Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I


MODUL I
ANNELIDA (Polypheretima sp.)

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA
NIM : G401 18 032
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO

LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET,2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Annelida berasal dari kata annulus (cincin) dan sebutan itu cocok dengan
bentuknya tubuh yang beruas-ruas (bersegmen) dan memanjang. Annelida
adalah hewan yang memiliki tubuh paling sederhana bila dibandingkan
dengan Platihelminthes, Nemathelminthes (Sutarno, 2009). Salah satu contoh
kingdom animalia tersebut adalah filum annelida. Annelida yang sering juga
disebut Annulata adalah cacing yang bersegmen, hidup di dalam air tawar,
air laut, dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasite. Selain itu,
annelida memiliki berbagai system organ tubuh yang baik dengan system
peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin
sekaligus dalam satu tubuh atau hermadrofit. Contohnya cacing tanah, cacing
pasir, cacing kipas, dan lintah. Dalam filum annelida terdapat tiga kelas yaitu
kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae (Kimball, 1983).

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam
bahsa Yunani “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang.
Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis, sudah ada rongga tubuh (coelom), dengan
metamerisme sebagai ciri utama, pembagian rongga tubuh, system
persyarafan, peredaran darah, dan system ekskresinya metameric. Saluran
pencernaan lengkap (mulut, usus, dan anus,), berbentuk tubular, memanjang
sumbu tubuh (Kimball,1983).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi praktikum ini adalah untuk


mengetahui bagian-bagian cacing tanah (Polypheretima sp) yaitu morfologi,
anatomi, system pencernaan, system saraf, dan system reproduksi.
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk megetahui dan mengamati
morfologi dan anatomi, system pencernaan, system saraf, dan system
reproduksi.

\
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hewan filum Annelida bersal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam bahasa
Yunani yaitu “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh
anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis, terdapat rongga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri
utamanya pembagian rongga tubuh, dan system ekresinya metameric. Saluran
pencernaan lengkap mulut, usus, anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu
tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang misalnya pada cacing tabung
pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas Oligochaeta dan
Hirudinae), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua
(kelas Archiannelida dan Polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup
di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup
bebas, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup
dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akutis, da nada juga yang
bersifat parasite pada vertebrata (Pelczar, 2008).

Cacing dari filum annelida memilIki segmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan
yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran pencernaan
terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi
terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti
cincin. Ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu system peredaran
yang efisien dengan darah yang dipompa melalui system pembuluh darah tertutup
dan system saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian
ventral. Ciri lain pada cacing annelida yang tidak terdapat pada hewan yang lebih
primitif adalah adanya ringga tubuh yang besar berisi cairan. Hal ini
memungkinkan organ-organ dalam bergesakan satu sama lain dengan mudah,
sehingga memudahkan gerakan tubuh yang disebut selom (Kimball, 1983).
Hewan-hewan annelida mempunyai system digesti, saraf, ekskresi, dan
reproduksi yang majemuk. System-sistem tersebut biasanya bersifat metameric
baik seluruhnya atau sebagian. System perototan biasanya diatur segmental.
Sebagian besar annelida mempunyai system pembuluh yang didalamnya terdapat
darah yang bersikulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit.
Walaupun pada beberapa jens terjadi reproduksiaseksul. Kebanyakan annelida
mengasilakn larva yan bersilia disebut larva trokofor (Pelczar, 2008)

Annelida hidup di dalam laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembab.
Tubuh annelida bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara
tiap segmen dan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut yang septa.
Pembuluh darah, system saraf, dan system ekskresi di tiap segmen saling
berhubungan melewati septa. Annelida telah memiliki system pencernaan yang
terdiri atas mulut, faring, kerongkongan, usus, dan anus. System peredaran
darahnya tertutup karena telah memiliki pembubluh darah. Darah annelida juga
telah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Untuk system saraf
annelida memiliki system saraf tangga tali ( Kimball, 1983).

Reproduksi annelida dilakukan secara seksual. Annelida jantan memiliki organ


testis dan annelida betina memiliki ovarium. Kedua organ ini bias terdapat pada
satu hewan yang hermafrodit atau terdapat pada individu yang berbeda. Annelida
dibagi atas tiga kelas, yaitu polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae (Rikky
Firmansyah, 2004).

Adapun ciri-ciri umum yang tergolong filum annelida yaitu tubuh bilateral
simetris, bersegmen, berbentuk tubular, dan memanjang sumbu tubuh.
Triploblastis, tiap segmen dipisahkan oleh septa tubuh ditutupi kutikula fleksibel
mempunyai seta, keras seperti kitin. Memiliki parapodia alat geraknya berupa
kontraksi otot tubuh dan chaetae pada tiap segmen. Respirasi yaitu epidermis pada
permukaan kulit (difusi) dan insang (polychaeta). Saluran pencernaan lengkap
yaitu mulut, usus, anus (Rusyan dan adun, 2011).
Adapun peran cacing tanah yaitu penting bagi kesuburan tanah, cacing
menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan strukur anah.
Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi
baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antara lain meningkatkan
infiltrasi, memampatkan agregasi tanah, mengangkut bahan organic ke bagian
tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan
tanaman (Slamet adeng, 2008).

Cacing dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Aktivitas cacing yang
memakan dan mengeluarkannya dalam bentuk sangat bermanfaat bagi sifat fisik
maupun sifat kimia tanah. Cacing tanah mampu mempengaruhi struktur tanah
mampu mempengaruhi struktur tanah melalui pencernaan, pemilihan partikel
berukuran kecil dan membentuk struktur yang lebih spesifik, sehingga cacing
tanah disebut sebagai biofabrik. Cacing tanah juga dapat mempengaruhi laju
dekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kadar unsur hara dalam
tanah. Pengaruh tersebut tergantung pada jenis cacing, jenis tanah dan kualitas
bahan organik. Selain itu, cacing tanah juga dapat berperan dalam memperbaiki
tata ruang tanah, memperbaiki pori tanah, memperbaiki infiltrasi tanah, sebagai
pengurai sebagai agen bioturbasi atau agen yang membantu pembalikan tanah
untuk distribusi bahan organik, sehingga bahan organi merata dalam tanah (Rikky
Firmansyah, 2004).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakasanakan pada hari Jumat 08 Maret 2019 pukul 15.00-
16.00 WITA sampai dengan selesai di laboratorium Biodiversity Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu set alat bedah, sillet,
jarum pentul, papan bedah, toples. Bahan yang digunakan adalah hewan
cacing tanah (Polypheretima sp), dan tissue.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama disiapkan
alat dan bahan, kedua dibius cacing menggunakan alcohol, ketiga disiapkan
papan bedah lalu diambil cacing didalam toples, lalu diletakkan pada papan
bedah, keempat diambil jarum pentul dan sillet lalu membedah secara
perlahan-lahan dengan mengiris dibagian punggung cacing tanah tersebut
dari mulut sampai anus, kelima dibagian kulitnya yang telah terbedah
ditusuk dengan jarum pentul agar lebih mudah diamati dibagian anatominya,
keenam setelah selesai pembedahan kita mengamati bagian anatominya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


No Gambar Keterangan
1 Morfologi Dari hasil praktikum ini
yaitu :
1. Peristomium (mulut)
2. Chaeta (rambut
halus)
3. Female pore (betina)
4. Klitellium
(penebalan)
5. Male pore (jantan)
6. Segmen
7. Anus
2 Anatomi 1. Mouth (mulut)
2. Pharynx (faring)
3. Blood glands
(kelenjar darah )
4. Septa
5. Esophagus
(kerongkongan)
6. Gizzard (lambung)
7. Stomatch (perut)
8. Clitellium (rambut
halus)
9. Prostat gland
(kelenjar prostat)
10. Intestinal caecum
(sekum usus)
11. Lymph glands
(kelenjar limph)
12. Seminal vesicle
(kantung sperma)
13. Intestine (usus)
14. Dorsal blood (darwh
punggung)
3 System reproduksi 1. Spermathacae
(spermateka)
2. Testis sacs (kantung
testis)
3. Seminal vesicle
(kantung sperma)
4. Ovary (indung telur)
5. Ovarium funnel
(saluran ovarin)
6. Female pores
(kelamin betina)
7. Accessory gland
(kelenjar tambahan)
8. Male pores (kelamin
jantan)
9. Testis
10. Spermiducal funnels
(corong
spermadukal)
11. Oviduct (saluran
telur)
12. Vasa diferentia
13. Prostat gland
(kelenjar prostat)
4 System pencernaan 1. Mouth (mulut)
2. Pharynx
3. (faring)
4. Blood glands
(kelenjar darah)
5. Gizzard (lambung)
6. Stomatc (perut)
7. Intestine (usus)
8. Lymph gland
(kelenjar limph)
9. Esophagus
(kerongkongan)
5 System saraf 1. Prostomium (mulut)
2. Peristomium (saraf
prostomial)
3. Prostomial nerve
(saraf nerve)
4. Nerve to the 3 rd
segment
5. Nerve to the 2 rd
sement
6. Nerve to thr 4 rd
segment
7. Septa
8. Segmental nerve
(saraf segmental)
9. Segmental ganglia
(saraf ganglia)
10. Body wall
11. Porypharyngeal
ganglia (ganglia
poyparangial)
12. Bucal nerve (saraf
bukal)
13. Suprapharyngeal
ganglia (ganglia
supraparangial)
14. Ventral nerve cord
(kabel saraf ventral)
4.2 Pembahasan

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul” yaitu cincin dalam
bahasa Yunani yaitu “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing
gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang
merupakan hasil sekresi dari epidermis, terdapat rongga tubuh (coelom),
dengan metamerisme sebagai ciri utamanya pembagian ringga tubuh, dan
system ekresinya metameric (Rusyan dan adun, 2011).

Morfologi pada Polypheretima sp yang kami amati adalalah peristomium


(mulut), chaetae (rambt halus), female pore (betina), klitellium (penebalan),
male pore (jantan), segmen (ruas), dan anus (dubur). Serta memiliki bentuk
tubuh simetri bilateral, panjang silindris, membulat didepan, menumpul
dibagian ekornya. Tubuh bersegmen-segmen, tubuhnya berwarna coklat
gelap dikarenakan terdapat tanah didalam tubuhnya. Mulut terdapat di ujung
anterior, mulut Polypheretima sp terletak di dalam rongga oris. System
ekskrasinya berupa nepharidios pada setiap segmen terdapat sepasang. Pada
cacing terdapat clitellium yaitu satu bagian halkelenjar yang ditebalkan dari
tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang mengeluarkan satu kantung
lekat-lekat dimaan telur adalah deposited, sekitae segmen ke-15 dan ke-16.

Anatomi pada plypheretima sp yang kami amati adalalah peristomiu


(mulut), pharynx (faring), esophagus (kerongkongan), gizzard (lambung),
stomatch (perut), clitellium (rambut halus), prostat gland (kelenjar prostat),
intestinal caecum (sekum usus), lymph glands (kelenjar limph), seminal
vesicle (kantung sperma), intestine (usus), dan dorsal blood (darah
punggung). Pada dinding tubuh Polypheretima sp yaitu dinding tubuhnya
mempunyai dua lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal, mulut cacing
terletak di dalam rongga oris. Pharynx terdapat di dalamsegmen ke-4 dan ke-
5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang terdiri atas bagian cair
yan disebut plasma, dan sel-sel darah. Bagian mulut cacing disebut juga
prostomium. Fungsi dari prostomium adalah untuk makan dan
menghancurkan seresah. Bagian cacing yang menebal disebut clitellium.
System saraf pada Polypheretima sp terdiri dari prostomium (mulut),
peristomium (saraf prostomial), prostomial nerve (saraf nerve), nerve to the 3
rd segment, nerve to the 2 rd segment, nerve to the 4 rd segment, septa,
segmental nerve (saraf segmental), segmental ganglia (saraf ganglia), body
wall, potypharangeal ganglia (ganglia porypharangial), bucal nerve (saraf
bukal), suprapharyngeal ganglia (hanglia supraparangial), ventral nerve cord
(kabel saraf ventral).

System reproduksi pada Polypheretima terdiri dari spermathechae


(spermateka), testic sacs (kantung testis), seminal vesicle (kantung sperma),
ovary (indung telur), ovarian funnel (saluran ovarian), female pore (betina),
accessory gland (kelenjar tambahan), male pore (jantan), testis, spermaducal
funnels (corong spermadukal), oviduct (saluran telur), vasa deferentia, prostat
gland (kelenjar prostat). Sepasang ovarium menghasilkan oval, dan terletak di
dalam segmen ke-13 dan infindibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui
septum yang terletak diantara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen
ke-14 membesar membentuk kantung telur. Testis terletak di dalam suatu
rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis. Ductus
spermaticus mulai daritestis bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior
sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus ini bermuara keluar.
Spermatozoa yang telah meninggalkan testis,akan masuk ke dalamvesicular
seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya.

System pencernaan pada Polypheretima sp terdiri dari prostomiu (mulut),


pharynx (faring), blood glands (kelenjar darah), gizzard (lambung), stomatch
(perut), intestine (usus), intestine caecus (sekum usus), lymph glands
(kelenjar limph), esophagus (kerongkongan), dan crop (tembolok).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah cacing tanah (Polypheretima
sp) termasuk kedalam filum annelida dimana “annol” adalah cincin dan
“edios” adalah segmen. Bagian-bagian morfologi pada Polypheretima sp
terdiri dari prostomium (mulut), chaetae (rambut halus), female pore
(betina), klitellium (penebalan), male pore (jantan), segmen (ruas), dan
anus (dubur). Pada anatomi terdiri dari peristomium (mulut), pharynx
(faring), blood glands (kelenjar darah), septa, esophagus (kerongkongan),
gizzard (lambung), stomatch (perut), clitellium (rambut halus), prostat
gland (kelenjar prostat), intestinal caecum (sekum usus), lymph glands
(kelenjar limph), seminal vesicles (kantung sperma), intestine (usus), dan
dorsal blood (darah punggung). Pada system pencernaan terdiri dari
prostomium (mulut), pharynx (faring), blood glands (kelenjar darah),
gizzard (lambung), stomatch (perut), intestine (usus), intestine caecum
(sekum usus), lymph glands (kelenjar limph), esophagus (kerongkongan),
dan crop (tembolok). Pada system reproduksi terdiri dari spermatechae
(spermateka), tactic sacs (kantung testis), seminal vesicle (kantung sperma),
ovary (indung telur), ovarian funnel (saluran ovarin), female pore (betina),
accessory gland (kelenjar tambahan ), male pore (jantan), testis,
spermaducal funnels (corong spermadukal), oviduct (saluran telur), dan
prostat gland (kelenjar prostat). Pada system saraf terdiri dari prostomium
(mulut), peristomium (saraf peristomial), prostomial nerve (saraf nerve),
nerve to the 3 rd segment, nerve to the 2 rd segment, nerve to the 4 rd
segment, septa, segmental nerve (saraf segmental), segmental ganglia
(saraf ganglia), body wall, porypharangial ganglia (ganglia
poripharangial), bucal nerve (saraf bukal), suprapharangyal ganglia
(ganglia supraparangial), dan ventral nerve cord (kabel saraf ventral).
5.2 Saran

Sebelum masuk laboratorium, saya menyarankan bahwa laboratorium dalam


keadaan bersih, sehingga dalam proses praktikum bisa terlaksana dengan
baik. Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah
ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas. (2013). Biologi. Jakarta : Erlangga

John W Kimball, (1983). Biologi. Jakarta : Erlangga

Pelczar, Jr Michael J. (2008) Dasar Dasar Mikrobiologi.

Univeritas Indonesia Jakarta

Rusyan, adun. (2011). Zoologi invertebrate. Alfeta : Bandung

Rikky. (2004). Biologi. Jakarta : Erlangga

Slamet Adeng, Madang Kodri. (2008). Zoologi vertebrata FKIP : Indaralaya


LEMBAR ASISTENSI

NAMA : ANNISA
NIM : G401 18 032
KELOMPOK : DUA
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO

No Hari/tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai