LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si.
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 9
Pendidikan Biologi A 2016
H. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
Daun Rhoeo discolor
No. Jenis Larutan Sebelum direndam Sesudah direndam Keterangan
I. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum kelompok kami,
menunjukkan bahwa sayatan epidermis bagian bawah daun Rhoeo discolor
mengalami plasmolysis yang ditandai dengan berpisahnya dinding sel dengan
membran selnya atau yang biasa disebut dengan protolema. Masing-masing
jaringan yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa 0,30 M, 0,35 M, 0,40 M
mengalami plasmolisis dengan jumlah yang berbeda-beda. Sel yang mengalami
persentase plasmolisis tertinggi adalah sel yang dimasukkan ke dalam larutan
sukrosa 0,40 M. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya perpindahan air melalui
membran selektif permeabel, dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke
rendah. Osmosis merupakan suatu fenomena alami yang dapat dihambat dengan
cara meningkatkan tekanan pada bagian yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
Tekanan osmotik bergantung pada konsentrasi zat terlarut, bukan pada sifat zat
terlarut itu sendiri.
Peristiwa plasmolysis terjadi karena konsentrasi larutan di luar sel lebih
besar dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Apabila konsentrasi larutan tinggi,
maka potensial osmotik juga akan semakin tinggi, sehingga semakin banyak sel
yang terplasmolisis. Selain itu, perbedaan jenislarutan juga memengaruhi. Larutan
garam jauh lebih cepat menyerap air dibandingkanlarutan gula, karena larutan
garam disediakan cukup pekat. Ketebalan pada sayatan epidermis permukaan
bawah daun Rhoeo discolor menyebabkan praktikan kesulitan untuk mengamati
sel-sel yang terplasmolisis karena pada bidang pandang mikroskop sayatan terlalu
tebal sehingga sel yang terlihat saling bertumpukkan dan menutupi sel lainnya.
J. Kesimpulan
Potensial osmotik jaringan tumbuhan dapat diukur dengan menggunakan
berbagai konsentrasi larutan sukrosa dengan membandingkan keadaan sel yang
telah direndam dalam larutan ditandai keluar masuknya air dari dalam atau luar
sel tumbuhan. Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel
dari dinding sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan dari luar sel,
sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan
turgor sel menjadi nol. Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan glukosa akan
mengalami plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin
banyak sel yang mengalami plasmolysis.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa potensial osmosis pada keadaan “incipient plasmolysis”
memiliki nilai yang hampir sama atau kira-kira sama dengan potensial osmosis
sel pada keadaan normal?
Jawaban: Karena incipient plasmolysis terjadi pada jaringan yang separuh
jumlah selnya baru saja mulai plasmolisis (protoplas baru mulai lepas dari
dinding sel), berarti tekanan-dalamnya sama dengan nol.
2. Pada keadaan “incipient plasmolysis”, nilai potensial osmosis yang
sebenarnya akan lebih kecil atau lebih besar dari keadaan normal? Jelaskan
alasan anda!
Jawaban: Lebih kecil dari yang sebenarnya, karena volume jaringan awal dan
jaringan pada keadaan incipient plasmolisis dilakukan secara hati-hati, maka
perubahan potensial osmotik yang disebabkan oleh perubahan volume dapat
dihitung. Jika koreksi tidak dilakukan, nilai potensial osmotik yang diperoleh
dari metode plasmolisis menjadi terlalu negatif, sering berselisih 0,1 Mpa atau
lebih (5-10% atau lebih).
3. Apakah sel-sel jaringan dari tumbuhan yang berbeda akan memiliki potensial
osmosis yang berbeda pula? Jelaskan!
Jawaban: Ya akan berbeda, karena tumbuhan yang berbeda memiliki
potensial osmosis yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena keadaan
lingkungan yang berubah seperti rawan air atau rawan garam.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Mega. (2008.) Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan II tekanan
Osmosis, [Online]. Diakses dari :
https://www.academia.edu/23567163/Laporan_Praktikum_Fisiologi_Tumbu
han_Ii_Tekanan_Osmosis_Asisten_Iis_Istianah)[8 Oktober 2019]
Ismail dan Abd Muis. (2011). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan
Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Kimball, J. W. (1983). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Lukiati, Betty dan Dahlia. (2010). Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan
FMIPA. Malang: Universitas Negeri Malang.
Salisbury, Frank B. dan Cleon W. Ross. (1995). Plant Physiology. California :
Wadswovth Publishing co.
Salisbury, F. B. & Ross, C. W. (1992). Plant Physiology. California : Wadswovth
Publishing co.
Sintia, Mega. (2014). Tekanan Osmosis Cairan Sel dan potensial Air. [Online].
Diakses dari:
https://www.academia.edu/6912394/Laporan_Tekanan_Osmosis_dan_Poten
sial_air [09 Oktober 2019]
Syamsuri, I. (1999). Biologi 2000 Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tjitrosomo. (1987). Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa.
Wilkins, M. B. (1992). Fisiologi Tanaman. Jakarta : Bumi Angkasa.