Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Fisiologi Tumbuhan
DIFUSI OSMOSIS

NAMA : NURUL AZIZA


NIM : G011 21 1300
KELAS : FISIOLOGI TUMBUHAN F
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : 1 EKA SETIAWAN
2. MUSLIHAH ICHA F.

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi zat adalah perpindahan partikel yang memiliki konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi yang rendah. Zat-zat tersebut akan melewati membran melalui
transportasi pasif atau transportasi aktif. Transportasi aktif merupakan proses
perpindahan zat yang menggunakan energi dari sel. Sedangkan transportasi pasif
merupakan proses perpindahan zat yang tidak memerlukan energi atau perpindahan
zat terjadi secara spontan (Yahya 2015).
Transportasi zat pasif terdiri atas dua yaitu difusi dan osmosis. Difusi
merupakan proses perpindahan zat pelarut dari bagian yang memiliki konsentrasi
tinggi menuju bagian yang memiliki konsentrasi rendah. Difusi bergantung pada
perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. Energi untuk proses difusi adalah
energi kinetic yang normal ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan (Yahya 2015).
Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung dalam
pelarut dari bagian yang memiliki konsentrasi lebih rendah (hipotonik) menuju ke
bagian yang memiliki konsentrasi lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran
semipermeabel. Proses terjadinya osmosis menyebabkan larutan yang encer menjadi
larutan yang pekat (Ulfa et al., 2020).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum difusi osmosis
untuk mengetahui tingkat konsentrasi dari bahan yang digunakan yaitu wortel dan
kentang. Mengamati perubahan yang terjadi pada larutan aquades dan sukrosa pada
wortel dan kentang yang digunakan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dan kegunaan praktikum difusi osmosis yaitu sebagai berikut:
1. Menemukan dan membuktikan fakta mengenai gejala difusi dan osmosis.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi.
3. Mengetahui arah pergerakan air pada peristiwa difusi dan osmosis.
4. Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difusi Osmosis
Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah. Sedangkan
gas-gas seperti O2 dan CO2 diambil oleh stomata daun dari udara disekelilingnya.
Air dan garam mineral masuk ke akar melalui epidermis akar secara difusi dan
osmosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan konsetrasi sel-sel akar dan
tanah di lingkungannya (Yahya 2015).
Difusi merupakan proses yang melibatkan dua zat yang memiliki konsentrasi
yang lebih tinggi dibandingkan zat yang lainnya. Hal ini menyebabkan perpindahan
pada suatu zat sehingga terjadi pembauran partikel yang merata pada sel. Perpindahan
tersebut terjadi pada zat yang memiliki konsentrasi tinggi menuju zat yang memiliki
konsentrasi yang lebih rendah tanpa melalui membran selektif permeable. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi (Sufianto, 2018).
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut dari
konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran
semiparmeabel yang hanya dapat ditembu oleh pelarut tersebut. Osmosis menuju dari
dalam larutan yang memiliki daya konsentrasi yang cukup tinggi sehingga pada
akhirnya akan tercapai keseimbangan untuk laju para pelarutnya. Osmosis dikenal
juga sebagai peristiwa difusi dengan kategori khusus. (Arlita, et al., 2013).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi Osmosis dalam Sel Tanaman
Istilah Difusi sering kali digunakan untuk menggambarkan proses perpindahan
satu zat ataupun partikel dari satu bagian wilayah ke bagian wilayah lainnya. Proses
ini biasanya banyak terjadi dalam aktivitas atau pun dunia biologi. Terdapat beberapa
contoh proses difusi dalam dunia biologi yaitu difusi pupuk ke dalam tanaman,
imbibisi, proses penyerapan nutrisi makanan ke dalam tubuh, dan masih banyak
proses difusi lainnya (Khairuna 2019).
Menurut Khairuna (2019) faktor yang mempengaruhi terjadinya proses difusi
yaitu ukuran partikel, semakin besar ukuran partikel maka semakin sulit partikel
tersebut untuk dipindahkan sehingga proses difusinya juga akan semakin lama.
Ketebalan memran, semakin tebal membran maka semakin banyak waktu yang
dibutuhkan dalam proses difusi. Luas permukaan, semakin luas ukuran daerah terjadi
difusi maka semakin luas pula bagian yang dapat bersinggungan. Jarak, semakin jauh
jarak konsentrasi maka semakin lama waktu yang dibutuhkan partikel untuk
berpindah. Suhu, semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
Menurut Baharuddin (2016) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat osmosis seperti konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar
sel. Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi
zat terlarut yang rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut rendah dan
konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Ketebalan membran, semakin tipis membran
maka semakin cepat proses difusi terjadi. Suhu, semakin tinggi suhu maka partikel
akan mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat sehingga akan semakin
cepat pula osmosisnya.
2.3 Mekanisme Difusi Osmosis
Difusi adalah peristiwa bergeraknya molekul-molekul dari daerah konsentrasi
tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Peristiwa difusi sangat penting dalam proses
pengangkutan pada makhluk hidup. Zat hara yang diangkut ke permukaan akar
melalui proses difusi tidak dapat dihitung secara langsung, tetapi dihitung sebagai
selisih dari penyerapan hara total oleh tanaman dikurangi penyerapan oleh aliran
massa dikurangi penyerapan oleh pertumbuhan akar. Daerah rhizosfir memiliki
konsentrasi lebih rendah dari pada daerah yang di luarnya, sehingga pergerakan unsur
hara terjadi dari daerah luar rhizosfir menuju ke daerah rhizosfir. Akibat dari
peristiwa ini unsur hara yang tadinya tidak kontak dengan akar menjadi
bersinggungan dengan permukaan akar (Novsyah. 2019).
Proses difusi osmosis pada tumbuhan dapat terjadi pada bagian daun atau akar
tumbuhan. Proses difusi osmosis pada bagian daun tanaman yaitu, Mula-mula
molekul dan ion-ion zat terlarut menembus lapisan yang menyelubungi permukaan
dinding sel sebelah luar dengan proses difusi menuju dinding sel yang dilapisi oleh
membran plasma yang bersifat impermeabel terhadap ion-ion. Setelah melalui
membran plasma, ion-ion masuk ke dalam sitoplasma. Di dalam sitoplasma, molekul
dan ion-ion tersebut mengalami beberapa kemungkinan yaitu diubah kedalam bentuk
lain, mengalami pengangkutan ke sel lain atau diangkut oleh tonoplas menuju
vakuola atau organel-organel lain (Bahri, et al., 2019).
Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung dalam
pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke bagian yang
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran
semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan selaput pemisah yang hanya
bisa dilewati air dan molekul pelarut. Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat
dilihat dari sel tumbuhan .Jika sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul
zat pelarut didalam sel lebih rendah daripada di luar sel, mekanisme osmosis yang
terjadi adalah masuknya molekul zat pelarut dari luar sel tunmbuhan memenuhi sel
tumbuhan sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang
dinamakan turgid. Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa
untuk menjaga bentuk sel (Ulfa et al., 2020).
2.4 Jenis-Jenis Difusi Osmosis
Menurut Ina (201) difusi dibedakan menjadi dua yaitu difusi sederhana dan
difusi terbantu. Difusi sederhana merupakan jika tidak ada gaya lain, suatu zat yang
berdifusi dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya
rendah. Maksudnya adalah difusi sederhana terjadi secara spontan, molekul zat akan
berdifusi menyebar ke seluruh ruangan samapai dicapai kesetimbangan. Difusi
terbantu merupakan proses difusi yang menggunakan perantara protein pembawa
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2.5 Peranan Difusi Osmosis pada Tanaman
Di dalam tumbuhan dan air ada proses difusi dan osmosis. Difusi adalah proses
bergeraknya molekul dari daerah dengan konsentrasi lebih tinggi ke daerah dengan
konsentrasi lebih rendah yang terjadi secara spontan. Sedangkan osmosis adalah
perpindahan molekul pelarut/air dari wilayah dengan konsentrasi yang lebih tinggi
menuju wilayah dengan konsentrasi yang lebih rendah melewati membran
semipermeable sampai kondisi kesetimbangan telah tercapai. Di dalamnya juga
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi (Khairuna, 2019).
Pada tumbuhan, peran utama osmosis adalah dalam proses penyerapan air dari
dalam tanah oleh akar. Konsentrasi cairan yang berada di dalam jaringan akar lebih
pekat (hipertonis) dibandingkan larutan mineral di dalam tanah yang mengakibatkan
air (pelarut) berpindah dari dalam tanah ke jaringan akar. Proses difusi osmosis dapat
membantu tanaman untuk memproduksi energi dan nutrisi penting lainnya yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman (Sari, et al., 2018).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi dan Nutrisi Tanaman
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada Sabtu, 03 September
2022 jam 13.20-15.00 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu lap halus dan lap kasar, cawan
petri 1 buah, pipa kaca berskala 2 buah, pelubang gabus sesuai diameter pipa, jarum
preparat atau spoit 1 buah, cutter 1 buah.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kentang berukuran besar 1
buah, wortel berukuran besar 1 buah, air aquades secukupnya, sukrosa secukupnya,
dan tissu kering secukupnya.
3.3 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum difusi osmosis yaitu:
1. Mencuci bersih kentang dan wortel yang akan digunakan, kemudian di lap
sampai kering dengan menggunakan berturut-turut lap kasar, lap halus, dan tissu.
2. Mencuci bersih peralatan yang akan digunakan sampai bersih, kemudian
dikeringkan dengan lap kasar dan lap halus.
3. Menimbang sukrosa untuk membuat seri larutan sukrosa: 25%, 50%, 75%, dan
100% dengan menggunakan aquades. Catatan: larutan gula jenuh dianggap
100%.
4. Membuat potongan kentang dan wortel dalam bentuk kubus dengan sisi masing-
masing 3 cm, sebanyak masing-masing 1 potong menggunakan cutter.
5. Pada salah satu bidang potongan kentang dan wortel, dibuat dua lubang dengan
pelubang gabus dengan kedalaman 2-2,5 cm (ukuran lubang disesuaikan dengan
pipa kaca yang akan digunakan).
6. Memasukkan pipa kaca berskala ke dalam lubang yang telah disiapkan.
Usahakan jangan sampai bocor.
7. Pada salah satu lubang potongan kentang dan wortel, dimasukkan larutan gula
25% sampai batas skala 0.5 cm dari permukaan pipa. Pada satu lubang yang lain,
dimasukkan aquades sampai pada batas skala yang sama sebagai kontrolnya.
8. Melakukan percobaan ini untuk larutan 50%, 75%, dan 100%.
9. Mengamati perubahan atau pertambahan volume air pada semua pipa kaca
tersebut setiap 4 jam, kemudian melakukan pengamatan selama 6 kali.
10. Membuat grafik hubungan antara konsentrasi larutan gula dengan pertambahan
volume cairan dalam pipa kaca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

0% 25% 75% 100%


1
0.9
Perubahan Volume (mL)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV V VI

Pengamatan Ke-
Gam
bar 1. Grafik Perubahan Volume Larutan Sukrosa pada Umbi Kentang dengan
Berbagai Konsentrasi
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022
0% 25% 75% 100%
1
0.9
Perubahan Volume (mL)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV V VI

Pengamatan Ke-

Gambar 2. Grafik Perubahan Volume Larutan Aquades pada Umbi Kentang


dengan Berbagai Konsentrasi
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022

0% 25% 75% 100%


1
0.9
Perubahan Volume (mL)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV V VI

Pengamatan Ke-

Gambar 3. Grafik Perubahan Volume Larutan Sukrosa pada Wortel dengan


Berbagai Konsentrasi
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022
0% 25% 75% 100%
1
0.9
Perubahan Volume (mL)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV V VI

Pengamatan Ke-

Gambar 4. Grafik Perubahan Volume Larutan Aquades pada Wortel dengan


Berbagai Konsentrasi
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari praktikum yang dilakukan dengan
konsentrasi sukrosa yang dipakai yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pada
percobaan yang telah dilakukan, tidak terjadi perubahan volume larutan sukrosa pada
umbi kentang pada konsentrasi 0%, volume larutan aquades dan sukrosa pada umbi
kentang tidak terjadi perubahan yaitu 0 ml. Pada wortel dengan konsentrasi 0%,
terjadi perubahan volume larutan sukrosa yaitu pada pengamatan pertama yaitu
menurun menjadi 0,2 ml dan pada pengamatan kedua sampai keenam larutan sukrosa
habis. Sedangkan larutan aquades pada wortel dipengamatan pertama tidak terjadi
perubahan volume tetap 0,9 ml dan pada pengamatan kedua larutan aquades habis
sampai pengamatan keenam.
Pada konsentrasi 25% , 75, dan 100% terdapat perubahan volume aquades dan
sukrosa pada umbi kentang dan wortel. Terjadi penurunan volume aquades dan
sukrosa pada umbi kentang dan wortel. Akan tetapi, terdapat juga kenaikan volume
larutan sukrosa pada konsentrasi 100% pada saat pengamatan ketiga .
Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi dan
osmosis, Umbi merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam tanah. Misalnya
umbi kentang Solonum tubeyang rosum dan umbi wortel Danucus carota yang
memiliki karakteristik tumbuh hampir sama yaitu sangat menyukai daerah dingin dan
lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21o C dan
membutuhkan pH 5,5 – 6,5 (Yahya 2015).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa difusi
adalah pergerakan pasif molekul dari area dengan konsentrasi molekul tinggi ke area
dengan konsentrasi lebih rendah. Osmosis adalah sebuah proses dari berpindahnya
pelarut dari suatu larutan yang di mana memiliki daya konsentrasi yang cukup rendah
ataupun suatu pelarut yang murni dengan melewati berbagai membran
semipermeabel. Difusi osmosis dapat ditandai dengan adanya perubahan kadar air
pada suatu zat. Adanya perbedaan konsentrasi antara dua bagian yang semakin besar,
mampu membuat proses difusi yang terjadi akan semakin besar. Arah pergerakan air
pada difusi yaitu bergerak bebas sedangkan pada osmosis, hanya molekul air yang
dapat melewati membran.
5.2 Saran
Praktikum fisiologi tumbuhan tentang difusi osmosis ini sudah berjalan dengan
lancar. Semoga praktikum berikutnya berjalan dengan lancar juga dan tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan pada praktikum kedepannya.
Daftar Pustaka
Arlita. M. A., Sri. W. Warji. 2013. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Penyerapan
Larutan Gula pada Bengkuang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian
Lampung. 2(2):85-94.
Bahri. S., Hilda. Z., Kodri. M. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Proyek Terhadap Kemampuan Merancang Produk Difusi Osmosis. Jurnal
Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya. 6(2):62-69.
Baharuddin. 2016. Pengaruh Perebusan dan Proses Osmosis terhadap Kelistrikan
pada Kentang. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
Khairuna. 2019. Diktat Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatera Utara.
Ina. P. 2019. Implementasi Model Guide Inquiry Laboratory Berbasis Blended
Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa paa Materi Transport
Membran. Skripsi. Universitas Pasundan.
Irmayani. N. 2019. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Learning Cycle
Elicit, Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation, Extend
(7E) pada Sub Materi Transpor Zat melalui Membran Sel Kelas XI di SMAN 2
Bau-Bau. Skripsi. UIN Alauddin Makassar.
Sari. Y. P., Abdul. P., Kasrina. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis terhadap Warna Mata. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Biologi. 2(2):16-21.
Sufianto, S. 2018. Pola Interaksi Bakteri Endofitik+ GFP (Green Fluorescent
Protein) dalam Jaringan Tanaman Padi (oryza sativa l.). Jurnal Nasional
Teknologi Terapan (JNTT). 2(3): 255-265.
Ulfa, H. L., Rikha. F., Suwito. S. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan Wortel
menggunakan Larutan NaCl. Jurnal Sainsmat. 9(2):110-116.
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum tuberosum dan
Doucus carota. Jurnal Biology Education, 4(1):196-206.

Anda mungkin juga menyukai