Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

BIOLOGI UMUM

Judul Praktikum : Struktur Sel


Prodi/Kelas : Biologi/B
Koordinator Asisten : Nur Inda R. Umadji, S.Pd, M.Si.
Asisten : Frandika K. Toiyo
Kelompok :3
Anggota Kelompok : Krido Pratama (432419006)
Rismawati Ismail (432419010)
Era Irawan (432419034)
Anastasya Audrelia Deu (432419040)

Nilai Paraf

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
PRAKTIKUM 1
A. Judul
Struktur Sel
B. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
2. Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan sel tumbuhan
3. Menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
C. Dasar Teori
Semua makhluk hidup atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel.
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk hidup.
Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk
menjalankan proses hidup yaitu bergerak, memperbanyak diri, beradaptasi atau
merespon terhadap perubahan lingkungan (Sumitro, 2017).
Orang pertama yang melakukan pengamatan dan menggambarkan sel
adalah Robert Hooke, seorang ilmuan asal Inggris. Hooke menggunakan
mikroskop cahaya untuk melihat irisan tipis gabus yang diperoleh dari tanaman.
Tampak dibawah mikroskop bahwa gabus terdiri dari beberapa kotak kecil yang
akhirnya diberi nama “sel”. Pada tahun 1665, Hooke mempublikasikan gambar
temuannya pada bukunya yang berjudul Micrographia (Sumitro, 2017).
Anton van Leeuwenhoek, pembuat lensa dari jerman adalah orang pertama
yang mengamati dan menggambarkan sel hidup. Pada tahun 1674, van
Leeuwuenhoek mengamati organisme uniseluler mikroskopis pada setetes air
garam. Organisme tersebut tidak dapat diamati tanpa menggunakan mikroskop
(Sumitro, 2017).
Teori sel menyatakan bahwa (1) semua kehidupan terdiri dari satu atau
lebih sel; (2) sel merupakan struktur dasar kehidupan, sel melakukan semua
proses kehidupan; (3) sel berasal dari sel hidup yang lain (Sumitro, 2017).
Struktur sel masuk dalam materi biologi sel merupakan studi tentang
struktur dan fungsi sel prokariotik maupun eukariotik yang membahas beberapa
bidang seluler, seperti sintesis dan fungsi makromolekul (DNA, RNA, dan

1
protein), kontrol ekspresi gen, struktur dan fungsi membran sel, bioenergetika,
dan komunikasi seluler (Yaich, 2002 dalam Puspitasari, 2016).
Sel terdiri dari dua macam yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Sel
prokariotik merupakan suatu jenis sel dengan inti yang tidak jelas hanya dalam
sitoplasma tampak adanya bagian yang berwarnan agak terang yang mengandung
bahan DNA ( seperti yang terdapat dalam inti ) dan dinamakan nukleoid.
(Juniarto, 2000).
Sel yang ternasuk sel prokariotik diantaranya ialah berbagai jenis bakteri,
virus, ganggang biru, ganggang hijau, dan lain-lain. Menurut teori dalam pustaka,
bakteri merupakan organisme prokariotik dengan ciri khas selnya yang tidak
memiliki membran inti (Pujiyanto, 2012 dalam Khotimah, 2014).
Sebagai contoh diambil Escherichia coli yang merupakan bakteri dengan
ukuran panjang 2 mikron dan tebal 0,8 mikron. Bakteri ini mempunyai dinding sel
kaku yang didalamnya terdapat membran sel bila menggunakan mikroskop
elektron dapat dikenal adanya bagian nukleoid yang mengandung DNA (Juniarto,
2000).
Sel eukariotik mempunyai inti sel yang jelas karena inti sel ini mempunyai
dinding atau membran inti.sel eukariotik ini mempunyai ukuran dan bentuk yang
berbeda tergantung dari jenis dan fungsinya masing-masing. Sel eukariotik
mempunyai inti sel yang jelas karena inti sel ini mempunyai dinding atau
membrane inti. Sel-sel eukariotik ini mempunyai ukuran dan bentuk berdeda
tergantung dari jenis dan fungsinya masing-masing (Juniarto, 2000).
Secara struktural, sel eukariotik ada yang mempunyai bentuk tetap, ada
pula yang bentuknya dapat berubah-ubah seperti sel leukosit, amoeba, dan lain-
lain. Sel yang berbentuk tetap misalnya sel sprematozoa, sel saraf, eritrosit, sel
epitel, sel-sel tanaman, dan lain-lain.Bentuk dari sel pada umumnya tergantung
terutama dari fungsi sel dan juga tergantung dari tegangan permukaan membran
sel, viskositas sitoplasma, rigiditas membran plasma, pengaruh dari mekanis
sekitarnya (Juniarto, 2000).
Ukuran sel eukariotik sangat bervariasi, sel hewan yang terkecil
mempunyai diameter 4 mikron dan yang terbesar sampai beberapa sentimeter

2
misalnya yang berbentuk telur berbagai macam burung yang sebenarnya berupa
satu sel.Tetapi pada umumnya sel-sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan hanya
bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Volume sel juga bervariasi mulai
dari 200 mikron kubik sampai dengan 15.000 mikron kubik (Juniarto, 2000).
Pada umumnya ukuran sel tidak tergantung dari besarnya individu
misalnya sel-sel ginjal kuda dan tikus mempunyai ukuran yang sama walaupun
besarnya ginjal kuda dan tikus berbeda banyak. Demikian pula ukuran sel bayi
dan manusia dewasa pada dasarnya adalah sama. Besar kecilnya individu atau
jaringan tubuh makhluk hidup tidak tergantung dari volume selnya akan tetapi
tergantung dari jumlah sel yang menyusunnya. Jadi dalam hal ini volume sel
adalah bersifat tetap dan ini dikenal sebagai “hukum volume tetap” (Juniarto,
2000).
Sentriol merupakan organel yang tidak ikut aktif dalam metabolisme sel
tetapi memegang peran penting dalam proses pembelahan sel. Setiap sel baik sel
hewan maupun tumbuhan mempunyai pasangan sentriol yang terdapat didekat
membran inti sel dan berbentuk silinder dengan diameter 200 nanometer dan
panjang 400 nanometer (Juniarto, 2000).
Pasangan sentriol ini terdapat dalam satu kesatuan dan akan mengadakan
replikasi pada waktu sel akan membelah kemudian masing-masing sentriol akan
menuju kekutub pembelahan. Sentriol ini masing-masing akan diikuti oleh
bagian-bagian inti/kromoso yang kemudian akan membentuk inti baru yang
berjumlah 2 buah (Juniarto, 2000).
Dalam pengamatan pada sitoplasma dapat dilihat adanya granula-granula
yang banyak sekali dalam sitoplasma yang mempunyai sifat mengikat zat warna
basis. Granula ini mula-mula dinamakan komponen basofil dari sitoplasma atau
Cromophil subtance atau Chromodial subtance dan kemudian juga dinamakan
granula palade yang sekarang kita kenal sebagai ribosom (Juniarto, 2000).
Pada sel-sel kelenjar tampak bahwa granula berwarna yang mengikat zat
warna basis ini tampak lebih padat pada dasar sel, sedangkan pada sel saraf akan
menggerombol membentuk bangunan yang sekarang dikenal sebagai badan-badan
dari missle (Juniarto, 2000).

3
Pada tahun 1990, Garnier meneliti granula ini dan mendapatkan bahwa
benda ini mempunyai kaitan erat dengan kegiatan sel sehingga dinamakan
ergastoplasma. Ternyata kemudian apa yang diketemukan oleh Garnier ini
sebenarnya adalah retikulum endoplasma yang pada dindingnya menempel
banyak sekali ribosom (Juniarto, 2000).
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat dalam dua bentuk, yaitu bebas
dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada dinding / membran
gelembung-gelembung terutama retikulum endoplasma. Ribosom yang terdapat
bebas dalam sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan
digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan sel
dan pembelahan sel. Ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma
berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel
melalui organel yang mempunyai fungsi sekresi (Juniarto, 2000).
Dalam sitoplasma dijumpai ribosom yang bersusun berderet dengan satu
sama lain dihubungkan oleh semacam benang halus yang dinamakan poliribosom
dan ini mempunyai fungsi untuk mengadakan sintesis protein yang leih kompleks.
Fungsi utama ribosom ialah untuk mengadakan sintesis protein(Juniarto, 2000).
Mitokondria, memiliki dua membran yaitu membran luar dan membran
dalam yang membentuk lekukan-lekukan ke arah dalam yang disebut sebagai
cristae. Mitokondria merupakan tempat terjadinya respirasi sel, menghasilkan
energy dalam bentuk ATP yaitu molekul berenergi tinggi. Mitokondria banyak
mengandung enzym-enzym yang berfungsi dalam siklus Kreb. Ada sel yang
hanya memiliki satu mitokondria besar, tetapi ada yang memiliki banyak
mitokondria. Sel yang aktivitasnya tinggi memiliki mitokondria lebih banyak
apabila dibandingkan dengan sel yang aktivitasnya kurang (Nurhayati, 2017).
Badan Golgi, pertamakali ditemukan oleh ahli biologi dan fisika dari Italia
yang bernama Camello Golgy. Fungsinya penyempurnaan hasil sintesis protein
pada ribosom, penyempurnaan yang terjadi adalah folding (melipat-lipat),
karboksilasi, metilase (Nurhayati, 2017).
Lysosom, berasal dari bahasa Yunani yang artinya badan pemecah,
bentuknya seperti vesikel, bulat seperti bola, merupakan kantong. Dihasilkan oleh

4
RE kasar dan badan Golgy, badan Golgy membentuk tunas yang kemudian
dilepaskan tunas tersebut, tuanas tersebut adalah lysosom. Di dalam lisosom berisi
enzym-enzym hidrolitik yang fungsinya mencernak bahan makanan yang masuk
ke dalam sel atau makromolekul, selain itu lysosom juga menghancurkan
organella yang rusak (Nurhayati, 2017).
Vakuola, bentuknya seperti lysosom, merupakan kantong, ukurannya
bervariasi, tergantung fungsinya (Nurhayati, 2017).
Perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan :
1. Pada sel hewan terdapat sentriol sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada
sentriol
2. Pada sel hewan terdapat vakuola yang berukuran kecil sedangkan pada sel
tumbuhan vakuola nya berukuran besar
3. Pada sel hewan terdapat lisosom sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada
lisosom
4. Pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, sedangkan pada sel tumbuhan
memiliki dinding sel
5. Pada sel hewan tidak memiliki plastida sedangkan pada sel tumbuhan memiliki
plastida (Renan, 2013)

5
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Gelas objek
c. Gelas penutup
d. Pinset
e. Tusuk gigi
f. Cutter
g. Tisu
h. Serbet
i. Pipet tetes

2. Bahan
a. Selaput dalam umbi Allium cepa
b. Aquadest
c. Mukosa pipi

6
E. Prosedur kerja
a. Pembuatan Preparat sel tumbuhan (Allium cepa)

Allium cepa

Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang


berwana putih dari Allium cepa menggunakan pinset

Meletakkan selaput tipis tersebut pada gelas objek

Meneteskan aquadest , kemudian menutupnya


dengan gelas penutup

Mengamati bagian-bagian sel yang nampak dibawah


mikroskop dan menggambar 2 atau 3 sel serta
memberikan keterangan

7
b. Pembuatan Preparat sel hewan (Mukosa pipi)

Mukosa pipi

Menggunakan tusuk gigi untuk mengorek secara


perlahan-lahan bagian dalam pipi

Meletakkan bagian mukosa pipi yang didapat diatas


kaca preparat

`
Meneteskan aquadest , kemudian menutupnya
dengan gelas penutup

Mengamati dibawah mikroskop

8
F. Hasil Pengamatan

Foto Gambar Keterangan

Sel Tumbuhan 1. Dinding sel


(Allium cepa) 2. Inti sel
3. Sitoplasma

1 2 3

Perbesaran 10 x 0,25 Perbesaran 10 x 0,25

9
Foto Gambar Keterangan

Sel Hewan 1. Membran


(Mukosa) sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma

1 2 3

Perbesaran 10 x 0,25 Perbesaran 10 x 0,25

10
G. Pembahasan
1. Sel pada selaput Allium cepa
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada Allium
cepa bahwa terdapat beberapa sel didalamnya yaitu dinding sel, inti sel dan
sitoplasma. Hal ini sesuai dengan teori dan pengamatan Mathias Scheilden
yang mengamati sel tumbuhan. Scheilden menyatakan bahwa banyak sel pada
tumbuhan. Ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan sehingga sel tumbuhan
beraturan dan bersifat kuat. Dinding sel pada Allium cepa berbentuk persegi
panjang dan didalamnya terdapat inti sel dan sitoplasma. Inti sel terletak
dibagian tengah dari sitoplasma yang dilindungi oleh dinding sel. Inti sel
berperan dalam mengatur aktivitas serta pewarisan sifat. Sitoplasma didalam
sitoplasma terdapat organel-organel sel seperti plastida, motokondria,
ribosom, rertikulum endoplasma, badan golgi dan vakuola
2. Sel pada mukosa pipi
Berdasarkan hasil pengamatan pada mukosa pipi terdapat membran
sel, inti sel, dan sitoplasma. Hal ini sesuai dengan percobaan Theodor
Schwann yang meneliti bahwa dalam hewan tersusun atas banyak sel.
Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari hewan adalah sel.
Membran sel hanya terdapat pada sel hewan dan tidak terdapat pada
tumbuhan. Membran sel terletak pada bagian luar yang memiliki lapisan tipis
dan halus. Inti sel tidak hanya terdapat pada tumbuhan namun terdapat pula
pad sel hewan. Inti sel berfungsi mengendalikan proses metabolisme dalam
tubuh. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan-bahan yang
penting dalam metabolisme, tempat pembakaran dan penyusunan zat-zat
melalui reaksi kimia. Namun pada saat kami melakukan praktikum mukosa
pipih yang kami peroleh terlalu tebal dan bertumpuk-tumpuk sehingga sulit
untuk mmengamati struktur selnya.

11
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
sel merupakan unit sturuktural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk
hidup. Sel terbagi menjadi dua jenis yaitu sel prokaryotik dan sel eukaryotik.
secara umum sel pada makhluk hidup terdiri atas membran plasma, inti sel, dan
sitoplasma. Pada sel tumbuhan (Allium cepa) terdapat dinding sel, inti sel, dan
sitoplasma. Sedangkan pada sel hewan (mukosa pipi) terdapat membran sel, inti
sel, dan sitoplasma.
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan terdapat pada dinding sel dan organel-
organel penyusunnya. Pada sel hewan tidak terdapat dinding sel sehingga sel
nampak tidak beraturan. Organel-organel penyusun sel hewan dan tumbuhan
juga memiliki perbedaan. Pada sel hewan terdapat sentriol, vakuola yang
berukuran kecil, dan lisosom sedangkan pada sel tumbuhan tidak terdapat
sentriol dan lisosom namun memiliki vakuola yang berukuran besar.pada sel
tumbuhan pula terdapat plastida yang tidak dimiliki oleh sel hewan.

12
Daftar Pustaka

Juwono, Achmad Zulfa Juniarto. 2002. Biologi Sel. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Khotimah, Fina Nurul, Meiry Fadilah Noor, Nengsih Juanengsih. 2014.


MISKONSEPSI KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA.
Jurnal Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah EDUSAINS,
Volume VI Nomor 02, Halaman: 118—128,
(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/view/1112). diakses
pada 24 september 2019.

Nurhayati Betty, Sri Darmawati. 2017. BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER.


Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Pupitasari, Dianing Eka, Mohamad Amin, Betty Lukiati. 2016.


PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATAKULIAH BIOLOGI SEL
BERBASIS IN SILICO. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan Vol: 1 No: 9 Halaman: 1836—1847,
(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/6841/3021).
diakses pada 24 september 2019.

Rahardian, Renan. dkk. 2013. Master Biologi. Jakarta: PT Wahyu Media


Sumitro, B. Sutiman, dkk. 2017. Biologi Sel. Malang: UB Press

13

Anda mungkin juga menyukai