Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelahan Sel


Kemampuan organisme untuk bereproduksi menghasilkan jenisnya sendiri adalah salah
satu ciri paling baik untuk membedakan mahluk hidup dengan materi tak hidup. Kapasitas
untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi biologis, memiliki dasar selular.
Rudolf Virchow, seorang dokter jerman, pada tahun1985 menyatakan bahwa “Dimana ada
sel, pasti sebelumnya pernah ada sel, seperti hewan yang muncul hanya dari hewan dan
tumbuhan yang muncul hanya dari tumbuhan”. Ia merangkum konsep ini dengan aksioma
latin “Omnis Cellula E Cellula”.yang berarti setiap sel berasal dari sel (Starr, 2012).
Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme.
Ketika organisme uniseluler misalnya amoeba, membelah dan membentuk keturunan yang
merupakan duplikatnya, pembelahan sel memproduksi individu organisme tersebut. Proses
pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel yang
dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk membelah hingga pembelahannya
menjadi dua sel. Meneruskan materi ginetik yang identik ke sel, merupaka fungsi kursial
pembelahan sel (Starr, 2012).
DNA yang dimiliki oleh sel, informasi genetiknya disebut genom. Walaupun genom
prokariot sering berupa satu molekul DNA tunggal yang panjang, genom prokariot biasanya
terdiri atas sejumlah molekul DNA. Replikasi dan distribusi sedemikian banyak DNA bisa
dikelola karena molekul DNA dikemas menjadi kromosom, dinamai demikian karena zat
pewarna tertentu yang digunakan dalam mikroskop. Jumlah kromosom dalam sel stomatik
sangat bervariasi pada spesies-spesies yang berbeda: 18 pada tanaman kubis, 56 pada gajah,
90 pada landak, 148 pada salah satu jenis alga (Starr, 2012).
Kromosom eukariot terbuat dari kromatin, kompelas DNA dan molekul-molekul
protein terkait. Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA linier yang sangat panjang
dan membawa beberapa ratus sampai ribu gen, yaitu unit-unit yang memspesifikasi sifat-sifat
warisan suatu organisme. Ketika sel sedang tidak membelah, dan bahkan ketika sel sedang
menduplikasi DNA-nya dalam persiapan untuk pembelahan sel, setiap kromosom berada
dalam bentuk serat kromatin yang panjang dan tipis. Akan tetapi setelah dulpkasi DNA,
kromosom berkondensasi. Setiap kromosom terduplukasi memiliki dua kromatid saudara.
Kedua kromatid masing-masing mengandung molekul DNA identik yang awalnya saling
melekat menurut panjangnya berkat kompleks protein adhesive yang disebut kohesin (Starr,
2012).
2.2 Pembelahan (Mitosis)
Pembelahan sel dibedakan menjadi dua yaitu mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis
adalah proses pembelahan inti menjadi menjadi dua inti sel baru melalui tahap-tahap tertentu
dan menghasilkan sel anak dengan jumlah dan jenis kromosom yang sama dengan sel
induknya dari satu sel lalu menjadi dua sel yang identik, masing-masing dari sel anak
mewarisi kromosom yang sama banyak dengan kromosom induknya. Jika sel induk memiliki
2n kromosom maka setiap sel anak juga memiliki 2n kromosom. Pembelahan mitosis terjadi
melalui beberapa tahapan. Mula-mula bagian inti membelah yang diikuti dengan
membelahnya sitoplasma (Masruroh, 2016).
Mitosis hanyalah salah satu bagian dari siklus sel. Faktanya, fase mitotik yang
mencakup mitosis sekaligus sitokinesis, biasanya merupakan bagian terpendek siklus sel.
Pembelahan mitotic sel sirih berganti dengan tahap yang jauh lebih panjang yang disebut
interfase, yang biasanya mencakup 90% siklus sel. Pada saat interfase bertumbuh dan
membuat salinan kromosom-kromosomnya sebagai persiapan untuk pembelahan sel. Mitosis
adalah mekanisme pembelahan nukleus yang menjadi dasar peningkatan ukuran tubuh,
pergantian sel, dan perbaikan jaringan dalam eukariota multisel. Mitosis juga menjadi dasar
reproduksi aseksual pada sel tunggal dan beberapa eukariota multisel (Elrod, 2006).
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel kedua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik,
yang memiliki distribusi anakan dan organel sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis
merupakan fase mitosis pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang
memiliki genetik yang sama dengan sel awal (Masruroh, 2016).
Secara konvensional, mitosis dibagi menjadi 7 tahap: Interfase, profase, prometafase,
metaphase, anaphase, telofase, dan juga sitokinesis. Sitokinensis merupakan proses dimana
sel membelah sitoplasma untuk menghasilkan dua sel anak. Sitokoinesis merupakan proses
yang bertumpang tindih dengan tahap akhir mitosis, menyelesaikan fase mitosis. Setelah
proses sitokinesis maka akan terbentuk awal generasi selular baru (starr, 2012).
Gambar 2.1 Pembelahan Mitosis

Proses terjadinya pembelahan mitosis yaitu sebagai berikut:


1. Interfase, pada fase interfase selaput pada nukleus (nuclear envelope) membatasi nukleus.
Pada Nukleus mengandung satu atau lebih nukleous (nukleoil). Pada fase interfase sudah
terbentuk dua sentrosom melalui raplikasi tunggal. Untuk sel hewan pada fase interfase,
setiap sentrosom memiliki dua sentrol. Namun kromosom yang diduplikasi pada fase
interfase ini tidak bisa dilihat secara langsung serta individual karena belum
terkondensasi.
2. Profase, pada fase profase telah terdapat serat-serat kromatin dan serat-serat kromatin
tersebut terkumpul dan menjadi lebih rapat, serat-serat kromatin telah terkondensasi
menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Pada fase
profase nukleolus telah lenyap atau pada fase profase ini sudah tidak ditemukan adanya
nukloelus. Setiap kromosom yang terduplikasi tampak seperti dua kromatid saudara yang
identik yang telah tersambung pada sentromernya dan pada sepanjang lengannya. Selain
itu, pada fase profase mulai terbentuk gelondong mitotik. Pada gelondong ini terdiri atas
sentrosom dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Mikrotubulus sendiri tersusun
menjadi lebih pendek dan menjulur dari sentrosom. Hal itu disebut dengan aster. Pada
fase profase sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, peristiwa tersebut
tampaknya dipengaruhi oleh adanya dorogan dari mikrotubulus yang memanjang
diantaranya.
3. Prometafase, pada fase prometafase telah terjadi fragmentasi pada selaput nukleus. Hal
tersebut menyebabkan mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini
dapat memasuki wilayah nukleus. Pada fase prometafase ini kromosom menjadi semakin
pendek dan semakin terkondensasi. Selain itu, masing-masing dari kedua kromatid pada
setiap kromosom kini telah menjadi kinektor, dan struktur protein terspesialisasi yang
terletak pada sentromer. Beberapa mikrotubulus yang terdapat pada fase prometafase
telah melekat pada kinektor sehingga menjadi mikrotubulus kinektor, mikrotubulus ini
menyebabkan kromosom bergerak maju-mundur karena adanya tarikan dari mikrotubulus
itu sendiri.
4. Metafase pada fase metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama terjadi, seringkali
pada fase metaphase ini tahap mitosis berlangsung selama 20 menit. Pada fase metafase
terdapat sentromer dan sentromer yang berada pada metaphase terletak pada kutub-kutub
sel yang bersebrangan, sentromer terletak berjauhan ataupun saling menjauh. Kromosom
yang terdapat pada fase metafase bergerak dan berjejer pada lempeng metafase atau juga
sering disebut dengan plat metafase. Untuk setiap kromosom pada fase metafase, kinektor
kromatid saudara melekat pada mikrotubulus kinektor yang berasal dari kutub yang
bersebrangan
5. Anafase pada fase Anafase merupakan tahapan pada mitosis yang paling pendek, fase
anafase seringkali hanya berlangsung beberapa menit pada pembelahannya. Kerja anafase
telah dimulai ketika protein kohesin tebelah. Terbelahnya protein kohesin ini
memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba.
Hal itu mneyebabkan setiap ktomatidpun menjadi satu kromosom utuh. Pada fase anafase
terdapat kedua kromosom anakan yang telah terbebas dan kedua kromosom anakana
tersebut mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan, peristiwa itu terjadi
saat mikrotubulus kinektor memendek. Mikrotubulus ini memendek karena mikrotubulus
ini melekat pada wilayah sentromernya, hal ini menyebabkan kromosom bergerak ke
sentromernya terlebih dahulu. Namun pada saat mikrotubulus non kinektor memanjang
maka sel juga ikut memanjang. Danpada saat akhir proses anafase kedua ujung sel
memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.
6. Telofase, pada fase telofase proses mitosis terbentuk dua anakkan nukleus dalam dua sel
dan munculnya selaput nukleus dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan
bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Pada fase telofase mukleous telah muncul
kembali dan kromosom menjadi kurang terkondensasi.
7. Sitokinesis, pada proses mitosis biasanya digandengkan dengan fase telofase. Pada
sitokinesis telah terjadi pembelahan sitoplasma yang biasanya sudah berlangsung cukup
jauh pada akhir fase telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah proses
pada mitosis berakhir (Jackson, 2008).
Kedua produk mitosis yang disebut sel anakan, atau sel progeny, dan keduanya dapat
berukuran sama ataupun tidak, bergantung dimana bidang sitokinesisn membagi sel. Dengan
demikian, meskipun tidak ada jaminan kalau kedua sel anakan memperoleh pembagian
komponen-komponen sitoplasmik yang sebanding jumlahnya, keduanya mengandung jumlah
dan tipe kromosom yang persis sama, sehingga mempunyai konstitusi ginetik yang sama
(Elrod, 2006).
Tabel 2.1 Bagian-bagian dan fungsi pembelahan sel mitosis
No Bagian-Bagian
Fungsinya
. pembelahan mitosis
Organel sel yang memiliki fungsi aktiv pada saatv
1. Sentrosom
pembelahan sel
Perpanjangan dari sentrosom yang menyebar
2. Aster
secara radial
Kompleks, DNA, dan protein yang membentuk
3. Kromatin
kromosom dalam inti-inti sel eukariotik
Tempat untuk transkripsi rRNA. Rekursor molekul
4. Nukleous
dari DNA
Membran nucleus mengelilingi dan melindungi
5. Selubung Nukleus
DNA
Gelondong mitotic Mendistribusikan kromosom ke sel anak
7.
awal
Sebagai tempat melekatnya kromatid saudara dan
8. Sentromer
sebagai tempat pelekatan benang spindle
Molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan
9. Kromosom berbagai protein terkait yang merupakan informasi
genetic.
Struktur khusus dari kedua kromatid yang berasal
11. Konektor
dari satu kromosom.
12. Plat metaphase Tempat berkumpulnya kromosom
Kromosom yang telah menjadi 2 dan menuju
13. Kromosom anak
kutub
14. Pembentukan nukleous Membentuk nukleous untuk sel anak
Pembentukan selubung Membentuk selubung nucleus untuk sal anak
15.
nukleus
Jalur pembelahan sel secara mitosis atau bagian
16. Alur pembelahan yang akan membelah menjadi dua sel.
(Jackson,2008).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1 Pembelahan mitosis sel bawang bombay tanpa pemanasan


Keterangan:
1.
Klasifikasi tanaman bawang Bombay (Allium sp)
Kingdom : plantae
Sub kingdom : Trachebionata
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan mengamati proses mitosis dengan menggunakan media
akar bawang Bombay, hal ini dikarenakan sel bawang Bombay yang bersifat meristematis
yaitu sel yang aktif membelah. Dengan sifat sel yang meristematis ini, diharapkan praktikan
dapat melihat adanya proses pembelahan mitosis. Dalam praktikum ini tidak semua akar
dapat digunakan, akar yang bisa digunakan hanya ujung akar dengan panjang sekitar 3cm,
karena ujung akar memiliki sel-sel yang lebih aktif membelah dibandingkan dengan sel-sel
akar lainnya.
Sebelum mengamati sel akar bawang Bombay tersebut, ada beberapa perlakuan yang
dilakukan pada akar bawang Bombay. Pertama, akar bawang Bombay direndam dengan
larutan Asam Klorida 1 M selama 15 menit, hal ini bertujuan agar akar pada bawang Bombay
tersebut menjadi lunak, selain itu hal ini juga bertujuan untuk menghentikan aktivitas seluler
dan mengawetkan proses yang terjadi pada sel ujung akar tersebut dipotong. Dengan
demikian proses mitosis yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat terhenti dalam
keadaan terfiksatif sehingga pada saat pengamatan di bawah mikroskop akan dapat
menunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar.
Perendaman dengan Asam Klorida juga berfungsi untuk melunakkan dinding sel agar
dapat mempermudah saat pemotongan. Selain itu, pemberian larutan Asam Klorida juga
dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya. Sehingga tudung akar akan
terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang Bombay.
Perlakuan berikutnya yaitu pemberian aceto-orcein 2%. Aceto-orcein adalah pewarna
yang fungsinya untuk memberikan warna pada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk
diamati. Pada percobaan dengan pembakaran, maka bawang bombai yang sudah di rendam
dengan larutan HCL 1M dan juga sudah di tetesi aceto-orcein 2% akan di panaskan di atas
kaca objek hingga suhu yang ditentukan, namun dalam proses pembakarannya tidak boleh
terlalu lama, karena jika pembakaran dilakukan terlalu lama dan kaca objek menyerap panas
berlebih makan akan menyebabkan kaca objek pecah. Proses pembakaran ini bertujuan untuk
mempercepat penyerapan warna aceto-orcein. Pada percobaan yang tanpa pembakaran, dapat
langsung diteruskan ketahap yang berikutnya. Setelah itu, kaca objek ditutup dengan kaca
penutup, kemudian akar bawang disquash dengan cara menekan kaca penutup dengan ujung
pensil (bukan ujungnya yang runcing).
Dalam pengamatan ditemukan proses mitosis yaitu profase pada pengamatan akar
bawang Bombay tanpa pemanasan. Pada tahap itu, terlihat benang-benang kroamatin makin
menjadi pendek, sehingga menjadi tebal. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa pada fase profase benang-benang kromatin menjadi pendek , sehingga menjadi tebal,
dan terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memanjang dan
anakan kromosom dinamakan kromatid. Pada fase ini profase ini dinding inti mulai
menghilang. Terdapat pula sentriol, dan sentiol berbentuk seperti bintang. Selain itu, bagian
sitoplasma juga ikut membelah. Dalam pengamatan tersebut dapat dilihat adanya bulatan-
bulatan berwarna merah muda. Warna merah muda ini disebabkan pemberian aceto-orcein
pada perlakuan sebelumnya.
Dalam pengamatan kedua ditemukan proses mitosis yaitu telofase pada pengamatan akar
bawang Bombay dengan pembakaran. Pada tahap ini kromosom berubah menjadi kromatin
sedangkan membran inti dan nukleous terbentuk kembali. Pada tahap ini juga terjadi
sitokinesis, yaitu terbelahnya sitoplasma, sehingga kedua sel anakan muncul kembali, dan
proses mitosis berakhir.
Tahap-tahap pembelahan mitosis terdiri dari profase, metafese, anafase, telofase dan
interfase.
1. Profase
Profase merupakan fase pertama pembelahan. Pada fase ini kromosom mulai terjadi
pemendekan, menebal, dan masing-masing saling berpasangan (2n) yang berdiri dari dua
benang. Pada fase ini, membran ini masih tampak.
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi
berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan
membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan,
mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan,
kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada
interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang
spindel terlihat memanjang dari sentromer (Jackson,2008).
Ciri-ciri tahapan profase antara lain Benang-benang kromonema menjadi pendek dan
bertambah tebal membentuk kromosom homolog dengan duplikatnya sehingga menjadikan
kromosom menjadi 2. Nukleous dan membran inti menghilang. Sentriol membelah 2 dan
bergerak berlawanan kearah dua kutub yang berlawanan pula. Setiap sentriol menuju ke
benang spinder (benang gelendong) (Jackson,2008).
2. Metafase
Pada fase ini membran inti melebur. Kromosom berkumpul di bidang ekuator yang ada di
tengah sel. Kromosom memperbanyak diri maka setiap kromosom terdiri dari dua kromatid.
Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n kromosom.
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor
dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara
begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate)
(Jackson,2008).
Ciri-ciri tahapan metaphase antara lain Setiap kromosom homolog dengan duplikatnya
sejajar di bidang metafase/dataran metaphase(Jackson,2008).
3. Anafase
Pada fase anafase setiap kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang sama,
masing-masingbergerak menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan, jadi 2n kromosom
bergerak ke kutup yang satu, dan 2n kromosom bergerak kekutub yang lain. Masing-masing
kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk
sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-
masing(Jackson,2008).
Ciri-ciri tahapan anaphase anata lain Setiap kromosom homolog memisahkan diri
dublikatnya kearah dua kutup berlawanan dengan gerakan kontraksi dari daya tarik benang
spindle (Jackson,2008).
4. Telofase
Kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk membran inti yang
mengelilingi kelompok kromosom. Setiap kedua inti yang baru terbentuk itu, muncul
membran pemisah. Kemudian terbentuklah membran sel yang memisahkan kedua sel anak
tersebut. Maka lengkaplah sudah proses pembelahan mitosis, dari satu sel menjadi dua sel
anak. Setiap sel anak memiliki 2n kromosom.
Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna
histology(Jackson,2008).
Ciri-ciri tahapan telofase antara lain Kromosom homolog dan kromosom dublikatnya
saling menuju ke kutub selnya masing-masing. Mulai terlihat membran inti sel dan nukleolus.
Dibagian tengah sel mulai terbentuk dan adanya sekat pemisah. Terbentuknya dua sel anak
(Jackson,2008).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat
(membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase.
Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Jackson,2008).

Anda mungkin juga menyukai