OLEH
NAMA : RAIYSAH
NIM : J1C115030
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : EMA TIAS ARUMSARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan dan menunjukkan ciri
ciri setiap pembelahan mitosis dan meiosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Orang pertama yang mengamati mitosis secara rinci adalah seorang ahli
biologi Jerman, Walther Flemming (1843-1905), yang merupakan pelopor penelitian
mitosis dan juga pendiri Sitogenetika. Flemming menggambarkan perilaku
kromosom selama mitosis dengan akurasi yang menakjubkan di 1882 koleksi
berjudul, substansi sel, inti dan pembelahan sel. Untuk visualisasi kromosom,
Flemming digunakan pewarna anilin, yang mengikat kromosom (Yanagida, 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tergantung pada pembesaran
dan perbanyakan sel penyusunnya. Pembelahan sel terjadi karena dua proses yaitu
kariokinesis dan sitokinesis. Pada umumnya kariokinesis diikuti dengan sitokinesis.
Jumlah dan bentuk kromosom biasanya tetap dari generasi ke generasi. Pembagian
kromosom pada pembelahan sel mitosis meyakinkan bahwa bahan genetik terbagi
sama dan diwariskan kepada sel anak. Sebaliknya pada meiosis terjadi reduksi
jumlah kromososm manjadi setengahnya saat terbentuk gamet. Pada pembuahan
(penggabungan gamet) jumlah kromosom somatik terbentuk lagi (Siregar, 2012).
Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan dari satu
sel awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang
disebut mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membran salinan yang persis
sama dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada masing-
masing dari kedua sel keturunan, atau sel nakan melalui pembelahan sel awal (sel
induk). Interfase adalah periode diantara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas
tiga fase yaitu G1, S dan G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari
masing-masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepasang
molekul DNA identik yang disebut kromatid (terkadang disebut kromatid
saudari).Masing-masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki mitosis
dengan dua molekul DNA yang identik (Falahudin, 2014).
Pada saat sel aktif membelah, kromosom akan relative mudah diamati dengan
hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang
sederhana. Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangbiakan sel (reproduksi sel)
ada dua macam, yaitu secara mitosis dan meiosis. Reproduksi sel merupakan salah
satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau uniseluler,
proses ini bertujuan sama seperti tujuan perkembangbiakan, yaitu menghindari
kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler, reproduksi
sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup termasuk reproduksi sel, selalu
membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari proses oksidasi zat-zat makanan yang
akan menghasilkan adenosin tri-phosphat (ATP). ATP tersebut dihasilkan selama
proses glikolisis dan daur krebs (Nusantari, 2013). Meiosis menghasilkan keragaman
genetik dan mempertahankan ploidi (jumlah set kromosom dalam sel) dari generasi
ke generasi. Selama meiosis, kromosom yang akan ditransmisikan ke generasi
berikutnya digabungkan kembali, didistribusikan, dan jumlah mereka kemudian
dibelah dua (Crismani dkk, 2013).
Kromosom dapat terlihat jelas biasanya selama tahap metaphase. Kromosom
digambarkan seperti sosis dengan garis yang mengitari tepinya, dan bermembran.
Kromosom memiliki area yang luas yang tersusun dari serat-serat yang menggulung
yang terlihat seperti jari-jari lingkaran, yang dapat dideteksi saat kromosom dalam
keadaan padat ketika pembelahan meiosis atau mitosis. Di bawah mikroskop dapat
dilihat bahwa kromosom berbeda dalam hal ukuran dan morfologi antarspesies.
Setiap kromosom mempunyai wilayah khusus dengan beberapa tangan yang panjang
dan terlihat seperti terdesak. Bagian ini disebut sentromer atau kinetokor, yang
berperan penting dalam aktivitas kromosom pada saat sel membelah dan
menempatkannya satu dari empat posisi dari kromosom (Sugeng, 2013).
Proses pembelahan mitosis berlangsung secara terus menerus. Proses G1, S,
dan G2 terjadi berturut-turut selama interfase. Dalam bidang genetika, interfase ini
merupakan tahap yang paling penting dari mitosis karena terjadi sintesis DNA,
menuju replikasi kromosom dan sintesis protein. Pada tahap ini gen mengganda dan
berfungsi, pada akhir tahap G2 sel mengalami mitosis dan sitokinesis. Setelah terjadi
pembelahan sel mitotik seperti biasanya terjadi masa istirahat G1 yang lamanya
bermacam-macam tergantung dari sifat fisiologis sel (Suryo, 2013).
Tahapan pada pembelahan mitosis:
Profase.
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan
bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul
diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindel, yang
membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar
yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati
dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase.
Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang
spindel terlihat memanjang dari sentromer.
Metafase.
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing
kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu,
kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase
(metaphasic plate).
Anafase.
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh
benang kinetokor ke kutubnya.
Telofase.
Ketika kromosom sampai ke kutubnya masing-masing, mulailah telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat
dengan pewarna histologi.
Interfase.
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindel hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difusi). Keadaan seperti ini merupakan
karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara
dua anak inti.
Sitokinesis.
Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan
lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak.
Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan miosin.
(Campbell dkk, 2002).
Meiosis merupakan proses yang rumit yang mengakibatkan reduksi jumlah
kromosom menjadi (n) sehingga gamet jantan dan betina mempunyai jumlah
kromosom haploid. Apabila tejadi pembuahan maka dihasilkan keadaan yang diploid
(2n). Meiosis juga membentuk kombinasi gen baru yaitu menimbulkan keragaman
genetik melalui penggabungan secara rambang kromosom tetua dan melalui
pertukaran bahan genetik antara kromosom dari bapak dan dari induknya (Siregar,
2012).
Pembelahan meiosis ini berbeda dengan mitosis karena menghasilkan empat
sel anak yang haploid dan sifatnya yang tidak identik dengan induknya. Proses
pembelahannya berlangsung dua kali, sehingga proses pembelahannya berlangsung
lebih lama dibandingkan pembelahan mitosis. Tahap meiosis ini sifat kromosomnya
yaitu memisah secara bebas dan rekombinasi bahan genetik pada saat terjadinya
pindah silang. Demikian juga ketika gamet bergabung sehingga telah menghasilkan
sebagian besar keragaman terhadap suatu organisme. Ukuran kromosom bermacam-
macam, umumnya panjangnya adalah 0,2-50 dan diameter 0,2-20, misalnya
kromosom manusia panjangnya mencapai 6. Kromosom ini dihubungkan oleh
sentromer yaitu setiap bagian yang menyempit dan tampak lebih terang. Bagian
kromosom yang lain adalah kromonema, kromomer, lekukan atau penyempitan
kedua, telomer, satelit dan nukleolus (Sugeng, 2013).
Pada proses meiosis juga membentuk kombinasi gen baru, yang
menimbulkan keragaman genetik melalui penggabungan secara acak kromosom tetua
dan melalui pertukaran bahan genetik antara kromosom dari bapak dan dari induknya
(kromosom homolog). Ada empat hal pokok pada proses meiosis: (1) kromosom
homolog berpasangan, (2) pertukaran bagian kromatid dari kromosom homolog, (3)
penyebaran kromosom yang telah tersusun kembali ke dalam empat sel atau
meiospora (mikrospora atau sperma dan megaspora atau sel telur), (4) pengaturan
bahan genetik kromosom dapat berbeda dengan orang tuanya, karena terjadi crossing
over. Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II
(Suryo, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Tahapan Pembelahan Mitosis
No. Pernyataan Fase Gambar
1. Ciri-ciri inilah yang Interfase
membedakan dengan fase
lainnya, sel siap untuk
membelah, inti sel tampak
keruh, lambat laun nampak
benang-benang kromatin
yang halus
4.3. Pembahasan
Mitosis dan meiosis adalah dua jenis yang berbeda dari sebuah pembelahan
sel dengan siklus dengan hasil yang sama sekali berbeda. Dalam mitosis yang terjadi
di sel vegetatif, sel ibu diploid menimbulkan dua identik sel anak diploid.Oleh karena
itu mitosis juga dikenal sebagai pembagian ekuatif divisi.Sebaliknya, meiosis terjadi
pada sel-sel garis bakteri dan penyebab diploid sel germinal untuk menghasilkan
gamet haploid dan karenanya dikenal sebagai divisi reduksional. Hal ini
dimungkinkan karena mitosis di setiap putaran duplikasi DNA dikaitkan dengan satu
putaran segresi kromosom sedangkan pada meiosis satu putaran DNA duplikasi
diikuti oleh dua putaran berturut-turut dari kromosom segregasi di meiosis I dan II
(Kumar dkk., 2014).
Jusuf (2001), menjelaskan bahwa di dalam pewarisan kromosom kepada
anakannya, terjadi dua sistem pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pada
pembelahan mitosis memiliki beberapa fase antara lain interfase, metafase, anafase
dan telofase. Pada tahap metafase kromosom akan tampak jelas karena pembelahan
sel akan dihambat. Bahan yang paling sering digunakan sebagai penghambat
pembelahan mitosis adalah kolkisin. Kolkisin adalah suatu alkaloida hasil ekstraksi
umbi tanaman Colcicum autumnale yang berpengaruh unik, yaitu dapat meniadakan
pembentukan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada stadium
metafase, fase dimana kromosom berkontraksi maksimal dan nampak paling jelas
(Resfiza dkk., 2015)
Pembelahan meiosis didahului oleh tahap interfase, dimana setiap kromosom
mengalami proses replikasi. Proses ini menyerupai pada replikasi kromosom mitosis.
Untuk setiap kromosom, setiap kromatid menyerupai sifat genetik yang sama
menambat pada sentromer. Interfase juga merupakan waktu persiapan untuk memulai
pembelahan mitosis. Interfase sendiri terdiri dari tiga fase fase yaitu fase G1, fase
S, dan fase G2, bersama dengan fase khusus yang disebut fase G0.
Proses pembelahan mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan
2 sel anak yang baru yang sama dengan sel induknya. Pada mitosis terdapat beberapa
tahap fase pembelahan diantaranya adalah profase, metafase, anafase dan telofase.
Pada fase pertama yaitu profase kromatin akan memadat membentu sebuah
kromoson kemudian benang spindel akan terbentuk, sentriol akan menuju kutub yang
berlawanan perlahan-lahan membran bukleus akan menghilang dengan sendirinya.
Pada fase metafase kromatid kemudian akan berjejer didinding ekuator sel dan
sentriol akan menjulurkan benang-benang spindelnya yang akan berikatan dengan
kinetokor kromatid. Pada fase anafase kromosom akan berpisah menjadi dua dan
akan memisahan diri bergerak ke arah kutub yang berlawanan diakibatkan oleh
tarikkan benang spindel. Pada fase terakhir yaitu fase telofase membran nukleus akan
terbentuk kembali dan terjadi proses sitokinasi atau pembelahan sel untuk
menghasilkan dua sel anak yang baru yang sama dengan induknya.
Proses pembelahana meiosis adalah proses pembelahan yang menghasilkan
empat sel anak yang haploid (n) dan sifatnya tidak identik dengan induknya.. Proses
meiosis terdiri dari dua tahap yaitu meiosis I dan meiosis II yang masing-masing
terdiri dari beberapa tahap fase. Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I
dan telofase I. pada tahap profase I sebenarnya hampir sama dengan tahap profase
pada mitosis tetapi profase I ini memiliki tahapan lagi yaitu lipoten, zigoten, pakiten,
diploten dan diakinase. Pada lipoten dimana kromatin akan mulai memadat. Pada
zigoten kromosom homolog akan saling mendekat dan sentriol menuju kutub yang
berlawanan. Pada pakiten kromosom homolog saling menempel, saling meyebabkan
terbentuknya sel gamet dengan susunan yang baru. Pada diploten kromosom
homolog akan mulai menjauh namun masih ada kiasma kemudian membran nukleus
mulai menghilang. Pada diakinase kromosom homolog sudah terpisah dan membran
nukleus menghilang. Metafase I bivalen-bivalen mulai menempatkan diri dibidang
ekuator. Anafase I sentromer belum membelah tetapi kromosom-kromosom homolog
saling memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Telofase
I kromosom pada kutub yang berlawanan, telah mengalami reduksi kromosom dan
selaput inti terbentuk kembali.Hasil akhirnya adalah dua sel anak yang
haploid.Sedangkan pada fase meiosis II yang dimulai dengan tahap profase II
kromatin mulai memadat membentuk kromoson.Metafase II sentromen
menempatkan diri pada bidang ekuator.Anafase II sentromer dari tiap kromosom
membelah, kromatid-kromatid memisahkan diri dan bergerak ke kutub yang
berlawanan dan merupakan kromosom.Telofase II berlangsung sitokinesis lagi diikuti
dengan terbentuknya dinding inti.
Tahap mitosis dan meiosis memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama
diawali dengan tahap interfase.Tahap interfase sama seperti yang dijelaskan
sebelumnya yaitu tahap persiapan sebelum proses pembelahan berlangsung.
Persamaan lainnya yaitu peningkatan aktivitas metabolisme, sintesis protein,
replikasi DNA, penggandaan organel sentriol, sama-sama membutuhkan duplikasi
seluruh isi kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan
organel sel dari sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan
terlibat dalam pembelahan sel, kedua proses bergantung pada penggunaan gelondong
mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua kutub sel yang nantinya akan
menjadi turunan dari sel tersebut.
Perbandingan perbedaan antara tahapan mitosis dan meiosis :
Mitosis Meiosis
Terjadi 1x, profase sebentar , tidak ada Terjadi 2x dibagi atas subfase pada
subfase meiosis I, profase II kromatid tidak
menggandakan lagi, Terbentuknya
kromosom awal profase pertengahan
profase yaitu pakiten
Kromosom homolog tidak bergandeng Bergandengan pada zigoten sampai
anafase meiosis I dan diploid Tetrad,
Metafase tidak terbentuk Terbentuk pada pakiten dan diploid
Metafase, sentromer membagi 2 Metafase I: sentromer belum membagi 2,
sehingga kromatid berpisah Metafase II: membagi 2
Anafase, kromatid pindah ke kutub Anafase I: kromosom homolog pindah ke
berseberangan kutub berseberangan.
Anafase II: kromatid pindah ke kutub
berseberangan
Telofase terbentuk 2 sel anak masing- Telofase I: terbentuk 2 sel anak masing-
masing 2n masing 2n
Telofase II: terbentuk 4 sel anak masing-
masing n
Interkinesis tidak ada Interkinesis ada antara meiosis I dan
meiosis II
Perilaku kromosom pada meiosis. Meiosis terdiri dari dua putaran segregasi
kromosom setelah replikasi tunggal. Pada awal replikasi, kromatid kakak yang
diselenggarakan bersama oleh kohesi (cincin ungu). Homolog pasangan kromosom
selama profase I dan terlibat dalam rekombinasi: setidaknya satu CO per pasang
homolog selalu diamati. CO dan kromatit kohesi memastikan bahwa kromosom
digabungkan secara fisik terhubung untuk membentuk bivalen di metafase I. Pada
anafase I, kohesi ini dirilis kecuali pada sentromer: kromosom homolog memisahkan
ke kutub yang berlawanan, sementara adik kromatid tetap bersama-sama. Pada
metafase II, penghancuran kohesi centromeric memungkinkan pemisahan kromatid
kakak ke kutub yang berlawanan mulai anafase II (Crismani dkk, 2013).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :
1. Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel
anak yang baru yang sama dengan sel induknya.
2. Pembelahan meiosis adalah proses pembelahan yang menghasilkan empat sel
anak yang haploid (n) dan sifatnya tidak identik dengan induknya.
3. Fase pembelahan mitosis ada 4 yaitu profase, metafase, anafase dan telofase
yang terjadi sel somatik.
4. Fase pembelahan meiosis yaitu meiosis I dan meiosis II yang masing-masing
terdiri dari tahap fase meiosis I yaitu profase I, metafase I, anafase I, telofase
I dan meiosis II yaitu profase II, metafase II, anafase II telofase II.
5. Mitosis dan meiosis sama-sama diawali oleh tahap interfase yaitu persiapan
sebelum pembelahan.
5.2 Saran
Antara asisten dan praktikan harus lebih saling berkomunikasi dalam praktikum
dan saat praktikum dilaksanakan hendaknya sebelumnya dapat memahami terlebih
ddahulu dari prosedur kerja praktikum agar saat praktikum berlangsung dapat cepat
dan tidak membuang waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell., Jane, B. R., Lisa, A. U., Michael, L. C., Steven, A. W.,Peter, V. M.,
& Robert, B. J. 2010. BIOLOGY. Pearson, USA.
Crismani, W., Chloe, G., & Raphael, M. 2013. Tinkering with meiosis. Journal of
Expreimental Botany. 64 (1) : 55-65.
Nusantari, E. 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika Yang Ditemukan Pada Buku Ajar Di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains. 1(1): 52-64.
Resfiza, Muslim & A. D. Sasanti. 2014. Perbedaan Jumlah Kromosom Ikan Toman
(Channa micropeltes) dengan Ikan Serandang (Channa pleuropthalmus).
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.2 (2): 125-134.