Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM III BIOLOGI SEL

TAHAPAN PEMBELAHAN SEL

Disusun oleh :

Nama : Maulida Rahma

NPM : 19690011

Program Studi Teknologi Pangan

Fakultas Teknik dan Informatika

Universitas PGRI Semarang

2020
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung
dari perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel
penyusunnya. Sel sebagai unit fungsional dan struktural mempunyai
tanggung jawab dalam proses tersebut. Setiap kali pembelahan akan
diikuti dengan pembagian organel-organel dan kromosom dari sel
induk (Sastrosumarjo, 2006).
Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi
sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis.Pembelahan secara amitosis
hanya terjadi pada organisme prokariotik dan uniseluler seperti
Amoeba, Bakteri, dan Ganggang. Pada pembelahan tersebut tidak
tampak adanya kromosom (Pratiwi, 2003).
Kromosom merupakan materi genetik yang berperan dalam
pewarisan sifat suatu individu. Kualitas preparat yang digunakan
selama kegiatan pengamatan memengaruhi pemahaman siswa
dalam mempelajari pembelahan mitosis sel (Wilson, 1962 : 47).
Pembelahan sel secara mitosis dan meiosis pada umumnya
berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang
meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian
sitoplasma (sitokenesis). Setiap kali pembelahan memiliki tahapan
– tahapan yang didasarkan pada perubahan letak kromosom selama
berlangsungnya proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom tersebut (Jai, 2011).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang
mempunyai kariotipe kromosom yang identik dengan kariotipe
kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi
duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses
pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu profase yang
ditandai dengan pemendekan benang-benang kromati menjadi
kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan masing – masing
bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing – masing.
Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (Nukleus) dan
anak inti (Nukleolus). Kromosom – kromosom berpindah ke bidang
equator sel tersebut, dimana masing – masing kromosom membelah
diri secara longitudinal untuk membentuk dua kromatid. Anafase
ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah
ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan
mikrotubulus yang ditarik oleh sentromer. Telofase ditandai
dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran
inti mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis.
Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan
replikasi kromatin (Shelby, 1969).
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati tahap-tahap proses
pembelahan sel secara mitosis pada sel-sel ujung akar bawang
bombay (Allium cepa).

b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya pembelahan sel serta fase-fase nya
secara mitosis?
c. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami terjadinya proses dan fase-fase
pembelahan sel, terutama secara mitosis.
BAB II
DASAR TEORI

Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua


pembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokinesis dan
pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel
somatik, menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah
kromosom sama dengan induknya. Proses mitosis dibagi dalam
empat stadium secara berturut-turut yaitu profase, metaphase,
anaphase, dan telofase. Tahap profase terjadi kondensasi kromosom
menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak,
membran inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang,
anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metaphase,
kromosom menempatkan diri di bidang equatorial (tengah) sel. Pada
tahap anaphase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik
benang gelendong ke setiap kutub sel yang berlawanan. Pada tahap
telofase disetiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa.
Benang-benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk
kembali (Hartati, 2010).
Setiap makhluk hidup mempunyai siklus dalam hidupnya.
Siklus sel adalah kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan ke
pebelahan berikutnya. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan
massa, duplikasi bahan genetis yang dikenal sebagai interfase dan
pembelahan sel. Apabila sel sedang tidak dalam proses pembelahan
diri, kromosom-kromosom tidak tampak dengan bantuan mikroskop
cahaya (Sumadi dan Aditya, 2007).
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh),
kecuali sel kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal
dari induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk
betina. Maka sepasang kromosom tersebut disebut dengan
kromosom homolog. Oleh karen itu, jumlah kromosom dalam sel
tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya
mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam
sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan
haploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu spesies dinamakan
genom (Suryo, 1996).
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang
menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya disebut
pembelahan sel. Pada sel-sel jaringan tubuh (sel somatis), suatu sel
induk akan membelah menjadi dua sel anak yang komponen-
komponennya sama dan identik dengan sel induk, peristiwa
pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis.
Mitosis adalah pembelahan sel di mana berlangsung pembelahan
dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya
(Suryo dalam Fahruliansyah dkk, 2014).
Prinsip mitosis terletak pada tingkah laku kromosom selama
berkembangbiak. Kromosom adalah benda-benda dalam inti sel
yang hanya dapat terlihat pada waktu sel membelah diri karena
dapat mengikuti zat warna tertentu. Kromosom ini mempunyai
kemampuan menduplikasikan diri yaitu membentuk kromosom
kromosom baru yang serupa dengan kromosom semula, selanjutnya
kromosom-kromosom ini akan diberikan kepada sel anak. Jaringan
yang mudah untuk ditelah mitosis adalah mensistem pada titik
tumbuhan akar bawang mewarnainya dengan zat pewarna yang
sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel-sel yang
membelah diri. Semua makhluk hidup disusun oleh sel, akan tetapi
jumlah dan ukuran sel yang dimiliki oleh setiap jenis makhluk hidup
sudah tentu memiliki perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan ini
kita dapatkan makhluk hidup yang besar, kecil bahkan mikroskopis
seperti jamur dan protozoa. Pertumbuhan dan perkembangan setiap
organisme tergantung pada pertumbuhan dsn perkembangan sel-sel
yang dimilikinya secara terus menerus dalam proses pembelahan sel
biasanya kita melihat adanya benang-benang. Pada mitosis bahkan
inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga suatu sel dihasilkan dan
dua sel anaknya yang masing-masing memiliki sifat genetik sama,
mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan
menjadi sel kelamin (Khayasar, 2012).
Seluruh sel somatic pada organism multiseluler adalah
keturunan dari satu sel awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot,
melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis
yang pertama adalah membran salinan yang persis sama dari setiap
kromosom, lalu membagikan sel identik kromosom kepada masing-
masing dari kedua sel keturunan, atau sel anakan melalui
pembelahan sel awal (sel induk). Interfase adalah periode diantara
dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase yaitu G1, S dan
G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-
masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan
sepasang molekul DNA identik yang disebut kromatid (terkadang
disebut kromatid saudari). Masing-masing kromosom yang telah
direplikasi itu lalu memasuki mitosis dengan dua molekul DNA
yang identik (Susan Elrod, 2007:445).
Sel dari spesies dan individu tumbuhan yang berbeda
mempunyai komponen yang berbeda. Keadaan ini menuntut
perlakuan yang berbeda terhadap sel-sel tersebut agar kromosom
dapat diamati. Bahan standar yang bisa digunakan dalam
pengamaatn mitosis adalah sel-sel ujung bawang merah karena
komposisi dinding selnya tersusun atas lapisan senyawa-senyawa
yang mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Pada saat
sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati hanya dengan
memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan
pewarnaan yang sederhana (Andersoon, 2006:199).
Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang
lainnya.Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa
memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006:198).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Waktu : Selasa,21 April 2020 pukul 13.00 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan,Program
Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik dan
Informatika,Universiras PGRI Semarang.
B. Alat dan Bahan
- Alat :
 Mikroskop
 Kaca Benda (Object Glass) dan Kaca Penutup (Cover Glass)
 Pisau Silet tajam
 Pinset
 Lampu Spiritus
- Bahan :
 Akar Bawang Bombay (Allium cepa)
 Larutan HCl 1M
 Safranin
 Aquadest
 Kertas Saring
 Tusuk Gigi (Lidi)
C. Prosedur Kerja
a. Cara Menumbuhkan Akar Bawang
Pertama, pastikan akar bawang yang kering tadi sudah
dibersihkan dan kulit bawangnya sudah dikupas. Kemudian,
bawang ditusuk menggunakan tusuk gigi dengan posisi horizontal.
Lalu, letakkan bawang pada wadah yang sudah diisi air dengan
kondisi akar bawang tercelup sempurna pada permukaan air.
Kemudian, tunggu hingga beberapa hari sampai akar bawang
muncul.
b. Cara Mengamati Reproduksi Sel pada Akar Bawang
Bombay
Pertama, potong ujung akar bawang sepanjang 2 mm. Lalu,
rendam akar bawang selama 5-10 menit dalam larutan HCl agar
jaringan akar menjadi lunak. Kemudian, ambil potongan ujung akar
tadi yang sudah direndam HCl lalu letakkan di tengah kaca benda.
Setelah itu, tutup dengan kaca penutup sambil di tekan sedikit dan
diseret, lalu lintaskan preparat yang sudah ditutup tadi di atas lampu
spirtus yang menyala tujuannya agar terjadinya proses fiksasi.
Kemudian, mulai pengamatan dari perbesaran lemah hingga
perbesaran kuat sampai objek terlihat jelas.

D. Diagram Alir
a. Diagram Alir Penumbuhan Akar Bawang

Pembersihan akar dan pengupasan kulit bawang

Bawang ditusuk dengan lidi (horizontal)

Pencelupan akar pada aquades

Tunggu beberapa hari,hingga akar muncul

b. Diagram Alir Pengamatan Reproduksi Sel pada Akar


Bawang Bombay

Potong ujung akar dengan tipis

Perendaman potongan ujung akar dengan larutan HCl

Peletakkan di kaca benda dan ditutup dengan kaca


penutup

Proses fiksasi (lintasan preparat di atas lampu spertus


yang menyala)

Mulai pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENGAMATAN MITOSIS AKAR BAWANG


N Gambar Gambar pustaka Ket.
o
1 Profase

Sumber : (Anonim, 2010)


https://www.academia.ed Sumber :
u/37038780/MITOSIS_A https://www.academia.edu/37
KAR_BAWANG 038780/MITOSIS_AKAR_B
AWANG
2 Metafase

Sumber : (Anonim, 2010)


https://www.academia.ed Sumber :
u/37038780/MITOSIS_A https://www.academia.edu/37
KAR_BAWANG 038780/MITOSIS_AKAR_B
AWANG
3 Anafase

Sumber : (Gonzales, 2013 )


https://www.academia.ed Sumber :
u/37038780/MITOSIS_A https://www.academia.edu/37
KAR_BAWANG 038780/MITOSIS_AKAR_B
AWANG
4 Telofase

(Anonim, 2010)
Sumber :
Sumber :
https://www.academia.ed
https://www.academia.edu/37
u/37038780/MITOSIS_A
038780/MITOSIS_AKAR_B
KAR_BAWANG
AWANG

2. PEMBAHASAN
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-
sel somatic (sangat aktif pada jaringan meristem) yang
menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik
dengan sel induknya.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh
makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet.
Proses pembelahan satu sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak
jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk
hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah dibuahi oleh
gamet jantan akan bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot. Dalam
perkembangannya zigot ini akan membelah berkali-kali dan proses
pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Suryo, 1984:42).
Bawang bombay dapat tumbuh dangan baik ditempat-tempat
udara yang sejuk,susu yang cocok untuk penanaman bawang
bombay yaitu 18 ˚C – 20 ˚C. Di Indonesia, suhu tersebut terdapat di
daerah dataran tinggi. Pada suhu 10-15 ˚C, bawang bombay
membentuk bunga. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan bawang
bombay adalah tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung
humus. Tanaman bawang bombay membutuhkan air yang banyak,
namun apabila kebanyakan air akan menghambat pertumbuhannya
seperti daun mengering dan pembentukan umbi menjadi sulit.
Bawang bombay mengalami bolting pada suhu antara 10 – 15˚C.
Bawang bombay tidak dapat menginisiasi bunga (bolting) sampai
menerima stimulus suhu rendah. Suhu 20 – 22˚C dapat mendukung
pertumbuhan vegetatif bawang, sementara untuk pembentukan
organ reproduksi suhu yang cocok adalah 12-13˚C. Bakal bunga
berkembang selama perkembangan dan pertumbuhan awal pada
suhu rendah dan akhirnya biji diproduksi (Rashid dan Singh, 2000).
Umbi bawang bombay terbentuk dari seludang daun yang
mengandung dua atau tiga calon tunas, sedangkan pada bawang
merah umbi terbentuk dari pertumbuhan tunas samping umbi
induknya dan biasanya mengandung banyak calon tunas (DeMason,
1990).
Penyerbukan merupakan faktor penting dalam menghasilkan
benih bermutu tinggi pada bawang Bombay. Menurut Gure et al.
(2009), secara alami persentase penyerbukan sendiri pada tanaman
bawang bombay sangat rendah, hanya sekitar 9%. Lebah dilaporkan
memainkan peranan penting dalam membantu penyerbukan silang
tanaman bawang, yakni memindahkan serbuk sari dari antera satu
bunga ke kepala putik bunga lain yang sedang reseptif.
Serangga penyerbuk memainkan peranan penting dalam
membantu penyerbukan bawang bombay. Bantuan penyerbukan
lainnya seperti penggunaan atraktan diperlukan jika di sekitar
tanaman bawang ada tanaman kompetitif dengan bunga yang lebih
menarik atau populasi serangga yang rendah (Woyke, 1981).
Penyerbukan dengan lebah merupakan salah satu faktor penting
dalam produksi benih bawang bombay. Penyerbukan oleh lebah
dapat meningkatkan keragaman genetik melalui penyerbukan
silang, meningkatkan hasil tanaman dan memperbaiki mutu benih
dan kapsul dan memungkinkan terjadinya seleksi polen yang
menyebabkan viabilitas dan bobot benih meningkat sehingga
perkecambahan meningkat (Gure et al, 2009).
Fase-fase pembelahan sel secara mitosis menurut tabel di atas
yaitu
1. PROFASE = Dari pengamatan gambar di atas, pada fase profase,
setiap kromosom memendek dan memadat melalui
mekanisme supercoiling. Kromosom tersebut
terdiri atas 2 kromatid yang terikat pada sentromer.
Sedangkan pada gambar pustaka, tahap profase
ini benang-benang kromatin akan memadat
membentuk kromatid. Benang-benang kromatin
mulai memendek dan menebal. Pada tahap tersebut,
benang spindel akan terbentuk, membran inti mulai
menghilang hingga akhir profase, nukleolus mulai
menghilang dan kromatid akan bergerak menuju
bidang equator (Sastrosumarjo,2006).
2. METAFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat bahwa
pada fase Metafase, kromosom tersusun berjajar
di pusat sel.
Sedangkan pada gambar pustaka, kromosom
mulai berkumpul pada bidang equator
pembelahan. Pada tahap ini, sentromer dari setiap
kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang equator. Pada tempat-tempat ini,
sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang
spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid
dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang
berbeda. Kadang-kadang benang spindel tidak
berasosiasi dengan kromosom dan merentang
secara langsung dari satu kutub ke kutub yang
lain. Pada saat metafase, sentromer-sentromer
diduplikasi dan setiap kromatid menjadi
kromosom yang berdiri sendiri atau independen
(Jai,2011).
3. ANAFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat bahwa
pada fase Anafase, kromosom berpindah 2
menuju benang spindel yang berlawanan dan
kromatid memisah.
Sedangkan pada gambar pustaka,pada tahap
anafase dua sister chromatid (kromosom) bergerak
ke arah kutub berlawanan. Sentromernya tertarik
karena kontraksi dari benang gelendong. Selain itu
mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan
sentromer itu. Terjadi penyebaran kromosom dan
DNA yang seragam di dalam sel. Pada akhir
anafase sekat sel mulai terbentuk (Rahma,2011).
4. TELOFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat pada fase
Telofase bahwa kromosom berkumpul pada ujung
kutub pembelahan, nuclear envelope mulai
terbentuk, dan kromosom pun mulai terurai dari
bentuk yang memadat.
Sedangkan pada gambar pustaka, pada tahap
Telofase nampak adanya dinding pemisah yang
berupa sekat yang belum sempurna yang
memisahkan kromosom-kromosom yang telah
mencapai kutub. Sekat belum sempurna dan sel
belum benar-benar terpisah tetapi tanda akan
terbentuknya dua sel sudah mulai nampak.
Penampakan kembali nukleus, merupakan tanda
bahwa mitosis sudah berakhir. Sitokenesis pada sel
tumbuhan berbeda dengan sel hewan, pada sel
tumbuhan tidak terbentuk lekuk cleavage. Hal
ini disebabkan karena adanya dinding sel yang
kaku. Sitokinesis pada dinding sel tumbuhan tinggi
melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari
badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang
tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-
vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi
dengan mikrotubula ke arah equator. Vesikula-
vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada
daerah dimana mikrotubula fragmoplas
mengalami overlap. Kemudian berfungsi satu sama
lain membentuk lempeng sel
(cell plate). Lempeng sel meluas secara latera
hingga mencapai membran plasma, dan dua sel
baru terpisah secara sempurna dengan terbentuknya
dinding sel baru (Schultz-Schaeffer, 1980).
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Fase-fase yang ditemukan pada praktikum mitosis akar bawang
adalah fase profase, metaphase, anafase, dan telofase.
Fase-fase mitosis pada akar bawang terdapat fase profase yaitu
kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang kadang-
kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal
sehingga kromomer tampak jelas. Fase anafase yaitu adanya satu
kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang bergerak menuju
ke kutub masing-masing. Fase telofase yaitu, kromosom-kromosom
anakan itu akan menggumpal di dekat kutub masing-masing. Fase
interfase yaitu kromosom tidak tampak karena terbentuk benang-
benang kromatin yang halus.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutannya senoga praktikan dapat mencoba
mengamati sesuatu yang baru, bukan hanya akar dari bawang
bombay saja. Namun, bias mengamati oranisme-organisme yang
lain ketika sedang melakukan pembelahan baik secara mitosis
ataupun meiosis.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & McFarlane, J. 2006. Buku Ajar Keperawatan


Komunitas: Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Anonim. 2010. http://biologi-
news.blogspot.com/2011/01/kromosom.html. Diakses 12
Januari 2013.
Antnio, I., Gonzalez, M. 2013. Differences in Muscle Activation
Patterns during Sit to Stand Task among Subjects with and
without Intellectual Disability. Department of
Physiotherapy, Faculty of Health Sciences, University of
Malaga, Spain.
DeMason DA. 1990. Morphology and anatomy of Allium. Di dalam:
Rabinowitch HD, Brewster JL, editor. Onions and Allied
Crops. Florida: CRC Press, Inc. hlm27-52.
Elrod, Susan L. dan Stansfield, William D. 2007. Genetika. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Fahruliansyah dkk. 2014. Laporan Praktikum Biologi Dasar
2 Pembelahan Mitosis Pada Akar Bawang Merah (Allium
Cepa). http://wiwinseptiana.files.wordpress.com. Diakses
Maret 2015.
Gerking, Shelby. 1969. BIOLOGICAL SYSTEMS. Arizona: Arizona
State University Press.
Gure et al. 2009. ‘What we know is beyond what we think about
honeybees on onion seed production’. FRG update. vol. 6.
pp. 1-4.
Hartati. 2010. Genetika. Yogyakarta: Jurusan Biologi Fakultas
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
Jai. 2011. Analisis Mitosis Pada Ujung Akar Bawang Merah
Bawang Bombai dan Aglonema. Bogor: IPB Press.
http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/analisis-mitosis-pada-
ujung-akar-bawang-merah-bawang-bombay-dan-
aglaonema/. Diakses pada 12 Oktober 2014.
Khayasar. 2012. Praktikum Mikroteknik Preparat Squash.
http://khayasar.wordpress.com. Diakses 4 Mei 2014.
Pratiwi. 2003. Prospek Pohon Jabon untuk Pengembangan Hutan
Tanaman. Buletin Penelitian Kehutanan 4(2): 62-66.
Rahma,F. 2011. Modul Materi Pembelahan Sel. Cirebon: Institut
Agama Islam Negeri Syekh Sudjati.
Rashid MA, Singh DP. 2000. A Manual on vegetable seed
production in Bangladesh. Bangladesh: AVRDC-USAID-
Bangladesh project, Horticulture Research Centre,
Bangladesh Agriculture Research Institute, Joydebpur,
Gazipur-1701.
Sastrosumarjo, S. 2006. Sitogenetika Tanaman, Bagian Genetika
dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor:
Bogor.
Schulz-Schaeffer, J. 1980. Cytogenetics : Plants, Animals, Humans.
Springer-Verlag. New York,Heidelberg, Berlin.
Suryo. 1984. Genetika. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Suryo, H. 1996. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Wilson, Louis Carl dan Loomis, Walter E. 1962. Botany Fourth
Edition. United States of America: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Woyke HW. 1981. Some aspect of the role of the honeybees in onion
seed production in Poland. ISHS Acta Hort 111: 91-98.
Yucel, B & Duman. 2005. ‘Effect of foraging activity of honeybees
(Apis mellifera L.) on onion (Allium cepa) seed production
and quality’. Pak. J. Biol. Sci. vol. 8. no. 1. pp. 123-6.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai