DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA
NIM : G401 18 032
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO
LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
MARET,2019
BAB I
PENDAHULUAN
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam
bahsa Yunani “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang.
Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis, sudah ada rongga tubuh (coelom), dengan
metamerisme sebagai ciri utama, pembagian rongga tubuh, system
persyarafan, peredaran darah, dan system ekskresinya metameric. Saluran
pencernaan lengkap (mulut, usus, dan anus,), berbentuk tubular, memanjang
sumbu tubuh (Kimball,1983).
\
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan filum Annelida bersal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam bahasa
Yunani yaitu “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh
anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis, terdapat rongga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri
utamanya pembagian rongga tubuh, dan system ekresinya metameric. Saluran
pencernaan lengkap mulut, usus, anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu
tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang misalnya pada cacing tabung
pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas Oligochaeta dan
Hirudinae), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua
(kelas Archiannelida dan Polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup
di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup
bebas, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup
dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akutis, da nada juga yang
bersifat parasite pada vertebrata (Pelczar, 2008).
Cacing dari filum annelida memilIki segmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan
yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran pencernaan
terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi
terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti
cincin. Ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu system peredaran
yang efisien dengan darah yang dipompa melalui system pembuluh darah tertutup
dan system saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian
ventral. Ciri lain pada cacing annelida yang tidak terdapat pada hewan yang lebih
primitif adalah adanya ringga tubuh yang besar berisi cairan. Hal ini
memungkinkan organ-organ dalam bergesakan satu sama lain dengan mudah,
sehingga memudahkan gerakan tubuh yang disebut selom (Kimball, 1983).
Hewan-hewan annelida mempunyai system digesti, saraf, ekskresi, dan
reproduksi yang majemuk. System-sistem tersebut biasanya bersifat metameric
baik seluruhnya atau sebagian. System perototan biasanya diatur segmental.
Sebagian besar annelida mempunyai system pembuluh yang didalamnya terdapat
darah yang bersikulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit.
Walaupun pada beberapa jens terjadi reproduksiaseksul. Kebanyakan annelida
mengasilakn larva yan bersilia disebut larva trokofor (Pelczar, 2008)
Annelida hidup di dalam laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembab.
Tubuh annelida bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara
tiap segmen dan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut yang septa.
Pembuluh darah, system saraf, dan system ekskresi di tiap segmen saling
berhubungan melewati septa. Annelida telah memiliki system pencernaan yang
terdiri atas mulut, faring, kerongkongan, usus, dan anus. System peredaran
darahnya tertutup karena telah memiliki pembubluh darah. Darah annelida juga
telah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Untuk system saraf
annelida memiliki system saraf tangga tali ( Kimball, 1983).
Adapun ciri-ciri umum yang tergolong filum annelida yaitu tubuh bilateral
simetris, bersegmen, berbentuk tubular, dan memanjang sumbu tubuh.
Triploblastis, tiap segmen dipisahkan oleh septa tubuh ditutupi kutikula fleksibel
mempunyai seta, keras seperti kitin. Memiliki parapodia alat geraknya berupa
kontraksi otot tubuh dan chaetae pada tiap segmen. Respirasi yaitu epidermis pada
permukaan kulit (difusi) dan insang (polychaeta). Saluran pencernaan lengkap
yaitu mulut, usus, anus (Rusyan dan adun, 2011).
Adapun peran cacing tanah yaitu penting bagi kesuburan tanah, cacing
menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan strukur anah.
Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi
baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antara lain meningkatkan
infiltrasi, memampatkan agregasi tanah, mengangkut bahan organic ke bagian
tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan
tanaman (Slamet adeng, 2008).
Cacing dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Aktivitas cacing yang
memakan dan mengeluarkannya dalam bentuk sangat bermanfaat bagi sifat fisik
maupun sifat kimia tanah. Cacing tanah mampu mempengaruhi struktur tanah
mampu mempengaruhi struktur tanah melalui pencernaan, pemilihan partikel
berukuran kecil dan membentuk struktur yang lebih spesifik, sehingga cacing
tanah disebut sebagai biofabrik. Cacing tanah juga dapat mempengaruhi laju
dekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kadar unsur hara dalam
tanah. Pengaruh tersebut tergantung pada jenis cacing, jenis tanah dan kualitas
bahan organik. Selain itu, cacing tanah juga dapat berperan dalam memperbaiki
tata ruang tanah, memperbaiki pori tanah, memperbaiki infiltrasi tanah, sebagai
pengurai sebagai agen bioturbasi atau agen yang membantu pembalikan tanah
untuk distribusi bahan organik, sehingga bahan organi merata dalam tanah (Rikky
Firmansyah, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakasanakan pada hari Jumat 08 Maret 2019 pukul 15.00-
16.00 WITA sampai dengan selesai di laboratorium Biodiversity Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu set alat bedah, sillet,
jarum pentul, papan bedah, toples. Bahan yang digunakan adalah hewan
cacing tanah (Polypheretima sp), dan tissue.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama disiapkan
alat dan bahan, kedua dibius cacing menggunakan alcohol, ketiga disiapkan
papan bedah lalu diambil cacing didalam toples, lalu diletakkan pada papan
bedah, keempat diambil jarum pentul dan sillet lalu membedah secara
perlahan-lahan dengan mengiris dibagian punggung cacing tanah tersebut
dari mulut sampai anus, kelima dibagian kulitnya yang telah terbedah
ditusuk dengan jarum pentul agar lebih mudah diamati dibagian anatominya,
keenam setelah selesai pembedahan kita mengamati bagian anatominya.
BAB IV
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam
bahasa Yunani yaitu “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing
gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang
merupakan hasil sekresi dari epidermis, terdapat rongga tubuh (coelom),
dengan metamerisme sebagai ciri utamanya pembagian ringga tubuh, dan
system ekresinya metameric (Rusyan dan adun, 2011).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah cacing tanah (Polypheretima
sp) termasuk kedalam filum annelida dimana “annol” adalah cincin dan
“edios” adalah segmen. Bagian-bagian morfologi pada Polypheretima sp
terdiri dari prostomium (mulut), chaetae (rambut halus), female pore
(betina), klitellium (penebalan), male pore (jantan), segmen (ruas), dan
anus (dubur). Pada anatomi terdiri dari peristomium (mulut), pharynx
(faring), blood glands (kelenjar darah), septa, esophagus (kerongkongan),
gizzard (lambung), stomatch (perut), clitellium (rambut halus), prostat
gland (kelenjar prostat), intestinal caecum (sekum usus), lymph glands
(kelenjar limph), seminal vesicles (kantung sperma), intestine (usus), dan
dorsal blood (darah punggung). Pada system pencernaan terdiri dari
prostomium (mulut), pharynx (faring), blood glands (kelenjar darah),
gizzard (lambung), stomatch (perut), intestine (usus), intestine caecum
(sekum usus), lymph glands (kelenjar limph), esophagus (kerongkongan),
dan crop (tembolok). Pada system reproduksi terdiri dari spermatechae
(spermateka), tactic sacs (kantung testis), seminal vesicle (kantung sperma),
ovary (indung telur), ovarian funnel (saluran ovarin), female pore (betina),
accessory gland (kelenjar tambahan ), male pore (jantan), testis,
spermaducal funnels (corong spermadukal), oviduct (saluran telur), dan
prostat gland (kelenjar prostat). Pada system saraf terdiri dari prostomium
(mulut), peristomium (saraf peristomial), prostomial nerve (saraf nerve),
nerve to the 3 rd segment, nerve to the 2 rd segment, nerve to the 4 rd
segment, septa, segmental nerve (saraf segmental), segmental ganglia
(saraf ganglia), body wall, porypharangial ganglia (ganglia
poripharangial), bucal nerve (saraf bukal), suprapharangyal ganglia
(ganglia supraparangial), dan ventral nerve cord (kabel saraf ventral).
5.2 Saran
NAMA : ANNISA
NIM : G401 18 032
KELOMPOK : DUA
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO