Anda di halaman 1dari 20

A.

Judul
Mitosis
B. Tujuan
Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang
digunakan dalam pengamatan miikroskop
C. Dasar Teori

Sel sebagai unit fungsional kehidupan perlu untuk bereproduksi.


Untuk memenuhi hal tersebut maka sel melakukan pembelahan.
Pembelahan sel dibagi menjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis.
Proses mitosis menghasilkan dua sel anak dengan komposisi genetik yang
sama dengan induk. Jenis pembelahan yang akan diamati berupa
pembelahan mitosis karena pembelahan dilakukan pada sel-sel tubuh yang
terdapat pada jaringan meristematik seperti pada ujung akar bawang
tersebut. Preparat ujung akar bawang diberi HCl untuk melunakkan
dinding sel sehingga mudah untuk dipejet (squash). Untuk pewarnaan
digunakan pewarna asetocarmin agar terlihat perbedaan antara benang-
benang kromatin/penyerap warna dan sitoplasma sel (Campbell, 2010).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang
mempunyai kariotipe kromosom yang identik dengan kariotipe kromosomal
sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom
longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses pembelahan ini terjadi melalui
beberapa fase yaitu Profase yang ditandai dengan pemendekan benang-
benang kromatin menjadi kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan
masing-masing bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing-masing.
Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus) dan anak inti
(nukleolus) (Suryo, 2017).

1
Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut,
dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk
membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya
kromatid anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti
arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai
dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti
mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase
sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan replikasi kromatin (Shelby).
Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel dimana kromosom
anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah
dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak (Suryo, 2017).
Menurut Starr Cecie, dkk (2012) Mitosis adalah mekanisme
pembelahan nukleous yang terjadi di sel somatic dari eukariota multisel.
Mitosis dan pembelahan sitolasma ialah dasar peningkatan ukuran tubuh
selama masa perkembangan dan pergantian dari sel yang rusak atau mati.
Banyak spesies tumbuhan, hewan, fungi, dan Protista bersel satu juga
membuat salinan dirinya atau bereproduksi asepsual secara mitosis.
Tabel perbandingan mekanisme pembelahan sel

Mekanisme Fungsi
Mitosis, pembelahan Dalam eukariota multisel, dasar dari:
sitoplasma 1. Peningkatan ukuran tubuh selama
masa pertumbuhan.
2. Pengantian sel yang mati atau
rusak.
3. Perbaikan jaringan yang rusak.
Dalam spesies bersel tunggal dan multisel,
juga merupakan dasar reproduksi asepsual.
Meiosis, pembelahan Dalam eukariota bersel tunggal dan
sitoplasma multisel, dasar reproduksi seksual, bagian
reproduksi pembentukan sel gamet dan
spora seksual.
Pembelahan prokariota Pada bakteri dan archaea, dasar reproduksi

2
aseksual.

Sel anak yang identik terbetuk, dengan jumlah dan jenis kromosom
yang sama dengan induknya. Jumlah kromosom adalah jumlah semua
kromosom dalam jenis sel tertentu. Dengan mitosis yang diikuti dengan
pembelahan sitoplasma, sel induk diploid menghasilkan dua sel anak
diploid. Tidak hanya berarti bahwa tiap sel baru memiiki 46 atau 48 atau
14 kromosom. Jika hanya jumlah total yang menjadi masalah, maka satu
sel mungkin mendapatkan, misalnya, dua pasang kromosom 22 dan 9
kromosom yang tidak berpasangan. Tidak ada sel yang dapat berfungsi
seperti sel induknya tanpa memiliki dua setiap kromosom (Campbell,
2010).

Pada propase, satu dari dua sentrosom (bersama dengan pasangan


sentriol) bergerak ke kutup berseberangan dari nucleus. Mikrotubulus
yang akan membentuk spindel biforal mulai terbentuk dari kedua
sentrosom. (sel tumbuhan tidak memeiliki sentrosom tetapi memilki
stuktur lain yang membantu pertumbuhan spindel). Protein motorik yang
bergerak sepanjang mikrotubulus membentuk pertumbuhan spindel pada
arah yang tepat ( Campbell, 2010 ).

Ketika propase berakhir membrane nucleus terurai dan spindel


mikrotubulus masuk ke daerah nukelus. Beberapa mikrotubulus dari tiap
kutup spindel berhenti berkembang setelah menumpuk dibagian tengah
sel. Spindel lainya terus berkembang hingga mencapai kromosom dan
mengikatnya. Satu kromatid dari tiap kromosom diikat oleh mikrotubulus
yang menyebar dari satu kutup spindel dan pasangan kromatid diikat oleh
mikrotubulus yang menyebar dari satu kutup spindel lainya. Mikrotubulus
yang saling berseberangan ini mulai tarik menarik dengan menambah dan
mengurangi subunit tubulin. Ketika mikrotubulus berkembang dan
mengerut, mikrotubulus ini mendorong dan menarik kromosom. Segera
semua mikrotubulus mengumpulkan kromosom dibagian tengah antara

3
kutup spindel. Perkumpulan ini menandai metapase (dari bahasa yunani,
meta berarti di antara) (Campbell, 2010).

Anafase ialah interval ketika pasangan kromatid dari tiap


kromosom memisah dan bergerak menuju kutub spindel berseberangan.
Tiga aktivitas sel menyebabkan hal ini. Pertama, spindel mikrotubulus
yang mengikat tiap kromatid, memendek. Kedua, protein motorik
membawa kromatid sepanjang mikrotubulus yang mengerut menuju tiap
kutub spindel. Ketiga, mikrotubulus yang saling menumpuk di bagian
tengah antara kutub spindel memulai pergeseran diantaranya protein
motorik memicu perpindahan ini, yang menarik kutub spindel saling
menjauhi. Anafase berakhir ketika tiap kromosom dan duplikatnya
berhadapan dengan kutub spindel bersebrangan (Anna dkk, 2009).

Telofase dimulai ketika dua kelompok kromosom mencapai kutub


spindel. Tiap kelompok terdiri atas kromosom plengkap induk-2 untuk tiap
kromosom, jika sel induk bersifat diploid. Kromosom mencapai kutub
spindel dan mengalami pemadatan kembali. Membran nukleus baru mulai
terbentuk disekitar tiap set kromosom. Membrane plasma terbentuk
diantaranya. Mitosis berakhir (Anna dkk, 2009).

Ilustrasi proses pembelahan mitosis

Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju


ke permulaan lainnya, sedangkan reproduksi sel adalah proses perputaran
dari pertumbuhan mitosis dan pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti

4
oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Salah satu
sifat yang membedakan tipe sel dalam suatu organisme adalah
kapasitasnya untuk tumbuh dan membelah. Jaringan tertentu pada tubuh
adalah subjek peruskana berkesinambungan dan baru diganti sehingga sel
tumbuh dan memperbanyak diri. DNA merupakan material genetik yang
terkandung di dalam setiap sel. Transfer material genetik pada eukariotik
dapat dilakukan pada proses pembelahan mitosis dan meiosis. Keduanya
merupakan proses pembagian inti yang melibatkan sistem yang akurat
untuk membagi kromosom-kromosom dari sel induk ke sel-sel
keturunannya ( Zainal, 2014).

Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah


kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel somatik atau sel penyusun tubuh. Sel-sel tersebut
juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan
pembelahannya. Ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara
cepat, ada yang lambat, ada juga yang tidak dapat melakukan sama sekali
pembelahan tersebut. Setelah melewati masa pertumbuhan tertentu,
misalnya sel-sel germanitukum kulit mampu melakukan pembelahan yang
sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan
tetapi, sel-sel yang ada pada organ hanya melakukan pembelahan dalam
waktu tahunan, atau sel-sel syaraf pada jaringan syaraf yang sama sekali
tidak mampu melakukan pembelahan pada usia tertentu. Sementara itu,
beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga dalam waktu beberapa jam dapat dihasilkan ribuan
bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal
mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalnya
amoeba, paramecium, didinium, dan euglena (Suryo, 2017).
Pembelahan mitosis dibedakan atas 2 fase, yaitu kariokinesis dan
sitokinesis. Kariokinesis adalah proses pembaian materi inti yang terdiri
dari beberapa fase, yaitu profase, metafase, dan telofase. Sedangkan

5
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan ( Kimball, 2000 ).
A. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda-beda
pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses
pembagian materi inti berlangsung adalah berubah-ubah pada struktur
kromosom, membrane inti, mikrotubulus, dan sentriol ( Kimball,
2000).
B. Sitokinesis
Setelah sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi
menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktin yang terbentuk
oleh aktin dan mitosis pada bagian tengah sel. Cincin kontraktin ini
menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel beserta organel-organel-organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan pemisah tengah-tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase
(Kimball, 2000 ).

6
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Botol flakon
c. Oven
d. Silet atau cutter berkarat
e. Kuas
f. Gelas benda dan gelas penutup
g. Bunsen
h. Pipet tetes
i. Gelas beaker
j. Tissue

2. Bahan
a. Ujung akar bawang merah (Allium cepa, L.)
b. HCl 1 N
c. Alkohol 70%
d. Acetocarmin
e. Larutan FAA

7
E. Prosedur Kerja
1. Preparat Tumbuhan

Preparat Allium cepa

Menyiapkan media tumbuh Allium cepa, yaitu


lidi dan gelas plastik berisi air.

Menumbuhkan Allium cepa dengan cara


meletakkan Allium cepa dipermukaan air dengan
bantuan lidi

Menunggu sampai akar Allium cepa tumbuh


banyak dan panjang (± 1 minggu).

Setelah 1 minggu, Tepat jam 24.00 WIB


memotong semua ujung akar Allium cepa dengan
panjang 2 mm.

Memasukkan semua potongan ujung akar Allium


cepa kedalam botol flakon yang sudah berisi
larutan FAA.

8
Ujung akar Allium cepa

Umbi bawang diletakkan pada cawan petri yang


berisi air hingga akarnya tumbuh.

Memotong ujung akar yang telah tumbuh dengan


silet, mengambil bagian yang berwarna putih.

Meletakkan ke dalam gelas arloji dan


menambahkan alcohol 70% dan dibiarkan
terendam selama 2 menit.

Setelah 2 menit, alcohol 70% dihisap dengan


tissue.

Merendam akar ke dalam larutan HCl 1 N selama


5 menit.

Mengambil potongan akar bawang dari gelas


arloji, memotong bagian ujung (tudung akar) dan
meletakkannya pada kaca benda.

Menetesi dengan larutan acetocarmin, lalu


dicacah dengan silet berkarat kemudian
menutupnya dengan kaca penutup.

Preparat dilewatkan di atas lampu spritus,


selanjutnya menggilasnya dengan jempol.

Mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis di


bawah mikroskop.

Profase Metafase Anafase Telofase

9
F. Hasil Pengamatan
1. Tahap Profase

Foto Gambar

keterangan:
1. Membran inti
2. Nukleus
3. Sitoplasma
Perbesaran 10×10

10
2. Tahap Metafase

Hasil tidak ditemukan

Pada pengamatan tahap metafase tidak didapatkan kerana pencacahan


preparat tidak sempurna dan pemberian larutan Acetocarmin yang
terlalu sedikit, sehingga mempengaruhi pada saat pengamatan.

3. Tahap Anafase

Foto Gambar

Keterangan :
1. Membran plasma
2. Sitoplasma
3. Nukleus
Perbesaran : 10 x 10

4. Tahap Telofase

11
Hasil Tidak ditemukan

Pada pengamatan tahap metafase tidak didapatkan kerana pencacahan


preparat tidak sempurna dan pemberian larutan Acetocarmin yang
terlalu sedikit, sehingga mempengaruhi pada saat pengamatan.

12
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengamati fase-fase mitosis. Mitosis
adalah mekanisme pembelahan nukleous yang terjadi di sel somatic dari
eukariota multisel. Mitosis dan pembelahan sitolasma ialah dasar
peningkatan ukuran tubuh selama masa perkembangan dan pergantian dari
sel yang rusak atau mati. Banyak spesies tumbuhan, hewan, fungi, dan
Protista bersel satu juga membuat salinan dirinya atau bereproduksi
asepsual secara mitosis. Dari hasil pengamatan pada pembelahan mitosis
di dapatkan tiga fase, fase pertama yang ditemukan yaitu profase (Zainal,
2014).
Untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis diatas
dilakukan pemotongan ujung akar Allium cepa tepat pukul 24.00 WITA.
hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang
mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 24.00 WITA sehingga tahap-tahap mitosis dapat diamati.
Pemotongan bagian ujung akar pada jam 12 malam yang kemudian
dilanjutkan dengan perendaman potongan ke dalam larutan FAA.
Perendaman dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena
tidak memungkinkan bagi praktikan untuk langsung mengamati tahap-
tahap mitosis pada tudung akar bawang merah pada saat itu juga. Larutan
FAA merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak
membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati.
Pada pengamatan pertama, didapatkan benang mulai memendek,
membran inti dan nukleus menghilang, dan sentriol membelah. Sehingga
pada sel ini dapat disimpulkan mengalami pembelahan mitosis pada tahap
awal yaitu profase. Hal in sesuai dengan teori, pada fase profase dimana
sel siap untuk membelah, inti sel tampak keruh, lambat laun nampak
benang-benang kromatin makin menjadi pendek. Sehingga menjadi tebal,
tiap kromosom tersebut lalu membelah memanjang dan anakan kromosom
ini dinamakan kromatid, dinding inti mulai menghilang (Suryo, 2017).

13
Pada pengamatan kedua, metafase tidak ditemukan hal ini
disebabkan oleh sel atau jaringan yang sudah mengalami berbagai
perlakuan, akan cepat sekali mengalami kerusakan sehingga harus segera
diamati adakah proses mitosis pada preparat ujung akar tersebut.
Pengamatan yang tidak teramati adalah anafase, hal ini disebabkan
pewarnaan yang tidak jelas serta pencacahan tidak sempurna. Pada tahap
ini sebuah sel yang kromosomnya sudah memisah dan menuju ke kedua
kutub yang berlawanan ( Kimball, 2000).
Selanjutnya pengamatan ketiga, didapatkan kedua bagian kromatid
akan memisahkan dirinya dari pasangannya dan akan melakukan
pergerakan menuju kebagian ujung atau bagian kutub sel-sel yang
mempunyai arah saling berlawanan. Mulai pada waktu tersebut, pada
bagian kromatid akan berlaku sebagai kromosom yang baru ( Kimball,
2000).
Pada pengamatan keempat, tidak ditemukan tahap-tahap
pembelahan mitosis pada preparat yang kami buat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor tertentu.
Faktor pertama, kurangnya ketelitian praktikan dalam pembuatan
preparat atau terjadi kesalahan saat pembuatan preparat. Kurangnya
ketelitian dapat terjadi pada saat pendinginan. Mungkin saja, pada saat
melakukan pendinginan, tutp botol flakon kurang rapat sehingga
menyebabkan air masuk kedalam larutan fiksatif asam asetat. Lantas
fiksatif asam asetat digunakan untuk mematikan sel-sel yang terdapat
didalam akar bawang merah. Sehingga, jika air masuk karena kurang
rapatnya penutup botol flakon, maka hal tersebut akan memiu kegagalan
dalam pembuatan preparat untuk pengamatan kromosom.
Faktor kedua yaitu, cacahan akar krang halus, sehingga proses
penyerapan larutan aceto-orcein oleh akar kurang sempurna dan tahap-
tahap pembelahan mitosis menjadi sulit diamati.
Faktor ketiga adalah waktu pemotongan akar. Pada ujung akar
Allium cepa banyak sel yang mengalami aktifitas dengan rentangan 5

14
menit sebelum dan sesudah pukul 24.00. berdasarkan keterangan tersebut
maka proses pemotongan akar Allium cepa seharusanya dilakukan pada
pukul 00.00. Dengan dipotongnya akar bawang pada jam-jam tersebut
hingga diharapkan akan pemotongan akar yang mengandung banyak sel-
sel yang melakukan aktivitas mitosis. Namun kami tidak mungkin
melakukan pengamatan pada tengah malam. Karena waktu sangat
berpengaruh pada proses pembelahan mitosis, itulah penyebabnya
mengapa kita sulit untuk mendapatkan tahapan mitosis pada preparat yang
kita amati.

H. Kesimpulan

15
Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik
beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada eukariot.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam
pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama
persis.
2. Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah
kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya yang
terjadi pada sel somatik ( sel penyusun tubuh ).
3. Pembelahan mitosis dibagi menjadi empat fase yakni profase,
metafase, anafase dan telofase.
4. Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya
meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar dan
batang.

DAFTAR PUSTAKA

16
Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.

Campbell, Nell A. 2010. Biology. Jilid 8 Edisi 1. Jakarta: Erlangga.

Kimball, John W. 2000. Biologi Jilid 1. Jakarta :PenerbitErlangga.

Poedjiadi, Anna. dkk. 2005. Dasar – Dasar Biologi. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Starr, Cecie. dkk. 2012.Biology Today and Tomorrow.United States of


America:Brooks/Cole.

Zainal, Ahmad. dkk. 2014. Mitosis Bawang untuk Pembuatan Media


Pembelajaran: Jurnal Ilmiah Vol.(3) No.3 ISSN: 2302-9528.

17
TUGAS

1. Sebutkan fungsi-fungsi pembelahan sel !


2. Apa saja fungsi masing-masing larutan yang digunakan dalam metode
pembuatan preparat ?
3. Apa saja fungsi masing-masing perlakuan dalam pembuatan preparat ?
4. Fase mitosis apa saja yang terlihat di preparat anda ? Jelaskan apa yang
terjadi dalam tiap fase tersebut !
5. Apa fungsi silet berkarat dalam praktikum ini ?

JAWABAN

1. Menurut Zainal (2014), Fungsi-fungsi pembelahan sel :


a. Untuk memperbanyak jumlah sel untuk pertumbuhan
b. Sebagai proses regenerasi sel-sel yang telah mati/rusak
c. Pada makhluk bersel satu (uniseluler) seperti bakteri dan protozoa,
proses pembelahan sel merupakan salah atu cara untuk berkembang
biak.
2. Fungsi masing-masing larutan yang digunakan dalam metode pembuatan
preparat
a. Asam asetat 45%
Penggunaan asam asetat sebagai larutan fiksasi bertujuan agar
mempermudah penetrasi serta menghasilkan ion-ion yang
mempermudah pengikatan dengan reagen yng lain. Disamping itu juga
asam asetat mampu menonaktifkan enzim-enzim dalam sel.
b. Alkohol
Larutan alkohol berfungsi untuk mensterilkan dan membersihkan sisa-
sisa larutan FAA dari akar bawang merah

18
c. HC1 1N
Larutan HC1 berfungi untuk menghidrolisis dinding sel gar menjadi
lunak dan mudah dipejet pada saat pembuatan preparat pejetan
(squash). Penggunaan larutan HC1 juga bertujuan untuk
menghilangkan RNA dari sel.
d. Eosin
Eosin adalah larutan yang digunakan untuk proses pewarnaan. Proses
pewarnaan ini bertujuan untuk mewarnai kromosom agar nampak jelas
ketika dilakukan pengamatan hasil-hasil mitosis. Pewarnaan tersebut
sangat baik digunakan pada tanaman dengan jumlah kromosom yang
sedikit. Kromosom akan terwarnai dengan jelas dan sitoplasma dengan
jelas.
3. Fungsi masing-masing perlakuan dalam pembuatan preparat
a. Meletakkan umbi bawang merah pada cawan petri yang berisi air
berfungsi untuk menumbuhkan akar umbi bawang merah yang akan
digunakan untuk pembuatan preparat metode squash
b. Memotong ujung akar yang telah tumbuh dengan silet atau cutter
berfungsi untuk mengabil bagian akar yang akan digunakan untuk
pembuatan preparat. Kemudian memasukkan akar kedalam gelas kimia
yang telah diisi larutan fiksatif asam asetat bertujuan untuk
mempermudah penetrasi serta menghasilkan ion-ion yang
mempermudah pengikatan dengan reagen yang lain. Disamping itu
asam asetat mampu menonaktifkan enzim-enzim dalam sel.
c. Setelah selesai di fiksasi, memasukkan kedalam gelas kimia yang
berisi alcohol.
d. Melakukan maserasi dengan memasukkn akar kedalam botol flakon
berisi HC1 1N berfungsi untuk menghidrolisis dinding sel agar
menjadi lunak an mudah dipejat pada saat pembuatan preparat pejetan
(squash). Penggunaan larutan HC1 bertujuan untuk menghilangkan
RNA dari sel.

19
e. Mengangkat dengan kuas dan meletakkannya diatas tisu, bertujuan
untuk menghilangkan sisa HCL yang masih menempel pada akar
bawang merah.
f. Mengambil akar dan meletakkan di kaca preparat, kemudian mencacah
menggunakan silet yang berkarat. Setelah itu, akar tersebut halus
kemudian ditetesi dengan eosin, setelah itu ditutup menggunakan kaca
objek, lalu ditekan kemudian sisa larutan diserap menggunakan tisu,
setelah itu di amati menggunakan mikroskop.
4. Fase mitosis yang didapatkan yaitu fase Profase.
Fase profase dimana sel siap untuk membelah, inti sel tampak
keruh, lambat laun nampak benang-benang kromatin makin menjadi
pendek. Sehingga menjadi tebal, tiap kromosom tersebut lalu membelah
memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid, dinding inti
mulai menghilang (Suryo, 2017).
5. Fungsi silet berkarat pada praktikum kali ini untuk mencacah akar agar
akar tersebut menjadi halus. Selain itu cutter berkarat juga berfungsi
sebagai katalisator yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi.

20

Anda mungkin juga menyukai