Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid-19 merupakan akronim dari corona virus disease. Angka 19
menunjukkan tahun ditemukannya, yaitu 2019. Sebelum nama Covid
resmi diberlakukan, nama sementara yang digunakan adalah 2019-nCov.
Angka 2019 merujuk tahun, huruf n merujuk pada novel yang berarti new,
dan Cov merujuk pada coronavirus (Anies, 2020).
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia) (Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Covid-19 adalah penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu
pengetahuan terkait penyakitnya masih terbatas. Perjalanan penyakit
dimulai dengan waktu antara pajanan virus dan munculnya gejala masa
inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari). Pada fase
berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui aliran darah terutama
pada jaringan seperti paru-paru, saluran pencernaan. Gejala pada fase ini
umumnya, gejala selanjutnya terjadi empat hingga tujuh hari setelah
timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak,
lesi di paru memburuk dan limfosit menurun. Gejala ringan didefinisikan
sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa komplikasi,
bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum),
anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal atau sakit kepala
(Listina et al., 2020).

1
Berdasarkan hasil penelitian dan pernyataan dari World Health
Organization (2020) Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia
adalah melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin, kontak dekat
seperti menyetuh dan jabat tangan, menyetuh objek atau permukaan yang
terkontaminasi virus kemudian menyetuh mulut, hidung atau mata
sebelum mencuci tangan. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini
adalah orang yang kontak erat dengan Covid-19 termasuk yang merawat
pasien Covid-19.
WHO China Country Office pada 31 Desember 2019 menemukan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru
coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari
2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang meresahkan dunia/ Public Health Emergency of International
Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara.
Sampai dengan 26 Februari 2021 secara global dilaporkan 112.553.181
kasus konfirmasi di 223 negara dengan kematian 2.497.406 (WHO, 2021).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes (2021)
dalam Satgas Penanganan Covid-19 pada tanggal 26 Februari 2021
melaporkan 1.322.866 kasus positif dengan orang 1.128.672 sembuh dan
35.786 orang meninggal. Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami
kenaikan yang drastis pada penambahan jumlah kasus positif sehingga
pemerintah Indonesia melakukan protokol kesehatan dalam memutus
rantai persebaran virus corona dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan
dan peraturan memberlakukan social distancing dan physical distancing
dengan bekerja, belajar, ibadah dari rumah sehingga sekolah, universitas,
kementrian dan lembaga diliburkan atau dikurangi aktivitasnya untuk
menekan persebaran virus.

2
Pedoman WHO tentang kesiapsiagaan, kesiapan, dan tindakan
respons Covid-19 membahas beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh
negara-negara untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci
tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari
kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari
kontak dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan
seperti batuk dan bersin (WHO, 2020).
Kondisi ini diperparah dengan belum adanya metode pengobatan
khusus atau vaksin terhadap penyakit coronavirus yang baru sehingga
pada situasi seperti itu, intervensi nonfarmasi diutamakan, seperti strategi
pencegahan oleh masyarakat untuk memperlambat transmisi, khususnya
diantara populasi berisiko tinggi. Transmisi Covid-19 dapat diperlambat
melalui penatalaksanaan social distancing yang benar (F. Liu et al., 2020).
Menurut Zhang et al (2020), Penatalaksanaan yang harus
diterapkan oleh seluruh masyarakat pada berbagai tatanan adalah
menggunakan masker, tidak melakukan kontak fisik, menjaga jarak
minimal 2 meter, rajin cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir,
membawa antiseptic, menggunakan alat makan sendiri, dan tindakan
lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian Beiu et al (2020), penggunaan
pembersih tangan yang mengandung alkohol atau mencuci tangan dengan
menggunakan air dan sabun merupakan salah satu cara mecegah
penyebaran Covid-19 pada masyarakat dan upaya pemakaian masker
untuk melindungi orang yang sehat dan juga yang terinfeksi untuk
mencegah penularan lebih lanjut. Semenjak Covid-19 yang telah
ditetapkan menjadi pandemi dunia dan berbagai regulasi telah diterbitkan
untuk mencegah penyebaran Covid-19 namun realitas sampai saat ini
menunjukkan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam penanganan
kasus Covid-19 di Indonesia dengan jumlah pasien terus bertambah angka
kematian juga melaju meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga
memerlukan perhatian khusus maka penulis tertarik melakukan tinjauan

3
untuk mengetahui upaya pencegahan dan pengendalian transmisi Covid-19
di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar
belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu “Bagaimana
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Transmisi Covid-19 di masyarakat”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menganalisis literature review mengenai upaya pencegahan
dan pengendalian transmisi Covid-19 di masyarakat
2. Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis upaya pencegahan covid-19
b. Untuk mengevaluasi upaya pengendalian transmisi Covid-19 di
masyarakat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dan
bahan bacaan untuk menambah pengetahuan terkait dengan
Keperawatan Komunitas khususnya yang berhubungan dengan
“Upaya pencegahan dan pengendalian transmisi Covid-19 di
masyarakat”
2. Manfaat Praktik
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan untuk meningkatkan upaya promitif dan
preventif dalam kaitannya dengan upaya pencegahan dan
pengendalian transmisi Covid-19 di masyarakat. Selain itu sebagai
sarana menambah kajian baru ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang kesehatan dan kiranya dapat digunakan sebagai acuan bahan
penelitian selanjutnya.

4
3. Manfaat institusi
Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan
komunitas, Menambah referensi di perpustakaan sehingga dapat
menjadi bahan masukan bagi mahasiswa yang membutuhkannya
dalam pengerjaan tugas.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman berharga dalam
memperluas ilmu dan cakrawala pengetahuan serta pengembangan
diri khususnya di bidang penelitian.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Covid-19


1. Sejarah Coronavirus
Diawal tahun 2020 dunia digemparkan dengan merebaknya virus
baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut
Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Diketahui, asal mula virus ini
berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun
2019 sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 218 negara yang telah
terjangkit virus (Baharuddin & Fathimah, 2020).
Coronavirus mempunyai sejarah yang panjang pada tahun 1960
ahli virology di Inggris yang bernama David Tyrrell dan Bynoe meneliti
virus yang ditemukan pada manusia dan sejumlah binatang, beberapa virus
ternyata dapat menular dari hewan ke manusia. Jenis virus ini kemudian
disebut sebagai virus zoonotic. Nama corona berasal dari bahasa
latin”corona” dan Yunani “korone” yang bermakna mahkota atau
lingkaran cahaya. Hal ini karena bentuk virus seperti mahkota ketika
dilihat di mikroskop (Anies, 2020).
Covid-19 yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan setelah
dilakukan investigasi awal kemunculannya diduga kuat berasal dari
kelelawar. Oleh karena penyebaran sangat cepat kota Wuhan ditutup
selama tiga bulan. Namun, hal itu belum bisa mengatasi penyebaran virus
karena saat virus saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia.
2. Definisi Covid-19
Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) adalah sekumpulan virus dari subfamily
orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales.
Kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan hingga
manusia. Pada manusia coronavirus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa

6
bentuk penyakit seperti SARS,MERS dan COVID-19 sifatnya lebih
mematikan (Sudarna et all, 2020).
Covid-19 ini disebabkan oleh infeksi virus SARS-Cov-2. Disebut
virus SARS-Cov-2 karena merupakan varian dari virus SARS-Cov yang
menyebabkan SARS. Hasil penelitian (Y. Liu, Gayle, Wilder-Smith, &
Rocklöv, 2020) mengatakan bahwa virus corona yang menyebabkan
Covid-19 mempunyai karakter yang berbeda dengan virus pada SARS. Hal
ini tampak pada kecepatan penyebarannya. Pada dasarnya, Covid-19 dan
SARS sama-sama mudah menyebar dari manusia ke manusia dibandingkan
dengan MERS. Namun, disbanding dengan SARS, Covid-19 memegang
rekor tertinggi untuk kecepatan penyebarannya.
3. Gejala Covid-19
Berdasarkan gejala yang ditunjukkan oleh pasien Covid-19, WHO
kemudian memerincinya sebagai berikut (Anies, 2020) :
a. Napas pendek. Meskipun sesak napas biasanya bukan merupakan
gejala awal Covid-19, melainkan yang paling serius itu bisa terjadi
dengan tiba-tiba tanpa disertai dengan batuk. Jika dada terasa ketat
atau mulai merasa seolah-olah tidak bisa bernapas cukup dalam
untuk mengisi paru-paru dengan udara,
b. Demam. Demam adalah tanda utama infeksi virus corona. Hal ini
karena beberapa orang dapat memiliki suhu tubuh inti lebih rendah
atau lebih tinggi dari suhu normal (37oC). Salah satu gejala demam
yang paling umum adalah suhu tubuh naik di sore hari. Ini adalah
cara umum virus menghasilkan demam.
c. Batuk kering. Batuk adalah gejala umum lainnya, tetapi batuk
karena coronavirus bukan batuk biasa. Batuk yang dirasakan
bukan hanya rasa geli di tenggorokan, bukan membersihkan
tenggorokan dan karena iritasi. Batuk ini terasa mengganggu dan
bisa dirasakan datang dari dalam dada.

7
d. Menggigil atau rasa sakit di sekujur tubuh. Rasa menggigil dan
sakit di sekujur tubuh biasanya datang pada malam hari. Namun,
beberapa orang mungkin tidak menggigil atau sakit sama sekali.
e. Kedinginan, mirip flu. Orang lain mungkin mengalami kedinginan
seperti flu yang lebih ringan, kelelahan, serta sakit pada sendi dan
otot. Kondisi ini dapat membuatnya sulit untuk mengetahui apakah
itu flu atau virus corona. Salah satu tanda memiliki Covid-19
adalah jika gejala tidak membaik setelah seminggu atau lebih dan
terus memburuk.
f. Gangguan pencernaan. Sebelumnya, para peneliti berpikir bahwa
diare atau masalah lambung khas lainnya tidak akan muncul
sebagai gejala Covid-19. Namun, dengan semakin banyak
penelitian tentang korban yang selamat, ditemukan banyak yang
mengalami hal ini. Dalam sebuah studi di luar China, sekitar 200
orang pasien kasus paling awal ditemukan mengalami gejala
masalah pencernaan atau lambung (gastrointestinal).
g. Mata berwarna merah muda. Penelitian di China, Korea Selatan
dan beberapa negara lain di dunia menunjukkan bahwa sekitar 1-
3% orang dengan Covid-19 juga menderita komjungtivitis.
Konjungtivitis yang umum dikenal sebagai mata merah muda
adalah suatu kondisi yang sangat menular ketika disebabkan oleh
virus. Konjungtivitis merupakan peradangan pada lapisan jaringan
yang tipis dan transparan yang disebut konjungtiva, yang menutupi
bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata.
h. Kelelahan. Bagi sebagian orang, kelelahan ekstrem bisa menjadi
tanda awal Covid-19. WHO menemukan 40% dari hamper 6.000
orang dengan kasus yang dikonfirmasi laboratorium mengalami
kelelahan. Kelelahan ini bahkan dapat berlanjut lama setelah virus
hilang dan melewati masa pemulihan standar beberapa minggu.
i. Sakit kepala, sakit tenggorokan dan hidung tersumbat. WHO juga
menemukan hamper 14% dari 6.000 kasus Covid-19 di China

8
mengalami gejala sakit kepala dan sakit tenggorokan, sementara
hampir 5% mengalami hidung tersumbat. Meskipun bukan tanda-
tanda paling umum dari penyakit ini, tanda-tanda ini mirip dengan
pilek dan flu. Faktanya, banyak gejala Covid-19 dapat menyerupai
flu termasuk sakit kepala dan masalah pencernaan, sakit tubuh dan
kelelahan. Selain itu gejala menyerupai pilek atau alergi yaitu sakit
tenggorokan dan hidung tersumbat.
j. Kehilangan sensasi rasa dan bau. Dalam pemeriksaan, kehilangan
bau (anosmia) telah terlihat pada pasien yang dites dan positif
untuk virus corona tanpa gejala lain. Di Jerman, lebih dari dua per
tiga kasus yang dikonfirmasi menderita anosmia. Hilangnya bau
dan rasa muncul sebagai salah satu tanda awal yang paling tidak
biasa. Gejala ini merupakan ciri kasus infeksi virus corona yang
ringan hingga sedang. Bahkan, beberapa pihak menyebut sebagai
Covid-19 tanpa gejala.
4. Pemeriksaan Covid-19
Mendiagnosis infeksi virus corona perlu dilakukan anamnesis atau
wawancara medis yang berkaitan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Untuk memastikan diagnosis Covid-19 akan dilakukan beberapa
langkah pemeriksaan sebagai berikut (Biomedis Kesehatan, 2020) :
a. Rapid Test
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi antibody (IgM dam IgG) yang di
produksi oleh tubuh untuk melawan virus corona. Prosedur
pemeriksaan rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah dari
ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya,
cairan yang digunakan untuk menandai antibody akan diteteskan di
tempat yang sama. Hasil akan muncul setelah 10-15 menit berupa
garis. Hasil rapid test Covid-19 negatif belum tentu menandakan
bahwa mutlak terbebas dari virus corona. Hal ini karena bisa saja
terjadi karena tubuh belum membentuk antibody terhadap virus
corona. Oleh karena itu, jika hasilnya negative pemeriksaan rapid test

9
perlu diulang sekali lagi pada 7-10 hari setelahnya dan tetap
disarankan untuk melakukann isolasi mandiri selama 14 hari walaupun
tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.
Jika rapid test menunjukkan hasil positif , antibody yang terdeteksi
pada rapid test bisa saja merupakan antibody terhadap virus lain atau
coronavirus jenis lain, bukan virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan
Covid-19 sehingga perlu dilakukan tes PCR guna memastikan apakah
benar terdapat infeksi yang menyebabkan Covid-19, sebelum
melakukan tes PCR atau selama menunggu hasilnya harus menjalani
isolasi mandiri.
b. Tes PCR (polymerase chain reaction)
Tes ini merupakan tes lanjutan dari rapid test. PCR atau polymerase
chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
keberadaan material genetic dari sel, bakteri atau virus. Pada dasarnya,
tes PCR dapat memeriksa beberapa penyakit lain seperti infeksi human
immunodeficiency virus (HIV), hepatitis C, infeksi cytomegalovirus,
infeksi human papillomavirus (HPV), gonore, klamidia, penyakit
lyme, dan pertusis.
Untuk pemeriksaan Covid-19 tes PCR diawali dengan pengambilan
dahak, lender, atau cairan dari bagian nasofaring (bagian antara hidung
dan tenggorokan), orofaring (antara mulut dan tenggorokan) atau
bagian paru-paru pasien. Proses pengambilan ini dilakukan dengan
metode swab yang memakan waktu sekitar 15 detik. Sampel dahak dan
cairan tersebut kemudian akan diteliti di laboratorium. Jika didalam
sampel tersebut ditemukan material genetiik virus SARS-Cov-2,
pemilik sampel dahak akan dinyatakan positif terinfeksi.
c. Tes TCM ( Tes Cepat Molekuler)
Tes ini sebelumnya digunakan untuk mendiagnosis penyakit
tuberculosis (TB) dengan pemeriksaan molekuler. Namun, pemerintah
kemudian mengadopsi tes ini untuk memeriksa sampel dahak yang
teridentifikasi terinfeksi virus corona. Pemeriksaan menggunakan

10
TCM dapat dikatakan cukup tepat. Hal ini karena hanya membutuhkan
waktu kurang lebih dua jam saja untuk mengetahui hasilnya.
5. Klasifikasi pasien Covid-19
Menurut Anies (2020) dalam pengklasifikasian pasien yang
mungkin atau sudah terpapar Covid-19 digunakan untuk mempermudah
memantau risiko. Pengelompokan didasarkan dari gejala yang mereka
alami dan riwayat kontak fisik.
a. Pasien Dalam Pengawasan
Pasien dalam pengawasan (PDP) adalah pengelompokan sesuai dengan
gejala yang tampak termasuk demam, batuk, sesak napas, hingga sakit
tenggorokan. Kemudian apabila hasil observasi yang dilakukan
menemukan adanya saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi
kontak erat dengan penderita positif atau dari yang terjangkit, pasien
dapat masuk dalam kriteria ini. Pasien dengan status PDP ini akan
dirawat di Rumah Sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan
kasusnya. Mereka akan menjalani proses observasi melalui proses cek
laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepusat.
b. Orang Dalam Pengawasan
Orang dalam pengawasan merupakan istilah yang digunakan untuk
mengelompokkan individu berdasarkan beberapa gejala yang lebih
ringan. Misalnya batuk, sakit tenggorokan dan demam. Selain itu juga
berdasarkan riwayat perjalanan ke daerah yang telah terinfeksi virus
corona atau tinggal di daerah tersebut. Akan tetapi, tidak ada kontak
erat dengan penderita positif. Pasien dengan status ODP dapat
dipulangkan untuk selanjutnya melakukan karantina mandiri selama
kurang lebih 14 hari.
c. Orang Tanpa Gejala
Orang Tanpa Gejala (OTG) merupakan seseorang yang tidak memiliki
gejala dan memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi Covid-19.
Orang yang memiliki kontak dekat dengan kasus informasi Covid-19
dapat masuk dalam kriteria ini. Terhadap OTG dilakukan

11
pengembalian specimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan
PCR. Apabila hasil pemeriksaan pertama menunjukkan hasil negative,
tata laksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan
physical distancing serta pemeriksaan ulang positif pada tes yang
kedua, dilanjutkan dengan pemeriksaan ulang positif pada tes yang
kedua, dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR sebanyak 2 kali selama 2
hari berturut-turut di laboratorium.
d. Pasien Terkonfirmasi positif
Pasien terkonfirmasi positif corona dengan gejala berat seperti sesak
napas, penurunan kesadaran dan disertai penyakit bawaan lain
(komorbid). Pasien diaharapkan dapat dirawat di Rumah sakit. Hal ini
sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien. Setidaknya ada tiga
jenis komorbid yang dapat mengancam jiwa pasien dengan corona
yaitu Tubercolosis, hipertensi dan diabetes.
Namun demikian, pemakaian PDP, ODP, OTG dan kasus
konfirmasi positif diubah menjadi empat istilah baru. Perubahan ini
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK
01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19 dan berlaku mulai 13 Juli 2020
Berikut adalah empat istilah baru dengan definisi yang ditetapkan.
1. Kasus suspect
a. Kasus infeksi saluran pernapasan akut dalam 14 hari sebelum
sakit, orang yang bersangkutan berasal/tinggal di daerah yang
sudah terjadi local transmission.
b. Orang yang bersangkutan dalam 14 hari terakhir pernah kontak
dengan kasus terkonfirmasi positif atau kontak dengan kasus
probable
c. Mengalami infeksi saluran pernapasan akut yang berat dan
harus dirawat di Rumah Sakit dan tidak ditemukan
penyebabnya secara spesifik dan meyakinkan bahwa ini bukan
penyakit Covid-19

12
2. Kasus probable
Kasus klinis yang diyakini Covid-19 kondisinya dalam keadaan
berat dengan ARDS atau ISPA berat serta gangguan pernapasan
yang sangat terlihat, namun belum dilakukan pemeriksaan
laboratorium melalui RT-PCR
3. Kontak Erat
Seseorang kontak dengan kasuss konfirmasi positif atau dengan
kasus probable.
4. Kasus konfirmasi
Seseorang yang sudah terkonfirmasi positif setelah melalui
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Ada dua kriteria dalam kasus
konfirmasi yakni kasus konfirmasi dengan gejala dan kasus
konfirmasi tanpa gejala.
6. Transmisi Covid-19
Menurut World Health Organization (2020) virus corona menyebar
seperti virus lain sebagai berikut :
a. Transmisi kontak dan droplet
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak
tidak langsung atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui
sekresi seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet
saluran napas yang keluar saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau
berbicara. Droplet saluran napas memiliki ukuran diameter > 5-10 mm
sedangkan droplet yang berukuran < 5 mm disebut droplet nuclei atau
aerosol dalam keadaan ini droplet saluran napas yang mengandung
virus dapat mencapai mulut, hidung dan mata orang yang rentan dan
dapat menimbulkan infeksi.
b. Transmisi melalui udara
Transmisi melalui udara merupakan agen infeksius yang diakibatkan
melalui penyebaran aerosol saat melayang di udara dan bergerak
hingga jarak yang jauh. Tranmisi SARS-CoV-2 melalui udara dapat
terjadi di fasilitas kesehatan dan di luar fasilitas kesehatan. Tenaga

13
kesehatan yang melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol tidak
ditemukan transmisi aerosol jika kewaspadaan kontak dan droplet
digunakan seperti menggunakan masker medis sebagai bagian dari alat
pelindung diri (APD). Di luar fasilitas medis terkait tempat dalam
ruangan yang padat dan berventilasi cukup mengindikasikan terjadinya
transmisi aerosol yang disertai transmisi droplet.
c. Transmisi fomit
Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang dikeluarkan oleh orang
yang terinfeksi dapat mengkontaminasi permukaan dan benda
sehingga terbentuk fomit (permukaan yang terkontaminasi).
Konsenstrasi virus ini lebih tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan
yang mengobati pasien Covid-19. Karena itu tranmisi dapat terjadi
secara tidak langsung melalui lingkungan sekitar atau benda-benda
yang terkontaminasi virus yang dilanjutkan dengan sentuhan pada
mulut, hidung atau mata.
Untuk masa inkubasinya Covid-19 memerlukan rata-rata 5-6
hari hingga 14 hari. Risiko penularan tertinggi terjadi pada hari-hari
pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada secret yang
tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai
dengan 48 jam sebelum gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14
hari setelah gejala. Sebuah studi melaporkan bahwa 12,6%
menunjukkan penularan presimptomatik. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui periode presimptomatik karena kemungkinan virus
menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi.
Kemudian seiring dengan perkembangan riset, WHO resmi
mengeluarkan pernyataan bahwa virus corona dapat berlama-lama di
udara dalam ruang tertutup. Kondisi ini tentu saja dapat menyebar
dengan mudah dari satu orang ke orang lain yang berada di dalam satu
ruangan. Hal ini karena tetesan berukuran di bawah 5 mikrometer yang
mengandung virus SARS-Cov-2 bisa melayang di udara selama

14
beberapa jam dan berkenala hingga puluhan meter. Penularan udara ini
disebut dengan airbone.
Dalam hal penularan penyakit lewat udara, ada dua hal yang
perlu dikaji yaitu waktu dan paparan virus. Hasil dari paparan yaitu
jumlah virus yang berada di udara dan waktu terpapar. Apabila
manusia terpapar virus ini dalam jumlah kecil risiko untuk sakit dan
tertular lebih rendah disbanding jika terpapar dalam waktu lama dan
jumlah virusnya banyak.
Pada dasarnya, penyebaran virus secara airbone ini bisa terjadi
dalam beberapa metode yang salah satunya adalah airbone aerosol.
Aerosol adalah tetesan atau percikan atau droplet, tetesan adalah
aerosol mereka tidak berbeda kecuali dalam ukuran berdiameter
kurang dari 5 mikron sebagai aerosol. Aerosol mengandung virus yang
lebih sedikit dibanding droplet sehingga juga bisa bertahan di udara,
khususnya di tempat yang tak punya sirkulasi udara segar. Dalam
ruang tertutup yang padat, satu orang yang terinfeksi dapat melepaskan
cukup virus aerosol dari waktu ke waktu yang dapat menulari banyak
orang.
B. Tinjauan Umum tentang Pencegahan dan Pengendalian
1. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu tindakan aktivitas yang bertujuan untuk
mengurangi atau menekan terjadinya suatu penyakit. Penyakit menular
atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologi (seperti virus, bakteri atau parasit) (Sumampou, 2017)
2. Pencegahan
Menurut Kamus besar bahasa indonesia (2020), pencegahan adalah
proses, cara, tindakan menecegah atau tindakan menahan agar sesuatu
tidak terjadi. Dengan demikian pencegahan merupakan tindakan.
a. Tingkat Pencegahan
Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat digunakan
pada tahap sebelum terjadinya suatu penyakit (Prepathogenesis Phase)

15
dan tahap terjadinya penyakit (pathogenesis phase). Adapun tingkat
pencegahan sebagai berikut (Rivai, 2020) :
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan suatu usaha agar masyarakat yang
berada dalam stage of optimum health tidak jatuh kedalam stage
yang lain dan yang lebih buruk. Pencegahan primer ini melibatkan
tindakan yang diambil sebelum terjadinya masalah kesehatan dan
mencakup aspek promosi kesehatan dan perlindungan.
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan kesehatan secara
keseluruhan dari mulai individu, keluarga dan kelompok
masyarakat, perlindungan kesehatan ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang spesifik.
Pencegahan primer untuk Covid-19 antara lain :
a) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan
yang belum dicuci
c) Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit
d) Tinggal di rumah jika sedang sakit
e) Menggunakan masker
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang menekankan
pada upaya penemuan kasus secara dini atau awal dan pengobatan
tepat, pencegahan sekunder ini dilakukan mulai saat fase
pathogenesis (masa inkubasi) yang dimulai saat bibit penyakit
masuk kedalam tubuh manusia sampai saat timbulnya gejala
penyakit atau gangguan kesehatan. Diagnosis dini dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologik (proses perjalanan
penyakit) sehingga akan dapat memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
Pencegahan sekunder untuk Covid-19 antara lain :
a. Meningkatkan imun tubuh

16
b. Mengelola stress dengan baik
c. Mengkonsumsi makanan bergizi
d. Olahraga dan istirahat yang cukup
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dapat dilakukan
dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi
penyembuhan hingga stabil atau tidak dapat diperbaiki. Dalam
pencegahan ini dapat dilaksanakan melalui program rehabilitas
untuk mengurangi ketidakmampuan dan meningkatkan efesiensi
hidup penderita. Pencegahan tersier untuk Covid-19 antara lain
memperhatikan kapasitas daya tampung Rumah Sakit dan sarana
prasarana termasuk kualitas pelayanan agar pasien yang telah
terpapar Covid-19 tidak mengalami kematian.
3. Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
a. Protokol Kesehatan World Health Organization
Peningkatan kasus Covid-19 di seluruh dunia dan belum bisa
diedarkannya vaksin, memaksa setiap orang untuk melakukan
langkah-langkah pencegahan. Beberapa Negara mengambil
keputusan untuk melakukan lockdown terhadap kota dengan
infeksi terparah agar penyebaran virus dapat ditekan. Beberapa
Negara memilih untuk tidak lockdown tetapi menerapkan secara
ketat physical distancing dan penggunaan masker.
Berikut adalah protokol yang dapat dilakukan oleh setiap orang
menurut World Health Organization :
1) Mencuci Tangan
Tangan selalu menyentuh dan memegang segala benda yang
tidak diketahui kebersihannya. Oleh karena itu, perlu mencuci
tangan secara rutin dan menyeluruh dengan durasi minimal 20
detik dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir. Setelah itu keringkan tangan menggunakan kain
yang bersih atau tisu. Jika tidak menggunakan air dan sabun

17
saat diperjalanan dapat menggunakan hand sanitizer yang
mengandung alcohol. Hal ini sangat penting karena mencuci
tangan dengan sabun dan hand sanitizer dapat membunuh
virus yang menempel di tangan.
2) Menjaga Jarak
Menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1 meter jarak
yang disarankan adalah 1-2 meter. Hal ini sangat penting
karena ketika seseorang batuk, bersin atau berbicara mereka
menyemprotkan tetesan kecil dari hidung dan mulut yang
mungkin mengandung virus. Jika jarak yang dekat maka risiko
menghirup tetesan kecil bisa terjadi termasuk virus Covid-19
jika orang tersebut menderita penyakit dari virus Covid-19.
3) Hindari Bepergian ke tempat yang ramai
Hal ini karena dimana orang berkumpul bersama mungkin
untuk melakukan kontak dekat dengan seseorang yang
memiliki Covid-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik 1
meter.
4) Hindari Menyentuh Mata, Hidung, dan Mulut
Hal ini karena tangan menyentuh banyak permukaan dan bisa
mengambil virus. Setelah terkontaminasi tangan dapat
memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut hingga
kemudian virus dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi.
5) Respiratory Hygiene
Repiratory hygiene mempunyai arti menutupi mulut dan
hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk dan
bersin. Kemudian, segera buang tisu bekas dan cuci tangan.
Hal ini karena tetesan dapat menyebarkan virus. Dengan
mengikuti respiratory hygiene dapat melindungi lingkungan
sekitar dari virus seperti flu dan Covid-19.
6) Isolasi mandiri

18
Langkah ini dapat dilakukan jika mengalami gejala ringan
seperti batuk, sakit kepala, dan demam ringan. Jika perlu untuk
meninggalkan rumah pakailah masker untuk menghindari
menginfeksi orang lain, menghindari kontak dengan orang lain
akan melindungi dari kemungkinan Covid-19 dan virus lain.
Jika gejala semakin buruk maka ikuti arahan otoritas kesehatan
setempat untuk mengarahkan ke fasilitas kesehatan.
7) Menggunakan Masker
Meski dalam keadaan sehat, perlu gunakan masker nonmedis
ketika bepergian sebagai upaya pencegahan tertular.
Sementara itu, masker medis dan masker N95 diutamakan
untuk digunakan oleh tenaga kesehatan yang selalu kontak erat
dengan pasien Covid-19.
8) Mengikuti informasi Valid
Mengikuti informasi terbaru dari sumber yang terpercaya
seperti WHO dan otoritas kesehatan nasional. Hal ini karena
otoritas kesehatan nasional dapat memberikan saran untuk
melindungi diri.
4. Protokol Kesehatan Pemerintah Republik Indonesia
Melakukan penanganan Covid-19 di Indonesia pemerintah
mengambil keputusan-keputusan untuk diterapkan. Selain
melaksanakan anjuran protokol kesehatan WHO, pemerintah
mengeluarkan empat protokol spesifik sebagai upaya pencegahan
dan pengendalian Covid-19 :
a) Protokol kesehatan Kemenkes mematok suhu 38oC sebagai
titik demam. Kemudian pemerintah juga mengimbau
masyarakat untuk menggunakan masker. Untuk kondisi
darurat bila bersin atau batuk di area umum tutuplah mulut
dengan siku bagian dalam atau lengan baju atas. Masyarakat
yang sakit juga diimbau untuk tidak menggunakan transportasi
umum untuk meminimalisasi kemungkinan risiko penyebaran

19
penyakit. Jika ditemukan ada yang memenuhi kriteria suspect
Covid-19 akan dirujuk ke salah satu Rumah Sakit rujukan
Covid-19 dan dirawat dalam ruang isolasi. Jika tidak
memenuhi kriteria penanganan akan menyesuaikan dengan
rujukan dari dokter yang memeriksa.
b) Protokol komunikasi. Protokol komunikasi adalah protokol
yang menjadi panduan bagi seluruh elemen pemerintah dalam
memberi informasi seputar Covid-19 kepada public. Protokol
ini juga mengatur alur komunikasi pusat dan daerah.
Diharapkan melalui protokol ini akan terwujud komunikasi
pemerintah yang baik sehingga tidak menimbulkan kepanikan
di masyarakat.
c) Protokol pengawasan perbatasan. Protokol diterapkan di
semua pintu masuk ke Indonesia. Misalnya, bandara,
pelabuhan, dan pos lintas darat Negara. Pengawasan meliputi
pengecekan kebersihan tempat, kesehatan penumpang,
penyediaan ruang isolasi dan sosialisasi protokol kesehatan
kepada penumpang atau pelintas batas.
d) Protokol area public dan transportasi. Seperti halnya protokol
pengawasan perbatasan, protokol area public dan transportasi
mempunyai poin-poin yang sama. Kesemua akan dilaksanakan
diseluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara
terpusat oleh kementerian kesehatan.
Kemudian salah satu keputusan dalam rangka
pencegahan skala besar adalah diberlakukannya PSBB
( Pembatasan Sosial Berskala Besar), ketentuan PSBB ini
terdapat dalam Permenkes No 9 Tahun 2020 Pasal 1 :
“Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan
kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sedemikian

20
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) (Kemenkes RI, 2020).

21
C. Kerangka Teori

Transmisi Covid-19 :
1. Transmisi
Covid-19 kontak dan
droplet
2. Transmisi
melalui udara
3. Transmisi
fomit

Pencegahan dan pengendalian


Covid-19 :
1. Mencuci tangan
2. menjaga jarak
3. Hindari bepergian ke
tempat yang ramai
4. Hindari menyentuh
mata, hidung, dan
mulut
5. Respiratory hygiene
6. Isolasi mandiri
7. Menggunakan masker
8. Mengikuti informasi
valid

Gambar 2.1 kerangka teori : (Sudarna et all, 2020), (World Health Organization,
2020).

22
Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah sekumpulan virus dari subfamily orthocronavirinae dalam
keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Covid-19 ini disebabkan oleh
infeksi virus SARS-Cov-2. Disebut virus SARS-Cov-2 karena merupakan varian
dari virus SARS-Cov yang menyebabkan SARS. Kelompok virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan hingga manusia.
Transmisi Covid-19 melalui transmisi kontak dan droplet, transmisi
SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung atau
kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur dan
sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang keluar saat orang yang
terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Transmisi melalui udara, merupakan agen
infeksius yang diakibatkan melalui penyebaran aerosol saat melayang di udara
dan bergerak hingga jarak yang jauh. Transmisi fomit merupakan sekresi saluran
pernapasan atau droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi dapat
mengkontaminasi permukaan dan benda sehingga terbentuk fomit (permukaan
yang terkontaminasi).
Pencegahan dan pengendalian Covid-19 menurut WHO (2020) yaitu
Mencuci tangan, menjaga jarak, hindari bepergian ke tempat yang ramai, hindari
menyentuh mata, hidung, dan mulut,ikuti respiratory hygiene, isolasi mandiri,
menggunakan masker,mengikuti informasi valid.

23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Studi literature ini menggunakan metode literature review (LR), yaitu
sebuah literature secara sistematik, jelas, menyeluruh dengan
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengumpulkan data-data penelitian yang
sudah ada. Tujuan dari metode ini adalah untuk membantu peneliti lebih
memahami latar belakang dari penelitian yang menjadi subyek topik yang
dicari serta memahami kenapa dan bagaimana hasil dari penelitian tersebut
sehingga dapat mencapai acuan untuk penelitian baru yang akan dilakukan.
Literature Review merupakan suatu cara identifikasi, evaluasi dan
interpretasi semua ketersediaan penelitian yang relevan terhadap rumusan
masalah atau area topik yang diteliti. Literature Review atau dalam bahasa
Indonesia disebut tinjauan pustaka sistematis adalah metode literature review
yang mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan
pada suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian (research
questions) yang telah ditetapkan sebelumnya (Okoli, 2017).
B. Tahapan Systematic Literature Review
Menurut (Okoli, 2017), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
sehingga hasil dari studi literature tersebut dapat diakui kredibilitasnya.
Berikut beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam literature review :
1. Pencarian data
Dalam penelitian ini data yang digunakan mencakup kata kunci pada
sumber penyedia jurnal penelitian terkait yakni PubMed, Garuda,
ScienceDirect, dan Google Scholar yang dapat diakses secara bebas.
2. Screening
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal
kesehatan dengan kata kunci “Covid-19”, “Covid-19 dan pencegahan
dan pengendalian” “Covid-19 and prevention and control” serta
rentang waktu tahun terbit jurnal mulai dari tahun 2015-2020. Data

24
didapatkan dari laman penyedia jurnal internasional yakni Pubmed,
Garuda, ScienceDirect, dan Google Scholar.
3. Penilaian kualitas
Dalam penelitian kualitas pada metode SLR yang dimaksud adalah
kriteria ekslusi yang dapat membatalkan data atau jurnal yang sudah
didapat untuk dianalisa lebih lanjut. Pada penelitian ini kriteria ekslusi
yang digunakan yakni jurnal penelitian dengan topik permasalahan
tidak berhubungan.
4. Ekstrasi Data
Eksrasi data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi
syarat telah diklasifikasikan untuk semua data yang ada. Setelah proses
screening dilakukan maka hasil dari ekstrasi data ini dapat diketahui
pasti dari jumlah awal data yang dimiliki berapa yang masih
memenuhi syarat untuk selanjutnya dianalisa.
5. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai
dengan ekstrasi data maka analisa dapat dilakukan dengan
menggabungkan semua data yang memenuhi persyaratan inklusi
menggunakan teknik baik secara kuantitatif, kualitatif atau keduanya.
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan kedua teknik analisa
data yakni secara kuantitatif dan kualitatif.
6. Penulisan hasil studi literartur
Hasil dari analisa data selanjutnya akan diketahui PICO (population
covid-19 intervention pencegahan dan pengendalian covid-19
compariso tidak ada pembanding atau intervensi lainnya, outcome
program pencegahan penyakit ) sehingga dapat dilihat apakah data
yang sudah dikumpulkan menunjukkan program pencegahan dan
pengendalian Covid-19.

25
C. Proses Pengumpulan dan Analisa Data
1. Strategi pencarian dan proses review
Tinjauan literature review ini melalui penelurusi hasil-hasil
publikasi ilmiah pada literature review berisi pencarian literature dengan
penelitian yang bersumber dari Google Scholar, Pubmed, Garuda, dan
ScienceDirect yang dipublikasikan dari 2015-2020 menggunakan bahasa
Indonesia kata kunci yang digunakan untuk penelitian nasional “Covid-19
dan pencegahan dan pengendalian” dan bahasa internasional “Covid-19
and prevention and control” yang dimana Google Scholar didapatkan 130
artikel dengan kata kunci “Covid-19 dan pencegahan dan
pengendalian”,Pubmed dengan menggunakan kata kunci “Covid-19 and
prevention and control” didapatkan 20 artikel, Garuda, dengan
menggunakan kata kunci “Covid-19” dan waktu publish 2020 didapatkan
10 artikel. ScienceDirect, dengan menggunakan kata kunci “Covid-19 and
prevention and control” waktu publish 2020 didapatkan 12 artikel.
Selanjutnya artikel yang terkumpul dilakukan penghampusan kembali lagi
literatur yang tidak sesuai kriteria inklusi peneliti sebanyak 35 artikel.
Kemudian penelitian-penelitian yang diinginkan agar dijadikan penelitian
telah terkumpulkan sebanyak 9 artikel

26
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tabel 3.1 Kriteria Inkslusi dan Eksklusi
No Kriteria Inklusi Eksklusi
1 Tahun publikasi 5 tahun terakhir Di terbitkan sebelum
(Rentang waktu tahun 2015
tahun 2015-2020
2 Jenis artikel Artikel jurnal Book chapter, Review
penelitian Artikel, Editorial
3 Bentuk teks Full text Hanya berupa Abstrak
4 Bahasa Inggris dan Selain Bahasa Indonesia
Indonesia dan bahasa Inggris

3. Algontime pencarian
Literature review
Google scholar 130 artikel
27
Pubmed 20 artikel
Garuda 10 artikel
4.

Eksklusi > 5 tahun terakhir

(n=0)
Artikel diidentifikasi

(n= 172)

Artikel ganda
(n=7)
Hasil disaring

(n=165)

Eklusi yang tidak relevan

(n= 122)

Artikel full text yang layak

(n=43)

Eklusi : tidak menjawab


pertanyaan (n=35)

Artikel yang inklusi

(n=9)

Gambar 3.1 Algontime pencarian

D. Etika Penelitian

28
Ada beberapa kategori pelanggaran etik dalam menulis naskah ilmiah
yang dapat di diskusikan antara lain (Dylan, 2020) :
1. Fabrication, adalah mencatat dan mempresentasikan dalam berbagai
format sesuatu data yang fiktif
2. Falsifications, adalah memanipulasi data atas prosedur
penelitian/percobaan untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan
atau menghindari hasil yang tidak dipahami.
3. Plagiarism, menggunakan kata-kata gagasan data atau hasil penelitian
orang lain tanpa penghargaan kepada pemiliknya. Pencurian data atau
gagasan lebih serius lagi karena hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa
disadari.
4. Redundant (respective), adalah pengulangan penerbitan sebagian atau
semua yang sudah dipublikasikan sebelumnya, kecuali ada penelitian
lanjutan dan ditemukan informasi baru.
5. Duplicate publication, adalah publikasi satu artikel atau yang identic
atau overlap secara substansial, tanpa ada ucapan terima kasih dapat
diklasifikasikan sebagai self plagiarism.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings


/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
1 Langkah taktis Vol.7 Tujuan Metode dalam Hasil dalam penelitian Dari hasil temuan yang
pencegahan covid- No.2 penelitian yaitu penelitian ini didapatkan bahwa Desa didapatkan dalam
19 di desa Lowayu untuk menggunakan Lowayu kecamatan Dukun, penelitian ini adalah
Kecamatan Dukun memberikan penelitian kualitatif, Kabupaten Gresik dalam langkah taktis pencegahan
Kabupaten Gresik/ inovasi kepada sampel dalam pencegahan covid-19 yaitu covid-19 di desa Lowayu
Ziyan afriliyanti masyarakat penelitiann adalah dengan menerapkan 3 M, terbilang sukses sampai
nafilah, terhadap desa perangkat- menjaga jarak, mencuci masa transisi new normal
Muflihaha/2020 lain dalam perangkat desa tangan dan menggunakan yang saat ini berjalan
mengambil yang memiliki masker disertai dengan karena di desa Lowayu
langkah yang wewenang dalam membentuk organisasi yang belum ada yang
tepat untuk pembuatan terdiri dari Anshor, Rotor, dinyatakan positif covid-
upaya kebijakan Gema, Ipnu, serta Pagar 19 ataupun ditetapkan
pencegahan pencegahan covid- Nusa. Pencegahan yang menjadi ODP dan PDP.

30
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
covid-19 19, variabel dilakukan dengan
didalam penelitian menyemprotkan desinfektan
adalah covid-19 dan secara massal di lingkungan
pencegahan, fasilitas umum dan rumah-
instrument yang rumah warga, menyediakan
digunakan adalah penyemprotan desiinfektan
wawancara, tehnik secara otomatis difasilitas
validitas data umum, penyediaan tempat
dengan metode cuci tangan dan pembagian
triangulasi. masker gratis dan
pembuatan gapura
pencegahan covid-19 untuk
memantau orang orang yang
keluar masuk desa Lowayu
dilakukan dengan pergantian
shift jaga
2 Upaya program Tujuan Metode yang Hasil penelitian yang Hasil temuan dalam
balai edukasi penelitian yaitu digunakan dalam dilakukan dalam penelitian didapatkan

31
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
corona berbasis untuk penelitian ini adalah pelaksanaan program balai bahwa pelaksanaan
media komunikasi mengetahui metode P-Process edukasi corona berbasis program balai edukasi
dalam pencegahan upaya sampel yang media komunikasi corona cukup efektif
penyebaran covid- pencegahan digunakan 6 kepala dilaksanakan di wilayah dalam upaya pencegahan
19/ Fatia zulfa, penyebaran keluarga beserta kecamatan Sayung penyebaran covid-19
Henni covid-19 melalui anggotanya dengan Kabupaten Demak terjadi terbukti dari hasil
kusuma/2020 program balai rentang usia 22 peningkatan perilaku penelitian program yang
edukasi corona tahun-63 tahun, pencegahan pada masyarakat dilakukan mempengaruhi
berbasis media variabel dalam yaitu dengan presentase perilaku dan juga
komunikasi peneltian adalah menjaga jarak (92%), meningkatkan
covid-19. mencuci tangan (78%), pengetahuan dalam
penggunaan masker (100%) pencegahan guna
dan penyemprotan memutus rantai
desinfektan menjadi (50%) penyebaran covid-19
pencegahan covid 19
dilakukan dengan pemberian
edukasi menggunakan media
audio visual berupa video

32
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
animasi dan poster tentang
covid-19.
3 Perilaku hidup Tujuan Metode penelitian Hasil penelitian yang Berdasarkan hasil temuan
bersih dan sehat
penelitian untuk yang digunakan dilakukan program dalam penelitian perilaku
(PHBS) pada anak
usia dini sebagai mengetahui adalah kualitatif pelaksanaan PHBS sebagai hidup bersih dan sehat
upaya pencegahan
bagaimana deskriptif upaya pencegahan covid-19 (PHBS) pada anak usia
covid-19/ Ahmad
tabiin/2020 penerapan penggunaan di RA labschool IAIN dini sebagai upaya
PHBS pada pendekatan Pekalongan adapun pencegahan covid-19 di
anak-anak kualitatif sampel pelaksanaan yang dilakukan RA Labschool IAIN
sebagai upaya penelitian adalah antara lain mencuci tangan Pekalongan yaitu anak-
pencegahan dini anak dengan menggunakan sabun, makan anak diberikan contoh dan
covid-19 rentang usia 4-6 makanan yang bergizi, diajarkan untuk
tahun di RA membersihkan diri (tangan melakukakn PHBS yang
Labschool IAIN dan kuku), menjaga merupakan hal penting
analisis kesehatan lingkungan diterapkan pada anak usia
menggunakan flow sekitar, memeriksa dini sebagai edukasi
model analysis kesehatan pada anak. terkait dengan kesehatan
serta pencegahan virus

33
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
covid-19 sejak dini.
4 Perilaku dan peran Vol. 5 Tujuan Penelitian ini Hasil penelitian yang Hasil temuan dalam
tokoh masyarakat
No.1 penelitian yaitu menggunakan didapatkan perilaku penelitian perilaku dan
dalam pencegahan
dan untuk metode kualitatif masyarakat dalam peran tokoh masyarakat
penanggulangan
mengambarkan deskriptif pencegahan covid-19 dengan dalam pencegahan covid
pandemic covid-19
di Desa Jayaraga perilaku dan eksploratoris melakukan perilaku hidup 19 menjalanka perannya
Kabupaten Garut/
peran tokoh dengan model studi bersih sehat untuk menjaga sebagai tokoh masyarakat
Udin rosdini, Laili
rahayuwati, Erna masyarakat kasus sampel imunitas tubuh, rajin untuk mempengaruhi dan
herawati/2020
dalam upaya penelitian adalah 64 mencuci tangan untuk mengubah perilaku
pencegahan dan orang yang membunuh virus, menutup masyarakat dari yang
penanggulangan merupakan tokoh mulut ketika bersin dan sebelumnya tidak
pandemic covid- masyarkat tehnik batuk, membersihkan rumah mengenal menjadi
19 pengumpulan data dan lingkungan untuk mengetahui dan
dilakukan dengan mencegah menempelnya menerapkan perilaku
melalui diskusi virus, mengkonsumsi hidup bersih dan sehat
grup whatsapp makanan bergizi dan dikalangan warga
kemudian dianalisis berolahraga. Peran masyarkat untuk
mengikuti prinsip masyarakat dalam mencegah penyebaran

34
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
dalam analisis data pencegahan covid-19 infeksi covid-19.
kualitatif. dilakukan dengan
menyebarluaskan informasi
mengenai pandemi dan
pencegahannya yang dimulai
dari anggota keluarga dan
selanjutnya disebar pada
tetangga selain menyebarkan
informasi juga dilakukan
pertemuan untuk
mempromosikann kesehatan
kepada warga disertai
pembagian masker gratis
dan pembentukan satgas
covid desa
5 Strategi Vol. 5 Tujuan Penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian Hasil temuan dalam
komunikasi No.4 penelitian yaitu menggunakan jenis yang didapatkan strategi penelitian sosialiasi
persuasif dalam untuk penelitian analisis komunikasi persuasif yang edukasi pencegahan

35
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
sosialisasi mengetahui deskriptif kualitatif digunakan adalah dengan penyebaran virus covid-
pencegahan strategi ,tehnik mempublikasikan aturan- 19 warga dan aparat
penyebaran virus komunikasi pengumpulan data aturan yang berlaku dari melakukan strategi
covid-19 persuasive dilakukan dengan pemerintah daerah, komunikasi strategi The
dilingkungan warga diaplikasikan observasi, mempublikasikan informasi Meaning. Warga
Palmerah Jakarta dalam wawancara, dan sosialisasi pencegahan virus Palmerah diberikan
barat/ Amalliah, sosialisassi dokumentasi. covid-19, dan melakukan pengetahuan dan
Ria yunita/2020 upaya kegiatan-kegiatan sosialisasi pemahamaman tentang
pencegahan pencegahan virus corona di covid-19 melalui
penyebaran lingkungan warga palmera. spanduk-spanduk yang
covid-19 dipasang menginfokan
penggunaan masker,
protokol kesehatan ,
transmisi covid-
19,pencucian tangan
diberbagai tempat
strategi.
6 Feasibility of Tujuan Metode penelitian Berdasarkan hasil penelitian Hasil temuan dalam

36
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
controlling penelitian yaitu mengembangkan didapatkan bahwa jika penelitian yaitu isolasi
COVID-19
untuk menilai model matematika pelacakan kontak dan isolasi pelacakan kontak, dan
outbreaks by
isolation of cases dan mengetahui transmisi stokastik, kontak mampu menurunkan pencegahan penularan
and contacts/ Joel
apakah strategi yang transmisi dalam waktu 12 oleh kontak yang
Hellewell, Sam
Abbott, Amy isolasi dan diparameterisasi minggu. terinfeksi akan cukup
Gimma, Nikos I
pelacakan dengan wabah untuk mengendalikan
Bosse, Christopher
I Jarvis, Timothy kontak dapat covid-19 untuk wabah covid-19.
W Russell, James
mengontrol mengukur potensi Pelacakan kontak yang
D Munday, Adam J
Kucharski dan W transmisi covid- keefektifan sangat efektif akan
John
19. pelacakan kontak diperlukan untuk
Edmunds/2020
dan isolasi kasus mengendalikan wabah
dalam covid-19 baru jika tidak
mengendalikan ada untuk mengendalikan
patogen virus wabah dinegara lain.
korona 2 (SARS-
CoV-2) sindrom
pernapasan akut
dan mengukur

37
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
keberhasilan
pengendalian
wabah
menggunakan
isolasi dan
pelacakan kontak
menghitung jumlah
kasus maksimum
mingguan untuk
mengukur
kelayakan upaya
kesehatan
masyarakat.
7 The positive impact Tujuan Metode penelitian Berdasarkan hasil penelitian Hasil temuan dalam
of lockdown in
penelitian yaitu dengan didapatkan bahwa penelitian terjadi
Wuhan on
containing the untuk menganalisis data menunjukkan peningkatan penurunan yang
COVID-19
mengevaluasi yang tersedia untuk yang signifikan dalam waktu signifikan dalam tingkat
outbreak in China/
Hien Lau, Veria apakah tindakan mengetahui kasus penggandaan dari 2 hari pertumbuhan dan

38
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
Khosrawipour, lockdown yang yang terkonfirmasi (95% CI: 1,9-2,6) menjadi 4 penurunan dua kali lipat
Piotr Kocbach,
diterapkan oleh positif covid 19 di hari (95% CI:3.5–4.3), kasus yang merupakan
Agata Mikolajczyk,
Justyna Schubert, China berhasil domestik dan setelah memberlakukan karena tindakan lockdown
Jacek Bania dan
memperlambat internasional covid- lockdown Kenaikan lebih dan lockdown yang lebih
Tanja
Khosrawipour/2020 pennyebaran 19 kasus sebelum lanjut terdeteksi setelah ketat dari orang di daerah
virus dan sesudah mengubah diagnostik dan berisiko tinggi
tindakan lockdown pengujian metodologi menularkan kepada orang
yang selanjutnya masing-masing dan korelasi lain, memiliki potensi
mengevaluasi antara lalu lintas udara untuk memperlambat
korelasi lalu lintas domestik dengan penyebaran penyebaran covid-19.
udara domestik COVID-19 menjadi lebih
dengan jumlah lemah setelah lockdown
kasus COVID-19 sebelum lockdown (r = 0,98,
yang dikonfirmasi P < 0,05 vs setelah
dan menentukan penguncian: r = 0,91, P =
kurva pertumbuhan NS).
kasus covid-19
sebelum dan

39
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
sesudah lockdown
serta setelah
perubahan kriteria
diagnostik COVID-
19.
8 On coughing and Tujuan Metode penelitian Berdasarkan hasil penelitian Hasil temuan dalam
airbone droplet
penelitian yaitu menggunakan menunjukkan bahwa tanpa penelitian bahwa ketika
transmission to
humans/ Talib untuk komputasi kecepatan angin di seseorang batuk,
dbouk dan Dimitris
memajukan dinamika fluida sekitarnya, tetesan akan kecepatan angin di
drikakis/2020
pemahaman multifase dan jatuh ke tanah dalam jarak lingkungan ruang terbuka
tentang perpindahan panas pendek dari orang yang secara signifikan
transmisi untuk menyelidiki menghembuskan napas atau mempengaruhi jarak yang
pembawa artikel transportasi, batuk dan kisaran tidak ditempuh tetesan
di udara ke dispersi, dan boleh melebihi 1 m. pembawa penyakit di
manusia melalui penguapan partikel Sejumlah kecil partikel udara droplet. Pada
aliran air liur yang timbul dapat bergerak sedikit lebih kecepatan angin yang
pemodelan dan dari batuk manusia. lama tetesan diatas 1 m lebih rendah,
simulasi Proses pengeluaran akan berada pada ketinggian pengurangan massa total

40
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
tetesan air liur di yang jauh dan akan jatuh ke terjadi lebih lambat
udara diterapkan tanah tetesan ini mungkin dibandingkan dengan
untuk meniru tidak menimbulkan risiko kecepatan yang lebih
kejadian terkait kontak wajah orang tinggi, yang dapat
sebenarnya dari dewasa pada jarak ini. Pada memperpanjang paparan
batuk manusia. kecepatan angin dari 4 km / manusia terhadap tetesan
menggunakan jam hingga 15 km / jam, jika subjek berada di
model tiga dimensi bahwa air liur tetesan dapat dalam amplop tetesan dan
yang canggih bergerak hingga jarak hasil penelitian juga
berdasarkan teknik hingga 6 m dengan menunjukkan bahwa di
Eulerian- penurunan konsentrasi dan ruang terbuka, pembawa
Lagrangian yang ukuran tetesan cairan dalam tetesan di udara dapat
digabungkan arah angin . Awan tetesan melakukan perjalanan
sepenuhnya yang akan mempengaruhi orang jauh lebih jauh dari jarak
memperhitungkan dewasa dan anak-anak yang direkomendasikan 2
kelembaban relatif, dengan ketinggian yang m karena kecepatan
gaya dispersi berbeda. Orang dewasa dan angin.
turbulen, perubahan anak-anak yang lebih

41
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
fase tetesan, pendek bisa berisiko lebih
penguapan, dan tinggi jika mereka berada
perpecahan selain dalam lintasan jatuh
interaksi tetesan-
tetesan dan tetesan-
udara
9 Edukasi tentang Vol.1 Tujuan Metode penelitian Berdasarkan hasil penelitian Hasil temuan dalam
penerapan protokol No.1 penelitian yaitu berupa observasi menunjukkan bahwa penelitian yaitu dalam
kesehatan dalam untuk dan pemberian mayoritas masyarakat upaya pencegahan covid-
upaya pencegahan memberikan penyuluhan melakukan cuci tangan pakai 19 perlu dilakukannya
covid-19 di edukasi tentang kesehatan kepada sabun setelah berkegiatan edukasi yang diberikan
Kabupaten Serdang penerapan masyarakat, sampel dengan persentase 100%, kepada masyarakat,
Bedagai Provinsi protokol dalam penelitian sebagian besar tidak pemberian edukasi
Sumatera kesehatan dalam yaitu masyarakat membawa handsanitizer dilakukan secara tatap
Utara/Irmayani, Sri upaya yang berada di ketika bepergian dengan muka kepada masyarakat
Melda Br.Bangun, pencegahan Desa Jambur pulau, persentase 85,7%, dengan cara mendatangi
Anggi Isnani covid-19 Pasar bengkel, mengganti baju setelah rumah masyarakat (door
Parinduri/2021 Pantai cermin kiri keluar rumah dengan to door). Komunikasi

42
No Judul Volum Tujuan Metode Hasil Penelitian Findhings
/Author/tahun e penelitian penelitian
/Angka
dan Pantai cermin persentase 57,1%, dilakukan secara
kanan seluruhnya menggunakan interpersonal yang
masker ketika berada di luar merupakan komunikasi
rumah dengan persentase paling efektif dikarenakan
100%, mayoritas tidak komunikasi ini dilakukan
menjaga jarak ketika secara tatap muka (person
berinteraksi dengan to person).
persentase 77,1%, dan
mayoritas tidak melakukan
olahraga dan konsumsi gizi
seimbang dengan persentase
80%.

43
Dari hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa dalam pencegahan
covid-19 yaitu dengan membentuk organisasi yang terdiri dari Anshor, Rotor,
Gema, Ipnu, serta Pagar Nusa. Pencegahan yang dilakukan dengan
menyemprotkan desinfektan secara massal di lingkungan fasilitas umum dan
rumah-rumah warga, menyediakan penyemprotan desiinfektan secara otomatis
difasilitas umum, penyediaan tempat cuci tangan dan pembagian masker gratis
dan pembuatan gapura pencegahan covid-19 untuk memantau orang orang yang
keluar masuk desa Lowayu dilakukan dengan pergantian shift jaga.
Jurnal kedua pada hasil penelitian dalam pelaksanaan program balai
edukasi corona berbasis media komunikasi dilaksanakan di wilayah kecamatan
Sayung Kabupaten Demak terjadi peningkatan perilaku pencegahan pada
masyarakat yaitu dengan presentase menjaga jarak (92%), mencuci tangan (78%),
penggunaan masker (100%) dan penyemprotan desinfektan menjadi (50%)
pencegahan covid 19 dilakukan dengan pemberian edukasi menggunakan media
audio visual berupa video animasi dan poster tentang covid-19 didapatkan bahwa
pelaksanaan program balai edukasi corona cukup efektif dalam upaya pencegahan
penyebaran covid-19.
Jurnal ketiga hasil penelitian yang dilakukan adalah program pelaksanaan
PHBS sebagai upaya pencegahan covid-19 di RA labschool IAIN Pekalongan
adapun pelaksanaan yang dilakukan antara lain mencuci tangan menggunakan
sabun, makan makanan yang bergizi, membersihkan diri (tangan dan kuku),
menjaga kesehatan lingkungan sekitar, memeriksa kesehatan pada anak. PHBS
yang merupakan hal penting diterapkan pada anak usia dini sebagai edukasi
terkait dengan kesehatan serta pencegahan virus covid-19 sejak dini.
Jurnal keempat hasil penelitian yang didapatkan perilaku masyarakat
dalam pencegahan covid-19 dengan melakukan perilaku hidup bersih sehat untuk
menjaga imunitas tubuh, rajin mencuci tangan untuk membunuh virus, menutup
mulut ketika bersin dan batuk, membersihkan rumah dan lingkungan untuk
mencegah menempelnya virus, mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga.
Peran masyarakat dalam pencegahan covid-19 dilakukan dengan
menyebarluaskan informasi mengenai pandemi dan pencegahannya yang dimulai

44
dari anggota keluarga dan selanjutnya disebar pada tetangga selain menyebarkan
informasi juga dilakukan pertemuan untuk mempromosikann kesehatan kepada
warga disertai pembagian masker gratis dan pembentukan satgas covid desa.
Jurnal ke lima hasil dalam penelitian yang didapatkan strategi komunikasi
persuasif yang digunakan adalah dengan mempublikasikan aturan-aturan yang
berlaku dari pemerintah daerah, mempublikasikan informasi sosialisasi
pencegahan virus covid-19, dan melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi
pencegahan virus corona di lingkungan warga palmera. sosialiasi edukasi
pencegahan penyebaran virus covid-19 warga dan aparat melakukan strategi
komunikasi strategi The Meaning. Warga Palmerah diberikan pengetahuan dan
pemahamaman tentang covid-19 melalui spanduk-spanduk yang dipasang
menginfokan penggunaan masker, protokol kesehatan , transmisi covid-
19,pencucian tangan diberbagai tempat strategi.

Jurnal ke enam oleh didapatkan bahwa jika terdapat 40 kasus awal,


pelacakan kontak dan isolasi hanya berpotensi kurang dari 1% penularan terjadi
sebelum onset gejala. Isolasi dan pelacakan kontak mampu menurunkan transmisi
dalam waktu 12 minggu. Isolasi pelacakan kontak, dan pencegahan penularan
oleh kontak yang terinfeksi akan cukup untuk mengendalikan wabah covid-19.
Pelacakan kontak yang sangat efektif akan diperlukan untuk mengendalikan
wabah covid-19 baru jika tidak ada untuk mengendalikan wabah dinegara lain.

Jurnal ke tujuh berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa


menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam waktu penggandaan dari 2 hari
(95% CI: 1,9-2,6) menjadi 4 hari (95% CI:3.5–4.3), setelah memberlakukan
lockdown Kenaikan lebih lanjut terdeteksi setelah mengubah diagnostik dan
pengujian metodologi masing-masing dan korelasi antara lalu lintas udara
domestik dengan penyebaran COVID-19 menjadi lebih lemah setelah lockdown
sebelum lockdown terjadi penurunan yang signifikan dalam tingkat pertumbuhan
dan penurunan dua kali lipat kasus yang merupakan karena tindakan lockdown
dan lockdown yang lebih ketat dari orang di daerah berisiko tinggi menularkan
kepada orang lain, memiliki potensi untuk memperlambat penyebaran covid-19.

45
Jurnal ke delapan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa
kecepatan angin di sekitarnya, tetesan akan jatuh ke tanah dalam jarak pendek dari
orang yang menghembuskan napas atau batuk dan kisaran tidak boleh melebihi 1
m. Sejumlah kecil partikel dapat bergerak sedikit lebih lama tetesan diatas 1 m
akan berada pada ketinggian yang jauh dan akan jatuh ke tanah tetesan ini
mungkin tidak menimbulkan risiko terkait kontak wajah orang dewasa pada jarak
ini. Pada kecepatan angin dari 4 km / jam hingga 15 km / jam, bahwa air liur
tetesan dapat bergerak hingga jarak hingga 6 m dengan penurunan konsentrasi dan
ukuran tetesan cairan dalam arah angin . Awan tetesan akan mempengaruhi orang
dewasa dan anak-anak dengan ketinggian yang berbeda. Orang dewasa dan anak-
anak yang lebih pendek bisa berisiko lebih tinggi jika mereka berada dalam
lintasan jatuh.

Jurnal ke Sembilan berdasarkan hasil penelitian dalam upaya pencegahan


covid-19 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat melakukan cuci tangan pakai
sabun setelah berkegiatan dengan persentase 100%, sebagian besar tidak
membawa handsanitizer ketika bepergian dengan persentase 85,7%, mengganti
baju setelah keluar rumah dengan persentase 57,1%, seluruhnya menggunakan
masker ketika berada di luar rumah dengan persentase 100%, mayoritas tidak
menjaga jarak ketika berinteraksi dengan persentase 77,1%, dan mayoritas tidak
melakukan olahraga dan konsumsi gizi seimbang dengan persentase 80%.

46
B. Pembahasan
Secara umum dari 9 jurnal yang telah direview bahwa ada beberapa
upaya pencegahan dan pengendalian transmisi covid-19 yang dapat dilakukan
di masyarakat seperti melakukan perilaku hidup bersih sehat, penyediaan
tempat cuci tangan di fasilitas umum, penyemprotan desiinfektan di
lingkungan, menjaga jarak dan melakukan isolasi mandiri.
Menurut Talib, (2020) mengatakan bahwa transmisi covid-19 dapat
terjadi ketika seseorang batuk diruang terbuka tetesan droplet akan pembawa
virus di udara lebih jauh dari jarak yang direkomendasikan 2 meter karena
kecapatan angin. Dalam penelitian Valentyn et al, (2020) mengatakan bahwa
berbicara normal dapat menyebabkan penularan virus melalui udara di
lingkungan. Sejalan dengan teori Eista, (2020) virus corona menyebar melalui
tetesan kecil atau droplet dari hidung atau mulut penderita pada saat batuk dan
bersin. Hal ini sejalan dengan pernyataan World Health Organization, (2020)
bahwa virus corona dapat menyebar melalui udara karena tetesan berukuran
dibawah 5 mikrometer yang mengandung virus SARS-Cov-2 dapat melayang
di udara selama beberapa jam.
Menurut Anies, (2020) dalam mencegah terjadinya penyebaran virus
adalah melakukan proteksi dasar yaitu dengan mencuci tangan dengan alkohol
atau sabun, menjaga jarak, penggunaan masker, melakukan etika batuk. Sama
halnya dengan penelitian Fatia et al, (2020) bahwa dalam pencegahan covid-
19 yaitu dengan mencuci tangan, penggunaan masker, menjaga jarak dan
penyemprotan desiinfektan. Sejalan dengan penelitian Ziyan & Muflihah
(2020) bahwa dalam upaya pencegahan covid 19 yaitu dengan penyediaan
tempat cuci tangan, pembagian masker gratis, menyemprotkan desinfektan
secara massal di lingkungan fasilitas umum, menyediakan penyemprotan
desiinfektan secara otomatis di fasilitas umum. Sama halnya dengan
penelitian Law et al, (2020) upaya pencegahan covid-19 yaitu dengan
menggunakan masker, tidak melakukan kontak fisik, menjaga jarak minimal 2
meter, rajin cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, membawa anti
septik, menggunakan alat makan sendiri, penatalaksanaan ini dapat diterapkan

47
oleh seluruh masyarakat untuk memperlambat penyebaran penyakit covid-19.
Hal tersebut ditunjang oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ressa
et al, (2020) dalam upaya pencegahan covid-19 yaitu dengan mematuhi
protokol kesehatan dalam menghadapi era new normal seperti konsistensi
penggunaan masker, isolasi mandiri di rumah, mencuci tangan dengan sabun
di air mengalir, menyediakan desiinfektan, tidak melakukan kontak fisik,
menjaga jarak, menjaga sistem kekebalan tubuh dan olahraga rutin serta selalu
mencari informasi terkait update kasus covid-19.
Menurut Amalliah, (2020) dalam pencegahan covid-19 masyarakat
perlu mempublikasikan protokol- protokol kesehatan, mempublikasikan
informasi sosialisasi pencegahan virus covid-19, dan melakukan kegiatan-
kegiatan sosialisasi pencegahan virus corona di lingkungan. sosialiasi edukasi
pencegahan penyebaran virus covid-19 pengetahuan dan pemahamaman
tentang covid-19 melalui spanduk-spanduk yang dipasang menginfokan
penggunaan masker, protokol kesehatan , transmisi covid-19. Sejalan dengan
penelitian Parinduri et al, (2021) mengatakan bahwa memberikan edukasi
protokol kesehatan kepada masyarakat mengenai pencegahan covid-19
merupakan cara yang paling efektif menumbuhkan kesadaran yang konsisten
kepada masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan untuk menghambat
penyebaran virus corona. Sama halnya dengan penelitian Kiti et al, (2020)
dalam upaya pencegahan covid-19 yaitu dengan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar sesuai anjuran WHO yang
merupakan cara sederhana namun efektif dalam pencegahan penyebaran
wabah covid-19. Hal tersebut ditunjang oleh penelitian Rahmah et al, (2020)
dalam upaya pencegahan covid-19 dengan melakukan sosialisasi dan edukasi
tentang protokol kesehatan di masa new normal hal ini guna meningkatkan
kedisiplinan masyarakat dalam melakukan aktivitas di era new rormal untuk
memutus rantai penyebaran covid-19.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, (2020) dalam upaya
pencegahan covid-19 yaitu dengan menuci tangan menggunakan sabun,
makan makanan yang bergizi, membersihkan diri (tangan dan kuku), menjaga

48
kesehatan lingkungan sekitar, memerikasa kesehatan diri. Sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosidin et al, (2020) dengan melakukan
perilaku hidup bersih sehat untuk menjaga imunitas tubuh,mencuci tangan
untuk membunuh virus, menutup mulut ketika bersin dan batuk,
mengkonsumsi makanan bergizi. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
olech Alia, (2020) transmisi covid-19 dapat dihambat dengan melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat serta menuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih dan mengkonsumsi makanan bergizi. Menurut Safitri
& Harun, (2020) pembiasaan pola hidup sehat dan bersih pada masa pandemic
dapat meminimalkan penyebaran virus. Hal ini sejalan dengan peraturan
pemerintah dalam pencegahan covid-19 setiap orang diwajibkan untuk
mencuci tangan secara berkala, mengkonsumsi makanan empat sehat lima
sempurna serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya
pencegahan penyebaran covid-19 yang sangat efektif dan mudah dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat.
Upaya pengendalian covid-19 berdasarkan penelitan yang dilakukan
oleh Lau et al, (2020) dalam melakukan penelitian mengenai dampak postif
yang terjadi dari menjaga jarak fisik untuk menghadapi wabah covid-19.
Memberlakukan karantina mandiri, menjaga jarak fisik, dan menutup semua
tempat pertemuan publik. Sama halnya dengen penelitian Hellewell, (2020)
dalam pengendalian covid-19 yaitu dengan isolasi mandiri, pelacakan kontak
kasus dan pencegahan penularan oleh kontak yang terinfeksi virus covid-19
dapat mengendalikan wabah covid-19 dan memberikan dampak yang positif,
terdapat penurunan rata-rata perkembangan kasus covid-19. Penelitian yang
dilakukan diambil melalui pemodelan penyebaran virus SARS yang terjadi
sebelumnya pada tahun 2003, hal ini karena karakteristik penyebaran covid-19
dengan SARS memiliki kemiripan, penelitian ini kemudian dikembangkan
untuk memprediksi penyebaran virus corona. Hasil pemodelan dari penelitian
tersebut ditemukan bahwa covid-19 dapat dikendalikan dengan penelusuran
dan isolasi karena mampu memberikan jeda dalam penyebaran covid-19.

49
Hal tersebut ditunjang oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Lee et al , (2020) menemukan bahwa penelurusan kontak dapat membantu
mengendalikan wabah covid-19. Tes pemeriksaan covid-19 digunakan untuk
mengidentifikasi kasus covid-19, kemudian hasil tes ini digunakan untuk
menelurusi kontak yang dilakukan oleh pasien covid-19 selama 14 hari ke
belakang terhitung sejak gejala mulai ada. Hasil penelurusan ini selanjutnya
akan di tindaklanjuti dengan melakukan isolasi seseorang yang pernah kontak
langsung atau berdekatan dengan pasien covid-19. Sejalan dengan teori
Pennington, (2020) pembatasan sosial dapat dilakukan untuk pengurangan
peluang transmisi virus dari orang ke orang membantu menunda penyebaran
dan memperlambat pertumbuhan eksponensial dari sebuah pandemi.
Menurut asumsi peneliti penelitian-penelitian yang telah dilakukan
telaah menunjukkan bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian
transmisi covid-19 di masyarakat dapat dilakukan secara keseluruhan seperti
mencuci tangan, penggunaan masker, menjaga jarak, isolasi mandiri, dan
menerapkan perilaku hidup bersih sehat disertai penyediaan tempat cuci
tangan di fasilitas umum, penyemprotan desiinfektan di lingkungan,
pembagian masker dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk
meningkat kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian
covid-19 selain itu dalam upaya proteksi terhadap covid-19 perlu adanya
vaksin SARS-CoV-2 yang merupakan cara paling efektif untuk mencegah
penyakit menular, hingga saat ini vaksin covid-19 telah ditemukan namun
sejauh ini belum ada penelitian yang menunjang kefektifan vaksin tersebut di
masyarakat sehingga diperlukan adanya penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian merupakan bagian riset keperawatan yang
menjelaskan keterbatasan dalam proses pelaksanaan penelitian. Penelitian ini
telah di laksanakan dan diusahakan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
Keterbatasan dalam pencarian instrument ketersediaan literatur yang
kurang memadai literatur yang membutuhkan biaya lebih untuk mendapatkan

50
akses penuh di situs penyediaan literatur penelitian, keterbatasan literature
penelitian yang terbaru dan relevan dengan topik selain itu covid-19
merupakan penyakit baru sehingga peneliti kesulitan dalam mencari literature
D. Implikasi Keperawatan
Dari beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan telaah ilmiah,
menunjukan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian transmisi covid-19
yang dapat dilakukan adalah dengan mencuci tangan dan penggunaan masker
disertai penyediaan tempat cuci tangan di lingkungan masyarakat dan
pembagian masker gratis, menjaga jarak dan penyemprotan desiinfektan di
fasilitas umum, menjaga jarak, isolasi mandiri,melakukan perilaku hidup
bersih sehat untuk menjaga imunitas tubuh, menutup mulut ketika bersin dan
batuk, mengkonsumsi makanan bergizi. Hasil penelitian tersebut dapat
mengembangkan upaya pencegahan dan pengendalian transmisi covid-19 di
masyarakat, sehingga keberhasilan dapat terwujud dengan baik.

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review jurnal penelitian menunjukkan
dalam upaya pencegahan covid-19 yaitu dengan mencuci tangan, menjaga
jarak,menggunakan masker,penyemprotan desiinfektan ditempat umum,
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menjaga imunitas tubuh
seperti mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan edukasi mengenai
covid-19 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memutuskan
rantai penyebaran covid-19. Sedangkan Upaya pengendalian transmisi covid-
19 di masyarakat ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti isolasi
mandiri, menjaga jarak, menutup akses tempat pertemuan publik dan
penelusuran kontak kasus covid-19. Secara keseluruhan dari jurnal yang telah
direview langkah-langkah tersebut dapat diterapkan di masyarkat untuk
memperlambat penyebaran virus covid-19 selama vaksin belum tersedia di
masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan hasil tinjauan literatur yang dilaksanakan maka saran
penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
a. Bagi insitusi Pendidikan
Di harapkan bagi intitusi pendidikan dapat menambah bahan bacaan
terbaru terkait Covid-19 terkhusus mengenai pencegahan dan
pengendalian
b. Bagi kepentingan metodologi
1) Peneliti berharap ini bisa di kembangkan lagi kedepanya mengenai
program apa saja yang bisa dilakukan dalam upaya pencegana dan
pengendalian covid-19
2) Penelitian selanjutnya dengan kualitas lebih baik yang akan sangat
membantu proses perkembangan program pencegahan covid-19

52
yang dapat dipraktikan di Indonesia. Jika ditemukan yang terbaru
dengan kualitas penelitian yang lebih baik maka tinjauan literatur
dapat di upgrade sebagai pedoman dalam pencegahan covid-19
c. Peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian yang serupa
diharapkan bisa menambahkan program-program terbaru dalam upaya
pencegahan dan pengendalian transmisi covid-19

53
DAFTAR PUSTAKA

Alia, E. C. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan
Covid-19. 4(4), 298–304.

Amalliah, R. Y. (2020). Strategi Komunikasi Persuasif Dalam Sosialisasi


Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 di Lingkungan Warga Palmerah
Jakarta Barat. 5(November).

Anies. (2020). Covid-19 seluk beluk corona virus (N. Hidayah, ed.). jogjakarta:
Arruz Media.

Baharuddin, & Fathimah. (2020). Covid-19 melindungi diri sendiri dengan lebih
memahami virus corona (A. Prabawati, ed.). Yogyakarta: Rapha Publishing.

Beiu, Mihai, Popa, & Popescu. (2020). Frequent hand washing for COVID-19
prevention can cause hand dermatitis : management tips. 12(4).

Biomedis, P., & Kesehatan, D. (2020). Penatalaksanaan dan Pemeriksaan


Spesimen COVID-19.

Dbouk, T., & Drikakis, D. (2020). On coughing and airborne droplet transmission
to humans. Physics of Fluids, 32(5). https://doi.org/10.1063/5.0011960

Dylan, T. (2020). Penyelesaian masalah etik dan legal dalam penelitian


keperawatan. Chemical Information and Modeling, 1689–1699.

Fatia, Z. . H. K. (2020). Upaya Program balai Edukasi Corona Berbasis Media


Komunikasi Dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19. 2(1), 17–24.

Hellewell, J. (2020). Feasibility Of Controlling Covid-19 outbreaks by Isolation


Of Cases and Contacts. 8. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30074-7

Kamus besar bahasa indonesia. (2020). Retrieved from


http://kbbi.kemdikbud.go.id

Kemenkes. (2020). Situasi terkini perkembangan Novel (COVID-19). Retrieved


from https://infeksiemerging.kemkes.go.id/do%0Awnloads/?
dl_page=10#.X1EL03kzbIU

54
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19). Germas, 0–115.

KementrianKesehatanRI. (2020). Dokumen resmi. Pedoman Kesiapan


Menghadapi COVID-19, 0–115.

Kiti, annisa ammalia. (2020). Edukasi cara mencuci tangan yang baik dan benar
sebagai upaya untuk mencegah COVID-19 di Desa Tibang Kecamatan Syiah
Kuala. 2(1), 47–53.

Lau, H., Khosrawipour, V., Kocbach, P., Mikolajczyk, A., Schubert, J., Bania, J.,
& Khosrawipour, T. (2020). The positive impact of lockdown in Wuhan on
containing the COVID-19 outbreak in China. Journal of Travel Medicine,
27(3), 1–7. https://doi.org/10.1093/jtm/taaa037

Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Severe acute respiratory syndrome
(SARS) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): From causes to
preventions in Hong Kong. International Journal of Infectious Diseases, 94,
156–163. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.059

Lee, V. J., Chiew, C. J., & Khong, W. X. (2020). Interrupting transmission of


COVID-19: lessons from containment efforts in Singapore. Journal of
Travel Medicine, 27(3), 1–5. https://doi.org/10.1093/jtm/taaa039

Listina, O., Solikhati, D. I. K., & Fatmah, I. S. (2020). Edukasi Corona Virus
Desease 19 (Covid-19) Melalui Penyebaran Poster Kepada Masyarakat
Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia,
1(2), 10–10. Retrieved from
http://ojs.stikesbhamadaslawi.ac.id/index.php/JABI/article/view/210

Liu, F., Wang, W., Yu, H., Wang, Y., Wu, W., Qin, X., & Zhao, Y. (2020).
Prevention and control strategies of general surgeons under COVID-19
pandemic. Surgery in Practice and Science, 1(April), 100008.
https://doi.org/10.1016/j.sipas.2020.100008

Liu, Y., Gayle, A. A., Wilder-Smith, A., & Rocklöv, J. (2020). The reproductive
number of COVID-19 is higher compared to SARS coronavirus. Journal of

55
Travel Medicine, 27(2), 1–4. https://doi.org/10.1093/jtm/taaa021

Okoli, C. (2017). Komunikasi Asosiasi untuk Sistem Informasi Panduan untuk


melakukan ulasan literatur sistematis mandiri.

Parinduri, A. I., Octavariny, R., Studi, P., Masyarakat, K., Studi, P., Program, K.,
… Kesehatan, E. (2021). Edukasi Tentang Penerapan Protokol Kesehatan
Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Di Kabupaten Serdang. 1(1), 24–28.
https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.559

Pennington, T. (2020). Panduan Kesiapsiagaan Hadapi Virus Corona (A. F.


Winda, ed.). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rahmah, S. F., Mahda, D. R., Purwati, T., Suryo, B., & Nasution, A. M. (2020).
Edukasi Protokol Kesehatan dalam Menjalankan New Normal di Masa
Pandemik Melalui Media Poster Corona virus adalah keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit mulai ( MERS ) dan Severe Acute Respiratory
Distancing , Stay at Home , memakai Covid-19 Mengg. Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ.

Rivai, A. (2020). Menyikapi Virus Corona Pada Kesehatan Masyarakat.


Retrieved from http://umg.ac.id/index.php/opini/5

Rosidin, U. (2020). Perilaku dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pencegahan


dan Penanggulangan Pandemi Covid-19 di Desa Jayaraga Kabupaten
Garut. 5(1). https://doi.org/10.24198/umbara.v5il.28187

Safitri, H. I., & Harun, H. (2020). Membiasakan Pola Hidup Sehat dan Bersih
pada Anak Usia Dini Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 385.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.542

Stadnytskyi, V., Bax, C. E., Bax, A., & Anfinrud, P. (2020). The airborne lifetime
of small speech droplets and their potential importance in SARS-CoV-2
transmission. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United
States of America, 117(22), 3–5. https://doi.org/10.1073/pnas.2006874117

56
Sudarna, I. ketut. (2020). Covid-19 Perspektif Agama dan Kesehatan. Denpasar:
Yayasan kita menulis.

Sumampou, O. jufri. (2017). Pemberantasan penyakit menular. CV BUDI


UTAMA.

Swaesti, E. (2020). Pedoman Pencegahan dan Penanganan Corona Virus


(Emirfan, ed.). Yogyakarta: Javalitera.

Tabi’in, A. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak usia dini
sebagai upaya pencegahan covid-19. https://doi.org/10.18592/jea..v6i1.3620

Utami, R. A., Mose, R. E., & Martini, M. (2020). Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di DKI Jakarta.
Jurnal Kesehatan Holistic, 4(2), 68–77. https://doi.org/10.33377/jkh.v4i2.85

WHO. (2020a). Coronavirus Disease (Covid-19) Pandemic. Retrieved from


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

WHO. (2020b). who_director_general_remarks_at_the media. Retrieved from


https://www.who.int/dg/speeches/detail/

World Health Organization. (2020). Transmisi SARS-CoV-2 : implikasi terhadap


kewaspadaan pencegahan infeksi. Pernyataan Keilmuan, 1–10. Retrieved
from who.int

Zhang, M., Zhou, M., Tang, F., Wang, Y., Nie, H., Zhang, L., & You, G. (2020).
Knowledge, attitude, and practice regarding COVID-19 among healthcare
workers in Henan, China. Journal of Hospital Infection, 105(2), 183–187.
https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.04.012

Ziyan., N. A., & Muflihah. (2020). Langkah Taktis Pencegahan covid-19 di Desa
Lowayu Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. 7(2), 360–370.

57

Anda mungkin juga menyukai