Anda di halaman 1dari 48

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan

penelitian dalam bidang biolgi, karena dapat digunakan untuk mempelajari

struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optik

dan mikroskop elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah

mikroskop biologi dan mikroskop stereo.

Salah satu pengukur objek miskroskopis adalah mikrometer. Ada 2 macam

mikrometer yaitu mikrometer objektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat

berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop.

Seperti yang kita ketahui bahwa biologi merupakan kata majemuk dari

bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Bios dan Logos, dimana Bios berarti

hidup dan Logos berarti kata ataupun ilmu pengetahuan. Menurut pengertian,

Biologi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hidup.Ilmu yang

mempelajari tentang tumbuhan adalah ilmu morfologi, yaitu salah satu cabang

botani yang mempelajari tentang struktur luar dari tumbuhan. Kajian tentang

morfologi tumbuhan yang diketahui bahwa tumbuhan kormophyta, yaitu

tumbuhan terbagi atas tiga bagian pokok yang terdiri atas akar, batang, dan daun.

(Hidayat, 2008)
2

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Pengenalan dan penggunaan mikroskop

Tujuan dalam praktikum Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop adalah

untuk mengenal dan mengetahui komponen-komponen dari mikroskop serta cara-

cara penggunaannya. Selain itu, tujuannya agar praktikan mengetahui bagaimana

cara memnyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.

Kegunaan dari praktikum ini adalah memberikan tambahan ilmu kepada

praktikan dalam hal menggunakan Mikroskop dan mengetahui bagian-bagian dari

Mikroskop dan cara menggunakan mikroskop dengan baik.

1.2.2 Pengamatan sel

Tujuan praktikum Biologi Pengamatan Sel, untuk mengidentifikasi sel

organisme secara khusus dan mempelajari struktur dari bentuk-bentuk sel yang

diamati.Kegunaan praktikum Biologi Pengamatan Sel ini, untuk mengetahui sel

secara langsung yang ada pada organisme baik pada sel tumbuhan maupun pada

sel hewan.
3

1.2.3 Pengamatan tumbuhan

Tujuan pratikum pengamatan tumbuhan, adalah dapat diketahui dan

memahami struktur morfologi maupun anatomi serta sistim reproduksi pada

tumbuhan monokotil dan dikotil.

Kegunaannya yaitu praktikan dapat mengetahui serta menggambarkan

struktur dari bagian-bagian dari tumbuhan tersebut baik dari akar, bunga,

batang ,dan daun serta buah pada tanaman dikotil dan monokotil.

1.2.4 Memahami konsep hukum mendel

Tujuan praktikum adalah agar praktikan dapat memahami angka-angka

perbandingan yang ada dalam hukum mendel.

Kegunaan praktikum adalah untuk memberikan pemahaman tentang

penurunan sifat suatu individu baik pada tumbuhan ataupun pada hewan yang

akan diwariskan kepada generasi berikutnya serta kita dapat menyilangkan

tanaman dengan kehendak yang kita inginkan melalui ilmu genetika.

1.2.5 Pengamatan transpirasi tumbuhan

Praktikum pengamatan transpirasi ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh suhu dan cahaya terhadap kecepatan transpirasi.Kegunaan praktikum

ini yaitu untuk mengukur laju transpirasi pada tumbuh-tumbuhan.


4

1.2.6 Pengamatan fotosintesis

Tujuan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuktikan dan

mengetahui terbentuknya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau,

membuktikan bahwa pada fotosintesis di hasilkan gas oksigen, mengetahui

pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis.Kegunaan di laksanakan

praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui tentang proses fotosintesis.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Kegunaan Mikroskop

2.1.1 Sejarah mikroskop

Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron=kecil dan

scopos=tujuan yang maksudnya adalah alat yang digunakan untuk dilihat oleh

mata telanjang. Dalam sejarah yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama

kali adalah ilmuan jerman, yaitu Hans janssen dan Zacharias janssen pada tahun

1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei

(Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan

mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop tersebut dikenal Mikroskop Galileo.

Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga lensa optiknya tidak

dapat mengamati benda berukuran dibawah 200 Nanometer (Trisoepomo,2007).

Pada tahun 1932, lahir mikroskop yang dapat melihat benda yang

berukuran dibawah 200 Nanometer, yang disebut Mikroskop Electron. Mikroskop

electron ada dua jenis yaitu Transmission Electron Microscopy (TEM)dan

Scanning Elektron Microscopy,yang dikembangkan oleh Ernest Ruska dan Max

Knoll ( Jerman) pada tahun 1932 (Trisoepomo, 2007).


6

2.1.2 Jenis-jenis mikroskop

Mikroskop terdiri atas dua kelompok besar yaitu mikroskop cahaya dan

mikroskop electron. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya dalam

pencahayaannya, sedangkan mikroskop electron menggunakan gelembung

electron dalam pencahayaannya (Mistel, 2009).

Mikroskop terdiri atas beberapa jenis yaitu mikroskop cahaya, mikroskop

ultraviolet, mikroskop pendar, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras

dan mikroskop electron.

2.1.3 Bagian-bagian dan fungsi komponen mikroskop

Mikroskop memiliki beberapa komponen penting, dan setiap komponen

itu memiliki fungsi yang berbeda. Adapun bagian-bagian dan funsi dari

komponen mikroskop yaitu lensa okuler yang berfungsi untuk memperbesar

bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif, tabung mikroskop sebagai

penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler, makrometer (sekrup pengarah

kasar), mikrometer (sekrup pengarah halus), revolver merupakan pemutar lensa

yang berguna untuk menempatkan lensa yang akan dikehendaki, lensa objektif

berfungsi untuk pembentukan bayangan pertama yaitu menentukan banyaknya

struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
7

Punggung mikroskop berfungsi untuk meletakan obek yang akan diamati,

kondensor merupakan alat untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh

cermin, diafragma merupakan komponen untuk mengatur banyaknya cahaya yang

masuk ke objek, penjepit objek berfungsi agar preparat yang diamati tidak

bergeser, cermin reflector berfungsi untuk mengarah cahaya ke objek, lengan

mikroskop merupakan tempat untuk memegang mikroskop dan kaki mikroskop

berfungsi agar mikroskop dapat berdiri tegak ( George L. clark, 2009).

2.2 Pengamatan Sel

2.2.1 Pengertian sel

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan

dalam artibiologis dan Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam

sel. (Asnani 2003)

Definisi sel berbeda-beda antara para ilmuwan. Menurut Robert Hooke

(1665), sel adalah ruangan-ruangan kecil. Menurut Robert Brown (1831), sel

adalah suatu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran yang di dalamnya terdapat

protoplasma, dan menurut Theodor Schwann (1839), sel adalah penyusun

organism (William, 2009).


8

Sel tumbuhan Pada dasarnya sel tumbuhan terdiri dari dinding sel dan

protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang bersifat mati. Dinding sel

berfungsi menentukan bentuk sel, sehingga bentuk sel tumbuhan relative tetap.

Selain itu, dinding sel berfungsi untuk menguatkan dan melindungi protoplas.

Dinding sel tersusun atas selulosa dan lignin pada xylem(Esiti,2007).

2.2.2 Organel-organel sel

Pada dasarnya sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, akan

tetapi sel itu sendiri memiliki organel-organel penyusun sel meliputi membrane

sel yaitu pembatas luar fungsinya sebagai intrafase antara mesin-mesin dibagian

dalam sel dan fluida cair yang membahasi emua sel. Nukleus yaitu inti sel yang

berfungsi sebagai pusat pengendali dalam sel, sitoplasma berfungsi mencerna

makanan untuk melakukan proses metabolism sel, mitokondria berfungsi

mengoksidasi makanan dan mensintesis ATP serta peredaran energi pada sel.

Ribosom yaitu struktur terkecil yang tersuspensi didalam sitoplasma yang

berfungsi sebagai tempat sintesis protein. RE berfungsi sebagai tempat sintesis

lemak dan kolestrol serta menawarkan racun. Badan golgi berfungsi membenuk

lisosom dan membentuk dinding sel tumbuhan, lisosom merupakan membrane

berbentuk kantong kecil yang berisi enam hidrolitik berperan penting dalam
9

matinya sel-sel. Vakuola merupkan organel sitoplasmatik yang berisi cairan

(Sugiri, 2009) .

2.2.3 Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan

Sel tumbuhan mempunyai ciri memiliki dinding sel dan membran sel,

umumnya memiliki plastid, tidak memiliki lisosom, tidak memiliki sentrosom, timbunan

zat berupa pati, bentuk tetap, memiliki vakuola ukuran besar, dan banya .(Iskandar 2007)

Secara umum sel tumbuhan dan sel hewan tersusun atas inti sel,

membrane sel, dan sitoplasma. Namun ada organel-organel sel hewan yang tidak

dimiliki oleh sel tumbuhan, begitu pula sebaliknya. Pada sel hewan terdapat

sentrosom sedangkan pada sel tumbuhan tidak mempunyai organel ini.Pada sel

hewan juga memiliki bagian yang sama dari sel tumbuhan yaitu mempunyai inti

dan sitoplasma. Salah satu organel yang dimiliki sel hewan dan tidak dimiliki sel

tumbuhan yaitu sentrosom yang fungsinya mengatur gerakan kromosom selama

berlangsung pembelahan sel (Tartino, 1994).

2.3 Pengamatan Tumbuhan

2.3.1 Perbedaan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil

Perbedaan morfologi tumbuhan antara tumbuhan dikotil dan monokotil

dapat dilihat melalui ciri fisik/morfologi pembeda yang dimiliki. Pada tumbuhan

monokotil memiliki tudung akar / kaliptra, tidak terdapat cambium pada akar dan

batang, adanya batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza dan
10

pertumbuhan akar dan batangnya tidak dapat tumbuh berkembang menjadi

membesar.Sedangkan ciri pada tumbuhan dikotil adalah tidak terdapat adanya

tudung akar, terdapatcambium pada akar dan batang,tidak ada pelindung

koleorhiza maupun koleoptil pada akar dan batangdan pertumbuhan akar dan

batang dapat tumbuh berkembang menjadi membesar.

2.3.2 Perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil

Perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil pada akar yaitu akar

monokotil letak xilem primer dan floem primer berselang-seling sedangkan pada

akar dikotil xilem primer terletak di pusat akar, sementara floem primer terletak di

luar xylem primer. Perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil pada

batang yaitu pada batang monokotil memiliki ikatan pembuluh angkut tipe

kolateral tertutup dan anatomi batang muda serta batang tua sama sedangkan pada

batang dikotil katan pembuluh angkut tipe kolateral terbuka dan terdapat

perbedaan anatomi batang tua dan batang muda (muda ada empulur, tua tidak).

Perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil pada daun yaitu pada daun

monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade sedangkan pada daun dikotil

terdapat jaringan parenkim palisade.

2.4 Memahami Konsep Hukum Mendel

2.4.1 Hukum Mendel I

Bunyi hukum mendel I, menyatakan bahwa pada pembentukan gamet-

gamet, kedua gen yang merupakan pasangan itu akan di pisahkan atau

disegresikan ke dalam dua sel anak.


11

2.4.2 Hukum Mendel II

Bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu berbeda

satu dengan yang pasang sifat atau lebih, maka di turunkankannya sifat yang

sepasang itu tidak tergantung dari sifat pasangan lainnya.Hukum pemisahan gen.

menurut hukum ini, ketika terbentuk gamet-gamet pada meiosis, sepasang faktor

keturunan atau gen akan mengalami pemisahan atau segresi. Sehingga setiap

gamet akan mendapatkan sebagian dari pasangan hereditas tersebut. Gen-gen

tersebut akan selalu diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, dengan

ekspresi gen tersebut akan terlihat atau tidak, tergantung dari sifat dominan atau

resesifnya, walaupun pemisahan gen terjadi secara sembarag. Namun

perbandingan antara gen yang memperlihatkan sifat-sifat, denagan yang tidak

memperlihatkan sifat-sifat dapat di perhitungkan.

Hukum mendel ada dua yaitu, hukum mendel I, pada gametogenesis maka

gen memisah secara bebas. Hukum mendel II, pada gametogenesis maka gen-gen

dari dua pasang atau lebih akan mengelompok secara bebas (Rahaedi, 2009).

2.5 Pengamatan Transpirasi

2.5.1 Pengertian transpirasi

Transpirasi adalah menghilangnya air dalam bentuk uap air dan jaringan

hidup tanaman diatas permukaan tanah dan melewati stomata, lubang kutkula, dan

inti sel (Suyanto, 2008)


12

2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi adalahKelembaban, gerakan

uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang,

dengan demikian seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun

dengan menigkatnya kelembaban udara.Suhu, Kenaikan suhu dari 180 sampai 200

F cenderung untuk menigkatkan dua kali.

Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi

daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100-200 F lebih tinggi dari

pada suhu udara. Kandungan air tanahJika kandungan air tanah menurun, sebagai

akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah kedalam akar menjadi

lebih lambat. Hal ini cenderung untuk menigkatkan defisit air pada daun dan

menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Sunarto, 2009).

2.6 Pengamatan Fotosintesis tumbuhan

2.6.1 Pengertian fotosintesis

Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbondoksida

(dari udara) dan air dengan bantuan cahaya matahari. Dalam proses ini energy

cahaya diubah menjadi energy kimia. Proses ini terjadi pada segala organism

hidup. Cahaya matahari diserap oleh pigmen-pigmen tertentu, seperti zat hijau
13

daun pada tumbuh-tumbuhan. Organism yang menjalankan proses fotosintesa

adalah segala tumbuhan hijau termasuk pula makhluk bersel satu dan berbagai

jenis bakteri. Dengan perantara proses fotosintesis disalurkan bahan-bahan untuk

kehidupan makhluk lainnya ( Esiti, 2009).

2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis

Cahaya matahari yang ditangkap diubah ke dalam energi kimia.Kadar

karbon dioksida sangat penting karena merupakan bahan utama fotosintesis.Kadar

oksigen dapat menurunkan laju fotosintesis karena merupakan bahan untuk

respirasi tumbuhan.Kadar air sangat berpengaruh, jika kekurangan air maka

tumbuhan akan layu dan air juga merupakan bahan utama fotosintesis.Klorofil

merupakan zat hijau daun yang berfungsi untuk menagkap energi cahaya. Tanpa

klorofil, energi cahaya tidak akan tertangkap tumbuhan, sehingga fotosintesis

tidak akan berlangsung.Unsur hara merupakan sumber nutrisi untuk

tumbuhan.Kelembaban mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.

Membuka dan menutupnya stomata akan mempengaruhi jumlah karbondioksida

yang masuk. Suhu sangat mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis tidak akan

berlangsung dengan baik jika suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi. Komponen-

komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis


14

adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya

cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang

cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis.(pratiwi,DA dkk 2005)

2.6.3 Percobaan Sachs

Daun yang sebagian dibungkus kertas timah dipetik di sore hari , setelah

terkena sinar matahari sejak pagi hari.daun tersebut di rebus untuk mematikan sel-

selnya. Selanjutnya daun tersebut di masukan ke dalam alkohol, agar klofilnya

larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu di tetesi dengan yodium,

bagian yang tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup

warnaya menjadi biru kehitaman. Biru kehitaman menandakan bahwa di daun

tersebut terdapat amilum.(Robert 2007)

2.6.4 Percobaan Ingenhouz

Orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah

Jan Ingenhouz (1730-1779).Ingenhouz memasukkan tumbuhan air Hydrilla

verticillta ke dalam bejana yang diisi air.Bejana gelas itu ditutup dengan corong

terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh,bejana

tersebut diletakkan dibawah terik matahari.Tak lama kemudian,muncul

gelembung udara dari tumbuhan air itu .gelembung udara itu menandakan adanya

gas,yang setelah diuji ternyata adalah oksigen.ingenhouz menyimpulkan bahwa

fotosintesis menghasilkan oksigen.(Nawangsari 2002)


15

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum tentang Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop bertempat di

Laboratorium Hama dan Penyakit tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas

Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari kamis mulai dari kamis 20

oktober 2016 Dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah mikroskop, preparat, alat

tulis, penghapus, pipet tetes, silet, gelas objek, gelas penutup , kater, kaca preparat

, tusu gigi, kaca penutup, gelas objek, kaca arloji, sterfom, kotak, pita uukur,

tabung reaksi, rak tabung, cawan petri, gelas piala 100 ml 2 buah, corong,

potongan kawat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah potongan kartas

bertulis huruf d,yodium, air mineral,bawang merah (Allium Asscalonicum),daun

hidrillaverticilata, selaput rongga mulut, alkohol, tisu, sirup coco pandan, toples, c

uka, Jagung (Zea Mays) ,bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensil L), bung

an Kamboja kuning (Plumeria Vubra L.N Acutivolia) kancing berwarna merah

dan putih, ,minyak kelapa,botol aqua, daun ubi, kertas grafik, gelas ukur, kertas

alumunium foil, plastik berwarna merah, hijau dan ungu.


16

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengenalan dan penggunaan mikroskop

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini menyiapkan

mikroskop, kemudian mengatur cahaya agar objek yang akan diamati terlihat

jelas. Setelah itu, membuat potongan huruf “d” sekecil mungkin kemudian

meletakannya pada gelas objek dan menutupnya menggunakan gelas penutup

(cover glass). Kemudian memutar-mutar pengatur halus, jika bayangan yang

tampak pada lensa obyektif  kurang jelas.

Langkah kedua adalah melakukan pengamatan terhadap butir pati kentang

dengan cara terlebih dahulu membagi dua. kentang tersebut, kemudian mengerik

bagian tengah dengan menggunakan cuter sehingga akan menghasilkan cairan,

kemudian meletakan air kentang diatas gelas objek kemudian menutupinya

dengan gelas penutup. Selanjutnya mengatur diafragma agar butir pati kentang

terlihat kontras terhadap air yang mengelilinginya, kemudian menggambar

bayangan yang terbentuk.


17

3.3.2 Pengamatan sel

Pengamatan Sel pada batang ubi kayu (Manihot esculenta), cara kerja

pengamatan sel pada ubi kayu, pertama-tama mengambil batang ubi kayu

kemudian mengupas bagian dalam ubi kayu sehingga kulit dalam tampak terlihat,

dan iris bagian dalamnya dengan menggunakan cutter dan mengambil bagian

yang sudah teriris tadi kemudian meletakannya diatas gelas objek, tetesi aquades

hingga dua tetes, tutup dengan menggunakan gelas penutup membentuk empat

puluh lima derajat,sehingga tidak terjadi kerutan dan gelembung-gelembung udara

dan mengamatinya dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X.

Pengamatan sel pada bawang merah (Allium ascolonium), cara kerja

pengamatan sel pada bawang merah, pertama-tama mengambil satu siung bawang

merah, kemudian membelah bawang merah menjadi dua bagian dan mengupas

salah satu lapisan kulit terluar bawang merah yang tampak hanyalah epidermis

tipis. Kemudian menjepit epidermis bawang merah dengan menggunakan pinset

dan meletakannya diatas gelas objek, ditetesi dengan aquades sebanyak dua tetes

tutup dengan gelas penutup dan terbentuk empat puluh lima derajat sehingga tidak

terjadi kerutan dan gelembung-gelembung udara dan mengamatinya dibawah

mikroskop dengan pembesaran 10X.


18

Pengamatan sel pada daun hydrilla (Hydrilla verticillata), cara kerja

pengamatan sel pada daun hydrilla, pertama-tama mengambil selembar daun

hydrilla, dan meletankannya pada gelas objek dan terbentuk empat puluh lima

derajat sehingga tidak terjadi kerutan dan gelembung-gelembung udara kemudian

mengamatinya dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X.

3.3.3 Pengamatan tumbuhan

Cara kerja yang pertama pada pengamatan tumbuhan dikotil mangga yaitu

dengan mengamati dan menggambarkan struktur morfologi akar, batang dan daun

secara lengkap.

Cara kerja yang kedua yaitu pada pengamatan tumbuhan monokotil pohon

jagung (Zea mays), yaitu mengamati struktur morfologi tumbuhan tersebut mulai

dari akar, batang, daun dan menggambarkannya secara lengkap.

Cara kerja yang ketiga yaitu pada pengamatan bunga kamboja (Plumeria

acuminata), yaitu menyiapkan bunga kamboja lengkap, dan membelah bagiannya

atas tangkai bunga sehingga terlihat struktur anatomi dari bunga tersebut,

kemudian menggambarkan struktur morfologi dan anatomi dari bunga tersebut.


19

3.3.4 Memahami konsep hukum mendel

Sebelum melakukan praktikum, yang harus dilakukan yaitu memisahkan

kancing berwarna putih dan kancing berwarna merah masing-masing 25 pasang

dan menempatkannya masing-masing ke dalam tiap topi suster tersebut.

Kemudian dengan mata tertutup, mengambil acak kancing tersebut masing-

masing satu buah tiap kotak kemudian memasangkannya hingga menjadi

sepasang, dan mencatatnya sebagai ijiran, kemudian melakukannya berulang-

berulang hingga kancing yang ada di dos tersebut habis dan mempunyai pasangan

masing-masing. Setelah itu menentukan perbandingan sifat genotip dan fenotip

kemudian menentukan sifat intermediate.

3.3.5 Pengamatan transpirasi

Potong batang dan ranting tumbuhan dibawah permukaan air. Usahakan

potongan selalu berada dalam air, demikian juga sewaktu memasukan potongan

atau ranting tumbuhan untuk dimasukan kedalam gelas ukur selalu direndam.

Masukan tumbuhan kedalam 3 gelas ukur 10 ml dengan 5ml air. Satu gelas tanpa

tumbuhan hanya berisi air saja (control). Setelah itu susan dalam rak tabung

reaksi, dengan ketinggian air sama dengan kontrol. Kemudian tetesi dengan

minyak kelapa, agar air tidak menguap dari tabung reaksi.Setelah itu, satu gelas
20

ukur diletakan di lapangan terbuka. Catat air yang hilang atau menguap setiap 10

menit selama 1 jam. Jumlah air yang hilang pada setiap 10 menit dapat dihitung

dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai tinggi permukaan semula.

3.3.6 Pengamatan fotosintesis Tumbuhan

Pada percobaan Sachs, memetik daun singkong (Manihot esculenta)yang

terbungkus aluminium foil sehari sebelumnya dan daun singkong yang tidak

terbungkus aluminium foil pada tangkainya. Kemudian membuka aluminium foil

pada daun yang terbungkus dan memasukan alkohol 70% sebanyak 200 ml ke

dalam erlenmeyer yang telah tersedia. selanjutnya menaruh daun

singkong(Manihot esculenta)pada masing-masing erlenmeyer dan memanaskan

beberapa menit, setelah itu mengamati perubahan warna yang terjadi pada daun

singkong (Manihot esculenta) tersebut. Kemudian mengangkat kedua daun

tersebut dengan menggunakan pinset. Setelah itu meletakan kedua daun

singkong(Manihot esculenta) dan menetesi iodin sebanyk 2-3 tetes dengan

menggunakan pipet tetes. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.


21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pegenalan danpenggunaan Mikroskop

4.1.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :

a. Lensa okuler

b. Tubuh mikroskop

c. Pemutar kasar

d. Pemutar halus

e. Gagang mikroskop

f. Revolver

g. Lensa obyektif

h. Jepitan kaca

i. Meja objek

j. Diafragma

k. Reflektor

l. Kaki mikroskop
22

Gambar 1. Mikroskop beserta komponen-komponennya.


23

Keterangan:

1. Huruf ”d”

Gambar 2 : Preparat huruf d sebelum diamati dibawa mikroskop.

Keterangan:

1. Huruf ”P”

Gambar 3 : Preparat huruf p setelah diamati di bawah mikroskop

4.1.2 Pembahasan

Pengenalan dan penggunaan mikroskop Ketika melakukan pengamatan

terhadap preparat huruf ”d” di bawah mikroskop praktikan memperoleh gambar

yang ukurannya lebih besar daripada ukuran sebelum mengamati di bawah


24

mikroskop, dan bentuk preparat tersebut terbalik dari sebelumnya yang

disebabkan oleh lensa cekung yang bersifat maya, terbalik.

Monokuler adalah salah satu jenis mikriskop yang biasa digunakan dalam

laboratorium. Mikroskop monokoler memiliki 2 lensa yaitu lensa okuler yang

berfungsi memperbesar benda yang dilihat dan lensa objektif berfungsi untuk

melihat objek pengamatan yang letaknya dengat dengan objek, mikroskop ini

memiliki 2 cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.

Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya antara lain, Lensa okuler

berfungsi untuk memperbesar benda yang diamati, tubus berfungsi sebagai

penghubung tubus dengan batang peluncu, pengarah kasar berfungsi sebagai

untuk menaik turunkan batang-batang peluncur dengan skala besar, garis

penunjuk berfungsi sebagai patokan seberapa besar terjadinya pergeseran,

pengarah renik berfungsi sebagai untuk menarik batang peluncur dengan skala

kecil dan untuk memperjelas objek.

Revolver objektif sebagai tempat melekatnya lensa objektif dan meng

gantikan lensa objektif yang akan dipakai, lensa objektif berfungsi untuk

melakukan pengamatan yang letaknya didekat objek, pegangan berfungsi sebagai

tempat memegang mikroskop bila ingin memindahkan atau menggeserkan,

senkeling berfungsi sebagai alat penjepit kaca obyek agar tidak bergeser, meja
25

yaitu tempat untuk meletakkan gelas objek, alas berfungsi sebagai tempat

berdirinya mikroskop, diafragma berfungsi sebagai alat pengatur intensitas cahaya

yang masuk, cincin filter sebagai tempat meletakkan atau menyaring cahaya yang

masuk, penyetel kondesor berfungsi sebagai untuk menyetel kondesor, sendi

tungging sebagai alat untuk menentukkan kemiringan yang dihendaki, pilar

berfungsi sebagai tumpuan bagi mikroskop karena tempat meletaknya sendi

tungging, cermin berfungsi mengarahkan cahaya yang masuk pada kondesor,

penjepit.

Cermin berfungsi sebagai alat untuk menjepit cermin sehingga

kedudukannya menjadi kuat, tubus berfungsi sebagai tempat penyangga lensa

okuler, tangkai penyetel kondesor berfungsi sebagai alat untuk menyetel

kondesor, filter berfungsi sebagai penyaring cahaya yang masuk, kondesor

berfungsi sebagai alat untuk membantu mengumpulkan cahaya (Mistel 2009).

Pengamatan tentang butir pati kentang (Solanum tuberasum), bahwa

percobaan melalui cairan kentang yang kita amati pada mikroskop dengan

perbesaran 10kali, maka praktikan mendapatkan hasil berupa gelembung air dan

amilum. Amilum adalah garis-garis yang melingkar atau disebut juga dinding sel,

dan ditengahnya terdapat titik hitam yang disebut inti sel (Volk dan Wheler,2009).
26

4.2 Pengamatan Sel

4.2.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :

1. Dinding sel
2. Inti sel
3. sitoplasma

Gambar 6. Preparat sel umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum)


sebelumDi warnai pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali.

Keterangan :

1. Dinding sel
2. Inti sel
3. sitoplasma

Gambar 7. Preparat sel umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum) setelahDi
warnai pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali.
27

Keterangan :

1. Sel rongga mulut


2. Badan Golgi
3. Sentra & sentrasom

Gambar 8. Preparat sel selaput rongga mulut setelahdiamati pada mikroskop


dengan perbesaran 10 kali.

Tabel. 1 Perubahan diameter telur sebelumdan sesudah direndam larutan cuka

Lama perendaman telur (jam)

Diameter
24 48 59 72

telur

15 15,1 15,2 13,5


(cm)
28

4.2.2 Pembahasan

Sel-sel pada empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) tampak

tersusun rapi dan berongga. Dalam ruang sel terdapat dinding sel yang mana

fungsinya sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap (Issogianti, 2009).

Pada pengtamatan umbi bawang merah (Allium Ascolonicum) sel-selnya

tersusun rapi dan teratur seperti susunan batu bata. Bagian yang tampak pada saat

pengamatan berupa dinding sel, sitoplasma, dan inti sel. Bagian-bagian ini

memiliki fungsi masing-masing, yaitu dinding sel sebagai pelindung bagian dalam

sel, inti sel sebagai pengatur segala aktifitas sel, dan sitoplasma sebagai

penyeimbang tekanan dalam sel. Dinding sel tumbuhan yang masih muda

berukuran tipis dan tersusun dari selaput pektin, setelah berkembang menjadi tua,

dinding sel semakin menebal dan menjadi berlapis-lapis (Wibowo, 2010).

Organel-organel pada sel daun hydrilla (Hydrilla verticilata), memiliki

kemiripan dengan organel-organel sel pada umbi bawang merah seperti dinding

sel, sitoplasma, inti sel. Antara satu sel dengan sel yang lain terdapat rongga yang

disebut noktah. Penghubungan antara sel yang satu dengan sel yang lain

dilakukan oleh plasmodesma atau juluran protoplasma (Karman, 2011).


29

4.3 Pengamatan Tumbuhan

4.3.1 Hasil

Hasil yang kami peroleh dari praktek pengamatan sel ini adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

1. Pangkal akar
2. Batang akar
3. Ujung akar
4. Rambut akar
5. Cabang akar

Gambar 9. Hasil pengamatan pada morfologi akar tumbuhan monokotil pada 
Tanaman jagung ( zea mays)

Keterangan:

1. Kulit batang
2. Tulang batang
3. batang

Gambar 10Hasil pengamatan pada morfologi batang tumbuhan monokop 


pada tanaman jagung (Zea mays).
30

Keterangan:

1. Ujung daun
2. Tulang rusuk daun
3. Tangkai daun
4. Urat daun

Gambar 11. Hasil pengamatan pada morfologi daun pada tumbuhan monokotil
pada tanaman Jagung (Zea mays)

Keterangan:

1. Epidermis
2. Mesofil
3. Stomata
4. Xilem
5.Floem

Gambar 12. Pengamatan anatomi daun tumbuhan monokotil tanaman jagung


(Zea mays)setelah diamati di bawah mikroskop
31

Keterangan :

1.Epidermis
2.Kambium
3.Floem
4.Xilem

Gambar 13. Hasil pengamatan anatomi pada batang tumbuhan monokotil pada 
Tanaman jagung (Zea mays) setelah ditetesi metil blue dan diamati  dibawah 
mikroskop.

Keterangan:

1.Epidermis
2.Korteks
3. Endodermis
4. Perisikel
6. Inti sel
7. Floem
8. Xilem
9. Rambut akar

Gambar 14. Hasil pengamatan anatomi pada akar tumbuhan monokotil pada 
tanamanjagung (Zea mays) dan diamati dibawah mikroskop.
32

Keterangan:

1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Perisikel
5. Floem
6. Xilem
7. Rambut akar

Gambar 15. Hasil pengamatan pada morfologi akar tumbuhan dikotil pada 
Tanaman cabai (Allium Asscalonicum)

Keterangan:

1. Ujung tunas
2. Tunas samping
3. Lentisel
4. Kambium

Gambar 16. Hasil pengamatan pada morfologi batang tumbuhan dikotil


pada tanaman cabai (Alliun Asscalonicum).
33

Keterangan:

1. Ujung daun
2. Tulang daun
3. Batang daun

Gambar 17. Hasil pengamatan pada morfologi daun pada tumbuhan dikotil pada
tanaman Cabai (Allium Assacalonicum)

Keterangan:

1. Epidermis
2. Mesofil
3. Xilem
4. Floem
5. Stomata

Gambar 18. Pengamatan anatomi daun tumbuhan monokotil tanaman cabai


(Allium Asscalonicum)setelah diamati di bawah mikroskop.
34

Keterangan:

1.Stele
2.Epidermis
3.Kortex
4.Endodermis
5.Periskol
6.Inti
7.Rambut akar

Gambar 19. Hasil pengamatan anatomi pada batang tumbuhan monokotil pada 
Tanaman cabai (AlliumAsscalonicum) setelah ditetesi metil blue dan diamati  
dibawah mikroskop.

Keterangan:

1.Stele
2.Epidermis
3.Kortex
4.Endodermis
5.periskol
6.Rambut akar
7.Floem
8.Xilem

Gambar 20. Hasil pengamatan anatomi pada akar tumbuhan monokotil pada 
tanaman cabai (Allium Asscalonicum) dan diamati dibawah mikroskop.
35

Keterangan :

1. Mahkota (corolla)
2. Kelopak (Calyx)
3. Tangkai bunga
4. Dasar putik

Gambar 20. Pengamatan bunga kamboja (Plumeria acuminata)

Keterangan :

1. Kepala sari
2. Benang sari
3. Mahkota
4. Daun
5. Tangkai bunga
Gambar 21. Pengamatan bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa- sinensis)

4.3.2 Pembahasan

Tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran yang tersusun dalam

akar serabut yang kurang kokoh, akar dalam batang tidak berkambium sehingga

tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah

pertumbuhan meninggi, batang tidak bercabang-cabang, pertulangan daun sejajar

atau melengkung, Sedangkan pada tumbuhan dikotil mempunyai sitem perakaran


36

yang tersusun dari akar tunggang yang kokoh, akar dan batang berkambium

sehingga dapat mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta meninggi,

batang bercabang-cabang, pertulangan daun menyirip atau menjari, biji yang

berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping

dua), jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatnnya, ujung akar tidak diliputi

oleh selaput pelindung, dan berkas pembuluh angkut teratur dalam

lingkaran/cincin. Berdasarkan kelengkapan bunganya, bunga dapat dibedakan

menjadi beberapa macam yaitu bunga lengkap, jika memiliki bagian-bagian

berupa tangkai dasar bunga, alat perhiasan, serta alat pekembangbiakan secara

lengkap sedangkan bunga tak lengkap, jika salah satu atau lebih dari bagian bunga

itu tidak dimiliki (Kartasapoetro,2009).

Pengamatan struktur morfologi tumbuhan dikotil tanaman mangga

(Mangifera indica L) yaitu pada bagian daun berukuran kecil, ujungnya runcing

dan tepi daunnya bergelombang, batangnya berbentuk bulat memanjang dan tegak

lurus, bagian bawah lebih besar dan semakin keujung semakin kecil. Akar dari

tanaman mangga yaitu berakar serabut (Dwitjoseputro, 2006).

Pengamatan struktur morfologi tumbuhan monokotil tanaman jagung

(Zeamays), bagian garis-garis daunnnya yaitu penampang melintang pipih dan

daunnya panjang. Letak daunnya berselang seling pada bidang berhadapan serta
37

mempunyai ujung yang runcing, menyirip dan memiliki tulang daun. Sedangkan

bagian akar tidak memiliki cabang akar tetapi memiliki akar serabut.

Pengamatan bunga (flos), terdapat bunga sempurna dan bunga tidak

sempurna. Bunga sempurna mempunyai bagian-bagian yang meliputi benang

sari, putik, mahkota, dan kelopak. Bunga yang memiliki bagian-bagian tersebut

disebut bunga lengkap (flos kompletus), yang terdiri atas satu lingkaran daun

mahkota, serta lingkaran benang sari. Bagian-bagian ini terlihat jelas pada bunga

mawar dan bunga sepatu. Sedangkan bunga tak lengkap ialah bunga yang tidak

memiliki satu atau beberapa bagian tersebut. Contoh dari bunga tak lengkap ini

seperti bunga kamboja (Roat,Cleon dan Frank, 2009).

Pengamatan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yaitu setelah

didiamkan selama dua hari, maka nampak jelaslah bagian-bagian dari kecambah

tersebut yaitu berupa daun, batang, dan akar yang serabut. Perkecambahan

dimulai dengan munculnya plumula dan radikula yang kemudian akan tumbuh

menjadi tanaman baru. Perkecambahan ini juga dibedakan menjadi dua golongan

yaitu epigeal dan hipogeal. Kacang hijau termasuk dalam golongan epigeal

karena kotiledonnya berada di atas tanah (Rost, Cleon dan Frank).

Pada pengamatan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil

memperlihatkan adaanya perbedaan mulai dari akar, batang dan daun. Pada akar
38

tumbuhan monokotil, xylem primer terletak berselang-seling denga floem primer,

dengan letak xylem lebih ke dalam dari floem, sedangkan pada tumbuhan dikotil

xylem letaknya di pusat akar dan berbentuk seperti bintang. Pada batang

tumbuhan dikotil, letak xylem jika dilihat dari arah luar berada pada bagian dalam

sesudah kambium dan floemnya berada di luar kambium.

4.4 Memahami Konsep Hukum Mendel

4.4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Memahami Konsep

Hukum Mendel dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Konsep hukum mendel pada kancing

Macam pasangan Frekuensi muncul

Merah-merah 17

Merah-putih 16

Putih-putih 17

Rasio fenotip merah (M) dominant terhadap putih (m) adalah 2 : 1


Rasio fenotip merah (M) dan putih (m) intermediet adalah 3 : 3 : 3

4.4.2 Pembahasan
39

Berdasarkan pengamatan serta hasil yang didapatkan, diperoleh diagram

sebagai berikut :

P1 : ♂ MM >< ♀ mm

(Merah) (Putih)

Gamet : M m

F1 : Mm

(Merah putih)

P2 : ♂ Mm >< ♀ Mm

Gamet : M, m M, m

F2 :


MM Mm

MM MMMM MMmm

mm MMmm Mmmm

Rasio fenotip merah (M) dominant terhadap putih (m) adalah 3 : 1


40

Rasio fenotip merah (M) dan putih (m) intermediate adalah 1 : 2 : 1

Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan 50 kancing baju

berwarna merah dan 50 kancing baju berwarna putih, maka diperoleh hasil yaitu

17 pasang kancing baju berwarna merah (MM), 16 pasang kancing baju yang

berwarna merah-putih (Mm), dan 17 pasang kancing baju yang berwarna putih

(mm).

Berdasarkan diagram persilangan di atas, nampak bahwa individu Mm

lebih mendominasi dibandingkan individu lainnya. Hal ini dapat di lihat pada

individu MM pada F1, baik MM maupun mm pada generasi P membentuk gamet

(sel kelamin). Individu MM membentuk gamet M, sedang individu mm

membentuk gamet m. Dengan demikian, individu Mm pada F1 merupakan hasil

penggabungan kedua gamet tersebut (Rahaedi, 2009).

Pada persilangan tersebut terdapat sifat intermediet yaitu sifat dominant

dan resesif yang tidak muncul secara penuh dari induk kepada keturunannya.

Namun terdapat sifat intermediet yaitu 1 merah : 2 merah-putih : 1 putih.

Sehingga dari diagram tersebut dapat terlihat bahwa pewarisan ditentukan oleh

pewarisan materi tertentu, yang dalam hasil dilambangkan dengan M atau m

(Suryo,Ir 2005).

4.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


41

4.5.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum Pengamatan Proses Transpirasi adalah

sebagai berikut :

Tabel 3. Pengamatan transpirasi di dalam ruangan

Pengamatan Waktu

transpirasi 10 20 30 40 50 60

Cabai 0,10 0,10 0,30 0,50 0,50 0,50

Jagung 0,15 0,15 0,35 0,50 0,50 0,50

Tabel 4. Pengamatan transpirasi di luar ruangan

Pengamatan Waktu

transpirasi 10 20 30 40 50 60

Cabai 0,5 0,20 - 0,20 0,50 0,50

Jagung 0,5 0,15 - 0,15 0,35 0,35


42

0 .6

0 .5
Laju t r anspir asi (m l)

0 .4

0 .3

dilu ar
0 .2 didalam

0 .1

0
10 20 30 40 50 60

waktu
(menit)

Gambar 2. Grafik pengamatan laju transpirasi tanaman jagung (Zea mays)

0 .6

0 .5
Laju t r anspir asi (m l)

0 .4

0 .3

dilu ar
0 .2 didalam

0 .1

0
10 20 30 40 50 60

waktu
(menit)

Gambar 3. Grafik pengamatan laju transpirasi tanaman cabai ( capsicum annum)


43

4.5.2 Pembahasan

Transpirasi proses menghilangnya air dalam bentuk uap air dan jaringan

hidup tanaman diatas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutkula, dan inti

sel. Pada hasil pengamatan tanaman jagung tanamn yang paling cepat mengalami

proses transpirasi. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi,

cahaya, kelembaban udara, suhu, angin, kandungan air dalam tanah.

4.6 Pengamatan fotosintesis Tumbuhan

4.6.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari hasil praktikum Pengamatan Fotosintesis adalah

sebagai berikut :

Keterangan:

1.Daun singkong
2.Gelas arloji
3. Amilum

Gambar 21. Pengamatan daun singkong (Manihot esculenta) yang di bungkus


dengan aluminium foil.
44

Tabel 5. Pengamatan fotosintetsis tumbuhan (percoban Ingenhousz)

No. Warna plastik Jumlah gelembung / waktu Jumlah

10 20 30 gelembung

1. Putih 1 6 3 10

2. Merah 1 - 1 2

3. Hijau 3 3 1 7

4. Ungu 3 3 4 10

Grafik 3. Pengamatan fotosintesis tumbuhan (percobaan Ingenhousz)

12
10 10
10

8
7
Jumlah gembung

4
oksigen

2
2

0
Putih Merah Hijau Ungu

Warna plastik pelapis pada


toples
45

.4.6.2 Pembahasan

Pada pengamatan diperoleh hasil bahwa daun singkong (Manihot

esculenta) yang tidak tertutupi aluminium foil terjadi perubahan warna menjadi

hijau muda dan daun singkong (Manihot esculenta) yang tertutupi aluminium foil

yang dimasukan kedalam alkohol berubah warna dari hijau tua menjadi hijau

muda pucat.Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai fungsi untuk

menghilangkan zat klorofil yang ada pada daun.. Sedangkan setelah ditetesi

larutan iodium, daun singkong (Manihot esculenta) yang tertutupi aluminium foil

mengalami perubahan warna menjadi hijau muda dan terdapat warna coklat muda

pada bagian tengahnya serta daunnya terlihat seperti kering. Dan pada daun

singkong (Manihotesculenta) yang tidak tertutupi aluminium foil setelah tertetesi

iodin akan berubah warna menjadi hijau muda dan terdapat warna coklat tua pada

bagian tengahnya sehingga daun nampak seperti terbakar dan menjadi kering.

Perubahan warna yang dialami oleh daun ubi yang dibungkus kertas timah

menandakan memang terjadi adanya fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen

karena menyerap cahaya, yakni reaksi elektromagnetik pada spectrum kasat mata.

Fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil.

(Winokur, 2010).
46

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah kami lakuka

disertai pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Mikroskop adalah

alat bantu yang dapat melihat benda yang kecil yang tidak dapat dilihat dengan

mata telanjang.Mikroskop mempunyai komponen-komponen sebagai berikut :

Lensa okuler, tabung mikroskop, lensa obyektif, revolver, pengarah kasar,

pengarah halus, meja sediaan, kondensor, diagfragma, cermin, lengan mikroskop,

kaki mikroskop.Dari hasil pengamatan pada preparat huruf ”d” hasil yang kita

peroleh yaitu huruf menjadi terbalik yaitu membentuk huruf ”p” . Bayangan yang

dibentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar.Pada pati kentang

(Solanum tuberasum L.) terlihat gelembung-gelembung seperti air, ternyata

gelembung air yang nampak adalah amilum.

5.1.2 Pengamatan Sel

Sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup yang bagiannya terdiri

dari membrane sel, inti sel, sitoplasma, sentriol, reticulum endoplasma, ribosom,

lisosom, kompleks golgi, mitokondria, kloroplas, dan badan mikro.Sel tumbuhan

mempunyai , membran sel, dinding sel, sitoplasma dan vakuola tetapi tidak

mempunyai sentrosom dan sentriol.


47

Sel hewan memiliki inti sel, dan membran sel, tetapi tidak mempunyai dinding sel

sehingga bentuknya tidak tetap.Membran sel memiliki sifat permeable yang

berarti bahwa hanya dapat ditembus zat-zat terlarut.

5.1.3 Pengamatan Tumbuhan

Secara umum tumbuhan terdiri dari dua macam yaitu tumbuhan monokotil

dan dikotil, dan pada dasarmya tumbuhan tersusun atas tiga organ pokok yaitu

akar, batang dan daun.Tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang memiliki

struktur tubuh yang kompleks dan telah memiliki akar, batang daun sejati.Bunga

lengkap adalah bunga yang memiliki mahkota, kelopak, benangsari dan putik.

Sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai mahkota,

kelopak, benangsari dan putik.Stek ubi kayu (Manihot esculenta) mempunyai

buku pada batang dan tunas yang akan menjadi tumbuhan baru.

5.1.4 Memahami Konsep Hukum Mendel

Berdasarkan hasil percobaan dari Konsep hukum Mendel, maka dapat di

tarik kesimpulan diperoleh hasil persilangan bahwa sifat dominan yangtampak

pada hasil persilangan tersebut adalah merah – putih dengan jumlah

fenotip.Fenotip yaitu penampakan keseluruhan dari organisme atau sifat yang

tampak.Monohibrid yaitu perkawinan silang antar dua individu memili perbedaan

genotip untuk dua karakter atau perkawinan suatu dihibrid dengan sifat yang

berbeda.
48

5.1.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan

Dari praktek pengamatan transpirasi tumbuhan maka kami dapat

menyimpulkan bahwa pada setiap tanaman mengalami transpirasi, yang terjadi

pada stomata dan juga kutikula. Manfaat dari Transpirasi itu sendiri adalah

membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun.

5.1.7 Pengamatan fotosintesis Tumbuhan

Dari praktikum tentang Fotosintesis, Daun singkong (Manihot esculenta)

yang ditutupi aluminium foil setelah ditetesi dengan iodium warna daun berubah

menjadiagak pucat, itu disebabkan daun tidk terkena sinar matahari(tidak

berfotosintesis). Sedangkan daun singkong yang tidak ditutupi dengan aluminium

foil setelah ditetesi dengan iodium warnanya berubah menjadi hitam,karena masih

mengandung amilum,dan melakukan fotosintesis.Faktor-faktor yang menentukan

berlangsungnyafotosintesisyaitu cahaya, klorofil, karbondioksida, air dan suhu.

2.5 Saran

Diharapkan pada praktikum selanjutnya waktu yang di berikan kepada

praktikan lebih lama agar dalam melakukan praktek lebih baik dan praktikan lebih

mengerti dan tidak tergesa – gesa mengisi LKM, sehingga hasil yang di capai

lebih maksimal, Selain itu strategi dalam Praktikum di perbaiki,baik itu mengenai

alat praktek, dan prakteknya.

Anda mungkin juga menyukai