Anda di halaman 1dari 9

APIKAL DOMINANSI DAN ABSISI JARINGAN TUMBUHAN

MUFIDHATUL MUQARRAMAH
1810422065
9C
mufhimuqarramah@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum Pertumbuhan Tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2019 di
Laboratorium Pendidikan 4, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan praktikum ini adalah mengamati hubungan antara
aktifitas auksin dengan dominansi tunas apikal dan meneliti peranan auksin terhadap proses
absisi. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode eksperimen
dengan pengamatan langsung. Hasil dari praktikum yang didapatkan bahwa Coleus sp yang
dipotong dan diberi IAA memiliki tunas samping yang lebih panjang dibandingkan dengan
yang diolesi vaselin, dan Coleus sp yang dipotong dan diberi vaselin cepat menghasilkan
tunas dan banyak menghasilkan daun daripada perlakuan tunas yang diberi IAA.
Kata Kunci: Coleus sp, Dominansi apikal, absisi, auksin, IAA, vaselin

PENDAHULUAN
Apikal dominansi adalah hambatan pertumbuhan lateral. Selama masih
terhadap pertumbuhan seluruh atau ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas
sebagian pada tunas lateral karena lateral akan terhambat sampai jarak
adanya tunas apikal. Dominansi apikal tertentu dari pucuk. Dominasi pucuk
atau dominansi pucuk biasanya dapat dikurangi dengan memotong
menandai pertumbuhan vegetatif bagian pucuk tumbuhan yang akan
tanaman baik pertumbuhan akar mendorong pertumbuhan tunas lateral
maupun batang. Dominansi apikal (Filter, 1991).
terjadi karena adanya aktivitas Dominansi apikal disebabkan
produksi IAA (auksin) yang berlebih di oleh auksin yang didifusikan tunas
bagian pucuk batang atau pucuk pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun
cabang sehingga tunas samping tetap pada tunas lateral, hal ini akna
dalam kondisi dorman. Tunas pada menghambat pertumbuhan tunas
pucuk merupakan pusat pembentukan lateral karena konsentrasinya masih
auksin dan kemudian diedarkan ke terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang
bagian lain dibawahnya. Dominansi tinggi ini akan menghambat
apikal terjadi pada konsentrasi pertumbuhan tunas lateral yang dekat
pertumbuhan pada ujung tunas dengan pucuk. Auksin diproduksi
tumbuhan, dimana kuncup terminal secara endogen pada bagian pucuk
secara parsial menghambat tanmana yang akna didistribusikan
pertumbuhan kuncup aksilar (Dartius, secara polar yag mampu menghambat
1991). pertumbuhan tunas lateral (Heddy,
Dominansi apikal atau 1990).
dominanis pucuk biasanya menandai Banyak faktor-faktor yang
pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu mempengaruhi ekspresi dominansi
pertumbuhan akar, batang dan daun. apikal, yaitu faktor fisik dan faktok
Dominansi apikal setidaknya kimiawi. Faktor fisik antara lain yaitu
berpengaruh dalam menghambat karbondioksida, oligosakarida, protein,
senyawa organik dan berbagai pucuk tanaman atau akar tidak mau
hormon. Terhambatnya pucuk lateral berkembang (Salisbury, 1992).
selama pucuk terminal tumbuh normal Menurut Tjitrosoepomo (1998),
disebut apikal dominansi. Dominansi pengaruh auksin terhadap
apikal adalah manifer dalam paling pertumbuhan jaringan tanaman dapat
sedikit tiga cara yaitu dengan terjadi dengan cara mengiduksi
menghambat sepenuhnya pada tunas sekresi ion H+ keluar sel melalui
axilaris, menghambat pertumbuhan dinding sel. Pengasaman dinding sel
dari suatu pucuk dimana terdapat menyebabkan K+ diambil dan
tunas dominansi, memberi efek-efek pengambilan ini mengurangi potensial
bagian dari pucuk terhadap orientasi air dalam sel. Akibatnya air masuk ke
pada perkembangan organ lateral dalam sel dan sel membesar,
(Darmawan dan Baharsjah, 1983). mempengaruhi metabolisme RNA
Menurut Levitt (1969), absisi yang berarti metabolisme protein
pemisahan bagian tumbuhan yang mungkin melalui trasnkripsi molekul
terjadi secara alami merupakan proses RNA. Auksin sintetik yang sering
yang terjadi dibawah kontrol auksin. digunakan dalam kultur jaringan
Ketika masih aktif daun menghasilkan tanmana tercantum di dalam tabel di
auksin yang ditransportasikan bawah.
kedaerah tangkai daun (petiol) dan Dosis tinggi dalam pemberian
menghambat pembentukan lapisan IAA dapat menyebabkan terjadinya
absisi. Setelah pematangan, pembelahan sel dan pemanjangan
pembentukan auksin dihentikan dan yang menjadikan daerah tersebut
ketika kadar auksin mencapai tingkat menjadi penampungan hara sehingga
yang cukup rendah, lapisan absisi dapat mengalihkan hara dari kuncup
akan tebentuk. Pembentukan lapisan samping dan secara tidak langsung
ini juga didukung oleh penguraian mencegah pertumbuhannya. Hormon
protein pada daun dan penguraian IAA bergerak menuruni batang dari
asam amino menuju keluar daun. Akan permukaan terpotong tapi tidak
tetapi proses absisi jauh lebih rumit memasuki kucup samping. Meskipun
dari pada hal ini. Absisi dapat masuk dalam jumlah sanngat kecil
diransang oleh zat penyebab dormansi sehingga tidak terlacak. Pemberian
dan auksin bisa jadi memacu atau IAA langsung pada kuncup samping
menghambat absisi. tidak menghambat pertumbuhannya,
Auksin adalah zat yang bahkan terkadang dapat memacu
ditemukan pada ujung akar, batang, (Salisbury dan Ross, 1995). Adapun
pembentukan bunga yang berfungsi tujuan paktikum ini adalah untuk
untuk pengatur pembesaran sel di mengamati hubungan antara aktifitas
daerah belakang meristem ujung. auksin dengan dominansi tunas apikal
Hormon auksin adalah hormon dan meneliti peranan auksin terhadap
pertumbuhan pada semua jenis proses absisi daun.
tanaman nama lain dari hormon ini
adalah IAA atau Asam Indol Asetat.
Salah satu fungsi auksin adalah
mematahkan dominanis pucuk atau
apikal yaitu suatu kondisi dimana
METODE PRAKTIKUM dilakukan tepat dibawah pucuk. Pada
Waktu dan Tempat hari ketuhuh vaselin dan pasta IAA
Praktikum ini dilaksanakan pada diganti dengan yang sama dan
tanggal 21 Oktober 2019 di diamati efek yang terjadi. Tanaman
Laboratorium Pendidikan 4, Jurusan dibiarkan di dalam labor sampai
Biologi, Fakultas Matematika dan beumur 28 hari sesudah pemakaian
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas IAA vaselin. Ukur panjang tunas
Andalas, Padang. samping yang tumbuh dan diamati
hal-hal yang terlihat dipengaruhi
Alat dan Bahan akibat perlakuan yang diberikan.
Adapun alat-alat yang digunakan
B. Auksin dan Absisi Jaringan atau
dalam percobaan ini adalah pisau
Organ Tumbuhan
silet, 3 pot tanaman per group, kertas
Dipilih 2 pasang daun (empat daun)
label, kertas milimeter, sudip untuk
untuk masing-masing pot dan potong
memberikan pasta, vaselin, 400 ppm
dengan pisau silet pada pangkal
IAA vaselin, pasta IAA 400 ppm, dan
helain daunnya serta biarkan
pasta vaselin Sedangkan bahan yang
petiolnya. Bubuhkan pasta vaselin
digunakan dalam praktikum ini
pada uhung 4 petiol pot 1 dan pasta
adalah 6 pot Coleus sp.
IAA pada ujung 4 petio pot kedua.
Untuk kontrol adalah potongan tanpa
Cara Kerja
pemberian pasta pada ketiga pot.
A. Hubungan Auksin dengan Apikal
Setiap petiol diberi label sesuai
Dominansi
dengan perlakuannya. Ukur panjang
Dipilih 3 pucuk Coleus sp yang
petiol pada saat percobaan, dan
bagus.Pucuk pertama dibiarkan saja,
dimati 3 hari sekali selama 21
pucuk kedua dipotong lalu diberi
hari.Catat kapan petiol gugur.Untuk
vaselin.Pusuk ketiga dipotong dan
ini perlu diadakan pengamatan setiap
diberi pasta IAA vaselin, pemotongan
hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
A. Hubungan Auksin dengan Apikal Dominansi
Tabel 1. Hubungan Auksin dengan Apikal Dominansi Daun Coleus sp
Perlakuan
Pengamatan
Minggu Ke Kontrol IAA Vaselin
(cm) (cm) (cm)
1 0,7 1,2 1
4 2,1 3,9 1,9
7 4,7 5,1 4,6
10 5,0 5,3 4,8
13 5,2 5,5 5,2
16 5,7 5,8 5,6
19 6,3 6,1 6
22 6,5 6,4 6,2
25 6,7 6,7 6,3
28 6,9 7 6,5

Berdasarkan tabel diatas mengenai dan sekaligus menghambat


Hubungan Auksin dan Apikal pertumbuhan tunas pada ketiak daun
Dominansi Daun Coleus sp maka (tunas lateral). Hal ini mengakibatkan
dapat diketahui bahwa pada pertumbuhan keatas yang cepat.
pengamatan akhir dengan perlakuan Pusat pembentukan auksin adalah
kontrol yaitu 6,9 cm, degan perlakuan pada ujung koleoptil, jika ujung
menggunakan IAA yaitu 7 cm dan koleoptil dibuang maka terhambat
dengan perlakuan menggunakan
pertumbuhannya. Fungsi auksin pada
vaselin yaitu 6,5 cm.
tanaman adalah mengontrol gugur
Hal ini sesuai dengan pendapat
atau masaknya buah. Auksin dalam
Dwidjoseputro (1984), yang
pertumbuhan berperan pada
menyatakan bahwa hambatan
perbesaran batang dan dalam tubuh
terhadap pertumbuhan pucuk samping
organ tanaman lain seperti akar dan
ini ternyata disebabkan adanya
buah.
produksi auksin pada ujung pucuk,
Menurut Bidwel (1979), yang
pemangkasan ujung pucuk akan
menyatakan bahwa Auksin berperan
menyebabkan pertumbuhan tunas
dalam aspek pertumbuhan dan
sanping. Selain itu, diperkirakan
perkembangan tanaman yaitu
bahwa pertumbuhan tunas pucuk
pembesaran sel yaitu koleoptil atau
adalah karena kahat sitokinin, berarti
batang penghambatan mata tunas
bahwa tidak tumbuhnya tunas-tunas
samping, dimana pada konsentrasi
samping adalah karena defisiensi
tinggi dapat menghambat
terhadap auksin dan sitokinin. Auksin
pertumbuhan mata tunas untuk
disintesis dalam jumlah besar dalam
menjadi tunas absisi (pengguguran)
tunas apikal tumbuhan dan bergerak
daun aktivitas dari kambium
secara basipetal (arah pangkal
dirangsang oleh IAA pertumbuhan
batang) keseluruh bagian tumbuhan.
akar pada konsentrasi tinggi dapat
Aliran auksin ini berpengaruh
menghambat perbesaran sel-sel akar.
mendorong pemanjangan sel batang
Menurut Burhan (1997) daerah tersebut wadah penampungan
mengatakan bahwa jika auksin hara sehingga dapat mengalihkan
ditambahkan pada sisa batang yang hara dari kuncup samping dan secara
terpotong setelah apek tajuk tidak langsung untuk mencegah
dipangkas, maka perkembangan pertumbuhannya. Hormon IAA ini
kuncup samping akan terhambat. bergerak menuruni batang dari
Penggantian kuncup samping oleh permukaan terpotong tetapi tidak
auksin menunjukkan bahwa zat memasuki kuncup samping. Kalupun
penghambat yang dihasilkan adalah masuk jumlahnya sangat kecil
IAA atau auksin lain. Dosis tinggi sehingga tidak terlacak. Pemberian
pemberian IAA menyebabkan IAA langsung pada kuncup samping
terjadinya pembelahan sel dan tidak menghambat pertumbuhannya,
pemanjangan tunggul, menjadikan bahkan dapat untuk memacu.

Tabel 2. Hubungan Auksin dengan Absisi Jaringan atau Organ Tumbuhan Coleus sp.
Perlakuan
Pengam
atan Kontrol IAA Vaselin
Hari Ke- (cm) (cm) (cm)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 3,7 5 5,1 5,3 1,8 2,1 5,5 3,5 4,8 2,5 4,3 3
4 4 5 5,2 5,6 1,8 2,4 5,5 4 5 2,5 4,4 3,1
7 G G G G G 2,4 5,5 4 G G G G
10 G G G G G G G G G G G G
13 G G G G G G G G G G G G
16 G G G G G G G G G G G G
19 G G G G G G G G G G G G
22 G G G G G G G G G G G G
25 G G G G G G G G G G G G
28 G G G G G G G G G G G G
Keterangan (G) = Gugur
Berdasarkan tabel diatas mengenai Pertumbuhan tunas lateral tidak saja
Hubungan Auksin dengan Absisi dapat dirangsang dengan
Jaringan atau Organ Tumbuhan menghilangkan tunas apical tetapi juga
Coleus sp. maka dapat diketahui dengan memberikan senyawa-
bahwa pada perlakuan control, IAA, senyawa kimia tertentu atau dengan
dan vaselin diketahui bahwa tumbuhan memberikan lingkungan fisik tertentu
Coleus sp. pada pengamatan hari ke yang dapat menurunkan kandungan
10 sampai hari ke 28 mengalami auksin tumbuhan. Pemangkasan
pengguguran daun. Hal ini dapat pucuk untuk mengatasi dominansi
dipengaruhi karena adanya pengaruh apikal diterapkan dalam praktek
dalam pemberian jumlah auksin yang budaya tanaman dengan tujuan
diberikan pada tanaman Coleus sp. membentuk tanaman atau
Menurut Lakitan (2007) membuatnya tumbuh. Penghambatan
menyatakan bahwa bercabang laju tunas lateral disebuah tangkai
tidaknya suatu tumbuhan biasanya dikotiledon menurut sejarah
bergantung pada banyaknya auksin merupakan penghambatan pertum
yang dihasilkan pada tunas apikal. buhan yang pertama terbukti oleh
auksin. Tersedianya auksin dipengaruhi oleh auksin. Absisi terjadi
membatasi perluasan pucuk lateral dengan pecahan jaringan pembuluh
yang mulur yang masih merupakan secara fisiologis. Zona absisi tidak
subjek dari penghambatan tumbuhan akan terbentuk selama auksin yang
korelatif, tetapi terdapat komponen lain dihasilkan masih cukup untuk dikirim
dari dominansi apikal yang ketangkai daun.
menentukan pertumbuhan cepat dari Pada sudut yang terbentuk
awal dari tunas-tunas axileri. antara masing-masing daun dan
Menurut Devlin (1975) batang terdapat suatu tunas aksiler
menyatakan bahwa banyak penelitian (axillary bud), yang memiliki potensi
yang telah dilakukan terhadap zat untuk membentuk suatu tunas cabang.
pengatur absisi. Senyawa yang paling Sebagian besar tunas aksiler yang
banyak dikenal adalah auksin dan masih muda adalah dorman. Dengan
etilen. Auksin menghambat absisi jika demikian, pertumbuhan tunas yang
dibutuhkan setelah absisi dibentuk, masih muda umumnya dipusatkan
namun belum mengalami pelemahan pada bagian apeksnya (ujungnya),
struktural. Aktivitas auksin mengalir dimana terdapat tunas terminal
dari pucuk ke dasar batang suatu (terminal bud) dengan daun yang
tanaman yang ikut dalam proses sedang berkembang dan suatu
prototropisme. Apabila auksin tidak rentetan padat buku dan ruas. Adanya
berkurang, maka akan terbentuk suatu pucuk sedikit banyak bertanggung
lapisan khusus yang disebut dangan jawab terhadap terhambatnya
zona ambibisi, yang merupakan pertumbuhan tunas aksiler, suatu
tempat lepasnya tangkai daun. Absisi fenomena yang disebut dominansi
adalah gugurnya suatu organ tanaman apikal (apical dominance) (Bidwell,
seperti daun , bunga, buah yang 1974).
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan Bidwell, 1974. Plant Physiologi. Mac
Berdasarkan praktikum yang telah New York: Millan Publishingco.
dilaksanakan maka dapat disimpulkan Inc.
bahwa: Burhan, W. 1997. Buku Ajar Fisiologi
1. Coleus sp yang dipotong dan diberi Tumbuhan. Universitas Andalas:
IAA memiliki tunas samping yang Padang.
lebih panjang dibandingkan dengan Darmawan, I dan J. Baharsjah. 1983.
yang diolesi vaselin. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuha
2. Coleus sp yang dipotong dan diberi Semarang: Suryadan.
vaselin cepat menghasilkan tunas Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi
dan banyak mneghasilkan daun Tumbuhan. Medan: USU-Press.
daripada perlakuan tunas yang Devlin, Robert M. 1975. Plant
diberi IAA dan kontrol. Sedangkan Physiology Third Edition. New
petiol yang diolesi vaselin lebih York: D. Van Nostrand.
cepat gugur daripada petiol yang Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991.
diolesi IAA. Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Yogyakarta: UGM Press.
Saran Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian.
Diharapkan kepada praktikan untuk
Jakarta: Rajawali Press.
lebih serius dalam menjalani praktikum
Levitt, J. 1969. Introduction to Plant
agar tujuan dari praktikum ini dapat
Physiology. New York: CV.
terlaksana dengan baik dan praktikan
dapat mengetahui dan memahami Mosby Co. Saint.
prosedur kerja. Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi
Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Bandung: ITB.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani
Umum. Yogyakarta: UGM Press.
LAMPIRAN

Gambar 1. Coleus sp hubungan Gambar 2. Coleus sp hubungan


auksin dengan dominansi apical antara auksin dengan absisi jaringan
tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai