Disusun Oleh
Tingkat 2A
2022
1. Kasus Semu
Kolaborasi
Dari kasus diatas yang termasuk kolaborasi adalah saat perawat jaga
mengaktifkan code blue atau kode isyarat bahwa pasien mengalami henti jantung
dan memanggil tim resusitasi. Sebelum tim resusitasi hadir, perawat yang telah
dibekali kemampuan bantuan hidup dasar dapat memulai kompresi dada. Saat
anggota tim pelayananan kesehatan di bangsal yang sama masuk ke ruangan
tersebut, perawat tersebut mengumumkan status henti jantung pada pasien dan
mengarahkan anggota tim untuk membantu kompresi dada dan mengambil alat
defibrilator. Perawat tersebut menjadi pemimpin dalam tata laksana pasien henti
jantung sampai tim resusitasi akut mengambil alih dan memberikan bantuan hidup
lanjut yang diperlukan.
Negosiasi
Dari kasus diatas yang termausk negosiasi adalah saat perawat A berganti
sift dengan perawat lainnya dan perawat B ditunjuk untuk mengantikan sift
tersebut, tetapi perawat B mengajukan keberatan karena dia tidak pernah
menangani dan menjaga pasien dengan masalah henti jantung , perawat B sendiri
biasanya ditempatkan di ruang anak, dan perawat B juga komperhensif dalam
melakukan tugasnya selama ini. Lalu Kepala ruangan berdiskusi dengan perawat
B dan perawat- perawat lainnya untuk menyelesaikan masalah ini, dan akhirnya
tugas perawat B digantikan oleh perawat C yang sudah berpengalaman menangani
pasien henti jantung, dan perawat B bertugas di bagian anak. Mereka berdua
sama-sama setuju dan sepakat.