Anda di halaman 1dari 19

SIMULASI MITOSIS DAN MEIOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

OLEH

NAMA : RAIYSAH
NIM : J1C115030
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : EMA TIAS ARUMSARI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke
permulaan yang lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah proses perputaran dari
pertumbuhan mitosis dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari interfase dan mitosis.
Interfase itu sendiri terdiri dari tiga fase (G1, S, dan G2). Sedangkan mitosis terdiri
dari 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase, anafase dan telofase. Mitosis adalah
proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang
identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta
bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti secara berturut-turut (Muhlisyah dkk, 2014).
Mitosis merupakan proses pembelahan sel berupa duplikasi akurat sejumlah
besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam kromosom, dan kemudian hasil
duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel baru yang identik. Beberapa tahapan
dalam fase mitosis adalah tahap profase, metafase, anafase dan telofase. Tahap
profase, adalah tahap visualisasi selubung inti atau dinding sel inti sudah mulai
menghilang dan tampak benang-benang kromatin yang bergerombol padat. Tahap
metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel berukuran
panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus. Tahap anafase adalah tahapan
saat kromosom tersebar dengan masing-masing membelah menjadi dua. Tahap
telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel anak dan masing-
masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid (Lusiyanti, 2015).
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan
dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses
pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada
jaringan yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada pembelahan mitosis, satu sel
induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel
induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel
induk memiliki 2n kromosom, maka setiap sel anakan juga memiliki 2n kromosom.
Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid. Pembelahan mitosis terjadi selama
pertumbuhan dan reproduksi secara aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan
mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan (Sudjadi, 2012).

1.2Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan dan menunjukkan ciri
ciri setiap pembelahan mitosis dan meiosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Orang pertama yang mengamati mitosis secara rinci adalah seorang ahli
biologi Jerman, Walther Flemming (1843-1905), yang merupakan pelopor penelitian
mitosis dan juga pendiri Sitogenetika. Flemming menggambarkan perilaku
kromosom selama mitosis dengan akurasi yang menakjubkan di 1882 koleksi
berjudul, substansi sel, inti dan pembelahan sel. Untuk visualisasi kromosom,
Flemming digunakan pewarna anilin, yang mengikat kromosom (Yanagida, 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tergantung pada pembesaran
dan perbanyakan sel penyusunnya. Pembelahan sel terjadi karena dua proses yaitu
kariokinesis dan sitokinesis. Pada umumnya kariokinesis diikuti dengan sitokinesis.
Jumlah dan bentuk kromosom biasanya tetap dari generasi ke generasi. Pembagian
kromosom pada pembelahan sel mitosis meyakinkan bahwa bahan genetik terbagi
sama dan diwariskan kepada sel anak. Sebaliknya pada meiosis terjadi reduksi
jumlah kromososm manjadi setengahnya saat terbentuk gamet. Pada pembuahan
(penggabungan gamet) jumlah kromosom somatik terbentuk lagi (Siregar, 2012).
Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan dari satu
sel awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang
disebut mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membran salinan yang persis
sama dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada masing-
masing dari kedua sel keturunan, atau sel nakan melalui pembelahan sel awal (sel
induk). Interfase adalah periode diantara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas
tiga fase yaitu G1, S dan G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari
masing-masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepasang
molekul DNA identik yang disebut kromatid (terkadang disebut kromatid
saudari).Masing-masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki mitosis
dengan dua molekul DNA yang identik (Falahudin, 2014).
Pada saat sel aktif membelah, kromosom akan relative mudah diamati dengan
hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang
sederhana. Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangbiakan sel (reproduksi sel)
ada dua macam, yaitu secara mitosis dan meiosis. Reproduksi sel merupakan salah
satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau uniseluler,
proses ini bertujuan sama seperti tujuan perkembangbiakan, yaitu menghindari
kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler, reproduksi
sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup termasuk reproduksi sel, selalu
membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari proses oksidasi zat-zat makanan yang
akan menghasilkan adenosin tri-phosphat (ATP). ATP tersebut dihasilkan selama
proses glikolisis dan daur krebs (Nusantari, 2013). Meiosis menghasilkan keragaman
genetik dan mempertahankan ploidi (jumlah set kromosom dalam sel) dari generasi
ke generasi. Selama meiosis, kromosom yang akan ditransmisikan ke generasi
berikutnya digabungkan kembali, didistribusikan, dan jumlah mereka kemudian
dibelah dua (Crismani dkk, 2013).
Kromosom dapat terlihat jelas biasanya selama tahap metaphase. Kromosom
digambarkan seperti sosis dengan garis yang mengitari tepinya, dan bermembran.
Kromosom memiliki area yang luas yang tersusun dari serat-serat yang menggulung
yang terlihat seperti jari-jari lingkaran, yang dapat dideteksi saat kromosom dalam
keadaan padat ketika pembelahan meiosis atau mitosis. Di bawah mikroskop dapat
dilihat bahwa kromosom berbeda dalam hal ukuran dan morfologi antarspesies.
Setiap kromosom mempunyai wilayah khusus dengan beberapa tangan yang panjang
dan terlihat seperti terdesak. Bagian ini disebut sentromer atau kinetokor, yang
berperan penting dalam aktivitas kromosom pada saat sel membelah dan
menempatkannya satu dari empat posisi dari kromosom (Sugeng, 2013).
Proses pembelahan mitosis berlangsung secara terus menerus. Proses G1, S,
dan G2 terjadi berturut-turut selama interfase. Dalam bidang genetika, interfase ini
merupakan tahap yang paling penting dari mitosis karena terjadi sintesis DNA,
menuju replikasi kromosom dan sintesis protein. Pada tahap ini gen mengganda dan
berfungsi, pada akhir tahap G2 sel mengalami mitosis dan sitokinesis. Setelah terjadi
pembelahan sel mitotik seperti biasanya terjadi masa istirahat G1 yang lamanya
bermacam-macam tergantung dari sifat fisiologis sel (Suryo, 2013).
Tahapan pada pembelahan mitosis:
Profase.
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan
bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul
diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindel, yang
membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar
yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati
dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase.
Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang
spindel terlihat memanjang dari sentromer.
Metafase.
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing
kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu,
kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase
(metaphasic plate).
Anafase.
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh
benang kinetokor ke kutubnya.
Telofase.
Ketika kromosom sampai ke kutubnya masing-masing, mulailah telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat
dengan pewarna histologi.
Interfase.
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindel hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difusi). Keadaan seperti ini merupakan
karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara
dua anak inti.
Sitokinesis.
Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan
lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak.
Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan miosin.
(Campbell dkk, 2002).
Meiosis merupakan proses yang rumit yang mengakibatkan reduksi jumlah
kromosom menjadi (n) sehingga gamet jantan dan betina mempunyai jumlah
kromosom haploid. Apabila tejadi pembuahan maka dihasilkan keadaan yang diploid
(2n). Meiosis juga membentuk kombinasi gen baru yaitu menimbulkan keragaman
genetik melalui penggabungan secara rambang kromosom tetua dan melalui
pertukaran bahan genetik antara kromosom dari bapak dan dari induknya (Siregar,
2012).
Pembelahan meiosis ini berbeda dengan mitosis karena menghasilkan empat
sel anak yang haploid dan sifatnya yang tidak identik dengan induknya. Proses
pembelahannya berlangsung dua kali, sehingga proses pembelahannya berlangsung
lebih lama dibandingkan pembelahan mitosis. Tahap meiosis ini sifat kromosomnya
yaitu memisah secara bebas dan rekombinasi bahan genetik pada saat terjadinya
pindah silang. Demikian juga ketika gamet bergabung sehingga telah menghasilkan
sebagian besar keragaman terhadap suatu organisme. Ukuran kromosom bermacam-
macam, umumnya panjangnya adalah 0,2-50 dan diameter 0,2-20, misalnya
kromosom manusia panjangnya mencapai 6. Kromosom ini dihubungkan oleh
sentromer yaitu setiap bagian yang menyempit dan tampak lebih terang. Bagian
kromosom yang lain adalah kromonema, kromomer, lekukan atau penyempitan
kedua, telomer, satelit dan nukleolus (Sugeng, 2013).
Pada proses meiosis juga membentuk kombinasi gen baru, yang
menimbulkan keragaman genetik melalui penggabungan secara acak kromosom tetua
dan melalui pertukaran bahan genetik antara kromosom dari bapak dan dari induknya
(kromosom homolog). Ada empat hal pokok pada proses meiosis: (1) kromosom
homolog berpasangan, (2) pertukaran bagian kromatid dari kromosom homolog, (3)
penyebaran kromosom yang telah tersusun kembali ke dalam empat sel atau
meiospora (mikrospora atau sperma dan megaspora atau sel telur), (4) pengaturan
bahan genetik kromosom dapat berbeda dengan orang tuanya, karena terjadi crossing
over. Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II
(Suryo, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,13Maret 2017, pukul 16.00
18.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah alat peraga mitosis dan meiosis (booklet).
Alat yang digunakan adalah kertas berisi pernyataan.
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat peraga mitosis dan meiosis, berupa booklet yang terdiri atas
kertas berisi pernyataan dan jawaban tiap tahap pembelahan sel.
2. Dibagikan satu atau lebih pernyataan dan jawaban kepada setiap anggota
kelompok.
3. Dibacakan dan dicocokan tiap pernyataan dan jawaban.
4. Dicatat dan didiskusikan hasil yang diperoleh.
5. Dibuat laporan sementara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Tahapan Pembelahan Mitosis
No. Pernyataan Fase Gambar
1. Ciri-ciri inilah yang Interfase
membedakan dengan fase
lainnya, sel siap untuk
membelah, inti sel tampak
keruh, lambat laun nampak
benang-benang kromatin
yang halus

2. Kromatin memadat Profase


membentuk kromososm,
inisiasi pmbentukan
benang-benang spindel
diawali dengan sentriol
menuju ke kutub yang
berlawanan, membran
nukleus mulai menghilang.
3. Kromatid berjejer di Metafase
bidang ekuator sel, sentriol
menjulurkan benang-
benang spindel yang
berikatan dengan kinetokor
tiap kromatid.
4. Tiap pasangan kromosom Anafase
memisah dan bergerak
kearah yang berlawanan
akibat tarikan benang-
benang spindel.

5. Pembentukan kembali Telofase


membran nucleus, terjadi
proses sitokinesisuntuk
menghasilakn 2 sel anakan
(2n)

Tabel 2. Hasil Tahapan Pembelahan Meiosis


No Pernyataan Fase Gambar
.
1. Setiap anggota bivalen Profase I
membelah memanjang
sehingga membentuk 4
kromatid yang membedakan
dengan tahap lainnya
2. Bivalen-bivalen Metafase I
menempatkan diri di bidang
tengah sel secara acak /
random

3. Sentromer belum Anafase I


membelah, kromosom-
kromosom homolog
memisahkan diri dan
bergerak menuju ke kutub
yang berlawanan

9. Pembentukan kembali Telofase I


membran nukleus, terjadi
proses sitokinesis
(pembelahan sel) untuk
menghasilkan 2 sel anakan
(n)
10. Kromatin memadat Profase II
membentuk kromosom,
inisiasi pembentukan
benang-benang spindel,
diawali dengan sentriol
menuju ke kutub yang
berlawanan, membran
nukleus mulai menghilang
11 Kromatid berjejer di bidang Metafase II
ekuator sel, sentriol
menjulurkan benang-benang
spindel yang berkaitan
dengan kinetokor tiap
kromatid

12 Tiap pasangan kromosom Anafase II


memisah dan bergerak
kearah yang berlawanan
akibat tarikan benang-
benang spindel

13 Pembentukan kembali Telofase II


membran nukleus, terjadi
proses sitokinesis untuk
menghasilkan 4 sel anakan
(n)

Tabel 3. Perbandingan Antata Mitosis dan Meiosis


No Mitosis Meiosis
.
1. Tujuan pembelahan pada organisme Tujuan pembelahan pada
bersel satu untuk memperbanyak diri, organisme bersel banyak untuk
pada organisme bersel banyak untuk membentuk sel kelamin atau
perbayakan sel dan pertumbuhan. gamet.
2. Pada tumbuhan terjadi dijaringan Pada tumbuhan terjadi di benang
meristem, misalnya di ujung batang, sari dan putik. Pada hewan terjadi
ujung akar dan kambium. Pada di alat kelamin.
hewan terjadi sel somatik.
3. Menghasilkan dua sel anakan yang Menghasilkan empat sel anakan
memiliki jumlah kromosom seperti yang memiliki setengah jumlah
induknya (diploid). kromosom induknya (haploid).

4. Tahapan pembelahan terjadi melalui Tahapan pembelahan terjadi


rangkaian tahap yaitu profase, melaui dua tahap yaitu meiosis I
metafase, anafase, telofase dan dan meiosis II.
interfase.
5. Tidak terdapat pasangan kromosom Terdapat pasangan kromosom
homolog, yang berpisah adalah homolog pada meiosis I,
kromatid-kromatid yang bergerak kemudian setiap anggota
menuju kutub yang berbeda. pasangan kromosom akan
bermigrasi menuju kutub yang
berbeda. Pada meiosis II baru
terjadi pemisahan kromatid
seperti pada mitosis.
6. Tidak terjadi pertukaran segmen Terjadi pindah silang (crossing
kromosom over) antara kromosom homolog
yang berpasangan.

4.3. Pembahasan
Mitosis dan meiosis adalah dua jenis yang berbeda dari sebuah pembelahan
sel dengan siklus dengan hasil yang sama sekali berbeda. Dalam mitosis yang terjadi
di sel vegetatif, sel ibu diploid menimbulkan dua identik sel anak diploid.Oleh karena
itu mitosis juga dikenal sebagai pembagian ekuatif divisi.Sebaliknya, meiosis terjadi
pada sel-sel garis bakteri dan penyebab diploid sel germinal untuk menghasilkan
gamet haploid dan karenanya dikenal sebagai divisi reduksional. Hal ini
dimungkinkan karena mitosis di setiap putaran duplikasi DNA dikaitkan dengan satu
putaran segresi kromosom sedangkan pada meiosis satu putaran DNA duplikasi
diikuti oleh dua putaran berturut-turut dari kromosom segregasi di meiosis I dan II
(Kumar dkk., 2014).
Jusuf (2001), menjelaskan bahwa di dalam pewarisan kromosom kepada
anakannya, terjadi dua sistem pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pada
pembelahan mitosis memiliki beberapa fase antara lain interfase, metafase, anafase
dan telofase. Pada tahap metafase kromosom akan tampak jelas karena pembelahan
sel akan dihambat. Bahan yang paling sering digunakan sebagai penghambat
pembelahan mitosis adalah kolkisin. Kolkisin adalah suatu alkaloida hasil ekstraksi
umbi tanaman Colcicum autumnale yang berpengaruh unik, yaitu dapat meniadakan
pembentukan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada stadium
metafase, fase dimana kromosom berkontraksi maksimal dan nampak paling jelas
(Resfiza dkk., 2015)
Pembelahan meiosis didahului oleh tahap interfase, dimana setiap kromosom
mengalami proses replikasi. Proses ini menyerupai pada replikasi kromosom mitosis.
Untuk setiap kromosom, setiap kromatid menyerupai sifat genetik yang sama
menambat pada sentromer. Interfase juga merupakan waktu persiapan untuk memulai
pembelahan mitosis. Interfase sendiri terdiri dari tiga fase fase yaitu fase G1, fase
S, dan fase G2, bersama dengan fase khusus yang disebut fase G0.
Proses pembelahan mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan
2 sel anak yang baru yang sama dengan sel induknya. Pada mitosis terdapat beberapa
tahap fase pembelahan diantaranya adalah profase, metafase, anafase dan telofase.
Pada fase pertama yaitu profase kromatin akan memadat membentu sebuah
kromoson kemudian benang spindel akan terbentuk, sentriol akan menuju kutub yang
berlawanan perlahan-lahan membran bukleus akan menghilang dengan sendirinya.
Pada fase metafase kromatid kemudian akan berjejer didinding ekuator sel dan
sentriol akan menjulurkan benang-benang spindelnya yang akan berikatan dengan
kinetokor kromatid. Pada fase anafase kromosom akan berpisah menjadi dua dan
akan memisahan diri bergerak ke arah kutub yang berlawanan diakibatkan oleh
tarikkan benang spindel. Pada fase terakhir yaitu fase telofase membran nukleus akan
terbentuk kembali dan terjadi proses sitokinasi atau pembelahan sel untuk
menghasilkan dua sel anak yang baru yang sama dengan induknya.
Proses pembelahana meiosis adalah proses pembelahan yang menghasilkan
empat sel anak yang haploid (n) dan sifatnya tidak identik dengan induknya.. Proses
meiosis terdiri dari dua tahap yaitu meiosis I dan meiosis II yang masing-masing
terdiri dari beberapa tahap fase. Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I
dan telofase I. pada tahap profase I sebenarnya hampir sama dengan tahap profase
pada mitosis tetapi profase I ini memiliki tahapan lagi yaitu lipoten, zigoten, pakiten,
diploten dan diakinase. Pada lipoten dimana kromatin akan mulai memadat. Pada
zigoten kromosom homolog akan saling mendekat dan sentriol menuju kutub yang
berlawanan. Pada pakiten kromosom homolog saling menempel, saling meyebabkan
terbentuknya sel gamet dengan susunan yang baru. Pada diploten kromosom
homolog akan mulai menjauh namun masih ada kiasma kemudian membran nukleus
mulai menghilang. Pada diakinase kromosom homolog sudah terpisah dan membran
nukleus menghilang. Metafase I bivalen-bivalen mulai menempatkan diri dibidang
ekuator. Anafase I sentromer belum membelah tetapi kromosom-kromosom homolog
saling memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Telofase
I kromosom pada kutub yang berlawanan, telah mengalami reduksi kromosom dan
selaput inti terbentuk kembali.Hasil akhirnya adalah dua sel anak yang
haploid.Sedangkan pada fase meiosis II yang dimulai dengan tahap profase II
kromatin mulai memadat membentuk kromoson.Metafase II sentromen
menempatkan diri pada bidang ekuator.Anafase II sentromer dari tiap kromosom
membelah, kromatid-kromatid memisahkan diri dan bergerak ke kutub yang
berlawanan dan merupakan kromosom.Telofase II berlangsung sitokinesis lagi diikuti
dengan terbentuknya dinding inti.
Tahap mitosis dan meiosis memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama
diawali dengan tahap interfase.Tahap interfase sama seperti yang dijelaskan
sebelumnya yaitu tahap persiapan sebelum proses pembelahan berlangsung.
Persamaan lainnya yaitu peningkatan aktivitas metabolisme, sintesis protein,
replikasi DNA, penggandaan organel sentriol, sama-sama membutuhkan duplikasi
seluruh isi kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan
organel sel dari sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan
terlibat dalam pembelahan sel, kedua proses bergantung pada penggunaan gelondong
mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua kutub sel yang nantinya akan
menjadi turunan dari sel tersebut.
Perbandingan perbedaan antara tahapan mitosis dan meiosis :

Mitosis Meiosis
Terjadi 1x, profase sebentar , tidak ada Terjadi 2x dibagi atas subfase pada
subfase meiosis I, profase II kromatid tidak
menggandakan lagi, Terbentuknya
kromosom awal profase pertengahan
profase yaitu pakiten
Kromosom homolog tidak bergandeng Bergandengan pada zigoten sampai
anafase meiosis I dan diploid Tetrad,
Metafase tidak terbentuk Terbentuk pada pakiten dan diploid
Metafase, sentromer membagi 2 Metafase I: sentromer belum membagi 2,
sehingga kromatid berpisah Metafase II: membagi 2
Anafase, kromatid pindah ke kutub Anafase I: kromosom homolog pindah ke
berseberangan kutub berseberangan.
Anafase II: kromatid pindah ke kutub
berseberangan
Telofase terbentuk 2 sel anak masing- Telofase I: terbentuk 2 sel anak masing-
masing 2n masing 2n
Telofase II: terbentuk 4 sel anak masing-
masing n
Interkinesis tidak ada Interkinesis ada antara meiosis I dan
meiosis II

Terjadi pada jaringan somatif dan Hanya pada germinatif


germinatif
Fase metafase I dan metafase II memiliki persamaan pada kedua yaitu
kromosom yang berjejer bersama sama pada bidang pembelahan. Sedangkan untuk
perbedaannya pada metafase I selaput inti menghilang, dan serat gelondong terbentuk
antara kedua pasang sentriol yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilia dan
kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke bidang ekuator dan pada metafase II
Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol.Kromosom (sepasang kromatid)
yang menggatung pada serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang equator.
Fase anafase I dan anafase II memiliki persamaan yaitu pada kedua fase kromosom
sama-sama memisah dan bergerak kearah kutub yang berlawanan. Sedangkan untuk
perbedaannya pada anafase I sel memanjang dari kutub ke kutub, kromosom
homolog berpisah ke kutub berseberangan dan kromatid belum terbentuk dan pada
anafase II sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong,
sentromer pada setiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara
lepas, kromatid berpisah dan bergerak ke kutub yang berseberangan.Fase telofase I
dan telofase II memiliki persamaan yaitu kedua fase telofase merupakan tahap akhir
atau fase penghentian baik pada mitosis dan meiosis.Sedangkan perbedaannya
telofase I terjadi pada akhir meiosis I dan telofase II sementara adalah tahap akhir
dari meiosis II.Telofase I menghasilkan dua sel anak, sedangkan telofase II
menghasilkan empat sel anak pada akhir proses.Dalam telofase I setiap sel anak
memiliki sepasang kromatid, tetapi pada telofase II, kromatid tidak berpasangan
(Falahudin, 2014).

Perilaku kromosom pada meiosis. Meiosis terdiri dari dua putaran segregasi
kromosom setelah replikasi tunggal. Pada awal replikasi, kromatid kakak yang
diselenggarakan bersama oleh kohesi (cincin ungu). Homolog pasangan kromosom
selama profase I dan terlibat dalam rekombinasi: setidaknya satu CO per pasang
homolog selalu diamati. CO dan kromatit kohesi memastikan bahwa kromosom
digabungkan secara fisik terhubung untuk membentuk bivalen di metafase I. Pada
anafase I, kohesi ini dirilis kecuali pada sentromer: kromosom homolog memisahkan
ke kutub yang berlawanan, sementara adik kromatid tetap bersama-sama. Pada
metafase II, penghancuran kohesi centromeric memungkinkan pemisahan kromatid
kakak ke kutub yang berlawanan mulai anafase II (Crismani dkk, 2013).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :
1. Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel
anak yang baru yang sama dengan sel induknya.
2. Pembelahan meiosis adalah proses pembelahan yang menghasilkan empat sel
anak yang haploid (n) dan sifatnya tidak identik dengan induknya.
3. Fase pembelahan mitosis ada 4 yaitu profase, metafase, anafase dan telofase
yang terjadi sel somatik.
4. Fase pembelahan meiosis yaitu meiosis I dan meiosis II yang masing-masing
terdiri dari tahap fase meiosis I yaitu profase I, metafase I, anafase I, telofase
I dan meiosis II yaitu profase II, metafase II, anafase II telofase II.
5. Mitosis dan meiosis sama-sama diawali oleh tahap interfase yaitu persiapan
sebelum pembelahan.
5.2 Saran
Antara asisten dan praktikan harus lebih saling berkomunikasi dalam praktikum
dan saat praktikum dilaksanakan hendaknya sebelumnya dapat memahami terlebih
ddahulu dari prosedur kerja praktikum agar saat praktikum berlangsung dapat cepat
dan tidak membuang waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell., Jane, B. R., Lisa, A. U., Michael, L. C., Steven, A. W.,Peter, V. M.,
& Robert, B. J. 2010. BIOLOGY. Pearson, USA.

Crismani, W., Chloe, G., & Raphael, M. 2013. Tinkering with meiosis. Journal of
Expreimental Botany. 64 (1) : 55-65.

Falahudin, I. 2014. Panduan Praktikum Biologi Umum. Refa Press, Palembang.

Kumar, R., S. Dhali, R. Srikanth, S. K. Ghosh & S. Srivastava. 2014. Comparative


Proteomics of Mitosis and Meiosis Saccharomyces cerevisae. Journal of
Proteomics.10(9): 1-15.

Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan


Pertama (M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi
Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir

Muhlisyah, U., C. Muthiadin, B. F. Wahidah&I. R. Aziz. 2014. Preparasi Kromosom


Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora Edulis)Varietas Edulis Sulawesi
Selatan. Biogenesis. 2(1): 48-55.

Nusantari, E. 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika Yang Ditemukan Pada Buku Ajar Di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains. 1(1): 52-64.

Resfiza, Muslim & A. D. Sasanti. 2014. Perbedaan Jumlah Kromosom Ikan Toman
(Channa micropeltes) dengan Ikan Serandang (Channa pleuropthalmus).
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.2 (2): 125-134.

Siregar, A. Z. 2012. Biologi Pertanian Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Sudjadi, B & Siti. 2012. Biologi 3. Jakarta:Yudhistira

Sugeng. 2013. Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis.

Suryo, 2013. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wulandari, A. S & T. R Wijaya. 2015. Analisis Kromosom Tanaman Jati (Tectona


grandis Lf) dengan Metode Pewarnaan.Jurnal Silvikultur Tropika. 6(1):
49-54.

Yanagida, M. 2015. The Role of Model Organisms in The History of Mitosis


Research. Cold Spring Hard Perspect Biol. 6 (9) : 1-14.

Anda mungkin juga menyukai