Disusun oleh :
NPM : 19690011
2020
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung
dari perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel
penyusunnya. Sel sebagai unit fungsional dan struktural mempunyai
tanggung jawab dalam proses tersebut. Setiap kali pembelahan akan
diikuti dengan pembagian organel-organel dan kromosom dari sel
induk (Sastrosumarjo, 2006).
Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi
sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis.Pembelahan secara amitosis
hanya terjadi pada organisme prokariotik dan uniseluler seperti
Amoeba, Bakteri, dan Ganggang. Pada pembelahan tersebut tidak
tampak adanya kromosom (Pratiwi, 2003).
Kromosom merupakan materi genetik yang berperan dalam
pewarisan sifat suatu individu. Kualitas preparat yang digunakan
selama kegiatan pengamatan memengaruhi pemahaman siswa
dalam mempelajari pembelahan mitosis sel (Wilson, 1962 : 47).
Pembelahan sel secara mitosis dan meiosis pada umumnya
berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang
meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian
sitoplasma (sitokenesis). Setiap kali pembelahan memiliki tahapan
– tahapan yang didasarkan pada perubahan letak kromosom selama
berlangsungnya proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom tersebut (Jai, 2011).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang
mempunyai kariotipe kromosom yang identik dengan kariotipe
kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi
duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses
pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu profase yang
ditandai dengan pemendekan benang-benang kromati menjadi
kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan masing – masing
bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing – masing.
Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (Nukleus) dan
anak inti (Nukleolus). Kromosom – kromosom berpindah ke bidang
equator sel tersebut, dimana masing – masing kromosom membelah
diri secara longitudinal untuk membentuk dua kromatid. Anafase
ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah
ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan
mikrotubulus yang ditarik oleh sentromer. Telofase ditandai
dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran
inti mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis.
Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan
replikasi kromatin (Shelby, 1969).
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati tahap-tahap proses
pembelahan sel secara mitosis pada sel-sel ujung akar bawang
bombay (Allium cepa).
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya pembelahan sel serta fase-fase nya
secara mitosis?
c. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami terjadinya proses dan fase-fase
pembelahan sel, terutama secara mitosis.
BAB II
DASAR TEORI
D. Diagram Alir
a. Diagram Alir Penumbuhan Akar Bawang
Mulai pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Anonim, 2010)
Sumber :
Sumber :
https://www.academia.ed
https://www.academia.edu/37
u/37038780/MITOSIS_A
038780/MITOSIS_AKAR_B
KAR_BAWANG
AWANG
2. PEMBAHASAN
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-
sel somatic (sangat aktif pada jaringan meristem) yang
menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik
dengan sel induknya.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh
makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet.
Proses pembelahan satu sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak
jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk
hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah dibuahi oleh
gamet jantan akan bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot. Dalam
perkembangannya zigot ini akan membelah berkali-kali dan proses
pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Suryo, 1984:42).
Bawang bombay dapat tumbuh dangan baik ditempat-tempat
udara yang sejuk,susu yang cocok untuk penanaman bawang
bombay yaitu 18 ˚C – 20 ˚C. Di Indonesia, suhu tersebut terdapat di
daerah dataran tinggi. Pada suhu 10-15 ˚C, bawang bombay
membentuk bunga. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan bawang
bombay adalah tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung
humus. Tanaman bawang bombay membutuhkan air yang banyak,
namun apabila kebanyakan air akan menghambat pertumbuhannya
seperti daun mengering dan pembentukan umbi menjadi sulit.
Bawang bombay mengalami bolting pada suhu antara 10 – 15˚C.
Bawang bombay tidak dapat menginisiasi bunga (bolting) sampai
menerima stimulus suhu rendah. Suhu 20 – 22˚C dapat mendukung
pertumbuhan vegetatif bawang, sementara untuk pembentukan
organ reproduksi suhu yang cocok adalah 12-13˚C. Bakal bunga
berkembang selama perkembangan dan pertumbuhan awal pada
suhu rendah dan akhirnya biji diproduksi (Rashid dan Singh, 2000).
Umbi bawang bombay terbentuk dari seludang daun yang
mengandung dua atau tiga calon tunas, sedangkan pada bawang
merah umbi terbentuk dari pertumbuhan tunas samping umbi
induknya dan biasanya mengandung banyak calon tunas (DeMason,
1990).
Penyerbukan merupakan faktor penting dalam menghasilkan
benih bermutu tinggi pada bawang Bombay. Menurut Gure et al.
(2009), secara alami persentase penyerbukan sendiri pada tanaman
bawang bombay sangat rendah, hanya sekitar 9%. Lebah dilaporkan
memainkan peranan penting dalam membantu penyerbukan silang
tanaman bawang, yakni memindahkan serbuk sari dari antera satu
bunga ke kepala putik bunga lain yang sedang reseptif.
Serangga penyerbuk memainkan peranan penting dalam
membantu penyerbukan bawang bombay. Bantuan penyerbukan
lainnya seperti penggunaan atraktan diperlukan jika di sekitar
tanaman bawang ada tanaman kompetitif dengan bunga yang lebih
menarik atau populasi serangga yang rendah (Woyke, 1981).
Penyerbukan dengan lebah merupakan salah satu faktor penting
dalam produksi benih bawang bombay. Penyerbukan oleh lebah
dapat meningkatkan keragaman genetik melalui penyerbukan
silang, meningkatkan hasil tanaman dan memperbaiki mutu benih
dan kapsul dan memungkinkan terjadinya seleksi polen yang
menyebabkan viabilitas dan bobot benih meningkat sehingga
perkecambahan meningkat (Gure et al, 2009).
Fase-fase pembelahan sel secara mitosis menurut tabel di atas
yaitu
1. PROFASE = Dari pengamatan gambar di atas, pada fase profase,
setiap kromosom memendek dan memadat melalui
mekanisme supercoiling. Kromosom tersebut
terdiri atas 2 kromatid yang terikat pada sentromer.
Sedangkan pada gambar pustaka, tahap profase
ini benang-benang kromatin akan memadat
membentuk kromatid. Benang-benang kromatin
mulai memendek dan menebal. Pada tahap tersebut,
benang spindel akan terbentuk, membran inti mulai
menghilang hingga akhir profase, nukleolus mulai
menghilang dan kromatid akan bergerak menuju
bidang equator (Sastrosumarjo,2006).
2. METAFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat bahwa
pada fase Metafase, kromosom tersusun berjajar
di pusat sel.
Sedangkan pada gambar pustaka, kromosom
mulai berkumpul pada bidang equator
pembelahan. Pada tahap ini, sentromer dari setiap
kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang equator. Pada tempat-tempat ini,
sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang
spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid
dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang
berbeda. Kadang-kadang benang spindel tidak
berasosiasi dengan kromosom dan merentang
secara langsung dari satu kutub ke kutub yang
lain. Pada saat metafase, sentromer-sentromer
diduplikasi dan setiap kromatid menjadi
kromosom yang berdiri sendiri atau independen
(Jai,2011).
3. ANAFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat bahwa
pada fase Anafase, kromosom berpindah 2
menuju benang spindel yang berlawanan dan
kromatid memisah.
Sedangkan pada gambar pustaka,pada tahap
anafase dua sister chromatid (kromosom) bergerak
ke arah kutub berlawanan. Sentromernya tertarik
karena kontraksi dari benang gelendong. Selain itu
mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan
sentromer itu. Terjadi penyebaran kromosom dan
DNA yang seragam di dalam sel. Pada akhir
anafase sekat sel mulai terbentuk (Rahma,2011).
4. TELOFASE = Dari pengamatan gambar di atas, terlihat pada fase
Telofase bahwa kromosom berkumpul pada ujung
kutub pembelahan, nuclear envelope mulai
terbentuk, dan kromosom pun mulai terurai dari
bentuk yang memadat.
Sedangkan pada gambar pustaka, pada tahap
Telofase nampak adanya dinding pemisah yang
berupa sekat yang belum sempurna yang
memisahkan kromosom-kromosom yang telah
mencapai kutub. Sekat belum sempurna dan sel
belum benar-benar terpisah tetapi tanda akan
terbentuknya dua sel sudah mulai nampak.
Penampakan kembali nukleus, merupakan tanda
bahwa mitosis sudah berakhir. Sitokenesis pada sel
tumbuhan berbeda dengan sel hewan, pada sel
tumbuhan tidak terbentuk lekuk cleavage. Hal
ini disebabkan karena adanya dinding sel yang
kaku. Sitokinesis pada dinding sel tumbuhan tinggi
melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari
badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang
tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-
vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi
dengan mikrotubula ke arah equator. Vesikula-
vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada
daerah dimana mikrotubula fragmoplas
mengalami overlap. Kemudian berfungsi satu sama
lain membentuk lempeng sel
(cell plate). Lempeng sel meluas secara latera
hingga mencapai membran plasma, dan dua sel
baru terpisah secara sempurna dengan terbentuknya
dinding sel baru (Schultz-Schaeffer, 1980).
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fase-fase yang ditemukan pada praktikum mitosis akar bawang
adalah fase profase, metaphase, anafase, dan telofase.
Fase-fase mitosis pada akar bawang terdapat fase profase yaitu
kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang kadang-
kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal
sehingga kromomer tampak jelas. Fase anafase yaitu adanya satu
kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang bergerak menuju
ke kutub masing-masing. Fase telofase yaitu, kromosom-kromosom
anakan itu akan menggumpal di dekat kutub masing-masing. Fase
interfase yaitu kromosom tidak tampak karena terbentuk benang-
benang kromatin yang halus.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutannya senoga praktikan dapat mencoba
mengamati sesuatu yang baru, bukan hanya akar dari bawang
bombay saja. Namun, bias mengamati oranisme-organisme yang
lain ketika sedang melakukan pembelahan baik secara mitosis
ataupun meiosis.
DAFTAR PUSTAKA