Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP VIRUS COVID – 19

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


Disusun Oleh:
1. Fenti Trisviana (P17240201001)
2. Mila Amalia Griselda (P17240201002)
3. Candra Retno Ningrum (P17240201003)
4. Ega Salsabilla Arnasya (P17240201004)
5. Melly Indah Kurniasari (P17240201005)
6. Rista Prasetyani (P17240201006)
7. Indra Kartika Arum (P17240201007)
(Tingkat 1A)

PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Maret 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul” Konsep
Virus COVID - 19” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 1.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada : Ns.Ika Indah, S.Kep.,M.Kep . dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1
serta teman-teman yang telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga
awal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dari pembaca pada
umumnya.

Trenggalek,20 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................
1.3. Tujuan Makalah .............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1. Definisi Virus COVID - 19.........................................................................................
2.2. Etiologi Virus COVID - 19..........................................................................................
2.3. Tanda dan Gejala dari Virus Covid- 19.......................................................................
2.4. Komplikasi Virus Covid – 19...................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................


3.1. Kesimpulan ................................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit corona virus 2019 atau  Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari penyakit ini
adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2). Kasus COVID-19
pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019.
Dalam beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara, baik
di Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta Afrika. Pada tanggal 11 Maret 2020,
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan
penyebaran COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi.
Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember
2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia
kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga
menjadi penyakit radang paru. Di Indonesia sendiri, masih melawan Virus Corona hingga
saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus bertambah
dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal. Usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip
Flu.
Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di
berbagai negara. Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona
hanya 2 orang, namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang
yang terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk
mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang
terjangkit Covid-19.

Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru hampir
dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang
lainnya. Bahkan tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi
penyebaran virus corona ini. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti
physical distancing (jaga jarak), lock down, bahkan di beberapa daerah pun telah
diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun masih banyak
masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga akhirnya penyebaran virus
ini berjalan sangat cepat.

Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona


serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat.
Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini
serta belum tersedianya vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena masih
dalam pencarian dan penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam
mengenai permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari Virus Covid – 19?
2. Bagaimana Etiologi dari Virus Covid – 19?
3. Apa saja tanda dan gejala dari Virus Covid – 19?
4. Apa saja Komplikasi dari Virus Covid – 19?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari Makalah yang kami buat ini adalah agar pembaca makalah ini dapat
mengerti atau mengetahui tentang konsep dari virus Covid – 19 yang terdiri dari Definisi
dari covid – 19, Etiologinya, Tanda Gejalanya, dan juga Komplikasi dari Covid – 19.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI COVID – 19

Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Nama
ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi penyakit ini.
Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran pernafasan
sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrme (SARS).
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa,
anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Covid 19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa
bulan.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia).
Berdasarkan Panduan Surveilans Global WHO untuk novel Corona-virus 2019
(COVID-19) per 20 Maret 2020, definisi infeksi COVID-19 ini diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Kasus Terduga (suspect case)
a. Pasien dengan gangguan napas akut (demam dan setidaknya satu tanda/gejala
penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas), DAN riwayat perjalanan atau
tinggal di daerah yang melaporkan penularan di komunitas dari penyakit
COVID-19 selama 14 hari sebelum onset gejala; atau
b. Pasien dengan gangguan napas akut DAN mempunyai kontak dengan kasus
terkonfirmasi atau probable COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum onset;
atau
c. Pasien dengan gejala pernapasan berat (demam dan setidaknya satu
tanda/gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas DAN
memerlukan rawat inap) DAN tidak adanya alternatif diagnosis lain yang
secara lengkap dapat menjelaskan presentasi klinis tersebut.
2. Kasus probable (probable case)
a. Kasus terduga yang hasil tes dari COVID-19 inkonklusif; atau
b. Kasus terduga yang hasil tesnya tidak dapat dikerjakan karena alasan apapun.
3. Kasus terkonfirmasi yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan laboratorium infeksi
COVID-19 positif, terlepas dari ada atau tidaknya gejala dan tanda klinis.
2.2. ETIOLOGI COVID – 19

Etiologi coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah virus dengan nama


spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2 yang disebut SARS-CoV-2.
SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang
positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang
menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan
polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid
(N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein
aksesoris lainnya.
Famili coronaviridae memiliki empat generasi coronavirus, yaitu alpha
coronavirus (alphaCoV), beta coronavirus (betaCoV), delta coronavirus (deltaCoV),
dan gamma coronavirus (gammaCoV). AlphaCoV dan betaCoV umumnya memiliki
karakteristik genomik yang dapat ditemukan pada kelelawar dan hewan pengerat, sedangkan
deltaCoV dan gammaCoV umumnya ditemukan pada spesies avian.[1-3]
SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens genom SARS-
CoV-2 identik dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai merupakan
inang asal dari virus SARS-CoV-2. Virus ini memiliki diameter sebesar 60–140 nm dan dapat
secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, disinfektan yang
mengandung klorin, asam peroksi asetat, dan kloroform. SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat
hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil
dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam,
dan pada karton selama 24 jam.[1-3,8]
Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di pasar basah di Kota Wuhan yang
menjual binatang hidup eksotis. Oleh sebab itu, transmisi binatang ke manusia merupakan
mekanisme yang paling memungkinkan. Berdasarkan hasil genom SARS-CoV-2, kelelawar
dipercayai menjadi inang asal. Akan tetapi, inang perantara karier dari virus ini masih belum
diketahui secara pasti.[1,2,9]
Transmisi antar manusia dapat terjadi melalui droplet yang dikeluarkan saat individu
yang terinfeksi batuk atau bersin pada jarak ± 2 meter. Droplet yang hinggap pada mulut atau
hidung dapat terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Kontak pada barang yang
sudah terkontaminasi oleh droplet pasien COVID-19, yang diikuti dengan sentuhan pada
mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu juga dapat menjadi salah satu
transmisi penyebaran virus, walaupun rute ini bukan transmisi utama penyebaran virus.
[1,2,9,10]
Transmisi vertikal dari ibu ke janin secara intrauterine atau saat lahir pervaginam sampai
sekarang belum diketahui secara pasti.[9,11,12]
2.3. TANDA GEJALA COVID – 19

A. Tanda – Tanda COVID – 19 :


1. Parosmia

Dikutip dari Healthline, parosmia atau distorsi penciuman ini menyebabkan


penderitanya mengalami 'halusinasi penciuman'. Misalnya bau harum mungkin
akan tercium busuk di indra penciumannya. Seorang ahli bedah telinga, hidung,
tenggorokan (THT), Profesor Nirmal Kumar menjelaskan gejala satu ini cukup
unik dan aneh. Hal ini pun pernah dialami oleh dua pasiennya. "Yang satu
mengatakan saat mencium aroma, bau yang mereka rasakan adalah seperti bau
ikan. Dan yang lainnya mencium bau terbakar, meski di sekitarnya tidak ada
asap," kata Profesor Kumar yang dikutip dari Daily Star. "Kami menyebutnya
virus neurotropik. Artinya, virus ini mempengaruhi saraf di atap hidung, seperti
gangguan pada sistem saraf Anda, dan saraf tidak berfungsi," lanjutnya.
2. Delirium

Tanda-tanda gejala COVID-19 terbaru lainnya adalah delirium. Ini merupakan


gejala mental yang membuat pengidapnya mengalami kebingungan berat dan
kesadaran yang berkurang akibat terganggunya sistem saraf pusat. Umumnya,
gejala COVID-19 terbaru ini muncul pada kelompok lanjut usia atau lansia.
"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung
dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi," kata peneliti dari University of
Catalonia, Javier Correa.
3. Kelelahan

Kelelahan juga termasuk ke dalam tanda-tanda gejala COVID-19 terbaru yang


banyak dialami pasien Corona. Berdasarkan studi yang di publikasi di Journal of
the American Medical Association (JAMA), ini jadi salah satu gejala yang bisa
bertahan lama setelah seseorang terinfeksi COVID-19.Dari studi ini ditemukan
sebanyak 53 persen pasien Corona mengalami gejala kelelahan selama sekitar 60
hari, setelah gejala COVID-19 pertama kali muncul.
4. Sakit mata

Berdasarkan studi di Anglia Ruskin University (ARU), Inggris, sebanyak 18


persen pasien Corona mengalami salah satu gejala baru yaitu fotofobia atau
sensitivitas cahaya.Dari 83 responden, 81 persennya melaporkan adanya masalah
mata dalam dua minggu pasca gejala COVID-19 lainnya muncul. Dari jumlah
tersebut, 80 persen melaporkan masalah mata yang mereka alami berlangsung
selama kurang dari dua minggu."Ini adalah studi pertama yang menyelidiki
berbagai gejala mata yang mengindikasikan konjungtivitis dalam kaitannya
dengan COVID-19, kerangka waktunya dalam kaitannya dengan gejala COVID-
19 yang diketahui dan durasinya," jelas penulis utama Profesor Shahina Pardhan,
Direktur Vision and Eye Research Institute di ARU.
5. Masalah pencernaan

Sebuah studi mengungkapkan infeksi virus Corona bisa mengakibatkan masalah


pencernaan, seperti diare dan muntah-muntah. Umumnya, tanda-tanda gejala
COVID-19 terbaru ini terjadi disertai dengan gejala Corona lainnya.
Meski begitu, hanya empat persen orang yang didiagnosis positif COVID-19
dengan diare dan muntah sebagai gejala tunggal tanpa adanya gejala penyerta.
6. Nyeri otot

Penelitian yang dipublikasi di The Journal Annals of Clinical and Translational


Neurology menemukan sebanyak 44,8 persen relawan yang berpartisipasi dalam
studi ini mengalami nyeri otot akibat COVID-19.Rasa nyeri yang muncul ini
mungkin disebabkan akibat peradangan yang terjadi di dalam tubuh akibat infeksi
virus Corona. Tak hanya pasien Corona saja, orang yang sudah sembuh dari
infeksi Corona juga bisa mengalami nyeri otot ini.
7. Ruam kulit

Tanda-tanda gejala COVID-19 terbaru yang juga sudah dialami pasien COVID-
19 adalah ruam di kulit. Menurut dokter kulit dari DNI Skin Centre, Dr dr I Gusti
Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV, infeksi virus Corona bisa
menyebabkan ruam kulit. Namun, cenderung bersifat ringan dan tidak berisiko
fatal."Kemungkinan muncul ruam pada pasien COVID itu bervariasi risikonya
sekitar 0,2-20 persen," jelas dr Darma.
8. Hilang kemampuan indra penciuman dan perasa

Kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa atau anosmia juga


termasuk sebagai tanda-tanda gejala COVID-19 terbaru yang banyak dialami.
Bahkan butuh waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sampai fungsi
indra tersebut kembali normal.Beberapa pasien yang mengalami gejala COVID-
19 ini seringkali membutuhkan perawatan hingga terapi. Hal ini dilakukan untuk
'memperbaiki' otak agar bisa mengenali rasa, baru, dan aroma yang akurat seperti
sebelumnya.
B. Gejala dari COVID – 19:

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah
itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala
yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi
melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk
 Sesak napas Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Demam adalah gejala yang paling umum, meskipun beberapa orang yang
lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya mengalami demam
di kemudian hari. Dalam satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika
mereka datang ke rumah sakit, sementara 89% mengalami demam di beberapa titik
selama dirawat di rumah sakit.
Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan ,
sesak napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual ,
muntah , dan diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang
umum termasuk bersin, pilek, atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China
awalnya hanya disertai sesak dada dan jantung berdebar . Penurunan indra
penciuman atau gangguan dalam rasa dapat terjadi. Kehilangan bau adalah gejala
yang muncul pada 30% kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan. Seperti yang
umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali terinfeksi
dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi .
Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat
berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5% orang yang mengalami gejala
akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi. Sebagian kecil kasus tidak
mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu tertentu. Pembawa tanpa
gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam transmisi belum sepenuhnya
diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa mereka dapat berkontribusi pada
penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi
tetap tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit. Berikut urutan gejala COVID-
19 dari hari ke hari :
1. Hari ke-1
Saat hari pertama terinfeksi COVID-19, gejala ringan mulai muncul seperti
demam dan batuk.Namun, pada sebagian kecil kasus juga mengalami gejala
lain seperti diare atau mual. Gejala ini bisa muncul 1-2 hari sebelumnya dan
bisa menjadi tanda infeksi yang lebih parah.
2. Hari ke-3
Di hari ketiga ni, rata-rata pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit
di Wenzhou mulai mengalami gejala. Berdasarkan penelitian terhadap 550
rumah sakit di seluruh China, banyak pasien COVID-19 yang dirawat mulai
mengembangkan pneumonia di hari ketiga.
3. Hari ke-5
Di hari kelima, pasien COVID-19 yang parah bisa mengalami gejala
Corona yang lebih buruk. Mereka mungkin mengalami kesulitan bernapas,
terutama pada kelompok lansia atau orang dengan penyakit komorbid yang
berpengaruh sebelumnya.
4. Hari ke-7
Pada hari ketujuh, pasien COVID-19 di Wuhan, China rata-rata mengalami
gejala lainnya. Umumnya, mereka mengalami gejala sesak napas.
5. Hari ke-8
Di titik ini, pasien dengan COVID-19 yang parah mungkin akan
mengalami sesak napas, pneumonia, atau sindrom gangguan pernapasan akut
(ARDS). Jika mengalami sindrom ARDS ini seringkali berakibat fatal.
6. Hari ke-9
Beberapa pasien di Wuhan juga mulai mengembangkan gejala sepsis pada
hari ke-9. Sepsis merupakan infeksi yang disebabkan karena respons
kekebalan yang agresif.
2.4. KOMPLIKASI DARI COVID – 19
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.researchgate.net/publication/341096752_MAKALAH_BAHASA_IN
DONESIA_PENGERTIAN_COVID-
19_DAN_BENTUK_PARTISIPASI_DALAM_MEMERANGI_NYA

2.  https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/101/110. 
3. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus-disease-2019-
covid-19/etiologi
4. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5369806/catat-ini-urutan-gejala-covid-
19-dari-hari-ke-hari
5. https://osf.io/vydbg/download/?format=pdf.
6. 8 Tanda-tanda Gejala COVID-19 Terbaru yang Tak Boleh Diabaikan (detik.com)

Anda mungkin juga menyukai