Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

ACARA I
PENGENALAN MIKROSKOP, SITOLOGI DAN HISTOLOGI

Oleh :
Ami Nurhidayah
NIM A1F018037
Rombongan 1
PJ Asistensi : 1. Nurbaitia Rahmi
2. Nur Laili Izzati

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup tersusun atas berbagai struktur yang sangat kecil hingga

struktur yang sangat besar atau kompleks. Makhluk hidup yang mempunyai

struktur lebih besar akan sangat mudah untuk diamati oleh mata telanjang

tanpa menggunakan alat bantu. Sedangkan bagi struktur yang lebih kecil dan

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti sel dan jaringan pada

makhluk hidup harus membutuhkan alat bantu untuk dapat mengamatinya.

Karena manusia memiliki batasan dalam penglihatan inilah yang mendorong

para ilmuan untuk mencari alat yang dapat digunakan untuk membantu

manusia dalam melakukan pengamatan terhadap bagian tubuh makhluk hidup

yang sangat kecil itu yang dikenal dengan mikroskop. Mikroskop terdiri dari

beberapa komponen, yaitu komponen optic dan komponen mekanik dan

memiliki fungsi yang berbeda-beda, dalam melakukan pengamatan atau

penelitian dengan menggunakan mikroskop, sudah seharusnya kita

mengetahui bagian-bagian dalam mikroskop sehingga dapat mempermudah

kita dalam menggunakannya. Dalam menggunakan mikroskop juga harus

memperhatikan cara membersihkan dan cara penyimpanannya agar tidak

terjadi kerusakan pada mikroskop tersebut.

2
Mikroskop dapat digunakan dalam pengamatan sel. Sel merupakan

struktural teerkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara

indepen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan

lainnya yang dapat menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Tubuh

makhluk hidup tersusun atas dari berbagai sel sehingga disebut satuan

struktural makhluk hidup. Sitologi merupakan cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah yaitu merupakan kesatuan

struktural dan fungsional makhluk hidup yang keberadaannya mempunyai

pengaruh yang sangat penting terhadap kepribadiannya memiliki pengaruh

besar terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing makhluk

hidup. Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leuwenhoek telah banyak

membantu para ahli dalam kegiatan penyelidikan. Kali ini Robert Hooke

dengan memanfaatkan mikroskop telah berhasil sebagai orang yang pertama

melihat ruang-ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding tipis. Ruang-ruang

kecil kecil tersebut dinamakan sel.

Suatu sel dapat dikatakan masih hidup apabila dalam sel tersebut masih

menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu antara lain melakukan aktifitas metabolisme,

mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan

ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang

ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma

dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel,

3
dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup).Sel hanya berupa ruangan kosong

saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena

berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan yang

akan dibahas dalam praktikum pengenalan mikroskop, sitologi dan histologi ini

adalah sel- sel yang berasal dari bagian buah-buahan atau bagian sayuran.

B. Tujuan

1. Untuk memperkenalkan mikroskop dan cara penggunaannya

2. Untuk mempelajari cara pembuatan sediaan segar suatu objek

3. Untuk mempelajari struktur sel eukariotik, prokariotik dan benda orgastik

dalam sel makhluk hidup.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu alat yang sangat penting di dalam laboratorium khususnya

biologi adalah mikroskop. Karena mikroskop merupakan salah satu alat bantu

yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil

(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan menyelesaikan persoalan

manusia tentang organisme yang berukuran kecil (abdullah dan marvira,

2014).

Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektron transmisi

(TEM=transmission electron microscope)dan mikroskope elektron sapuan

(SEM=scanning electrone microscope). Salah satu jenis mikroskop ialah

mikroskop elektron. Setiap mikroskop elektron mempunyai senapan elektron

yaitu sumber filamen yang dipercepat oleh suatu pelat anoda yang

memancarkan berkas elektron untuk mengiluminasi lembaran cuplikan. Lensa

magnetik silinder di buat untuk memfokuskan elektron sehingga diperoleh

citra objek pada sistem penyimpan atau penampil. Pada TEM berkas elektron

dipancarkan langsung melalui objek yang akan diperbesar, sebagian diserap

dan sebagian lainnya dilewatkan. Objek tersebut harus dipotong sangat tipis

sehingga dapat dilihat dengan TEM yaitu tebalnya harus lebih kecil dari

beberapa ribu angstrom. Biasanya pelat fotografi atau layar flouresensi

5
ditempatkan di belakang cuplikan untuk menangkap citra dan perbesaran yang

dihasilkan dapat mencapai satu juta kali (Ardisasmita, 2010).

Penggunaan mikroskop pertama kali dilakukan oleh para ilmuan zaman

reinance. Dalam mikroskop cahaya (Light mikroskop LM) cahaya tampak

diteruskna melalui specimen melalui lensa kaca. Lensa inimerefleksikan

cahaya sedemikian rupa sehingga citra specimen dioerbesar ketika

diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau ke sensor digital atau layar

video (Cambel. Neil A, 2008)

Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik penggunaan

mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya

urai. Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek

dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra, jarak

minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga maaih bisa dibedakan

sebagai dua titik. Dan paarameter ketiga adalah kontras yang mepertanam

perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel. Mikroskop cahaya dapat

memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ujuran asli specimen. Pada

pembesaran yang tinggi detaik tambahan tidak dapat dilihat dengan jelas

(Faradiaz, 1992)

Mikroskop dapat digunakan untuk meneliti atau mengkaji tentang sel.

Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada

6
makhluk bersel tunggal, segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu

sendiri. Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai banyak perbedaan, namun

juga mempunyai peraamaan dasar mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari

bagian sel-selnya (volk dan mheeler, 1998).

Sel mempunyai perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk

menjalankan proses hidup yaitu bergerak, memperbanyak diri, beradaptasi,

atau merespon terhadap perubahan lingkungan. Proses hidup tersebutlah yang

menunjang berlangsung nya kehidupan di makhluk hidup yang disusun oleh

sel tersebut (Sumitro., et al, 2017).

Dengan penemuan suatu alat akan menghasilkan penemuan dan data-

data yang lebih banyak sehingga konsep sel menjadi berubah. Beberapa tahun

yang lalu, ilmu tentang sel hanya mengandalkan pada struktur nyasehingga

ilmu nya disebut sitologi. Namun sekarang, sel juga dapat dikembangkan

dengan mempelajari fungsinya yang terlepas dari struktur nya. Karena

struktur dan fungsi biasanya pada awalnya belum dapat dihubungkan sepenuh

nya. Maka ada istilah lain lagi yang mendasarkan pada fisioligi sel dan

terpisah dari sitologi meskipun sesungguhnya konsep ini sudah tidak dipakai

lagi di luar negeri (Stansfield., et al, 2003).

Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu melakukan

semua aktifitas kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit

7
dasar dari struktur dan fungsi organisme tersebut. Kemampuan sel untuk

membelah diri menghasilkan sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua

reproduksi dan bagi pertumbuhan dan perbaikan organisme- organisme

multiseluler, termasuk manusia. Semua sel diselimuti oleh suatu membran

yang mengatur perjalanan materi antara sel tersebut dan lingkungan

sekelilingnya (Awanda, 2010).

Dalam bahasa Yunani, istilah Histologi yang berasal dari kata Histos

yang berarti jaringan dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi, histologi

merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan, baik jaringan hewan

maupun jaringan tumbuhan (Hestianah., et al, 2017).

Atomi makroskopik adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang

dapat dilihat dengan mata telanjang. Sedangkan hal-hal yang dapat dilihat

dengan bantuan mikroskop adalah anatomi mikroskopik (Anggraini, 2008).

Istilah yang terakhir ini mengikuti organologi (ilmu yang mempelajari organ-

organ), histologi (jaringan), dan sitologi (sel-sel). Jadi, histologi tidak hanya

mempelajari tentang jaringan, tetapi juga berbagai sel dan organ. Mempelajari

pengetahuan mengenai jaringan normal (histologi) merupakan dasar/landasan

yang penting untuk mempelajari hal-hal yang abnormal (patologi), dimana

akan dibahas setiap perubahan jaringan dan sel-sel nya sampai organ yang

disebabkan oleh penyakit atau penyebab lainnya. Dalam pelajaran histologi

terdapat dua hal penting yaitu jenis mikroskop yang dipakai dan pembuatan

8
sedimen jaringan atau organ dengan cara yang sesuai untuk dilihat dibawah

mikroskop (Siahaan., et al, 2013).

9
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop binokuler, gelas

objek, dan gelas penutup, silet, dan pipet sedangkan bahan yang digunakan adalah

bawang merah, kentang, jagung, wortel, daun jambu, daun seledri, daun durian, dan

kulit pisang.

B. Prosedur Kerja

Pembuatan preparat

1. Sitologi

a. Preparat Nukleus

1) Bawang merah diiris setipis mungkin menggunakan silet

2) Bahan diletakkan di gelas objek

3) Bahan yang telah diletakkan di gelas objek kemudian di tetesi dengan

satu tetes aquades menggunakan pipet

4) Preparat ditutup dengan penutup gelas objek.

b. Preparat Plastida

1) Wortel diiris setipis mungkin

2) Preparat diletakkan di gelas objek

3) Preparat ditetesi dengan satu tetes aquades menggunakan pipet

10
4) Preparat ditutup dengan penutup gelas objek.

c. Preparat Aleuron

1. Biji jagung diperas hingga cairannya keluar

2. Cairan hasil pemerasan diletakkan pada gelas objek

3. Preparat ditutup dengan gelas penutup.

d. Preparat Amilum

1) Kentang diiris setipis mungkin

2) Irisan kentang diletakkan pada gelas objek

3) Preparat ditetesi dengan satu tetes aquades menggunakan pipet

4) Preparat ditutup dengan gelas penutup.

2. Histologi

a. Preparat Parenkim

1) bagian dalam kulit pisang diiris tipis dengan menggunakan silet.

2) Bahan diletakkan di gelas objek

3) Preparat ditetesi dengan satu tetes aquades dengan menggunakan pipet

4) Preparat ditutup dengan gelas objek

b. Preparat Sklerenkim

1) Tangkai daun seledri diiris melintang menggunakan silet

2) Bahan diletakkan di gelas objek

3) Preparat ditetesi dengan satu tetes aquades menggunakan pipet.

4) Preparat ditutup dengan gelas penutup

11
c. Preparat Trikoma

1) Daun durian diiris tipis menggunakan silet

2) Bahan dietakkan pada gelas objek

3) Preparat ditetes air menggunakan pipet

4) Preparat ditutup menggunakan gelas penutup

d. Preparat Stomata

1) Bagian bawah daun jambu diiris setipis mungkin menggunakan silet

2) Bahan diletakkan pada gelas objek

3) Preparat ditetesi dengan satu tetes air menggunakan pipet

4) Preparat ditutup dengan gelas penutup

pengamatan menggunakan mikroskop

a. Mikroskop disambungkan dengan listrik

b. Tombol on ditekan untuk menyalakan mikroskop

c. Preparat diletakan pada meja preparat

d. Perbesaran dan letak preparat di atur sampai terlihat dengan jelasa hal

yang akan di amati.

e. Hal diatas dilakukan untuk setiap preparat yang telah dibuat.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1 Sitologi

NamaPre Keteran
No Gambar Foto
parat gan
a. Dindingsel
Bawang b. Nukleus
merah c. Sitoplasma
(Allium
sepa. L) Perbesa
Nukleus ran :
10x
a. Butir
Jagung aleuron
(Zea
mays) Perbesa
Aleuron ran :
40 x
kentang a. amilum
(Solanum
tuberosu Perbesa
m) ran :
Amilum 4x

a. plastida
Wortel
(Daucus
Perbesa
carota)
ran :
Plastida
4x

13
Tabel 1.2 Histologi

NamaPre Keterang
No Gambar Foto
parat an

Durian
a. trikoma
(Durio
Perbesar
zibethinu
an :
s)
10x
Trikoma

Seledri
a. sklerenkim
(Apium
graveole
Perbesar
ns)
an :
Slerenki
10x
m
Jambu
a. stomata
(Syzygiu
Perbesar
m
an :
aqueum)
10 x
Stomata

a. parenkim
Pisang
(Musa
Perbesar
sp.)
an :
Parenkim
10x

14
Tabel 1.3 bagian- bagian mikroskop Binokuler

Gambar keterangan

1. lensa okuler, untuk menerima cahaya


dari lensa objektif
2. pembawa objektif, tempat lensa
objektif
3. meja benda, tempat meletakan objek
4. kondensor, untuk mengumpulkan
cahaya
5. lensa obyektif, untuk menerima
cahaya dari kondensor
6. makrometer, untuk mengatur focus
7. micrometer, untuk mempertajam focus
8. kaki/alas, untuk penyangga mikroskop
9. diafragma, mengatur cahaya yang
masuk
10. illuminator, sumber cahaya
11. sakelar lampu, untuk menghubungkan
dengan listrik
12. pengatur penjepit preparat untuk
mengatur ke kanan/kiri
13. pengatur intensitas cahaya, mengatur
lampu redup atau terang
14. penjepit preparat, untuk menjepit
preparat agar tidak bergeser
15. lampu, sumber cahaya pada
mikroskop.

B. Pembahasan

Mikroskop merupakan alat yang sering digunakan para peneliti untuk

melihat benda yang berukuran kecil atau struktur dari material. Mikroskop

15
ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat membantu

para peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap objek-objek yang

berukuran sangat kecil. Cara kerja mikroskop bayangan benda dapat

dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali. Ilmu yang

mempelajari benda-benda yang sangat kecil dengan menggunakan mikroskop

disebut Mikroskopi. Secara garis besar, bagian di dalam mikroskop terbagi

menjadi dua, yaitu bagian optic dan bagian mekanik.

Bagian-bagian optic mikroskop :

1. Lensa okuler, yang berfungsi sebagai tempat melihat objek.

2. Lensa objektif, lensa yang dekat dengan objek

3. Kondensor, untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan

memusatkannya ke objek.

4. Diafragma, untuk mengatur banyak sedikit nya cahaya yang masuk

5. Cermin, untuk menerima dan mengarahkan cahaya.

Sedangkan untuk bagian mekanik terdiri dari:

1. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif

2. Makrometer, menaikkan atau menurunkan tabung untuk mengatur fokus

3. Micrometer, untuk mempertajam focus

4. Kaki mikroskop, sebagai penyangga mikroskop

5. Meja benda, untuk menempatkan objek yang akan diamati (Respati,

2008).

16
Sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel. Definisi sel sendiri

adalah unit struktural terkecil dari makhluk hidup yang terdiri dari sekumpulan

protoplasma dan inti sel. Sitologi berasal dari kata cytos yang berarti sel dan logos

yang berarti ilmu (Damayanti et al., 2015).

Sedangkan histology berasal dari bahasa yunani yaitu histos yang berarti

jaringan dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara istilah histology merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari jaringan . jaringan adalah kumpulan dari banyak sel

yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Histology tidak hanya mempelajari jaringan saja, tetapi histology juga mempelajari

tentang struktur tumbuhan (nugroho, 2006).

Perbedaan sitologi dan histology dengan dilihat dari pengertiannya yaitu

sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel, sedangkan histology

merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan. Pengamatan dalam sitologi

memiliki rincian seluler baik seperti dalam pengamatan histologist. Rincian jaringan

yang hadir hanya dalam histology sementara detail arsitektur jaringan tidak dapat

diamati pada sitologi (Arisandy et al., 2012).

Berdasarkan sitologi, sel dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu

prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik merupakan suatu jenis sel dengan inti yang

tidak jelas hanya ada di dalam sitoplasma tampak adanya bagian yang berwarna

terang yang mengandung bahan DNA. Sel yang termasuk jenis sel prokariotik yaitu

jenis sel bakteri, virus, ganggang biru, dan ganggang hijau. Sedangkan sel eukariotik

berbeda dengan sel prokariotik, yaitu sel eukariotik memiliki inti sel yang jelas

17
karena inti sel ini memiliki dinding atau membrane inti. Yang termasuk jenis

eukariotik yaitu sel manusia, sel hewan dan sel tumbuhan (Juwono dan Juniarto,2000)

Menurut Ningrum (2015), adapun perbedaan antara sel eukariotik dan sel

prokariotik adalah :

Karakteristik prokariotik Eukariotik

DNA Kromosom sirkular Kromosom berpasangan


tunggal
Nucleus Tidak ada Ada

Benang mitosis Tidak ada Terdapat selama


pembelahan sel
Reticulum endoplasama Tidak ada Ada

kloroplas Tidak ada Ada

Lisososm Tidak ada Ada

Tabel 1.4 perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik

Jaringan adalah kumpulan selyang membentuk suatu sistem jaringan yang

memiliki fungsi tertentu atau fungsi khusus yang saling berhubungan erat satu sama

lain. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ, Jaringan

penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan

meristem dan jaringan dewasa.

1. Jaringan meristem ialah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional ,

maksudnya mampu secara terus menerus membelah untuk menambah jumlah sel

18
tubuh. . Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami

diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis,

banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum

matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti

kubus. Jaringan meristem dapat dibibedakan menjadi meristem apical, meristem

interkalar, dan meristem lateral.

2. Jaringan Dewasa, merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan

spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah

perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi

adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan

dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara

berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan

permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi

yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Fungsi-Fungsi Jaringan Epidermis

selain sebagai fungsi pelindung, jaringan epidermis juga memiliki fungsi lain.

Macam-macam fungsi epidermis adalah  Membatasi penguapan, Penyerapan dan

penyimpan air dan Penyokong mekanik (Ardian, 2013).

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa sangat lah penting bagi

manusia khususnya mahasiswa untuk mempelajari sel dan jaringan, karena

dengan memahami pentingnya pengertian histology akan memungkinkan

mahasiswa untuk memprediksi dan mengerti perilaku serta fungsi organ

19
tubuh. Nasution (2016) mengatakan bahwa manfaat yang akan diperoleh dari

pembelajaran tentang sel dalam bidang ketahanan pangan antara lain

dihasilkannya pendekatan biologi molekuler yang cukup menjanjikan

penyelesaian yang tuntas dan tepat sasaran dalam menghadapi masalah

pangan di Indonesia.

Dalam praktikum kali, praktikan mendapatkan hasil untuk yang sitologi

yaitu pada perbesaran 10 kali, dalam preparat bawang merah ditemukan

nucleus, dinding sel, dan sitoplasma. Pada perbesaran 40 kali dalam preparat

jagung ditemukan butir aleuron,. Pada perbesaran 4 kali, dalam preparat

kentang ditemukan butiran amilum, sedangkan pada perbesaran 4 kali dalam

preparat wortel, ditemukan plastid.

Sedangkan untuk yang histology, praktikan mendapatkan hasil yaitu

pada perbesaran 10 kali dalam preparat durian menghasilkan trikoma. Pada

perbesaran 10 kali dalam preparat seledri menghasilkan sklerenkim, Pada

perbesaran 10 kali dalam preparat jambu menghasilkan stomata, dan ada

perbesaran 10 kali dalam preparat pisang menghasilkan parenkim.

20
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum acara 1, dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu

alat yang sangat penting di dalam laboratorium khususnya biologi adalah

mikroskop. Karena mikroskop merupakan salah satu alat bantu yang

memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil

(mikroskopis). Sel merupakan unit struktural terkecil dari makhluk hidup,

ilmu yang mempelajari tentang sel yaitu sitologi, sedangkan ilmu yang

mempelajari tentang jaringan disebut histology.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum acara satu, di butuhkan ketelitian dan kesabaran

yang tinggi, agar kitta dapat dengan mudah untuk menemukan jaringan di dalam

mikroskop.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Marvir, Ridha. 2014. Analisis Keterampilan Psikomotorik dalam

Menggunakan Mikroskop pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Jurnal edukasi dan sains biologi, Vol.3(26) :32-36.

Anggraini, Dwi Rita. 2008. Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Hati dan

Ginjal Menciut Akibat Pemberian Plumbum . Medan: Universitas Sumatra

Utara.

Ardian, Fitri. 2013.Ekstrak air daun Ceplikan (Ruellia tuberosa L) berpengaruh

terhadap kadar SGOT, SGPT dan gambaran histologis hepar tikus DM.

Jurnal Penelitian. Vol 8(2): 43-57.

Ardisasmita, M. Syamsa. 2010. Pengolahan Citra Digital dan analisis kuantitatif

dalam karakterisasi citra mikroskopik. Jurnal mikroskopi dan mikro analisis,

3(1):25-29.

Arisandy, E. Y. Herawati, E. Suprayitno. 2012.Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb)

dan Gambaran Histologi pada Jaringan Avicennia marina (forsk.)Vierh di

Perairan Pantai Jawa Timur. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol 1(1) : 12-17.

Campbell, Neil A. 2008. Biologi edisi kedelapan. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

22
Awanda, Herman. 2010 Gambaran hasil pemeriksaan sitologi penderita kanker

serviks pasca radiasi berdasarkan kelompok umur di instalasi radiologi RSUD

Arifin. Jurnal Kesehatan. Vol 7(3) : 15-24.

Damayanti, Fitri., Ika Roostika, Muhammad Mansur. 2015. Kajian Morfologi,

Sitologi, dan struktur Anatomi Daun Nepenthes spp. Asal Kalimantan Barat.

Bioedukasi, 8(2): 5-11.

Faradiaz, Srukandi. 1992. Mikrobiologi pangan I. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hestianah, Eka Pramirtha., Chairul Anwar, Suryo Kuncorojakti, Lita Rahma Yustina.

2017. Histologi Veteriner Jilid 2. Surabaya: PT. Revka Petra Media.

Juwono dan Juniarto Zulfa Ahmad. 2000. Biologi Sel. Jakarta: EGC.

Nasution, Arif. 2002. Biologi Molekuler dan Ketahanan Pangan. Jakarta : Wahyu

Media.

Ningrum, Yanti Puspita. 2015. Deteksi DNA Gelatin Sapid an Gelatin Babi pada

Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real Time PCR untuk Analisis

Kehalalan. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Nugroho, Adi. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia. Cetakan 1. Jakarta.

23
Respati, S.M.B. 2008. Macam-macam mikroskop dan cara penggunaan. Jurnal

Momentum, 4(2): 42-44.

Siahaan, Michael Teguh Adiputra., Ambariyanto, Bambang Yulianto. 2013. Pengaruh

Pemberian Timbal (Pb) dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Klorofil,

Kandungan Timbal Pada Akar dan Daun, serta Struktur Histologi Jaringan

Akar Anakan Mangrove. Journal of Marine Research, 2(2): 111-119.

Stansfield, William., Raul Cano, Jaime Colome. 2003. Biologi Molekular dan Sel.

Jakarta: Erlangga.

Sumitro, Sutiman B., Sri Widyarti,Sofy Permana. 2017. Biologi Sel Sebuah

Perspektif Memahami Sistem Kehidupan. Malang: UB press.

Volk dan mheeler. 1998. Mikrobiologi dasar. Jakarta : Erlangga.

24
LAMPIRAN

Allium cepa.L Zea mays Solanum tuberosum

Daucus carota Musa sp. Apium graveolens

25
Durio zibethinus Syzygium aqueum

26

Anda mungkin juga menyukai