Judul
Mitosis
B. Tujuan
Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang
digunakan dalam pengamatan miikroskop
C. Dasar Teori
1
Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut,
dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk
membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya
kromatid anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti
arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai
dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti
mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase
sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan replikasi kromatin (Shelby).
Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel dimana kromosom
anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah
dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak (Suryo, 2017).
Menurut Starr Cecie, dkk (2012) Mitosis adalah mekanisme
pembelahan nukleous yang terjadi di sel somatic dari eukariota multisel.
Mitosis dan pembelahan sitolasma ialah dasar peningkatan ukuran tubuh
selama masa perkembangan dan pergantian dari sel yang rusak atau mati.
Banyak spesies tumbuhan, hewan, fungi, dan Protista bersel satu juga
membuat salinan dirinya atau bereproduksi asepsual secara mitosis.
Tabel perbandingan mekanisme pembelahan sel
Mekanisme Fungsi
Mitosis, pembelahan Dalam eukariota multisel, dasar dari:
sitoplasma 1. Peningkatan ukuran tubuh selama
masa pertumbuhan.
2. Pengantian sel yang mati atau
rusak.
3. Perbaikan jaringan yang rusak.
Dalam spesies bersel tunggal dan multisel,
juga merupakan dasar reproduksi asepsual.
Meiosis, pembelahan Dalam eukariota bersel tunggal dan
sitoplasma multisel, dasar reproduksi seksual, bagian
reproduksi pembentukan sel gamet dan
spora seksual.
Pembelahan prokariota Pada bakteri dan archaea, dasar reproduksi
2
aseksual.
Sel anak yang identik terbetuk, dengan jumlah dan jenis kromosom
yang sama dengan induknya. Jumlah kromosom adalah jumlah semua
kromosom dalam jenis sel tertentu. Dengan mitosis yang diikuti dengan
pembelahan sitoplasma, sel induk diploid menghasilkan dua sel anak
diploid. Tidak hanya berarti bahwa tiap sel baru memiiki 46 atau 48 atau
14 kromosom. Jika hanya jumlah total yang menjadi masalah, maka satu
sel mungkin mendapatkan, misalnya, dua pasang kromosom 22 dan 9
kromosom yang tidak berpasangan. Tidak ada sel yang dapat berfungsi
seperti sel induknya tanpa memiliki dua setiap kromosom (Campbell,
2010).
3
kutup spindel. Perkumpulan ini menandai metapase (dari bahasa yunani,
meta berarti di antara) (Campbell, 2010).
4
oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Salah satu
sifat yang membedakan tipe sel dalam suatu organisme adalah
kapasitasnya untuk tumbuh dan membelah. Jaringan tertentu pada tubuh
adalah subjek peruskana berkesinambungan dan baru diganti sehingga sel
tumbuh dan memperbanyak diri. DNA merupakan material genetik yang
terkandung di dalam setiap sel. Transfer material genetik pada eukariotik
dapat dilakukan pada proses pembelahan mitosis dan meiosis. Keduanya
merupakan proses pembagian inti yang melibatkan sistem yang akurat
untuk membagi kromosom-kromosom dari sel induk ke sel-sel
keturunannya ( Zainal, 2014).
5
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan ( Kimball, 2000 ).
A. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda-beda
pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses
pembagian materi inti berlangsung adalah berubah-ubah pada struktur
kromosom, membrane inti, mikrotubulus, dan sentriol ( Kimball,
2000).
B. Sitokinesis
Setelah sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi
menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktin yang terbentuk
oleh aktin dan mitosis pada bagian tengah sel. Cincin kontraktin ini
menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel beserta organel-organel-organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan pemisah tengah-tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase
(Kimball, 2000 ).
6
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Botol flakon
c. Oven
d. Silet atau cutter berkarat
e. Kuas
f. Gelas benda dan gelas penutup
g. Bunsen
h. Pipet tetes
i. Gelas beaker
j. Tissue
2. Bahan
a. Ujung akar bawang merah (Allium cepa, L.)
b. HCl 1 N
c. Alkohol 70%
d. Acetocarmin
e. Larutan FAA
7
E. Prosedur Kerja
1. Preparat Tumbuhan
8
Ujung akar Allium cepa
9
F. Hasil Pengamatan
1. Tahap Profase
Foto Gambar
keterangan:
1. Membran inti
2. Nukleus
3. Sitoplasma
Perbesaran 10×10
10
2. Tahap Metafase
3. Tahap Anafase
Foto Gambar
Keterangan :
1. Membran plasma
2. Sitoplasma
3. Nukleus
Perbesaran : 10 x 10
4. Tahap Telofase
11
Hasil Tidak ditemukan
12
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengamati fase-fase mitosis. Mitosis
adalah mekanisme pembelahan nukleous yang terjadi di sel somatic dari
eukariota multisel. Mitosis dan pembelahan sitolasma ialah dasar
peningkatan ukuran tubuh selama masa perkembangan dan pergantian dari
sel yang rusak atau mati. Banyak spesies tumbuhan, hewan, fungi, dan
Protista bersel satu juga membuat salinan dirinya atau bereproduksi
asepsual secara mitosis. Dari hasil pengamatan pada pembelahan mitosis
di dapatkan tiga fase, fase pertama yang ditemukan yaitu profase (Zainal,
2014).
Untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis diatas
dilakukan pemotongan ujung akar Allium cepa tepat pukul 24.00 WITA.
hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang
mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 24.00 WITA sehingga tahap-tahap mitosis dapat diamati.
Pemotongan bagian ujung akar pada jam 12 malam yang kemudian
dilanjutkan dengan perendaman potongan ke dalam larutan FAA.
Perendaman dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena
tidak memungkinkan bagi praktikan untuk langsung mengamati tahap-
tahap mitosis pada tudung akar bawang merah pada saat itu juga. Larutan
FAA merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak
membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati.
Pada pengamatan pertama, didapatkan benang mulai memendek,
membran inti dan nukleus menghilang, dan sentriol membelah. Sehingga
pada sel ini dapat disimpulkan mengalami pembelahan mitosis pada tahap
awal yaitu profase. Hal in sesuai dengan teori, pada fase profase dimana
sel siap untuk membelah, inti sel tampak keruh, lambat laun nampak
benang-benang kromatin makin menjadi pendek. Sehingga menjadi tebal,
tiap kromosom tersebut lalu membelah memanjang dan anakan kromosom
ini dinamakan kromatid, dinding inti mulai menghilang (Suryo, 2017).
13
Pada pengamatan kedua, metafase tidak ditemukan hal ini
disebabkan oleh sel atau jaringan yang sudah mengalami berbagai
perlakuan, akan cepat sekali mengalami kerusakan sehingga harus segera
diamati adakah proses mitosis pada preparat ujung akar tersebut.
Pengamatan yang tidak teramati adalah anafase, hal ini disebabkan
pewarnaan yang tidak jelas serta pencacahan tidak sempurna. Pada tahap
ini sebuah sel yang kromosomnya sudah memisah dan menuju ke kedua
kutub yang berlawanan ( Kimball, 2000).
Selanjutnya pengamatan ketiga, didapatkan kedua bagian kromatid
akan memisahkan dirinya dari pasangannya dan akan melakukan
pergerakan menuju kebagian ujung atau bagian kutub sel-sel yang
mempunyai arah saling berlawanan. Mulai pada waktu tersebut, pada
bagian kromatid akan berlaku sebagai kromosom yang baru ( Kimball,
2000).
Pada pengamatan keempat, tidak ditemukan tahap-tahap
pembelahan mitosis pada preparat yang kami buat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor tertentu.
Faktor pertama, kurangnya ketelitian praktikan dalam pembuatan
preparat atau terjadi kesalahan saat pembuatan preparat. Kurangnya
ketelitian dapat terjadi pada saat pendinginan. Mungkin saja, pada saat
melakukan pendinginan, tutp botol flakon kurang rapat sehingga
menyebabkan air masuk kedalam larutan fiksatif asam asetat. Lantas
fiksatif asam asetat digunakan untuk mematikan sel-sel yang terdapat
didalam akar bawang merah. Sehingga, jika air masuk karena kurang
rapatnya penutup botol flakon, maka hal tersebut akan memiu kegagalan
dalam pembuatan preparat untuk pengamatan kromosom.
Faktor kedua yaitu, cacahan akar krang halus, sehingga proses
penyerapan larutan aceto-orcein oleh akar kurang sempurna dan tahap-
tahap pembelahan mitosis menjadi sulit diamati.
Faktor ketiga adalah waktu pemotongan akar. Pada ujung akar
Allium cepa banyak sel yang mengalami aktifitas dengan rentangan 5
14
menit sebelum dan sesudah pukul 24.00. berdasarkan keterangan tersebut
maka proses pemotongan akar Allium cepa seharusanya dilakukan pada
pukul 00.00. Dengan dipotongnya akar bawang pada jam-jam tersebut
hingga diharapkan akan pemotongan akar yang mengandung banyak sel-
sel yang melakukan aktivitas mitosis. Namun kami tidak mungkin
melakukan pengamatan pada tengah malam. Karena waktu sangat
berpengaruh pada proses pembelahan mitosis, itulah penyebabnya
mengapa kita sulit untuk mendapatkan tahapan mitosis pada preparat yang
kita amati.
H. Kesimpulan
15
Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik
beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada eukariot.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam
pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama
persis.
2. Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah
kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya yang
terjadi pada sel somatik ( sel penyusun tubuh ).
3. Pembelahan mitosis dibagi menjadi empat fase yakni profase,
metafase, anafase dan telofase.
4. Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya
meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar dan
batang.
DAFTAR PUSTAKA
16
Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
17
TUGAS
JAWABAN
18
c. HC1 1N
Larutan HC1 berfungi untuk menghidrolisis dinding sel gar menjadi
lunak dan mudah dipejet pada saat pembuatan preparat pejetan
(squash). Penggunaan larutan HC1 juga bertujuan untuk
menghilangkan RNA dari sel.
d. Eosin
Eosin adalah larutan yang digunakan untuk proses pewarnaan. Proses
pewarnaan ini bertujuan untuk mewarnai kromosom agar nampak jelas
ketika dilakukan pengamatan hasil-hasil mitosis. Pewarnaan tersebut
sangat baik digunakan pada tanaman dengan jumlah kromosom yang
sedikit. Kromosom akan terwarnai dengan jelas dan sitoplasma dengan
jelas.
3. Fungsi masing-masing perlakuan dalam pembuatan preparat
a. Meletakkan umbi bawang merah pada cawan petri yang berisi air
berfungsi untuk menumbuhkan akar umbi bawang merah yang akan
digunakan untuk pembuatan preparat metode squash
b. Memotong ujung akar yang telah tumbuh dengan silet atau cutter
berfungsi untuk mengabil bagian akar yang akan digunakan untuk
pembuatan preparat. Kemudian memasukkan akar kedalam gelas kimia
yang telah diisi larutan fiksatif asam asetat bertujuan untuk
mempermudah penetrasi serta menghasilkan ion-ion yang
mempermudah pengikatan dengan reagen yang lain. Disamping itu
asam asetat mampu menonaktifkan enzim-enzim dalam sel.
c. Setelah selesai di fiksasi, memasukkan kedalam gelas kimia yang
berisi alcohol.
d. Melakukan maserasi dengan memasukkn akar kedalam botol flakon
berisi HC1 1N berfungsi untuk menghidrolisis dinding sel agar
menjadi lunak an mudah dipejat pada saat pembuatan preparat pejetan
(squash). Penggunaan larutan HC1 bertujuan untuk menghilangkan
RNA dari sel.
19
e. Mengangkat dengan kuas dan meletakkannya diatas tisu, bertujuan
untuk menghilangkan sisa HCL yang masih menempel pada akar
bawang merah.
f. Mengambil akar dan meletakkan di kaca preparat, kemudian mencacah
menggunakan silet yang berkarat. Setelah itu, akar tersebut halus
kemudian ditetesi dengan eosin, setelah itu ditutup menggunakan kaca
objek, lalu ditekan kemudian sisa larutan diserap menggunakan tisu,
setelah itu di amati menggunakan mikroskop.
4. Fase mitosis yang didapatkan yaitu fase Profase.
Fase profase dimana sel siap untuk membelah, inti sel tampak
keruh, lambat laun nampak benang-benang kromatin makin menjadi
pendek. Sehingga menjadi tebal, tiap kromosom tersebut lalu membelah
memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid, dinding inti
mulai menghilang (Suryo, 2017).
5. Fungsi silet berkarat pada praktikum kali ini untuk mencacah akar agar
akar tersebut menjadi halus. Selain itu cutter berkarat juga berfungsi
sebagai katalisator yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi.
20