Anda di halaman 1dari 90

BIOLOGI SEL

Penyusun: Yayuk Farida Kusumadewi, S.Pd., M.Pd.

1. Pengantar
Dalam hierarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi sederhana yang
dapat melangsungkan metabolisme untuk hidup. Dalam lingkungan kita terdapat berjuta-juta
organisme bersel tunggal, misalnya amoeba. Sel juga mengalami perbanyakan yang kita kenal
dengan reproduksi sel.
Organisme bersel banyak yang kita sebut sebagai multiseluler termasuk hewan,
tumbuhan, dan manusia merupakan organisme yang kompleks dimana sel-sel tubuhnya
bekerjasama menyusun jaringan dan organ. Pada saat kita membaca tulisan ini, sel-sel otot
mata kita menggerakkan mata sepanjang buku yang kit abaca, dan kalau kita memutuskan
menyudahi bacaan kita maka sel saraf akan menghantarkan keputusan ke otak supaya tangan
menutup buku.
Dalam setiap sel terdapat berbagai struktur seluler mikroskopis yang teratur dan
membangun kerangka seluler dalam mendukung kehidupan. Semua struktur mikroskopis
seluler mempunyai tugas khusus yang berbeda. Misalnya organisme dalam laut dan organisme
air tawar, kita dapat memperkirakan struktur selnya mempunyai struktur berbeda sebagai
akibat adaptasi dalam lingkungannya.
Untuk pengamatan sel yang merupakan organisasi mikroskopis kita membutuhkan alat
untuk mengamatinya, yaitu mikroskop. Pembahasan modul ini meliputi, struktur dan fungsi
organel sel hewan dan tumbuhan, reproduksi sel secara mitosis dan meiosis dan mikroskop
sebagai alat untuk mengamati bagian kecil tubuh
Sebagai seorang profesional perawat yang berhadapan dengan manusia sebagai
kliennya, pemahaman tentang konsep sel ini sebagai bagian dari ilmu biologi merupakan
bagian yang penting disamping ilmu lainnya seperti psikologis, sosial, dan spiritual. Di samping

1
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
itu, perawat dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
terutama yang berkaitan dengan kecanggihan teknologi pengobatan saat ini dengan
menggunakan pemahaman konsep sel sebagai ilmu sains dasar.

2. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan akan dapat memahami materi Biologi
sel dan mampu menerapkan konsep biologi secara terintegrasi sebagai landasan dalam
mempelajari ilmu-ilmu lanjutan yang akan digunakan dalam praktik keperawatan
dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:
a. Mengetahui teori-teori tentang sel
b. Menjelaskan bagian-bagian sel
c. Menjelaskan struktur dan fungsi organel sel
d. Menjelaskan proses tahapan reproduksi sel secara mitosis dan meiosis
e. Mengenal bagian-bagian mikroskop
f. Mendeskripsikan fungsi bagian-bagian mikroskop
g. Menggunakan mikroskop dengan benar
h. Melakukan praktek pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan
i. Membuat laporan pengamatan
j. Mempresentasikan hasil laporan
k. Menjelaskan perbedaan katabolisme dan anabolisme

2
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4. Kegiatan Belajar
4.1 Kegiatan Belajar 1
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL
4.1.1 Uraian Materi

A. Teori Sel

Tahun 1665 Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber.
Menemukan ruang kosong yang dibatasi dinding tebal (cellulae = sel). Penelitian menunjukkan
bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh
Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan
mikroskop.

Sumber : http://www.tulane.edu/~wiser/cells/ dan http://www.nndb.com/people


Gambar 1.1 Sayatan gabus hasil pengamatan Robert Hooke

Antonie van Leeuwenhoek


• Merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal
• Digunakan untuk mengamati air rendaman jerami
• Menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air

Gambar 1.2 Antonie van


Leuwenhoek pada tahun 1600
menggunakan mikroskop
untuk pertama kalinya

3
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Jacob Schleiden (botanist) dan Theodor Schwan (zoologist)
Melakukan pengamatan pada sel hewan dan sel tumbuhan kemudian menyimpulkan bahwa:
• Tiap Makhluk hidup terdiri dari sel
• Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup
• Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain bersel banyak

Max Schultze
• Protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan
• Protoplasma merupakan bagian penting sel tempat berlangsung reaksi kimia kehidupan
• Muncul teori sel bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan

Rudolf Virchow
• Omni cellulae ex cellulae ( semua sel berasal dari sel sebelumnya)
• Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup

Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut
Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan
Nukleoplasma. Robert Brown mengemukakan bahwa nukleus (inti sel) adalah bagian yang
memegang peranan penting dalam sel dan menemukan dalam plasma sel terjadi gerakan yang
disebut gerak Brown.

Sumber : http:// home.tiscalinet.ch/biografien/images/schleiden dan


http://home.tiscalinet.ch/biografien/images/

Gambar 1.3 Mathias J. Schleiden(1804-1882), T. Schwann (1810-1882) dan R.


Virchow(1821-1902)

4
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber : http://clendening.kumc.edu/dc/pc/hitzig.jpg
Gambar 1.4 Johannes E. Purkinye (1787-1869)

B. Sel Prokariotik Dan Eukariotik

Sumber: http://www.phschool.com/science/biology_place/biocoach/cells/common.html

Gambar 1.4 Sel bakteri (prokaryotic cell) dan sel hewan (eukaryotic cell)

Di dunia terdapat dua macam sel berdasarkan keberadaan membrane intinya, yaitu sel
prokaryot yang tidak mempunyai membran inti sehingga nukleusnya belum dapat disebut
sebagai nukleus, melainkan nukleoid, sedangkan sel eukaryote yang mempunyai membran
inti. Selain membran inti atau nukleoplasma, masing-masing sel tersebut juga mempunyai
bagian sel yang berbeda.Antara sel prokaryotic dan eukaryotic mempunyai perbedaan dalam
beberapa hal, seperti yang tersaji berikut ini.

5
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Tabel 1.1 Perbedaan prokariot dan eukariot

C. Anatomi Dan Fisiologi Sel Eukariotik

Pada umumnya sel eukariotik berukuran sangat kecil. Ada yang lebih kecil dari 1 mm
dan ada yang sampai 1/1000 milimeter. Berikut adalah perbandingan ukuran beberapa sel.

Sumber: Partin, 2007


Gambar 1.5 Kisaran Ukuran Sel

6
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Komponen-komponen sel tertentu tidak dapat di-amati dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Oleh sebab itu, untuk mengamati komponen-komponen seluler, diperlukan alat bantu
berupa mikroskop elektron. Beberapa besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel
ditunjukkan pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Besaran-besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel (Sheeler & Bianchi,
1983)
1 meter (m) = 39,4 inci (in)
1 meter (m) = 100 centimeter (cm)
1 centimeter (cm) = 10 milimeter (mm)
1 milimeter (mm) = 1000 mikrometer atau (m)
micron
1 mikro (m) = 1000 nanometer atau (m)
meter milimikron
1 nanometer (nm) = 10 Amstrong (Å)

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:


1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
(untuk sel tumbuhan, di luar selaput plasma terdapat dinding sel)

7
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: http://www.biologyjunction.com/images/04-05A-AnimalCell-L.jpg

Gambar 1.6 Struktur sel hewan

Sumber: http://www.biologyjunction.com/images/plant20cell20lab1.jpg

Gambar 1.7 Struktur sel tumbuhan

1. Selaput Plasma (Plasmalemma) atau membran sel

Pada tahun 1972 S.J. Singer dan G.N.Nicholson mengusulkan model struktur membran
yang dikenal dengan Fluid Mozaik Model, yang dapat dilihat pada gambar 1.8. Yaitu selaput

8
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia lipoprotein
(gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).Lipoprotein ini tersusun atas 3
lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein
(Trilaminer Layer).
Lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat hidrofilik
(larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat selektif Permeabel atau Semi
Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat di lewati molekul
tertentu saja.

Sumber: http://legacy.hopkinsville.kctcs.edu/instructors/Jason-Arnold/VLI/Module%202/m2cellstructure/f4-
05_a_model_of_the_pl_c.jpg

Gambar 1.8 Struktur membran sel

Sumber: http://www.cytochemistry.net/cell-biology/membr1.jpg

Gambar 1.9 Membran sel melalui mikroskop TEM

9
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan transportasi zat dari sel yang satu ke
sel yang lain. Terlihat gambar berikut a. Molekul kecil, b. Lemak, c. Air, d. Ion

Sumber: Biology

Gambar 1.10 Macam-macam substansi yang melewati membran sel

Khusus pada sel tumbuhan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi
yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).

Sumber : http://sun.menloschool.org/~dspence/biology/chapter5/images/plant_cellwall.jpg

Gambar 1.10 Struktur dinding sel tumbuhan

10
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: Biology
Gambar 1.11 Struktur dinding sel tumbuhan

Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa selulosa, di antara kedua lapisan selulosa
tadi terdapat rongga yang dinamakan lamel tengah (middle lamel) yang dapat terisi oleh zat-
zat penguat seperti lignin, chitine, pektin, suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel
tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut noktah. Pada noktah/pit sering
terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama
dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel


Bagian yang cair dalam sel dinamakan sitoplasma atau sitosol. Sitosol merupakan bagian
dari sitoplasma yang mengisi ruang-ruang antar organel sel. Penyusun utama dari sitoplasma
adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi
kimia sel. Khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma, sedang
bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan organel Sel. Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-
fungsi kehidupan). Beberapa organel sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Terdapat
beberapa organel yang hanya ada pada sel tumbuhan atau sebaliknya terdapat organel yang
hanya ada pada sel hewan.

11
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
a. Nukleus

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm,
organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota Kebanyakan
sel memiliki satu nukleus, tetapi ada juga yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot
rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang

Sumber: http://faculty.southwest.tn.edu/rburkett/Cell%20s11.jpg

Gambar 1.12 Struktur nukleus


Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut
nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yaitu membran luar dan
dalam yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah
pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung
nukleus menyatu. Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi
kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan
menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur
terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat

12
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus,
bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim
molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein
yang disintesis

b. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang
tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa
juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip
dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil
yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.

Sumber: http://iws.collin.edu/biopage/faculty/mcculloch/1406/outlines/chapter%207/rougher2.jpg

Gambar 1.13 Ribosom

13
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi
di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom,
atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat
saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.

c. Reticulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan sistem endomembran yang berasal dari perluasan


selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan
vesikel saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.

Sumber: http://legacy.hopkinsville.kctcs.edu/instructors/Jason-Arnold/VLI/Module%202/m2cellstructure/f4-
12_endomembrane_syst_c.jpg

Gambar 1.14 Retikulum endoplasma


Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti
organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein
14
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di
dalam lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan
penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan
ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma,
dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya.
Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum
endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis
sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim
yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel
menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh

d. Badan golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas
setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai
delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan
sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas
metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi.
Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.

Sumber: Campbell
Gambar 1.15 Badan golgi

15
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang
menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen
sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim
ke tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar
sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula
yang ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran
plasma di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan
membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila
membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa
ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.

e. Lisosom

Lisosom terdapat dalam sel hewan, merupakan vesikel atau kantung kecil yang
membawa lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks.
Sel akan menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom tersebut.
Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk.
Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.

Sumber: Biologi, Campbel

Gambar 1.16
Lisosom

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis
ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut
autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga
16
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri
atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel
darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

f. Vakuola

Pada sel tumbuhan fungsi vakuola mirip dengan fungsi lisosom pada hewan. Membran
vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola,
berasal dari kata yang berarti 'kosong', dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki
struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk
dari gabungan banyak vesikel.
vakuola

Sumber: Campbel

Gambar 1. 17
Vakuola

Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang
kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke
dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola
sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam,
pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam
vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam
mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar
makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola
kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel
17
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
g. Mitokondria

Banyak terdapat pada sel eukariot dan menempati sampai 25 persen volume
sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari
nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti
benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.

mitokondria

Sumber: http://www.sciencephoto.com/image/214985/350wm/G4650052-SEM_of_mitochondria-SPL.j

Gambar 1.18 Mitokondria

krista

Sumber: http://udspace.udel.edu/bitstream/handle/19716/1661/ecu12.gif?sequence=1

Gambar 1.19 Krista mitokondria


Mitokondria memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam,
yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar
daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke
dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi selular, yaitu suatu proses kimiawi
yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu

18
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.
Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang
dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota

h. Plastida

Plastida merupakan organel yang berdiameter 3 – 6 mikron dan bermembran ganda.


Plastid ada yang mempunyai warna dan ada yang tidak berwarna. Terdapat 3 tipe plastid,
yaitu leukoplas, kromoplas dan kloroplas.
Leukoplas merupakan plastid tidak mengandung pigmen berwarna. Fungsinya untuk
menyimpan amilum (amiloplas), menyimpan lemak (elaioplas) dan menyimpan protein
(proteoplas).
Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen berwarna warni, misalnya
karotenoid (memberi warna kuning, orange, coklat pada buah, bunga, daun). Biasanya
karotenoid yang ada pada wortel disebut karoten dan yang berwarna kuning disebut dengan
xantofil. Kromoplas pada golongan alga juga bermacam-macam, misalnya fikoeritrin
mengandung pigmen merah, fikosianin mengandung pigmen biru, dan fukosantin yang
mengandung pigmen coklat.
Kloroplas merupakan organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga yang
mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu
serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan
dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.

19
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: http://www.eplantscience.com/index/images/Plant%20Cells/Chloroplast/image_file/chloroplast07_large.jpg

Gambar 1.20 Kloroplas

Satu sel alga uniselular dapat memiliki satu kloroplas, sementara satu sel daun dapat
memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Kloroplas cenderung lebih besar daripada mitokondria,
dengan panjang 5–10 µm atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti
mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam
fotosintesis. Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-
kantong pipih disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu
tumpukan yang disebut granum (jamak, grana).
Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa dengan membran dalam
mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP. Sebagian ATP yang terbentuk ini
digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah karbon dioksida menjadi senyawa antara
berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi
karbohidrat.Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri
serta tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini juga dapat berpindah-
pindah tempat di dalam sel

20
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
i. Peroksisom

Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel
eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim
yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini
digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas
peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian
dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.

Sumber: http://faculty.une.edu/com/abell/histo/histolab2.htm

Gambar 1.21 Peroksisom


Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul beracun
yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan
berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam
tahap perkecambahan

j. Sitoskeleton

Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder
berongga yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan
kromosom pada saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu
21
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan
membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa
batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan,
pembentukan pseudopodia untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam
sitoplasma sel tumbuhan.

Keterangan:

a. silia

b. penampang melintang
silia

Sumber : Biology

Gambar 1.22 Macam sitoskeleton

k. Sentrosom (Sentriol)

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun
Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Terdapat pada sel hewan.

22
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: Biology
Gambar 1.23 Sentriol
D. Transport Pada Membran Sel
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak
memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan
difusi. Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi
dipermudah dengan protein pembawa.

Sumber: Biology

Gambar 1.24
Difusi

Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air
melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Contoh membran : membran plasma,
membran vakuola, membran kloroplas.

23
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sifat membran solvent (pelarut) solut(zat terlarut)
permeabel + +
semi permeabel + -
selektif permeabel + +/-
impermeabel - -

Keterangan:
+ = dapat lewat - = tidak

Fenomena pengaruh osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan berbeda. Hal ini
disebabkan karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Berikut adalah gambar pengaruh
osmosis pada sel hewan yang diwakili oleh sel darah merah. Dalam larutan yang hipertonik sel
mengalami pengerutan atau yang disebut dengan krenasi. Dalam larutan yang hipotonik, sel
darah akan kemasukan air terus menerus dan akhirnya pecah atau lisis (pecah). Sedangkan sel
tumbuhan bentuknya tetap walau berada dalam larutan hipertonik karene mempunyai
dinding sel. Pada sel tumbuhan dalam larutan hipertonik akan mengalami plasmolisis, yaitu
lepasnya membran sel dari dinding sel.

Hipertonik isotonic hipotonik

Sumber: Biology

Gambar 1.25 Pengaruh osmosis pada eritrosit

Transport aktif adalah transpor zat masuk dan keluar dari sel memerlukan energi atau
ATP. Contohnya pompa natrium dan kalium, endositosis dan eksositosis. Dalam transpor aktif
24
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
protein tidak sekedar sebagai pembawa tetapi juga sebagai enzim ATPase. Gerakan impuls
saraf dari dan ke otak dan ke bagian lain tubuh tergantung gerakan ion Na melewati
membran. Di banding lingkungannya, sel hewan memiliki konsentrasi ion Kalium yang lebih
tinggi, dan konsentrasi ion Na+ yang lebih rendah. Sistem transport ini memompa ion
melawan gradient konsentrasi yang curam. Pompa ini mengalami perubahan dua bentuk silih
berganti dalam siklus pemompaan yang mentranslokasi tiga ion natrium keluar sel untuk
setiap dua ion kalium yang dipompakan ke dalam sel. Kedua bentuk pompa mempunyai
afinitas yang berbeda untuk kedua jenis ion. ATP menyuplai tenaga bagi perubahan bentuk ini
dengan cara memfosforalisasi protein transport tersebut (artinya dengan mentransfer satu
gugus pospat ke protein). Dalam proses endositosis membran sel membentuk kantung untuk
memasukkan makanan. Jika yang masuk berupa zat padat maka prosesnya disebut fagositosis
dan jika yang masuk berupa zat cair maka prosesnya disebut pinositosis.

Sumber: Biology
Gambar 1.26 Proses pinositosis

Eksositosis berarti mengeluarkan zat dari dalam sel. Gambar eksositosis adalah sebagai
berikut:

Sumber: Biology
Gambar 1.27 Proses eksositosis

25
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4.1.2 Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud sel sebagai unit struktural, unit pertumbuhan!
2. Sebutkan bagian sel yang hanya ada pada sel tumbuhan tetapi tidak ada pada sel hewan
dan jelaskan fungsinya!
3. Jelaskan yang terjadi jika sel hewan diletakkan di dalam larutan yang hipotonik!
Kunci jawaban latihan
1. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah bahwa setiap makhluk hidup tubuhnya
tersusun atas sel-sel yang akhirnya membentuk jaringan dan organ, sedangkan sel sebagai
unit pertumbuhan maksudnya adalah sel berasal dari sel sebelumnya yang mengalami
reproduksi membentuk sel yang banyak dan berfungsi khusus sesuai jenis selnya.
2. Bagian sel yang hanya ada pada sel tumbuhan dan tidak ada pada sel hewan adalah
dinding sel untuk melindungi bagian dalam sel dan plastid yang terdiri dari leukoplas,
kromoplas dan kloroplas.
3. Jika sel hewan diletakkan dalam larutan yang hipotonik maka air dari lingkungan
ekstraseluler akan masuk secara terus menerus ke dalam sel yang akan mengakibatkan sel
membengkak dan akhirnya pecah atau lisis.

4.1.3 Rangkuman
1. Sel merupakan unit structural, unit pertumbuhan, unit fungsional dan unit hereditas.
2. Struktur umum sel terdiri dari membrane plasma, sitoplasma dan organel sel.
3. Sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai membrane nukleus sedangkan sel
eukariotik adalah sel yang mempunyai membrane nukleus.
4. Organel-organel yang terdapat dalam sel eukariotik adalah nukelus, ribosom, reticulum
endoplasma, badan Golgi, vakuola, lisosom, peroksisom, mitokondria, plastid,
sitoskeleton.

26
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
5. Pada membrane sel terdapat sifat khusus yaitu permebilitas membrane. Permeable berarti
membrane dapat dilalui oleh semua bahan, impermeable tidak dapat dilalui semua bahan,
selektif permeable hanya dapat dilalui bahan tertentu.
6. Transport pasif tanpa membutuhkan energy melalui membrane terdiri dari difusi dan
osmosis sedangkan transport aktif yang memerlukan energi contohnya pompa nattrium
kalium, endositosis dan eksositosis.

4.1.4 Tes Formatif


Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Tokoh yang menyatakan bahwa cairan dalam sel adalah protoplasma adalah ..
A. Rudolf Virchow
B. Max Scultze
C. Felix Dujardin
D. Robert Hooke
E. Johannes Purkinye
2. Hidrogen peroksida dapat dinetralisasi oleh organel....
A. Apparatus golgi
B. Mikrofilamen
C. Lisosom
D. Peroksisom
E. Ribosom
3. Organel yang mempunyai membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista adalah....
A. Mitokondria
B. Ribosom
C. Peroksisom
D. Lisosom
E. Sentrosom

27
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4. DNA dapat ditemukan di dalam ....
A. Vakuola
B. Mitokondria
C. Apparatus golgi
D. Lisosom
E. Peroksisom
5. Organel yang tidak ditemukan dalam sel hewan adalah...
A. Apparatus golgi dan dinding sel
B. Lisosom dan plastida
C. Lisosom dan dinding sel
D. Plastida dan dinding sel
E. Apparatus golgi and lisosom
6. Plasmodesmata merupakan bagian protoplasma yang terdapat di dalam...
A. Vakuola
B. Organel sel
C. Dinding sel
D. Plasma sel
E. Noktah
7. Pigmen yang mengakibatkan warna oranye pada wortel adalah...
A. Karoten
B. Fikoeritrin
C. Xantofil
D. Fikosianin
E. Fukosantin
8. Pada sel hewan, vakuola kontraktil berfungsi untuk..
A. Membangun turgor sel
B. Menyimpan zat makanan
C. Mencernakan makanan

28
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
D. Menjaga tekanan osmosis sitoplasma
E. Tempat timbunan sisa metabolisme
9. Berikut ini adalah transpor pada membran sel:
1. osmosis
2. pompa natrium-kalium
3. difusi
4. endositosis
5. difusi terbantu
Transpor pada membran sel yang tidak memerlukan energi adalah:
A. 1,2,3
B. 1,2,4
C. 1,3,5
D. 2,3,4
E. 3,4,5
10.Krenasi terjadi apabila...
A. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis
B. Sel hewan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis
C. Sel hewan dimasukkan ke dalam larutan isotonis
D. Sel hewan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis
E. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis

29
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini,
dan hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar.
Rumus:
Tingkat Penguasaan Anda = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
Jumlah Soal
Keterangan tingkat penguasaan:
90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 = baik
70 - 79 = sedang
< 69 = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan
belajar berikutnya. BAGUS ! Tetapi bila penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda harus
mengulangi kegiatan belajar, terutama mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

30
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4.2 Kegiatan Belajar 2
REPRODUKSI SEL
4.2.1 Uraian Materi
1. Siklus Sel
Sel memperbanyak diri dengan cara mitosis dan meiosis. Pada organisme uniseluler,
misalnya bakteri, pembelahan sel biasanya berlangsung tanpa tahapan tertentu dan sering
disebut dengan amitosis dan disebut dengan pembelahan biner ( satu sel induk langsung
membelah menjadi dua sel anak). Berikut adalah gambar siklus reproduksi sel tubuh.

Sumber: http://www2.le.ac.uk/departments/genetics/vgec/schoolscolleges/topics/cellcycle-mitosis-meiosis

Gambar 1.2.1 Siklus sel


Organisme eukariot membutuhkan kemampuan untuk dapat tumbuh, dan proses ini
dapat terjadi melalui pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang
merupakan hasil dari satu atau komponen lain saja, tetapi sering terjadi juga bahwa
pertumbuhan sel dan perkembangan sel tergabung dalam satu proses yang dinamakan siklus
sel. Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom
dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan
dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S= sintesis), yang
menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh waktu siklus sel pada tipe sel mamalia.

31
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik),
yang membutuhkan waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis
terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang mengalami berkondensasi.
Kebanyakan sel membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menggandakan
massa protein dan organel-organelnya daripada untuk mereplikasi DNA dan mengalami
pembelahan. fase G adalah fase yang didalamnya terjadi proses-proses diatas. Fase G dibagi
menjadi dua, yaitu fase G1 yang terjadi diantara fase M dan fase S dan fase G2 yang terjadi
diantara fase S dan mitosis. Jadi, eukariotik mengalami siklus sel yang dibagi menjadi empat
fase, yaitu G1, S, G2 dan M. Gabungan dari fase G1, S dan G2 merupakan interfase. Pada sel
manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah
mitosis.
Kedua fase G memberikan waktu untuk sel memonitor lingkungan luar dan dalam,
untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya tersebut sesuai dan persiapan telah selesai
sebelum sel tersebut memutuskan untuk memasuki fase S dan melakukan mitosis. Fase G1
sangat berperan dalam hal tersebut. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam fase ini bisa sangat
lama tergantung dari kondisi luar dan sinyal ekstra selular dari sel lain. Jika kondisi luar sel
buruk, maka sel dapat menunda kelangsungan fase G1 dan masuk kedalam fase istirahat yang
disebut sebagai fase G0. Fase G0 dapat menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu,
bahkan bertahun-tahun sebelum melanjutkan proliferasi. Pada kenyataanya sel menghabiskan
waktu terlama di fase G0 sampai sel atau organisme tersebut mati.
Fase mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan
pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis. Mitosis terbagi menjadi empat fase,
yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
Siklus sel diatur oleh protein yang disebut cyclin dan suatu enzim yang dikenal sebagai
cyklin-dependent kinase (cdk). Protein pengatur atau regulator juga mengatur proses ini, yaitu
p53 dan Rb. Proses siklus sel kemungkinan juga mengalami kesalahan dalam pengaturannya
yang dikenal sebagai mutasi dan sering ditemui sebagai kanker.

32
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
2. Mitosis
Tujuan dari pembelahan mitosis adalah regenerasi dan perbaikan sel-sel tubuh yang
rusak, karena mitosis menghasilkan sel anak yang identik. Mitosis adalah cara reproduksi sel
dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-
Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase
inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

Sumber: http://botit.botany.wisc.edu/Resources/Botany/Mitosis/Allium/Complete%20Mitosis.jpg

Gambar 1.2.2 Fase mitosis pada ujung sel akar bawang merah

33
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: http://www2.le.ac.uk/departments/genetics/vgec/schoolscolleges/topics/cellcycle-mitosis-meiosis

Gambar 1.2.3 Fase-fase mitosis

Ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut
a. Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan sel karena pada
tahap ini kromosom direplikasi. Saat pembelahan sel, kromatin dikemas sangat padat/kompak
sehingga tampak sebagai kromosom. Selama interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi
untuk ekspresi informasi genetik.
b. Profase
Nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA dengan protein)
terkondensasi menjadi kromosom. Masing-masing kromosom hasil replikasi mengandung 2
kromatid yang mengandung informasi genetik yang sama. Mikrotubulus sitoskeleton berubah
fungsi dari mempertahankan bentuk sel menjadi fungsimembangun spindel mitotik dari
bagian sentrosom.

34
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
c. Metaphase
Pada fase ini, inding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas. Terdapat bidang
pembelahan (ekuator). Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul / berderet pada
bidang pembelahan. Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom ( interzonal ).
Tegangan serat spindel membuat kromosom berada satu bidang pada pusat sel.
d. Anaphase
Fase ini dimulai dengan pemisahan kromatid pada sentromernya. Sentromer dari masing-
masing kromatid membelah menjadi dua. Kromatid memisah dari bidang pembelahan
kromosom. Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan ( pergerakan ini dibantu oleh
kontraksi benang kromosom dan dorongan benang interkromosomal )
e. Telofase
Pada fase ini kromosom yang telah sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatin.
Anak inti dibentuk kembali. Dinding inti dibentuk kembali. Benang-benang gelendong hilang

3. Meiosis

Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual
organisme. Meiosis terjadi pada organisme eukariot, yang selnya mengandung jumlah
kromosom diploid. Diploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada salah
satu kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama (atau termodifikasi) pada kromosom
kedua di dalam inti. Kedua kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan
homolog. Sel diploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46
kromosom dari zigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur yang
masing-masing gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan homolognya.
Ciri pembelahan secara meiosis adalah terjadi di sel kelamin. Jumlah sel anaknya 4
sedangkan jumlah kromosom anak 1/2 induknya. Pembelahan terjadi 2 kali, yaitu meiosis I
dan meiosis II. Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah

35
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
kromosom induk terhadap sel anak. Sehingga akhirnya didapatkan individu yang memiliki
jumlah kromosom ½ dari induk.

Meiosis I
Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:
1. Separuh dari bahan gametogonium.
2. Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada profase I.

Sumber: http://www.upt.pitt.edu/ntress/Bio1_Lab_Manual_New/mitosis_and_meiosis.htm

Gambar 1.2.4 Tahapan meiosis satu


Profase 1:
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I
karena terdiri dari lima tahap, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis. Pada
akhir profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad.
Kromosom homolog adalah sepasang kromosom yang terdiri dari dua kromosom identik
(karena bentuk dan ukuran kedua kromosom sama, bahkan mengandung gen dengan struktur
dan jumlah yang sama). Perkecualian: kromosom kelamin memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda, yaitu kromosom X dan Y. Akan tetapi, biasanya keduanya tetap dianggap sebagai
kromosom homolog. Hal ini karena tiap kromosom terdiri dari sepasang kromatid kembar
(mirip kembar siam) yang lengket pada bagian sentromernya.

36
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Tahap Profase I dibagi menjadi :
- Leptonema : Benang-benag kromatin memendek dan menebal ,serta mudah menyerap zat
warna dan membentuk kromosom mengalami kondensasi.
- Zigonema : Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan (sinapsis)
- Pakinema : tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang
berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad atau bivalen.
- Diplonema : kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom homolog
menjauh, terjadi perlekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom yang
disebut kiasma (jamak : kiasmata). Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat
kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Kiasma juga
merupakan tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromosom.
Peristiwa pindah silang merupakan salah satu penyumbang keanekaragaman individu
makhluk hidup. Karena adanya peristiwa tersebut sel gamet yang tebentuk sama sekali
tidak identik dengan susunan kromosom sel induknya.
- Diakinesis : Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang
berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.

Sumber: http://cyberbridge.mcb.harvard.edu/mitosis_6.html

Gambar 1.2.5 Posisi chiasma pada kromosom


Metafase I:
Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer menuju kutub dan
mengeluarkan benang2 spindel.

37
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Anafase I:
Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Benang spindel dan
seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.

Telofase I
Pada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.

Sitokinesis I
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

Interkinesis
Interkinesis adalah tahap diantara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis
tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel
anakan yang haploid (karena kini sel anakan mengandung setengah pasang kromosom
homolog). Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang
kromatid, yang berarti kandungan DNA-nya masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II adalah
membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru. Pada meiosis II terjadi tahap-
tahap yang serupa pada meiosis II.

38
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Meiosis II

Sumber: http://www.upt.pitt.edu/ntress/Bio1_Lab_Manual_New/mitosis_and_meiosis.htm

Gambar 1.2.6 Tahapan meiosis dua

Tahap meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis II.

Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom. Tahap ini
kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.

Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang ekuator.
Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain
membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.

Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak
menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom.

39
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub pembelahan.
Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasang
kromosom (haploid) dan satu salinan DNA.

Sitokinesis II
Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat
sel kembar haploid.

Pada manusia dan hewan, meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet
seperti spermatosit atau sel telur. Pada tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries
dan menghasilkan mikrospora dan makrospora yang akan menjadi sel gamet jantan dan
betina.

Perbedaan Antara Mitosis Dengan Meiosis


Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatik (sangat aktif
pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan
identik dengan sel induknya. Sedangkan meiosis, terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan
hasil akhir empat buah sel anak yang haploid dengan komposisi genotip yang mungkin
berbeda dengan sel induknya.
Tabel 1.2.1 Perbedaan mitosis dan meiosis
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Mempertahankan sifat diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Gonad/kelenjar kelamin (testis
Tempat terjadinya sel somatik/sel tubuh pada jantan dan ovarium pada
betina)

40
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet atau sel kelamin,
yaitu Oogenesis dan Spermatogenesis (gambar 1.2.7 dan 1.2.8). Sedangkan pada tumbuhan
dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.

Gambar 1.2.7 Proses Oogenesis pada manusia

41
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Gambar 1.2.8 Proses spermatogenesis pada manusia

4.2.2 Latihan 1
1. Sebutkan cara sel memperbanyak diri!
2. Jelaskan perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis!
3. Jelaskan yang terjadi jika tidak terjadi pembelahan reduksi!
Kunci jawaban latihan 1
1. Sel memperbanyak diri dengan cara amitosis, mitosis dan meiosis
2. Berikut adalah perbedaan mitosis dan meiosis:
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Mempertahankan sifat
Tujuan Untuk pertumbuhan
diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Gonad/kelenjar kelamin
Tempat terjadinya sel somatik/sel tubuh (testis pada jantan dan
ovarium pada betina)

42
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
3. Jika tidak terjadi pembelahan reduksi maka jumlah kromosom sel anak akan mengalami
penambahan kuantitas yang mengakibatkan jumlah kromosom berbeda dengan induk
sehingga sifatnyapun akan berbeda secara signifikan dengan induknya.

4.2.3 Rangkuman
1. Sel memperbanyak diri dengan cara mitosis, meiosis sedangkan pada makhluk uniseluler
biasanya secara amitosis
2. eukariotik mengalami siklus sel yang dibagi menjadi empat fase, yaitu G1, S, G2 dan M.
Gabungan dari fase G1, S dan G2 merupakan interfase. Pada sel manusia interfase terjadi
sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah mitosis.
3. Mitosis terjadi pada sel tubuh atau sel somatic dan tahapannya terbagi menjadi empat
fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
4. Pembelahan secara meiosis terjadi di dalam gonad atau kelenjar kelamin untuk
membentuk sel-sel kelamin yaitu spermatozoid dan ovum. Jumlah sel anaknya 4
sedangkan jumlah kromosom anak 1/2 induknya. Pembelahan terjadi 2 kali, yaitu meiosis I
dan meiosis II.
5. Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I
karena terdiri dari lima tahap, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.
Pada akhir profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad

4.2.4 Tes Formatif


Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Yang merupakan tahapan pembelahan dari anafase adalah gambar nomor …

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 2 dan 3

43
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
2. Tahapan di bawah ini merupakan tahapan pembelahan pada proses profase I meiosis dan
berlangsung pada beberapa sub fase, yaitu :
1. Pakiten
2. Diakinesis
3. Diploten
4. Leptoten
5. Zigoten
Manakah urutan yang benar dari proses Profase I meiosis . . .
A. 4-1-5-3-2
B. 4-5-3-2-1
C. 4-3-2-1-5
D. 4-2-3-1-5
E. 4-5-1-3-2
3. Peristiwa yang terjadi pada profase dari meiosis I adalah …
A. Membelahnya sentromer menjadi 2
B. Meleburnya dinding inti
C. Terbentuknya benang-benang kromatin
D. Bergantinya kromatid ke arah kutub
E. Berkumpulnya kromosom di bidang equator
4. Pada diagram oogenesis di bawah ini, oosit primer ditunjukkan pada nomor ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

5. Tempat terjadinya pembelahan meiosis adalah …


A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 5 dan 6

44
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
6. Ada tiga cara pembelahan sel. Pernyataan berikut ini yang menunjukkan hubungan antara
cara pembelahan sel dan tujuannya adalah…
A. meiosis untuk memperbanyak sel
B. mitosis untuk membentuk gamet
C. amitosis untuk membentuk gamet
D. mitosis dan amitosis untuk memperbanyak sel
E. mitosis dan meiosis untuk memperbanyak sel
7. Perhatikan gambar!

Yang menunjukkan fase metafase dan anafase dalam mitosis


adalah yang bernomor …
A. 1 dan 3
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
8. Dalam siklus hidup tumbuhan, yang merupakan mikrospora
adalah…
A. tangkai sari
B. putik
C. benang sari
D. serbuk sari
E. kepala sari
9. Urutan yang benar dalam fase-fase dalam pembelahan mitosis seperti gambar di atas...

A. 1,2,3,4,5
B. 1,3,2,4,5

45
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
C. 4,5,1,3,2
D. 5,1,2,3,4
E. 5,1,3,2,4
10. Sitokinesis adalah fase pembagian plasma pada pembelahan mitosis dan pembelahan
meiosis. Proses tersebut terjadi pada ....
A. Profase
B. Metafase
C. Anafase
D. Telofase
E. Interfase

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini,
dan hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar.
Rumus:
Tingkat Penguasaan Anda = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
Jumlah Soal
Keterangan tingkat penguasaan:
90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 = baik
70 - 79 = sedang
< 69 = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan
belajar berikutnya. BAGUS ! Tetapi bila penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda harus
mengulangi kegiatan belajar, terutama mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

46
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4.3 Kegiatan Belajar 3
PENGAMATAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP
4.3.1 Uraian Materi
Mikroskop merupakan alat untuk mengamati organisme atau bagian tubuh organisme
supaya kita mendapatkan visualisasi yang jelas. Sejak ditemukan pertama kali oleh Mikroskop
(bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat objek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh Zaccharias Janssen dan Hans, seorang
tukang kacamata dari Belanda. Selanjutnya Pada tahun 1610, Galileo, ahli fisika modern dan
astronomi menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam. Beberapa tahun kemudian
Antonie van Leuwenhoek dari Belanda membuat mikroskop dengan satu lensa yang dapat
membesarkan objek yang diamati sampai 300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan Inggris
meneliti serangga dan tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan sel-sel kecil pada gabus.
Semakin modern, perbesaran yang dihasilkan semakin besar dan rinci. Berdasarkan
pada kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi dua jenis, yaitu mikroskop dua
dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Jenis-Jenis Mikroskop
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop jenis ini
memiliki tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa
okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada yang
berlensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain.

47
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber:
http://legacy.hopkinsville.kctcs.edu/instructors/Jas
on-
Arnold/VLI/Module%202/m2cellstructure/f0574_mi
croscope.jpg

Gambar 1.3.1 Mikroskop cahaya

b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda
yang relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop
ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen pada mikroskop stereo hampir sama dengan
mikroskop cahaya. Perbedaannya pada ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kia dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang diamati.

c. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali. Elektron digunakan
sebagai pengganti cahaya. Ada beberapa tipe pada mikroskop elektron, yaitu mikroskop
elektroscanning (SEM), mikroskop elektron transmisi (TEM), dan mikroskop pemindai
lingkungan elektron (ESEM). Berikut adalah beberapa gambar mikroskop elektron.

48
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: http://131.229.88.77/microscopy/images/sem2.jpg

Gambar 1.3.2 Mikroskop SEM

Sumber: http://www.phy.cam.ac.uk/research/research-groups-images/bss/images/esem.jpg

Gambar 1.3.3 Mikroskop ESEM

49
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Sumber: http://www.ammrf.org.au/myscope/images/tem/schematic.png

Gambar 1.3.4 Mikroskop TEM


Bagian-bagian Mikroskop Cahaya

Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 1.3.5 Bagian-bagian mikroskop cahaya


50
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Mikroskop cahaya mempunyai bagian-bagian seperti pada gambar 1.3.5 dan masing-masing
bagian mempunyai fungsi tertentu, yaitu:
a. Bagian Optik
Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda menjadi lebih
besar. Ada dua macam lensa, lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler atau lubang
pengintai.Kekuatan perbesaran biasanya tertulis pada permukaanya, misalnya 10× dan lain-
lain. Lensa yang dekat dengan benda/ objek pengamatan disebut lensa objektif dan terpasang
pada revolver. Kekuatan perbesaran berbeda-beda misalnya 10×, 20×, maupun 40×. Lensa
objektif dapat diatur sesuai dengan pilihan yang kita perlukan dengan cara memutar revolver
(tempat lensa objektif). Masih ada satu lagi lensa kondensor yang berfungsi mengumpulkan
cahaya atau menerangi objek yang diamati. Perbesaran yang tampak pada pengamatan
merupakan hasil kali dari lensa okuler dan lensa objektif yang digunakan. Contohnya, bila kita
menggunakan lensa okuler 10× dan objektif 20× maka perbesarannya adalah 10 × 20 atau
sama dengan 200×. Ini berarti benda yang diamati melalui mikroskop telah diperbesar 200×.

b. Bagian Penerangan
Salah satu syarat sediaan (preparat) dapat diamati dengan jelas adalah pencahayaan
yang cukup. Untuk menangkap dan memantulkan cahaya yang masuk, mikroskop dilengkapi
dengan reflektor berupa cermin. Cermin tersebut memiliki 2 sisi, datar dan cekung.
Permukaan yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang, sedangkan bagian yang
cekung digunakan bila cahaya kurang terang. Di bawah meja objek, dapat kita temukan bagian
yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Bagian ini disebut diafragma, di
dalamnya terdapat lubang-lubang berupa lingkaran yang dapat diputar, ada yang besar
maupun kecil. Semakin kecil diafragma yang digunakan semakin kecil pula cahaya yang masuk
ke dalam mikroskop, demikian juga sebaliknya.

51
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
c. Bagian Mekanis
Bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan
mikroskop. Bagian tersebut di antaranya landasan/ dasar/kaki mikroskop dan pegangan
mikroskop. Selain itu, ada bagian yang berguna untuk pengatur fokus, yaitu pemutar kasar
(makrometer) dan pemutar halus (mikrometer).

Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya


• Letakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar lebih mudah melakukan
pengamatan melalui tabung mikroskop.
• Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan
yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan pencahayaan. Objek pengamatan
(preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup
memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga
untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja. Mikroskop yang
belum dilengkapi dengan sumber cahaya dapat menggunakan cahaya lampu maupun
sinar matahari. Bila menggunakan lampu, arahkan lampu pada jarak kira-kira 20 cm dari
mikroskop. Jika sumber cahaya dari sinar matahari, bagian cermin pada mikroskop
diarahkan pada datangnya sumber cahaya matahari, misalnya dekat pintu/jendela.
• Aturlah diafragma dan kedudukan cermin hingga cahaya terpantul melalui lubang meja
objek. Jangan mengarahkan cermin ke arah sinar matahari secara langsung, karena
cahaya yang memantul ke mata dapat mengganggu penglihatan. Pencahayaan sudah
tepat dan memadai, bila diamati dari lensa okuler akan tampak lingkaran yang
terangnya merata. Inilah yang disebut dengan lapangan pandang. Apabila lapangan
pandang sudah tampak namun belum jelas, cobalah putar/ganti lensa objektif dengan
cara memutar revolver.
• Setelah pengaturan pencahayaan, maka untuk dapat melihat objek (preparat/ sediaan)
melalui mikroskop gunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah dulu,
kemudian lakukan langkah-langkah berikut :

52
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
a. Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek yang akan diamati
(preparat/sediaan) pada meja objek. Aturlah posisi kaca benda sehingga objek yang
akan diamati berada pada lapangan pandang.
b. Jepitlah kaca benda dengan penjepit yang terletak di atas meja objek. Sambil
melihat dari samping, turunkan lensa objektif secara perlahan dengan
menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan preparat yang diamati
kira-kira 5 mm. Pada beberapa mikroskop, yang naik turun bukan lensa objektifnya
tetapi meja objek (Hati-hati! Jangan sampai lensa objektif menyentuh/ membentur
gelas benda. Hal ini dapat menyebabkan lensa objektif tergores).
c. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk
menaikkan atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas. Apabila
bayangan belum terlihat, ulangi langkah (c).
d. Setelah preparat terlihat, dengan menggunakan pemutar halus, naik turunkan
lensa objektif agar tepat pada fokus lensa (preparat tampak lebih jelas).
e. Untuk memperoleh perbesaran kuat, kita dapat mengganti/ mengubah lensa
objektif dengan cara memutar revolver. Usahakan agar posisi preparat tidak
bergeser. Bila hal ini terjadi maka kamu harus mengulangi dari awal.

Cara Membuat Preparat Sederhana


Untuk membuat preparat sederhana, kita perlu menyiapkan alat bantu berupa silet,
kaca objek, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna digunakan untuk
memudahkan dalam pengamatan, misalnya lugol, biru metilen (methylene blue), atau eosin.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah
menyayat bagian tumbuhan (akar/daun/ batang) kemudian sayat/dibelah ditengahnya
(Perhatikan gambar A.bagian a di bawah).
2. Selipkan daun pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan silet setipis mungkin
untuk mendapatkan penampang melintang daun (Perhatikan gambar A bagian b).

53
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
3. Selipkan akar/batang pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan silet setipis
mungkin, untuk mendapatkan penampang melintang akar/batang (Perhatikan gambar
A bagian c).

Gambar A. Diagram Urutan Cara Membuat Sayatan Melintang


Sumber: Dokumentasi pribadi

Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, langkah berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Letakkan jaringan/objek yang akan diamati pada kaca preparat yang telah ditetesi air,
kemudian tutup dengan kaca penutup. (Gambar B bagian a)
2. Tambahkan setetes pewarna (yodium/metilen biru/merkurokrom agar objek
pengamatan lebih jelas. (Gambar b)
3. Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa/tisu, tetapi jangan
terlalu banyak cairan yang dikeluarkan. (Gambar c)
4. Amati di mikroskop mulai dengan perbesaran lemah. (Gambar d)

54
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Gambar B. Cara meletakkan objek pada kaca preparat.

4.3.2 Tugas: Pengamatan Menggunakan Mikroskop


PENGAMATAN SEL HEWAN DAN TUMBUHAN
Tujuan:
• Menggunakan mikroskop untuk mengamati sediaan sel
• Mengetahui perbedaan bentuk sel hewan dan sel tumbuhan
• Dapat menyimpulkan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
• Dapat menjelaskan perbedaan sel mati dan sel hidup

Alat dan Bahan:


• Mikroskop dan perlengkapannya
• Kaca benda dan kaca penutup
• Pipet tetes
• Silet
• Sel epitel rongga mulut
• Tusuk gigi
• Bawang merah
• Daun Rhoediscolor sp (daun adam-eva)
• Pewarna metilen blue

55
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Langkah Kerja:
1. Langkah-langkah penggunaan mikroskop:
a. Letakkan mikroskop dalam keadaan tegak di atas meja datar
b. Buka diafragma arahkan cermin ke sumber cahaya. Jika intensitas cahaya rendah,
gunakan cermin cekung
c. Lihatlah ke dalam mikroskop melalui lensa okuler. Apakah medan bidang pandang
yang berbentuk lingkaran sudah berada dalam keadaan terang, jika belum berarti
cahaya belum masuk atau cukup. Atur sekali lagi diafragma dan cermin
d. Jika sudah siap, putarlah lensa obyektif pada posisi perbesaran paling kecil.
e. Letakkan benda yang akan diamati persis tepat di ujung lensa obyektif. Caranya
dengan memutar makrometer sehingga lensa obyektif turun sampai posisi yang
paling rendah
f. Selanjutnya lihatlah ke dalam mikroskop ke dalam lensa okuler. Naikkan lensa
obyektif perlahan-lahan sampai bayangan obyek tampak jelas
2. Ambillah lapisan daun Rhoediscolor menggunakan silet. Letakkan di kaca benda yang
telah ditetesi air. Tutuplah dengan kaca penutup. Amatilah bentuk selnya menggunakan
mikroskop dan gambarlah sel dan bagian yang bisa diamati!
3. Ambillah lapisan kulit bawang merah menggunakan silet. Letakkan di kaca benda yang
telah ditetesi air. Tutuplah dengan kaca penutup. Amatilah bentuk selnya menggunakan
mikroskop dan gambarlah sel dan bagian yang bisa diamati!
4. Siapkan kaca obyek/kaca benda, tetesi dengan air. Dengan menggunakan tusuk gigi,
oleskan pipi sebelah dalam sehingga sel epitelnya lepas. Kemudian aduk dengan tusuk
gigi di atas kaca benda, beri setetes pewarna metilen blue, tutup dengan kaca penutup.
Amati sediaan tersebut di bawah mikroskop!
5. Gambarlah di lembar kertas kerja Anda setiap hasil pengamatan beserta bagian-bagian
sel yang dapat diamati!

56
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Evaluasi
1. Berdasarkan hasil pengamatan, buatlah tabel pengamatan untuk membedakan sel
hewan dan sel tumbuhan!
2. Bandingkan sel hewan dan sel tumbuhan. Jelaskan bagian yang merupakan ciri sel
tumbuhan dan sel hewan! Jelaskan fungsi dari masing-masing bagian tersebut!
3. Sel yang anda amati termasuk sel mati atau sel hidup? Jelaskan pendapat anda!
Buatlah laporan individu hasil pengamatan Anda dan presentasikan di depan kelas!
Format Penilaian Kinerja Ilmiah
No. Nama Mempersiapkan Melaksanakan Mengamati Jumlah
Siswa Alat dan Bahan Percobaan Hasil Percobaan Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.Mempersiapkan Alat:
Skor 3: Jika semua alat dan bahan praktikum lengkap dan siap pakai.
Skor 2: Jika alat & bahan praktikum lengkap tetapi belum siap pakai.
Skor 1: Jika alat dan bahan praktikum tidak lengkap.

2. Melaksanakan Percobaan
Skor 3: Jika bahan percobaan yang dibuat dengan sayatan yang tipis, ditetesi dengan
air/pewarna, menutup dengan cover glass pada kaca preparat
Skor 2: Jika bahan percobaan dibuat dengan sayatan yang kurang tipis (tebal), ditetesi dengan
air/pewarna, menutup dengan cover glass pada kaca preparat
Skor 1: Jika bahan percobaan dibuat dengan sayatan yang kurang tipis, tidak ditetesi dengan
air/pewarna, tidak menutup dengan cover glass pada kaca preparat

57
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
3. Mengamati hasil percobaan:
Skor 3: Jika hasil percobaan dapat diamati dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga
mampu digambar
Skor 2: Jika hasil percobaan dapat diamati, tetapi kurang sesuai dengan yang diharapkan
sehingga agak sulit digambar.
Skor 1: Jika hasil percobaan tidak dapat diamati dan tidak sesuai dengan yang diharapkan
sehingga tidak mampu digambar

Jumlah skor
Nilai = ---------------- x 10
Skor maksimal

58
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4.4 Kegiatan Belajar 4
METABOLISME SEL
4.4.1 Uraian Materi
A. Pengertian Metabolisme
Reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup dikenal sebagai
metabolisme. Metabolisme secara harfiah mempunyai arti ”perubahan” (bahasa Yunani
metabolite = berubah) yang dipakai untuk menunjukkan semua perubahan kimia dan energi
yang terjadi di dalam tubuh, atau secara sederhana adalah penggunaan makanan oleh tubuh.
Secara keseluruhan, metabolisme dikaitkan dengan pengaturan sumber daya materi dan
energi.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi penyusunan atau
anabolisme dan reaksi penguraian atau katabolisme. Anabolisme adalah reaksi penyusunan
dengan memakai energi untuk membangun molekul sederhana menjadi molekul yang lebih
kompleks. Salah satu contoh anabolisme adalah fotosintesis yaitu sintesis yang menggunakasn
energi cahaya, yakni mengubah bahan anorganik karbondioksida dan air menjadi senyawa
organik yang lebih kompleks yakni gula. Katabolisme adalah perombakan senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Proses utama dari
katabolisme adalah respirasi seluler. Pada proses respirasi seluler, glukosa dan bahan organik
lainnya dirombak menjadi karbon dioksida dan air.
Metabolisme digunakan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan
makanan, merombak bahan makanan, membentuk struktur sel, merombak struktur sel,
memasukkan atau mengeluarkan zat-zat, melakukan pergerakan, menanggapi rangsangan,
mengadakan pertumbuhan dan reproduksi. Jadi di dalam sel makhluk hidup terdapat "mesin"
kehidupan yang rumit.
Pada makhluk hidup, banyak reaksi kimia yang terjadi secara simultan. Jika kita melihat
reaksi kimia tersebut satu persatu, akan sulit memahami aliran energi yang terjadi di dalam
sel. Namun demikian, ada panduan yang penting untuk memahami metabolisme sel yaitu
sebagai berikut.

59
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
1. semua rekasi kimia yang terjadi di dalam sel melibatkan enzim
2. reaksi tersebut melibatkan perubahan senyawa dalam suatu serial atau lintasan.
Lintasan dapat berupa lintas lurus (linier) atau melingkar (siklik).
Reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup terjadi secara optimal
pada suhu 270C, yakni suhu ruang, misalnya pada tubuh tumbuhan dan hewan berdarah
dingin (poikiloterm); atau pada suhu 370C, misalnya dalam tubuh hewan berdarah panas
(homoioterm). Pada suhu tersebut, proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar rekasi-reaksi
berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat
rekasi, tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Katalisator di dalam sel makhluk hidup disebut
biokatalisator. Contoh biokatalisator adalah enzim dan beberapa molekul RNA yang disebut
ribozim.

B. Biokalisator Merupakan Pelaku Metabolisme


Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Katalisator di dalam sel makhluk hidup disebut biokatalisator atau enzim. Secara
kimia, enzim tersusun atas dua bagian: bagian protein dan bagian bukan protein. Bagian
protein (apoenzim) bersifat labil (mudah berubah) misalnya mudah terpengaruh oleh suhu,
dan keasaman. Bagian yang bukan protein (gugusan prostetik), yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya berupa logam
besi, tembaga, seng atau zat organik yang mengandung logam. Gugus prostetik yang terdiri
dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin
(vitamin B1). Adapun ciri-ciri enzim adalah enzim merupakan suatu biokatalisator, protein,
bekerja secara khusus, jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dapat bekreja bolak balik,
tidak ikut bereaksi, dapat digunakan berulang kali, dan bekerjanya dipengaruhi lingkungan.

1. Biokatalisator
Reaksi-reaksi di tabung reaksi seringkali memerlukan katalisator untuk mempercepat
proses reaksi. Di dalam sel juga terdapat katalisator yang berbentuk enzim. Katalisator yang

60
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
membantu berlangsungnya reaksi di dalam tubuh makhluk hidup tersebut hanya diha- silkan
oleh sel-sel makhluk hidup. Oleh karena itu disebut sebagai biokatalisator.

2. Protein
Enzim itu adalah suatu protein, dengan demikian sifat-sifat enzim sama dengan protein,
yaitu: pada suhu tinggi menggumpal, terpengaruh pH.

3. Bekerja secara Khusus


Enzim bekerja secara khusus, artinya enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi
tertentu, tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Zat yang terpengaruh oleh enzim disebut
substrat. Substrat adalah zat/bahan yang berreaksi. Oleh karena macam zat/bahan yang
berreaksi itu di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun juga banyak.
Kekhususan enzim dengan substrat dapat dibayangkan seperti hubungan antara gembok
dengan anak kunci; setiap gembok memiliki anak kunci tersendiri. Demikian pula enzim,
memiliki bagian aktif tertentu yang hanya cocok untuk substrat tertentu pula.

4. Jumlah yang Diperlukan Tidak Perlu Banyak


Oleh karena enzim berfungsi sebagai pemercepat reaksi sedangkan dia sendiri tidak ikut
berreaksi, maka jumlahnya tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali,
selama enzim itu sendiri tidak rusak.

5. Dapat Bekerja Balik


Umumnya, enzim dapat bekerja bolak balik.
Artinya, suatu enzim dapat bekerja menguraikan
suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain,
dan sebaliknya dapat bekerja menyusun senyawa-
senyawa itu menjadi senyawa semula. Perhatikan
Gambar 1.1. Zat (substrat) A dapat diuraikan
menjadi zat B dan zat C, sebaliknya zat C dapat
direaksikan kembali dengan zat B membentuk zat

Gambar 1.4.1 Enzim Bekerja A seperti semula.


Dapat Balik
61
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
6. Kerja Dipengaruhi Lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh pada kerja enzim adalah suhu, pH, hasil akhir dan zat
penghambat.
a) Suhu: Biasanya enzim bersifat non aktif pada suhu rendah (0 oC atau di bawahnya), tetapi
tidak rusak. Jika suhunya kembali normal enzim mampu bekerja kembali. Enzim bekerja
optimal pada suhu 30oC atau pada suhu tubuh, dan akan rusak (disebut mengalami
denaturasi) pada suhu 50oC atau lebih tinggi. Jika telah mengalami kerusakan, enzim tidak
dapat berfungsi kembali meskipun suhunya normal.
b) pH: Enzim bekerja optimal pada pH netral. Pada kondisi asam atau basa, kerja enzim
terhambat.
c) Hasil Akhir: Kerja enzim juga dipengaruhi oleh hasil akhir. Hasil akhir yang menumpuk
menyebabkan enzim menemui kesulitan untuk "bertemu" dengan substrat. Semakin
menumpuk hasil akhir, semakin lambat kerja enzim.
d) Zat Penghambat: Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut penghambat atau
inhibitor. Selain hasil akhir, terdapat zat-zat lain yang dapat menghambat kerja enzim. Zat
tersebut memiliki struktur seperti enzim yang dapat "masuk" ke substrat, atau ada yang
memiliki struktur seperti substrat sehingga enzim "salah masuk" ke penghambat tersebut.

7. Tidak Ikut Bereaksi


Enzim hanya diperlukan sebagai pemercepat reaksi, namun molekul enzim itu sendiri
tidak ikut berekasi.

8. Dapat Digunakan Berulang Kali


Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
Satu molekul enzim dapat bekerja berulang kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak. Jika
molekul enzim rusak, enzim tersebut harus diganti. Oleh karena itu, enzim hanya diperlukan
dalam jumlah sedikit.
Seringkali enzim diberi nama sesuai dengan substratnya, dan diberi akhiran ase. Enzim
selulase adalah enzim yang dapat menguraikan selulose. Enzim lipase menguraikan lipid atau
lemak; enzim protease menguraikan protein, dst.
Reaksi-reaksi yang dibantu oleh enzim disebut fermentasi (ferment = enzim). Akan tetapi
fermentasi seringkali digunakan untuk istilah proses pembuatan zat oleh mikroorganisme.
Sudah barang tentu, mikroorganisme itu menggunakan enzim-enzim yang ada di dalam
selnya. Misalnya sel ragi melakukan fermentasi alkohol, karena dapat menghasilkan alkohol

62
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
melalui proses pengubahan karbohidrat. Namun sering juga istilah fermentasi digunakan
untuk proses pernapasan anaerobik, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerobik.
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suatu molekul substrat
menumbuk molekul enzim yang tepat, substrat akan menempel pada enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat pada enzim disebut sisi aktif. Ada dua teori mengenai kerja
enzim, yaitu teori lock and key (gembok-anak kunci) dan inducet fit (kecocokan teriduksi).

a. Teori Gembok-Anak Kunci

Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat.
Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktifnya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara
spesifik. Lihat Gambar 1.2, substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi
aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa
transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika
enzim mengalami denaturasu karena panas maka bentuk sisi aktif berubah sehingga
substrat tidak sesuai lagi.

b. Teori Induced fit

Reaksi anatara substrat dengan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat
terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat memasuki sisi aktif
enzim, aka enzim akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga
mengalami perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian
terjadilah pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi
produk. Perhatikan gambar 1.4.2.

A B Gambar A 1.4.2
KerjaEnzim Bekerja
Secara Gembok-Anak
Kunci

Gambar B 1.4.3
KerjaEnzim Bekerja
Secara Inducet Fit

63
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
C. Inhibitor Penghambat Metabolisme
Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor ada yang bersifat
reversibel dan ada yang bersifat irreversibel.
1. Inhibitor reversibel
Inhibitor reversibel adalah penghambat yang tidak berikatan secara kuat dengan enzim.
Inhibitor reversibel dibedakan menjadi inihibitor kompetitif dan nonkompetitif.
a. Inhibitor kompetitif
Inihibitor kompetitif menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim
sehingga substrat tidakdapat masuk. Penghambatan ini bersifat reversibel (dapat kembali
seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat. Contoh
inihibitor kompetitif adalah malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat
suksinat untuk berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase.

b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan
substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan
bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Perhatikan
gambar 1.4.4. Contohnya, antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun dinding sel
bakteri. Inhibitor ini bersifat reversibel, tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
konsentrasi substrat.
2. Inhibitor irreversibel
Inihibitor ini berikatan dengan sisi aktif
enzim secara kuat sehingga tidak dapat
terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dak tidak
dapat kembali seperti semula. Contohnya,
diisopropil fluorofosfat (DFP) yang
manghambat kerja enzim asetilkolinesterase.
Enzim setilkolinesterase adalah enzim yang
penting dalam transmisi impuls saraf.
Penghambatan asetilkolinesterse
menyebabkan kekejangan otot.
Diisoprofilfluorofosfat biasanya digunakan
sebagai insektisida.

Gambar 1.4.4
Penghambatan Enzim

64
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
D. Metabolisme Terdiri Dari Katabolisme Dan Anabolisme
1. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Penguraian suatu senyawa dapat menghasilkan energi. Energi itu
berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan kimia yang menyusun suatu senyawa. Semakin
kompleks senyawa kimia itu, semakin banyak ikatan kimia yang menyusunnya, akan semakin
besar energi yang dilepaskannya. Akan tetapi energi itu tidak dapat digunakan secara
langsung oleh sel. Energi itu diubah terlebih dahulu menjadi senyawa adenosin trifosfat (ATP)
yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber energi terpakai.
ATP merupakan gugusan adenin yang berikatan dengan tiga gugusan fosfat.
Terlepasnya ikatan fosfat dalam gugusan adenin itulah menghasilkan energi yang langsung
dapat digunakan oleh sel. Energi itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, reproduksi, dan menjawab rangsangan.
a. Katabolisme Karbohidrat
Contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel atau respirasi. Yang dimaksud dengan
pernapasan sel atau respirasi adalah proses penguraian bahan makanan untuk dihasilkan
energi. Pernapasan sel dilakukan oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Pernapasan sel dilakukan baik siang maupun malam.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam: 1)
respirasi aerobik, yaitu respirasi yang menggunakan oksigen untuk mendapatkan energi; 2)
respirasi anaerobik, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk mendapatkan
energi. Bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak atau protein (asam amino). Hasil
respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
1) Respirasi Aerobik
Persamaan reaksi proses respirasi aerobik (aerob) itu secara sederhana dapat dituliskan
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 --------> 6H2O + 6CO2 + 675 kkal
Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan
menjadi 4 tahapan yaitu: glikolisis, oksidasi piruvat, siklus Krebs dan sistem transpor elektron.

65
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
a) Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan satu molekul glukosa (terdiri dari 6 atom C)
menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom C), 2 molekul NADH dan 2 (dua)
molekul ATP. NADH adalah singkatan dari nikotinadenin dinukleotida H yang merupakan
sumber elektron berenergi tinggi. Sedangkan ATP adalah singkatan dari adenosin trifosfat,
yang merupakan senyawa berenergi tinggi. Selama glikolisis, dihasilkan 4 molekul ATP, akan
tetapi 2 molekul ATP diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-reaksi
sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap digunakan tubuh. Seluruh proses glikolisis tanpa
memerlukan oksigen. Reaksi glikolisis berlangsung di sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil
akhir glikolisis adalah asam piruvat. Perhatikan Gambar 1.4.5. Senyawa selain glukosa,
misalnya fruktosa, manosa, galaktosa, dan lemak dapat pula mengalami metabolisme melalui
jalur glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu. Lihat Gambar 1.4.6
b) Oksidasi piruvat
Pada oksidasi piruvat senyawa 3C diubah menjadi senyawa 2C. Piruvat yang dihasilkan
dari glikolisis akan melewati membran mitokondria. Sebelum piruvat masuk daur Kreb’s
sebagai jalur pusat metabolisme aerobik, rangka karbon piruvat mengalami tiga perubahan
kimia berikut:

Gambar A 1.4.5 Skema Reaksi


Glikolisis

Gambar B 1.4.6 Masuknya Senyawa


Karbohidrat selain Glukosa ke dalam
Proses Glikolisis (Penulisan diper-singkat
dengan tanda panah).

66
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
b) Oksidasi piruvat
Pada oksidasi piruvat senyawa 3C diubah menjadi senyawa 2C. Piruvat yang dihasilkan
dari glikolisis akan melewati membran mitokondria. Sebelum piruvat masuk daur Kreb’s
sebagai jalur pusat metabolisme aerobik, rangka karbon piruvat mengalami tiga perubahan
kimia berikut:
1. dekarboksilasi (melepaskan CO2)

2. oksidasi dari kelompok keto pada C2 ke suatu kelompok karboksil

3. aktivasi dengan cara berikatan ke coenzim A melalui ikatan tioester

Tahap dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi asam piruvat (3C) diubah menjadi asetil KoA
(2C) (Gambar 1.4.7).

Gambar 1.4.7 Reaksi Dekarboksilasi


Oksidatif
c) Siklus Krebs
Krebs adalah nama orang yang menemukan siklus ini. Siklus Kreb’s disebut juga daur
asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat. Dalam daur asam sitrat terjadi dua peristiwa:

1. Degradasi dari C2 unit dari asetil CoA menjadi CO2, menghasilkan energi yang
tersimpan dalam bentuk ATP atau GTP dan tenaga reduksi berbentuk NADH atau
FADH2.

2. Suplai prekursor untuk biosintesis dari asam amino, porfirin, dan basa pirimidin
atau purin untuk nukleotida.

67
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Pada saat asetil CoA memasuki siklus Krebs, asetil CoA direaksikan dengan asam
oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya, asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya kembali menjadi asam oksaloasetat dengan
melepaskan CO2. Demikianlah pengubahan zat di dalam tahap ini mengalami pendauran.
Pada tiap tahapan, dilepaskan pula energi baik dalam bentuk ATP maupun dalam bentuk
hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat digunakan, sedangkan hidrogen berenergi
digabungkan dengan penerima hidrogen (aseptor hidrogen) yaitu NAD dan FAD, untuk dibawa
ke sistem transfer elektron, agar energinya dilepaskan dan hidrogen direaksikan dengan
oksigen membentuk air. Pada siklus Krebs, dari satu molekul asetil CoA dihasilkan energi yang
disimpan dalam NADH, yaitu sebanyak 3 molekul; energi dalam FADH 2 (flavin adenin
dinukleotida hidrogen) sebanyak 1 molekul; dalam ATP sebanyak 1 molekul. Hasil pemecahan
satu molekul glukosa dihasilkan 2 molekul asetil KoA, oleh karena itu energi yang dihasilkan
dari daur Krebs nantinya dikalikan dua.
Seluruh reaksi daur Krebs berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas (aerobik).
Daur Krebs berlangsung di dalam mitokondria. Lihat Gambar 1.4.8.

Gambar 1.4.8 Skema Siklus Kreb’s

68
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
d) Sistem Transpor Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus Krebs ada dua macam. Pertama
dalam bentuk ikatan fosfat bertenaga tinggi yaitu ATP atau GTP (guanosin trifosfat). Energi ini
merupakan energi siap pakai, langsung dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua
dalam bentuk sumber elektron yaitu NADH (nikotin adenin dinukleotida H) dan FAD (flavin
adenin dinukleotida) yakni dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa ke
sistem transpor elektron.
Proses transpor elektron ini sangat kompleks. Pada
dasarnya, elektron dan H+ dari NADH dan FADH2 dibawa dari
satu substrat ke substrat lain secara berantai. Pembawa
elektron dalam transpor elektron antara lain protein besi-
sulfur (FeS) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula senyawa
ubikuinon yang bukan protein. Setiap kali dipindahkan,
energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat
anorganik (P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada
bagian akhir terdapat oksigen (O2) sebagai penerima
(aseptor), sehingga terbentuklah H2O. Perhatikan Gambar
1.4.9.
Pada setiap tahap respirasi dihasilkan senyawa-
senyawa antara dari tahapan-tahapan tertentu. Senyawa-
senyawa antara itu digunakan sebagai bahan dasar proses
anabolisme. Dengan demikian pada respirasi terjadi efisiensi
bahan, karena tidak ada bahan yang terbuang.
Dari glikolisis yang terjadi di sitoplasma selain
dihasilkan ATP juga menghasilkan NADH sebanyak 2
molekul, jika berlangsung metabolisme aerobik maka NADH
akan melintasi membran mitokondria dan memasuki rantai
transpor elektron. NADH dari sitoplasma ini tidak dapat
Gambar 1.4.9 Sistem
langsung menembus membran mitokondria, untuk itu NADH
Transpor Elektron melalui
Senyawa-senya-wa Antara harus disiklus ulang melalui sistem electron shuttle, yang
untuk Menghasilkan ATP. membawa elektron melintasi membran dalam bentuk
tereduksi.

• Glycerol 3-phosphate shuttle berfungsi misalnya dalam sel-sel otot kerangka dan otak.
Elektron dari NADH digunakan untuk membentuk gliserol 3-fosfat melalui reaksi oksidasi
reduksi, NADH teroksidasi menjadi NAD sedangkan DHAP (dihidroksi aseton fosfat)
tereduksi menjadi gliserol 3-fosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Gliserol

69
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
3-fosfat dioksidasi oleh suatu FAD dehidrogenase yang terikat membran menjadi FADH 2.
Selanjutnya FADH2 masuk dalam rantai taranspor elektron dan menghasilkan 2 ATP.
• Malat-aspartat shuttle yang ada dalam hati dan jantung mengarahkan pada pembentukan
3 ATP untuk setiap molekul NADH sitoplasmik. Elektron dari NADH sitoplasma melintasi
membran dalam mitokondria melalui substrat malat, yang dioksidasi dalam matriks
mitokondria oleh malat dehidrogenase mitokondria menjadi oksaloasetat dengan
menggunakan NAD terikat dehidrogenase sebagai katalisisnya. (gambar 5.5).Jadi dalam sel-
sel jantung dan hati NADH sitoplasma dioksidasi melalui “malat-aspartat shuttle” dalam
peristiwa fosforilasi oksidatif setiap molekulnya dapat menghasilkan 3 ATP.
Secara keseluruhan energi yang dihasilkan dari oksidasi satu molekul glukosa secara sempurna
adalah sebagai berikut:
Dalam sel yang melakukan glycerol 3-phosphat shuttle:
• Glikolisis menghasilkan 4 ATP + 2NADH (4ATP) – 2ATP = 6 ATP
• Oksidasi piruvat menghasilkan 2 NADH = 6 ATP
• Daur asam sitrat menghasilkan 2ATP
2 FADH (4 ATP)
6 NADH (18 ATP) = 24 ATP
= 36 ATP
Dalam sel yang melakukan malat-aspartat shuttle:
• Glikolisis menghasilkan 4 ATP dan 2 NADH (6ATP) – 2ATP = 8 ATP
• Oksidasi piruvat menghasilkan 2 NADH = 6 ATP
• Daur asam sitrat menghasilkan 2ATP
2 FADH ( 4 ATP)
6 NADH (18 ATP) = 24 ATP
= 38 ATP

2) Respirasi Anaerobik
Respirasi anaerobik (anaerob) adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi aerobik menggunakan oksigen
untuk mengikat hidrogen membentuk air, pada respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu, misalnya asam fosfoenolpiruvat atau asetaldehida) sebagai pengikat hidrogen,
membentuk asam laktat atau alkohol.
Respirasi anaerobik dapat terjadi pada:
70
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
a. jaringan yang kekurangan oksigen, misalnya ketika kita lari sangat cepat atau melakukan
kontraksi otot sangat kuat sehingga terdapat otot yang kekurangan oksigen,
b. akar tumbuhan yang terendam air
c. biji-biji berkulit tebal yang sulit ditembus oksigen.
d. sel-sel ragi dan bakteri anaerobik.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan
baku seperti fruktosa, galaktosa dan manosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhir
respirasi anaerobik adalah alkohol, karbondioksida dan energi. Alkohol bersifat racun bagi sel-
sel ragi. Sel-sel ragi hanya tahan terhadap alkohol pada kadar 9%--18%, jika kadar alkohol lebih
tinggi dari 18%, maka proses alkoholisasi terhenti. Hal yang demikian merupakan suatu
kendala pada industri pembuatan alkohol. Oleh karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi
air dan karbon dioksida, maka energi yang dihasilkan pada respirasi anaerobik lebih kecil
dibandingkan respirasi aerobik. Reaksi respirasi anaerobik juga lebih sederhana, karena tidak
melalui reaksi-reaksi antara sebagaimana reaksi aerobik. Pada respirasi aerobik dihasilkan 675
Kal. (kkl = kilokalori), sedangkan pada respirasi anaerobik hanya dihasilkan 21 Kal. Perhatikan
persamaan reaksinya berikut ini:
C6H12O6 --------> 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kkal
glukosa etanol karbon dioksida energi

Dari persamaan rekasi tersebut, tampak bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan,
bakteri anaerobik seperti Clostridium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika
berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga
memberi kemungkinan bakteri tumbuh subur.
Istilah fermentasi sering digunakan untuk proses respirasi anaerobik. Selain fermentasi
alkohol, fermentasi yang lain juga dilakukan oleh mikroorganisme dengan menggunakan
berbagai substrat zat organik. Contohnya produksi alkohol (fermentasi alkohol) oleh sel-sel
ragi dan pengubahan alkohol menjadi asam asetat atau cuka (fermentasi cuka) oleh bakteri
acetobacter aceti. Fermentasi alkhol berlangsung secara anaerobik, sedangkan fermentasi
cuka berlangsung secara aerobik.

71
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Fermentasi asam laktat secara aerobik berlangsung di dalam sel-sel otot, yaitu ketika
sel-sel berkontraksi terus menerus sementara persediaan oksigen habis atau terbatas. Jika
asam laktat yang dihasilkannya menumpuk, maka akan timbul kelelahan otot atau bahkan
nyeri otot. Ketika istirahat, asam laktat diangkut dan dikeluarkan dari tubuh dan kita akan
merasa segar kembali. Pada fermentasi asam laktat, proses respirasi diawali dengan tahap
glikolisis (ingat reaksi-reaksi pemecahan glukosa hingga terbentuk asam piruvat). Asam piruvat
yang dihasilkannya akan diubah menjadi asam laktat atau asam susu. Persamaan reaksinya
seperti berikut:
2 asam piruvat 2 fosfoenol piruvat 2 laktat
(dari glikolisis) 2ADP 2 ATP 2NADH 2NAD

b. Katabolisme Lemak
Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol yang merupakan senyawa dengan 3 atom C dapat diubah menjadi gliseraldehid 3-
fosfat. Selanjutnya, gliseraldehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk piruvat.
Sementara itu, asam lemak dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C. Molekul
dengan 2 atom C ini kemudian diubah menjadi asetil koenzim A. Bandingkan, satu molekul
glukosa (6C) hanya menghasilkan 2 asetil koenzim A, sedangkan satu molekul lemak (18C)
dapat menghasilkan 10 asetil koenzim A. Oleh sebab itu, dalam proses katabolisme, energi
yang sihasilkan lemak lebih besar daripada yang dihasilkan oleh karbohidrat. Energi yang
dihasilkan dari 1 gram karbohidrat sebesar 4,1 kkal, sedangkan dari 1 gram lemak dihasilkan
energi sebesar 9 kkal. Molekul-molekul lemak tidak dapat diedarkan dari sel ke sel. Agar dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh, molekul lemak harus diuraikan menjadi gliserol dan asam
lemak terlebih dahulu yang selanjutnya digunakan sebagai substrat dalam respirasi. Lemak
diuraikan menjadi gliserol, kemudian diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat. Selanjutnya,
senyawa dihidroksiaseton fosfoat diubah menjadi fosfogliseraldehida. Zat ini merupakan zat
antara dalam peristiwa glikolisis dan siklus Krebs.

72
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
lipase
trigliserida + 3 H2O gliserol + 3 asam lemak

Katabolisme lemak pada manusia dan hewan dimulai di usus halus. Proses pemecahan
lemak ini dibantu oleh enzim lipase. Lambung juga memiliki enzim lipase yang dapat
memecahkan lemak tetapi di lambung tidak terjadi proses pemecahan karena tingginya
tingkat keasaman lambung (pH lambung antara 1,2-2,5).
Di dalam sel, asam lemak dikatabolisme melalui lintasan β-oksidasi, perhatikan Gambar
1.4.10. Hasil proses ini adalah asetil KoA, NADH, FADH2. Tahap awal metabolisme asam lemak
terjadi pada membran luar mitokondria. Asam lemak mula-mula diaktivasi menjadi asil lemak
KoA. Proses aktivasi ini dikatalis oleh asil KoA sintetase. Dalam proses katabolisme asam lemak
terdapat lima tahapan yang terjadi.

Gambar 1.4.10 Lintasan β-oksidasi

a. Tahap pertama, merupakan upaya masuknya asil lemak KoA ke dalam matriks mitokondria.
Asil lemak KoA berikatan dengan koenzim karnitin, kemudian ditransfer ke dalam matriks
mitokondria. Enzim yang membantu dalam proses transfer ini adalah karnitin
asiltransferase. Metabolisme asil lemak KoA selanjutnya terjadi di dalam matriks
mitokondria melalui urutan reaksi yang dikenal sebagai lintasan β-oksidasi.
73
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
b. Tahap kedua, merupakan reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara oksidasi atau
dehidrogenasi terhadap asam lemak aktif. Koenzim yang dibutuhkan oleh enzim pada
tahap ini adalah FAD yang berperan sebagai akseptor hidrogen.
c. Tahap ketiga, merupakan tahap hidrasi, pengubahan trans enoil KoA menjadi 3-hidroksiasil
KoA oleh enzim enoil KoA hidratase.
d. Tahap keempat, merupakan tahap dehidrogenasi kedua. Produk tahap ketiga diubah
menjadi 3-ketoasil KoA. Proses ini dikatalis oleh enzim β-hidroksiasil KoA dehidrogenae dan
melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH.
e. Tahap kelima, merupakan tahap pemecahan ketoasil KoA pada ikatan C-C dengan enzim
asetil KoA asetiltransferase (lebih dikenal dengan tiolase) sehingga terbentuk asetil- KoA
dan asil KoA.
Asil KoA yang terbentuk pada tahap akhir ini mengalami reaksi degradasi lebih lanjut
seperti langkah sebelumnya. Setiap siklus degradasi asam lemak akan terjadi pengurangan dua
atom karbon (asetil KoA). Jika asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap, maka akan
teroksidasi menjadi molekul asetil KoA. Molekul asetil KoA hasi degradasi ini dapat teroksidasi
lebih lanjut ke Siklus Krebs, jika organisme harus menggunakan lemak bukan karbohidrat
sebagai sumber energi utama.

c. Katabolisme Protein
Protein yang terdapat di dalam sel dan makanan didegradasi menjadi monomer
penyusunnya, yaitu asam amino, oleh enzim protease. Protease tersebut dapat berada di
dalam lisosom maupun dalam lambung dan usus. Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis
protein. Setelah gugus amin dilepas dari asam amino, beberapa asam amino diubah menjadi
asam piruvat dan ada juga yang diubah menjadi asetil koenzim A. Gugus amin yang dilepas
dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi amonia (NH 3) dan dibuang lewat urin.
Satu gram protein menghasilkan energi yang sama dengan 1 gram karbohidrat yaitu 4,1 kkal.
Katabolisme protein pertama kali berlangsung di dalam lambung. Di tempat ini, pepsin
memecah protein dengan memutuskan ikatan peptida yang ada di sisi gugus amin bebas.
Selanjutnya, di dalam usus protein juga dipecah oleh tripsin dan senyawa ini dipecah kembali
oleh aktivitas aminopeptidase menjadi asam amino-asam amino bebas. Produk ini kemudian
melalui dinding usus halus masuk ke dalam aliran darah menuju ke berbagai organ lalu ke sel.
Beberapa asam amino mengalami proses deaminasi dan dekarboksilasi. Proses deaminasi

74
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan nonoksidatif. Contoh asam amino yang
mengalami proses deaminasi oksidatif adalah asam glutamat. Reaksi pemecahan asam
glutamat dikatalis oleh enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.
Dekarboksilasi asam amino merupakan cara lain
dalam degradasi asam amino protein
menghasilkan limbah nitrogen berupa amonia.
Senyawa ini bersifat racun bagi organisme
tertentu. Agar tidak membahayakan tubuh,
biasanya gugus amino diekskresi dari tubuh
dalam bentuk urea, yaitu suatu senyawa yang
larut dalam air dan bersifat notoksik.
Pembentukan urea dimulai dari reaksi antara
gugus amino dengan karbon dioksida. Urea yang
terbentuk biasanya dikeluarkan dari tubuh
melalui urin. Perhatikan Gambar 1.4.11.

Gambar 1.4.11 Siklus Urea terjadi di


Mitokondria dan Sitosol

Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Setelah gugus amin dari asam
amino dilepas, beberapa asam amino diubah menjadi asam piruvat dan ada juga
yang diubah menjadi asetil koenzim A. Gugus amin yang dilepas dari asam amino dibawa ke
hati untuk diubah menjadi amonia (NH3) dan dibuang lewat urin.

2. ANABOLISME
Anabolisme adalah semua reaksi penyusunan yang berlangsung di dalam sel, yang
berasal dari senyawa sederhana disusun menjadi senyawa yang lebih kompleks.
a. Anabolisme Karbohidrat
Anabolisme karbohidrat merupakan proses penyusunan karbohidrat. Karbohidrat
dibedakan atas monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Contoh

75
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Monosakarida berikatan dengan
monosakarida membentuk disakarida. Contoh diskarida adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.
Disakarida berikatan dengan disakarida membertuk polisakarida. Contoh polisakarida adalah
glikogen dan amilum.
Proses pembentukan glikogen dari glukosa terjadi di dalam tubuh hewan saja.
Sebaliknya, pembentukan amilum dari glukosa terjadi pada tumbuhan saja. Glukosa dibentuk
dari molekul anorganik yaitu CO2 dan H2O dan energi yang berasal dari matahari. Proses ini
disebut fotosintesis. Pada beberapa bakteri, energi itu tidak berasal dari matahari tetapi dari
energi kimia sehingga prosesnya disebut kemosintesis.
1) Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton=cahaya, sintesis=penyusunan. Fotosintesis adalah
peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida) dengan
pertolongan energi cahaya matahari. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah zat
karbon (karbondioksida), maka istilah lain yang juga digunakan adalah asimilasi zat karbon.
Pada dasarnya, proses fotosintesis merupakan keUmpan Balik dari pernapasan.
Fotosintesis mereaksikan karbondioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan energi
cahaya matahari. Jika proses pernapasan berlangsung di semua sel makhluk hidup baik siang
maupun malam, maka proses fotosintesis hanya berlangsung di tumbuhan berklorofil pada
waktu siang hari. Malam hari juga dapat terjadi fotosintesis asalkan ada sumber cahaya (misal
cahaya lampu).
Meskipun merupakan keUmpan Balik dari proses pernapasan, namun rentetan
reaksinya tidak sama. Secara singkat, persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam dapat
dituliskan sebagai berikut:
Cahaya Matahari
6CO2 + 12H2O ---------------> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Klorofil
Air (6H2O) yang terbentuk dari fotosintesis berbeda dengan air (12H2O) yang digunakan
sebagai bahan fotosintesis. Jadi merupakan molekul air baru yang terbentuk selama
fotosintesis. Tumbuhan yang dapat melakukan fotosintesis hanyalah tumbuhan yang

76
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
berklorofil. Karena itu tumbuhan hijau yang berklorofil disebut sebagai produsen (penghasil).
Keberadaan makhluk di bumi sangat tergantung kepada keberadaan produsen.
Pada tumbuhan, alga, protista bersel satu (misalnya Euglena), semua reaksi fotosintesis
terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas mempunyai sistem membran dalam. Membran ini
terorganisasi menjadi kantong pipih berbentuk cakram yang disebut tilakoid. Tumpukan
tilakoid disebut grana. Tiap-tiap tilakoid merupakan ruang tertutup dan berfungsi sebagai
tempat pembentukan ATP. Di sekeliling tilakoid terdapat cairan yang disebut stroma. Stroma
mengandung enzim yang berperan dalam reaksi fotosintesis. Lihat Gambar 1.4.12.
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Ingenhousz pada tahun 1799.
Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana, yang diisi air.
Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik, di atasnya diberi tabung reaksi yang juga
berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air itu. Gas ini ternyata oksigen. Ingenhousz menyimpulkan,
fotosintesis menghasilkan oksigen.
Pada tahun 1822, Engelmann melakukan percobaan dengan menggunakan ganggang
Spirogyra. Ganggang Spirogyra mempunyai kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang
terkena sinar yang mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak terkena sinar tidak
mengeluarkan oksigen. Buktinya, bakteri suka oksigen banyak berkerumun di bagian kloro-
plas yang terkena sinar. Jadi kesimpulannya adalah: a) fotosintesis dilakukan oleh kloroplas; b)
kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya.

Gambar 1.4.12
Fotosintesis terjadi di
Dalam Kloroplas

77
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum.
Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas grenjeng) dipetik di sore hari, setelah
terkena sinar matahari sejak pagi hari. Daun tersebut direbus untuk mematikan sel-selnya.
Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut. Maka daun
tersebut akan menjadi pucat. Tetesi daun itu dengan yodium, maka bagian yang tertutup oleh
kertas timah tetap pucat, sedang yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman.
Warna biru kehitaman menandakan bahwa di daun tersebut terdapat amilum.
Hill pada tahun 1937 berhasil membuktikan bahwa energi sinar yang diterima
digunakan untuk memecah molekul air menjadi H2 dan O2. Peristiwa ini dikenal sebagai
fotolisis, yang merupakan tahap awal dari fotosintesis. Fotolisis harus berlangsung dengan
bantuan cahaya. Karena itu disebut reaksi terang. H2 yang dihasilkan dari penguraian air
ditangkap oleh NADP sehingga terbentuk NADPH2. Selanjutnya terjadi penyusutan CO2 oleh H2
yang dibawa oleh NADP tersebut. Oleh Blackman dikemukakan, penyusutan atau reduksi CO2
oleh H2 sehingga terbentuk CH2O berlangsung tanpa bantuan cahaya. Karenya disebut reaksi
gelap. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

CO2 + 2NADPH2 + O2 -----> 2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2

Jika reaksi Hill dan Blackman digabungkan, maka akan terlihat sebagai berikut:
Hill: (Reaksi terang), berlangsung di dalam grana.
2H2O ------------> 2NADPH2 + O2
Blackman: (Reaksi gelap), berlangsung di dalam stroma.
CO2 + 2NADPH2 + O2 -----> 2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2
atau:
CO2 + 2H2O -----> CH2O + H2O + O2
Kalau baris terakhir ini dikalikan enam maka diperoleh:
6CO2 + 12H2O -----> (CH2O) 6 + 6H2O + 6O2

Jadi reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia dan hidrogen yang
dihasilkan oleh reaksi terang. Tanpa didahului reaksi terang, reaksi gelap tidak akan
berlangsung.
78
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Tahapan Proses Fotosintesis
a) Penangkapan Energi Cahaya (Fotosistem)
Ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya, elektron pada klorofil akan terlepas
ke orbit luar (tereksitasl). Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu
plastokuinon. Unit penangkapan elektron ini disebut fotosistem. Akibatnya, jumlah elektron di
dalam klorofil menjadi tidak stabil. Untuk itu, klorofil harus disuplai elektron dari molekul lain.
Dalam waktu yang bersamaan terjadi proses fotolisis yaitu H2O terpecah menjadi 2H+, ½ O2,
dan elektron. Elektron dari air inilah yang dipakai untuk menstabilkan klorofil. Ada dua macam
fotosistem di dalam tilakoid. Molekul klorofil yang berada pada pusat reaksi dari fotosistem I
dinamakan P700 karena sangat baik menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700
nanometer. Sedangkan molekul klorofil yang berada pada pusat reaksi fotosistem II
dinamakan P680, karena sangat baik menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer.
b) Aliran Elektron
Ada dua macam aliran elektron, yaitu elektron dari fotosistem II (P680) yang bersifat
nonsiklis dan dari fotosistem I (P700) yang bersifat siklis. Fotosistem II terjadi sebelum
fotosistem I. Elektron yang terlepas dari P680 ditangkap oleh penerima elektron dan
dipindahkan secara berantai dari penerima elektron plastokuinon sitokrom, dan plastosianin.
Energi yang terlepas ketika elektron berpindah dari satu penerima elektron ke penerima
elektron lain ditangkap untuk membentuk ATP.
Penerima elektron yang terakhir adalah klorofil P700. Pada saat yang bersamaan, P700
yang menyerap energi foton dan elektronnya tereksitasi. Elektron dari P700 ini ditangkap oleh
penerima elektron seperti feredoksin, untuk membentuk NADPH. Aliran elektron dari P680
dan P700 ini bersifat nonsiklis (fotofosforilasi non-siklis). Artinya, elektron yang terlepas dari
klorofil tidak kembali ke tempatnya semula. Lihat Gambar 1.13.
Aliran elektron pada fotosistem I dapat bersifat siklis untuk membentuk ATP. Klorofil
P700 yang menyerap energi foton elektronnya akan tereksitasi. Elektron ditangkap oleh
penerima elektron, yaitu feredoksin koenzim Q, dan plastosianin kemudian kembali ke klorofil
P700. Oleh sebab itu, aliran elektron ini disebut fotofosforilasi siklis. Energi yang terlepas
79
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
selama proses perpindahan elektron ini digunakan untuk mensintesis ATP. Lihat kembali
Gambar 1.4.13. Jalan pintas yang ditempuh elektron dari P430 menuiu sitokrom b membentuk
fotofosforilasi siklik.

Gambar 1.4.13 Skema Perjalanan Elektron Nonsiklik Selama Reaksi


Terang.Tanda panah putus-putus dari P430 menuiu sitokrom b adalah
jalan pintas yang dilalui elektron yang bersifaf siklik.

2) Siklus Calvin
Siklus ini dikemukakan oleh Melvin Calvin. Siklus ini merupakan proses penggunaan ATP
dan NADPH untuk mengubah CO2 menjadi gula (glukosa, maltosa, sukrosa, amilum). Hasil
akhir dari siklus Calvin adalah gliseraldehid 3-fosfat (G3P), suatu senyawa antara yang dipakai
untuk membentuk senyawa gula (karbohidrat). Untuk membentuk satu molekul G3P, siklus
Calvin harus berjalan tiga kali. Siklus Calvin dapat dibagi ke dalam tiga fase berikut.
a) Pengikatan (Fiksasi CO2)
CO2 diikat oleh senyawa C-5 yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) untuk membentuk senyawi C-6.
Senyawa C-6 ini kemudian dipecah menjadi 2 senyawa gliserat 3-fosfat (PGA). Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini disebut RuBisCo (ribulosa 1,5 bifosfat karboksilase).
b) Reduksi

80
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Setiap senyawa PGA difosforilasi oleh ATP dengan bantuan enzim fosfogliserat kinase untuk
membentuk 1,3-bifosfogliserat dan ADP. Selanjutnya senyawa ini diubah menjadi gliseraldehid
3-fosfat atau G3P dengan menambahkan 2 elektron dari 2 NADPH. NADPH diubah meniadi
NADP+. Siklus ini harus berjalan tiga kali sehingga terbentuk 6 molekul G3P.
c) Pembentukan RuBP
Senyawa RuBP harus selalu dibentuk karena senyawa ini digunakan untuk mengikat CO 2.
Pembentukan kembali senyawa RuBP dari 5 senyawa G3P membutuhkan 3 ATP. Jadi, untuk
membuat 1 G3P secara keseluruhan dalam siklus Calvin dibutuhkan 9 ATP dan 6 NADPH. G3P
dapat diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat. G3P ditambah dihidroksi-aseton fosfat
membentuk glukosa. Dengan demikian untuk membentuk 1 molekul glukosa dibutuhkan siklus
Calvin yang berdaur selama 6 kali, dan ditangkaplah 6 molekul CO2 seperti reaksi berikut.
6CO2 + H2O ------> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Perhatikan siklus Calvin pada Gambar 1.4.14.

Gambar 1.4.14 Siklus Calvin

81
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
3) Kemosintesis
Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk memecah molekul air. Hasil akhir yang
terbentuk adalah gula (selanjutnya diubah menjadi amilum) yang akan digunakan sebagai
cadangan makanan. Jadi, energi cahaya diubah menjadi energi yang tersimpan dalam bentuk
ikatan kimia. Namun sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa mikroorganisme ada yang
dapat memperoleh energi dengan jalan mengoksidasi senyawa kimia. Misalnya bakteri
belerang, bakteri nitrit, bakteri nitrat, dan bakteri besi. Bakteri belerang mengoksidasikan H 2S
untuk memperoleh energi. Selanjutnya, energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan
assimilasi C. Karena proses penyusunan bahan organik digunakan energi dari pemecahan
senyawa kimia, maka disebut kemosintesis. Perhatikan reaksinya:
H2S + O2 ----> 2H2O + 2S + energi
Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya. Energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO 2
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:

CO2 + H2S ----> CH2O + S2 + H2O

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrococcus mengoksidasi NH4+ untuk memperoleh energi.
(NH4)2 CO3 + 3O2 ----> 2HNO2 + CO2 + 3H2O + E
Demikian pula bakteri Nitrobacter melakukan kemosintesis untuk menghasilkan energi.
Ca(NO2)2 + O2 Ca(NO3) + E

b. Anabolisme Lemak
Anabolisme lemak atau sintesis lemak disebut juga lipogenesis. Lemak dapat disintesis,
baik dari protein maupun dari karbohidrat, melalui asetil CoA. Molekul lemak tersusun atas
gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat terbentuk dari zat antara yang ada di glikolisis yakni
terbentuk dari dihidroksiaseton fosfat (zat ini terbentuk dari fruktosa 1,6 difosfat). Gliserol
juga dapat berasal dari aldehid fosfogliseraldehida (PGAL). Sedangkan asam lemak terbentuk
dari asetil CoA, suatu zat yang dihasilkan oleh pengubahan asam piruvat pada akhir glikolisis.
Persamaan reaksi terbentuknya gliserol dari reaksi-reaksi glikolisis dapat dilihat seperti
berikut.

82
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
α-gliserofosftat
Dihidroksiaseton fosfat + NADH2 α-gliserofosfat + NAD

dehidrogenase
α-gliserofosfat + H2O Gliserol-3-fosfat + H3PO4

Pembentukan triasilgliserol yang melalui jalur reaksi dihidroksiaseton fosfat dengan KoA
asil asam lemak. Perhatikan Gambar 1.4.15 tentang anabolisme triasilgliserol. Tahap
selanjutnya adalah hidrolisis asam fosfatidat dengan katalis fosfatida fosfatase menghasilkan
diasilgliserol. Tahap akhir sintesis trigliserida adalah reaksi antara diasilgliserol dengan molekul
ketiga dari koenzim A asil asam lemak menghasilkan triasilgliserol atau trigliserida.
Proses tahap akhir dikatalis oleh diasilgliserol asiltransferase. Perhatikan pula Gambar
1.4.16 tentang jalur-jalur utama metabolisme lemak. Asam lemak dihasilkan dari asam
piruvat. Tiga molekul asam lemak dengan gliserol akan bereaksi membentuk molekul lemak.
Enzim yang membantu reaksi adalah lipase. Sintesis lemak berlangsung di retikulum
endoplasma.
Lemak tidak larut di dalam air. Untuk mengangkutnya, lemak dapat dibongkar dan
dibentuk menjadi gula. Gula yang terbentuk masuk lagi ke dalam reaksi glikolisis, atau lemak
tadi dapat dijadikan gliserol kembali yang selanjutnya gliserol diubah menjadi dihidroksiaseton
fosfat. Zat tersebut dapat menuju ke siklus Krebs untuk menghasilkan energi.

Gambar 1.4.15 Anabolisme


Triasilgliserol

83
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Gambar 1.4.16 Jalur-jalur
Metabolisme Lemak
Dengan uraian tersebut jelas bahwa molekul lemak dapat di bongkar dijadikan energi.
Peristiwa pembongkaran lemak ini terjadi jika persediaan gula darah telah habis. Kita pasti
memahami bahwa orang yang terlalu gemuk disebabkan karbohidrat yang dimakannya terlalu
banyak. Untuk menanggulanginya, kurangi makanan berkarbohidrat dan berlemak, agar
lemak di dalam tubuh "dibakar" untuk menghasilkan energi.

b. Anabolisme Protein
Protein tersusun atas senyawa asam amino. Asam amino yang satu dengan asam amino
yang lain dihubungkan oleh suatu ikatan peptida. Penggabungan molekul-molekul asam amino
dipengaruhi oleh proses fosforilasi. Suatu molekul asam amino terdiri atas suatu gugus
karboksil (-COOH) dan gugus amino (-NH2). Penggabungan gugusan amino (-NH2) pada suatu
substrat disebut aminasi.
Ada dua cara sintesis protein, yaitu melalui reaksi aminasi reduksi dan reaksi
transaminasi. Dalam penyusunan asam amino, asam glutamat memegang peranan yang
penting. Asam glutamat terbentuk oleh adanya reaksi antara asam d-ketoglutarat dan NH3
dengan bantuan enzim dehidrogenase glutamat. Aminasi dari asam oksaloasetat akan
menghasilkan asam aspartat, dan aminasi dari asam piruvat akan menghasilkan alanin. Semua
proses ini berlangsung dalam reaksi aminasi reduksi.

84
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Reaksi-reaksi tersebut adalah:
dehidrogenase

• asam α-ketoglutarat + NH3 asam α-aminoglutarat + H2O


glutamate dehidrogenase
asam α-iminoglutarat + NADH2 asam glutamat + NAD
aspartat dehidrogenase
• asam oksaloasetat + NH3 + NADH2 asam aspartat + H2O + NAD
alanin dehidrogenase
• asam piruvat + NH3 + NADH2 alanin + H2O + NAD

Reaksi transaminasi merupakan reaksi yang melibatkan transfer atau pemindahan satu
gugus amino dari suatu asam amino ke suatu asam α-ketoglutarat baru dan asam amino baru.
Enzim yang berperan adalah enzim transaminase. Persamaan reaksinya adalah: sintesis asam
aspartat dari asam glutamat

glutamat aspartat dehidrogenase

asam aspartat + asam oksaloasetat asam α-ketoglutarat + asam


aspartat

Sintesis protein merupakan penerjemahan rangkaian kode-kode genetika yang berjumlah


ribuan, bahkan jutaan, menjadi rangkaian asam amino suatu protein tertentu melalui suatu
proses yang sangat kompleks. Perhatikan Gambar 1.4.17.

Gambar 1.4.17 Metabolisme Protein

85
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
4.4.2 Latihan

1. Proses metabolisme dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme, jelaskan dan


berikan contoh!
2. Jelaskan fungsi respirasi! Respirasi glukosa melibatkan 4 rangkaian reaksi, jelaskan! Apa
hasilnya?
3. Apa yang dimaksud dengan proses fotosintesis?Siapa yang yang dapat melakukan
fotosintesis?Apa yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses fotosintesis?

Kunci jawaban:

1. Berbagai reaksi dalam tubuh terjadi untuk berbagai kegiatan organisme seperti
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, gerak dal lain-lain. Reaksi yang membutuhkan
energi tersebut dilibatkan dalam penyusunan (sintesis) molekul biologik yang diperlukan
pada hewan seperti asam amino, lemak, protein, asam nukleat, dan karbohidrat;
sedangkan pada tumbuhan penyusunan karbohidrat dilakukan melalui fotosintesis. Reaksi
biosintesis ini disebut anabolisme. Sebaliknya, reaksi yang membutuhkan energi dalam
sel, untuk memecah atau mencerna dan menghasilkan bahan buangan, reaksi degradatif
ini secara keseluruhan disebut katabolisme. Reaksi anabolisme yang membutuhkan energi
sering berpasangan dengan reaksi katabolisme yang menghasilkan energi.
2. Respirasi berfungsi : menghasilkan energi dan senyawa antara. Contohnya respirasi
glukosa, yang terdiri dari beberapa rangkaian reaksi yaitu: (1). Glikolisis : proses
pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, dan 8 ATP (terjadi dalam
sitosol/sitoplasma); (2). Dekarboksilasi oksidatif piruvat : asam piruvat melalui beberapa
tahap reaksi diubah menjadi asetil- coenzim a, dan menghasilkan 6 ATP (terjadi pada
matriks mitokondria); (3). Daur asam sitrat (siklus Krebs/ daur asam trikarboksilat): asetil-
coenzim a memasuki siklus ini, akan menghasilkan 24 ATP (terjadi pada matriks
mitokondria); dan (4). Transfer hidrogen dan elektron : terjadi pada membran
mitokondria, berfungsi menerima atom hidrogen dan elektron yang dilepaskan pada
proses glikolisis, proses dekarboksilasi oksidatif piruvat dan daur Krebs. Jadi seluruh atom
hidrogen dan elektron yang masuk ke sistem ini akan menghasilkan ATP. Respirasi 1
molekul glukosa menghasilkan 36 ATP. Asam piruvat dari proses glikolisis, jika tidak ada
oksigen akan diubah menjadi asam laktat (misalnya : pada otot), atau menjadi alkohol/
etanol (misalnya: pada proses fermentasi).
3. Fotosintesis merupakan reaksi penyusunan karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan cahaya matahari . Fotosintesis terjadi hanya pada sel

86
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
tumbuhan hijau, alge, protista dan bakteri tertentu. Selama proses fotosintesis, sinar
matahari ditangkap dan digunakan untuk merubah bahan anorganik (CO 2 dan H2O)
menjadi karbohidrat (C6 H12O 6 atau [CH2O] ) dan oksigen (O2). Pigmen berwarna hijau
(klorofil) merupakan kunci utama reaksi ini.

4.4.3 Rangkuman
1. Metabolisme terdiri dari katabolisme dan anabolisme. Reaksi metabolisme di dalam tubuh
dibantu oleh enzim;
2. Biokatalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi sementara zat itu sendiri tidak
ikut bereaksi;
3. Enzim terdiri dari apoenzim dan prostetik;
4. Ciri-ciri enzim adalah enzim merupakan suatu biokatalisator, protein, bekerja secara
khusus, jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dapat bekreja bolak balik, bekerjanya
dipengaruhi lingkungan.
5. Katabolisme merupakan reaksi penguraian, yaitu menguraikan zat yang mempunyai
struktur kompleks menjadi zat yang memiliki struktur lebih sederhana, dalam rangka
menghasilkan energi;
6. Respirasi aerobik adalah pernapasan yang menggunakan oksigen bebas untuk memperoleh
energi; respirasi aerobik mempunyai 3 tahapan yaitu: glikolisis, siklus Krebs dan sistem
transpor elektron;
7. Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi
tanpa menggunakan oksigen bebas;
8. Fermentasi asam laktat berlangsung secara anaerobik di dalam sel-sel otot, menghasilkan
asam laktat yang menimbulkan kelelahan otot;
9. Anabolisme merupakan reaksi penyusunan yang berlangsung di dalam sel, misalnya
fotosintesis, kemosintesis, sintesis polipeptida dan sintesis lemak;
10.Fotosintesis merupakan reaksi penyusunan gula dari karbondioksida dan air, dengan
pertolongan cahaya. Reaksi ini diawali dengan fotolisis yang merupakan reaksi terang dan

87
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
reaksi penyusutan membentuk CH2O yang berlangsung tanpa cahaya yang merupakan
reaksi gelap.
11. Kemosintesis adalah reaksi penyusunan bahan organik yang menggunakan energi dari
pemecahan senyawa kimia;
12.Sintesis lemak berlangsung di dalam RE

4.4.4 Tes Formatif

Petunjuk : Pilihlah A. Jika jawaban (1), (2), dan (3) benar


B. Jika jawaban (1), dan (3) benar
C. Jika jawaban (2), dan (4) benar
D. Jika jawaban (4) saja yang benar
E. Jika semua jawaban salah
1. Berbagai reaksi kimia dalam tubuh yang terjadi melalui kontrol enzim mengacu
pada metabolisme. Metabolisme dibedakan menjadi :
(1) Anabolisme
(2) Fotosintesis
(3) Katabolisme
(4) Endergonik
2. Respirasi sel merupakan reaksi penguraian dalam tubuh, dengan hasil akhir berupa :
(1) ATP
(2) CO2
(3) H2O
(4) Karbohidrat
3. ATP merupakan molekul penyimpan energi sel. ATP disusun oleh :
(1) Adenosin
(2) Ribosa
(3) Tiga gugus fosfat
(4) Asam nukleat
4. Metabolisme selalu disertai reaksi reduksi-oksidasi yang melibatkan tranfer
hidrogen dan elektron. Koenzim penting yang berperan sebagai pembawa elektron
pada sejumlah reaksi reduksi-oksidasi adalah :
(1) NAD+
(2) Fosfat

88
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
(3) FAD
(4) Adenosin

5. Glikolisis merupakan proses pemecahan 1 molekul glukosa, dengan hasilnya


berupa:
(1) Empat molekul asam piruvat
(2) Dua molekul asam piruvat
(3) 36 ATP
(4) Dua ATP
6. Anabolisme merupakan reaksi penyusunan bahan-bahan menjadi produk akhir dan
membutuhkan energi. Contoh reaksi anabolisme adalah :
(1) Respirasi glukosa
(2) Fotosintesis
(3) Respirasi lemak
(4) Sintesis protein
7. Fotosintesis merupakan reaksi kimia yang terjadi dalam tumbuhan berklorofil, hasil
reaksi fotosintesis berupa :
(1) Oksigen
(2) Karbondioksida
(3) Karbohidrat
(4) Air

89
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini,
dan hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar.
Rumus:
Tingkat Penguasaan Anda = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
Jumlah Soal
Keterangan tingkat penguasaan:
90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 = baik
70 - 79 = sedang
< 69 = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan
belajar berikutnya. BAGUS ! Tetapi bila penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda harus
mengulangi kegiatan belajar, terutama mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

90
Modul Biologi Dasar faridared2005@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai