Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

Kemampuan organisme untuk bereproduksi menghasilkan keturunan merupakan salah satu ciri yang
paling baik untuk membedakan makhluk hidup dengan tak hidup. Untuk menghasilkan keturunan ini,
semua fungsi biologis memiliki dasar selular. Rudolf Virchow seorang dokter Jerman, pada tahun 1855
menyatakan bahwa ’Omnis cellula e cellula’ yang artinya ‘Setiap sel berasal dari sel’. Keberlanjutan
kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel.. Pembelahan sel merupakan bagian
integral dari siklus sel. Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke permulaan
yang lainnya. Salah satu fase dari siklus sel adalah mitosis (Campbell, 2008).

Mitosis merupakan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama
melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat
meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung
batang) (Muhlisyah, 2014). Fase mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase dan telofase.

Profase merupakan fase dimana serat-serat kromatin memendek dan menebal, serta terbentuk
kromosom. Gelendong mitotik mulai terbentuk, dimana setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai
kromatid identik yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi
kromatid saudara). Profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan mulai tampaknya
pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.

Metaphase merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20 menit.
Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Pada fase ini terbentuk gelendong
pembelahan yang dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

Anafase merupakan tahap pembelahan yang paling singkat terjadi, biasanya hanya beberapa menit
Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub dari sel yang
berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat yang sama dengan sel induknya, sejak
saat itu kromatid-kromatid tersebut menjadi kromosom baru. Pada fase ini kromosom yang mengumpul
di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga terlihat ada dua kumpulan
kromosom

Telofase merupakan tahap terakhir saat nukleus-nukleus anakan terbentuk dan sitokinesis telah dimulai.
Dengan ciri dimana di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti
lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua bagian, proses
tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan sitokinesis ditandai dengan terbentuknya
dinding pemisah di tengah- tengah sel (Campbell, 2008).

Dalam studi eksperimental, fase mitosis dapat diamati menggunakan akar bawang merah (Allium cepa
L.). Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) merupakan sayuran umbi yang serbaguna yang dapat
digunakan sebagai penyedap aneka masakan atau sebagai obat tradisional. Tanaman ini sering
digunakan pada pengamatan mitosis karena memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah didapat, dan
harganya terjangkau. Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang merah akan
memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit dan berukuran besar
(Abdullah, 2017). Setyawan dan Sutikno (2000) menyatakan bahwa tanaman bawang memiliki ukuran
kromosom yang cukup besar sehingga sangat cocok digunakan untuk studi eksperimental mitosis.
Menurut Mader (2011), mitosis pada sel tumbuhan khusus terjadi pada jaringan meristematik yang
terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Penggunaan preparat mitosis meristem ujung akar Allium
menyajikan secara konkret bentuk sel tumbuhan, bentuk kromosom dan keadaan kromosom interfase
maupun keadaan selama pembelahan mitosis sel akar Allium (Budiono & Isnawati, 2014).

Menurut Tjitrosoepomo (2010), bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa L.

Setiap tumbuhan memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum pembelahan mitosis (Johansen,
1940). Umumnya tumbuhan melakukan pembelahan sel pada pagi hari. Mitosis dapat terjadi setiap hari
mengingat banyaknya sel yang rusak atau terlepas dari tubuh. Namun demikian, waktu pembelahan sel
setiap tanaman berbeda-beda dan tidak konstan sepanjang hari. Waktu pemotongan ini terkait dengan
durasi dan indeks mitosis. Abidin, et al. (2014) melakukan studi pendahuluan penentuan waktu optimum
pembelahan mitosis Allium sativum, A. cepa, dan A. fistulosum. Pemotongan akar dilakukan setiap 1 jam
berturut-turut selama 24 jam dan dibuat preparat semi permanen, diperoleh waktu pembelahan
optimum mitosis ujung akar A. sativum, A. cepa, dan A. fistulosum yaitu jam 09.00 WIB, jam 12.00 WIB
dan 06.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai