaskan tali elastis dari belakang telinga sambil menjauhkan
masker dari wajah dan pakaian Anda, untuk menghindari
menyentuh permukaan masker yang mungkin terkontaminasi.
i. Segera buang masker sekali-pakai di tempat sampah setelah
digunakan. Jangan gunakan kembali masker tersebut.
j. Jaga kebersihan tangan setelah menyentuh atau membuang
masker – Gunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol
atau jika terlihat kotor, cuci tangan Anda dengan sabun dan air.
Perlu dipahami bahwa terjadi kekurangan ketersediaan masker
di seluruh dunia (baik masker medis maupun masker N95).
Masker medis harus dialokasikan sebanyak mungkin untuk
tenaga Kesehatan. Perlu diingat bahwa penggunaan masker
bukan pengganti bagi cara-cara lain yang lebih efektif untuk
melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19 seperti
sering mencuci tangan, menutup hidung dan mulut dengan
lengan yang terlipat atau tisu ketika batuk, dan menjaga jarak
setidaknya 1 meter dari orang lain. Lihat langkah-langkah
8

perlindungan dasar terhadap coronavirus baru untuk informasi


lebih lanjut.
Tetap ikuti saran dari kementerian kesehatan Anda tentang
penggunaan masker.
4. Manfaat Penggunaan Masker
COVID-19 bisa menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang
lain, terutama melalui droplet atau percikan dari saluran
pernapasan. Hal itu bisa terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk,
bersin, berbicara, berteriak, atau bernyanyi, lalu droplet yang keluar
terhirup melalui mulut atau hidung orang lain di sekitarnya. Nah,
masker merupakan penghalang sederhana yang bisa membantu
mencegah percikan pernapasan yang berisi virus dari orang lain
masuk ke dalam tubuh kamu. Studi menunjukkan bahwa manfaat
penggunaan masker yang benar, yaitu yang dikenakan menutupi
hidung dan mulut bisa mengurangi semburan percikan. Kamu
dianjurkan untuk menggunakan masker, bahkan ketika kamu dan
orang-orang di sekitar kamu tampaknya sehat-sehat saja. Pasalnya,
pengidap COVID-19 yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik)
dan yang belum menunjukkan gejala (pra-gejala) masih bisa
menularkan virus ke orang lain. Jadi, manfaat penggunaan masker
dengan benar, yaitu kamu bisa melindungi diri sendiri dan orang-
orang di sekitar kamu, bila ada orang yang terinfeksi, tetapi tidak
menunjukkan gejala. Tidak hanya saat beraktivitas di luar rumah,
penting juga bagi kamu untuk menggunakan masker ketika berada
di dalam ruangan dengan orang-orang yang tidak tinggal bersama
kamu. Pakai masker juga ketika berinteraksi dengan orang lain
yang tidak memungkinkan kamu menjaga jarak setidaknya 2 meter.
Hal itu karena COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang
yang melakukan kontak dekat satu sama lain. Selain menggunakan
masker, kamu juga perlu menerapkan protokol kesehatan lainnya
dengan disiplin saat beraktivitas di luar rumah, yaitu mencuci
tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Nah, untuk
9

melindungi kamu dari virus corona Wingscare Protector bisa


menjadi pilihan masker bedah yang baik. Terbuat dari tiga lapis,
yaitu spunbond hydrophobic, meltbown, dan white spunbond,
masker Wingscare Protector bisa memberikan perlindungan yang
baik terhadap berbagai virus penyakit. Selain itu,
lapisan meltbown juga mampu menyaring bakteri dan debu agar
tidak masuk ke hidung atau mulut. Kualitas bahan dari
masker Wingscare Protector juga tidak perlu diragukan lagi, karena
sudah BFE Tested. Gunakanlah masker medis Wingscare Protector
3 ply di bagian dalam dan masker kain di bagian luar untuk
mendapatkan perlindungan optimal dari virus corona.
VII. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Analisis deskriptif yang akan


mengkaji hubungan sikap masyarakat tentang covid -19 dengan
penggunaan masker.
VIII. HASIL PENELITIAN SEMENTARA

Hasil penelitian tentang Hubungan Sikap Masyarakat Tentang Covid-19


dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Covid-
19 dapat dilihat bahwa terdapat responden yang memiliki sikap positif
sebanyak 39 responden (40,6%), dan terdapat 4 responden (10.3%)
dengan kepatuhan penggunaan masker tidak patuh. Selanjutnya dari 57
responden yang memiliki sikap negatif (59,4%), terdapat 3 responden
dengan hasil kepatuhan patuh (5.3%). Berdasarkan analisis Chi-square
dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara Sikap
Masyarakat Tentang Covid-19 dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 dengan p-value dibawah 0,05 yaitu
0,00. Menurut asumsi peneliti terhadap 39 responden yang memiliki sikap
positif tentang Covid-19 tetapi ada 4 responden (10.3%) dengan
kepatuhan penggunaan masker tidakpatuh, disebabkan karena responden
26 mengatakan bahwa mereka merasa tidak nyaman dalam melakukan
protokol kesehatan seperti merasa sesak jika menggunakan masker.
10

Sedangkan 57 responden yang memiliki sikap negatif tetapi ada 3


responden (5.3%) dintaranya dengan kepatuhan penggunaan masker
patuh hal ini dikarenakan adanya bantuan gratis dari pemerintah seperti
pembagian masker gratis sehingga mereka mau melakukan pencegahan
Covid-19 dengan menggunakan masker. Hal ini disebabkan oleh faktor
usia yang masih labil. Responden dengan usia remaja akhir tidak
mematuhi menggunakan masker karena mereka menganggap
menggunakan masker atau tidak sama saja, mereka tetap dalam kondisi
baik. Sesuai dengan teori Hurlock (2003) yang mengatakan bahwa masa
remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana seorang individu telah
meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan,
akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab,
baik terhadap dirinya maupun lingkungan atau masyarakat (Hurlock,
2003). Menurut Notoatmodjo (2014), Sikap adalah suatu reaksi atau
respon seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu menerima, merespon, menghargai dan bertanggung
jawab. Semakin baik sikap seseorang maka semakin patuh dalam
penggunaan masker, begitupun sebaliknya semakin buruk sikap seseorang
semakin tidak patuh dalam penggunaan masker.
IX. DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/manfaat-penggunaan-masker-yang-
benar-di-masa-pandemi (diakses pada tanggal 18 November 2023)

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public
(diakses pada tanggal 18 November 2023)

Anda mungkin juga menyukai