NPM: 1102020081
Kelompok: A9
Interval waktu antara dua pembelahan sel yang berturutan dikenal dengan siklus sel. Siklus
ini mencakup replikasi dan duplikasi (menggandaan) materi genetik sel dan menghasilkan
dua sel anak yang identik.
Siklus sel dibagi menjadi dua fase utama: Interfase dan Mitosis
Interfase adalah suatu interval panjang yang mencakup berbagai fase sepanjang
pertambahan ukuran dan isi sel. Selain itu, DNA, sentriol, dan kromosom bereplikasi, dan
sel mempersiapkan diri untuk membelah.
Mitosis, yang memperlihatkan empat fase yang khas dan dapat dikenali secara histologis.
Mitosis hanyalah salah satu bagian dari siklus sel. Faktanya fase mitotik yang mencakup
mitosis sekaligus sitokinesis , biasanya merupakan bagian terpendek dari siklus sel.
Pembelahan mitotik sel silih berganti dengan tahap yang jauh dan lebih panjang, disebut
interfase, yang biasanya mencakup 90% siklus sel. Interfase bukan bagian dari pembelahan
mitosis, interfase merupakan fase didalam siklus sel yang akan mempersiapkan sel memasuki
tahapan mitosis.
Interfase dapat dibagi menjadi beberapa subfase:
Fase G1(first gap) : Sel bertumbuh (berlangsung sekitar 5-6 jam),
fase S (sintesis): Terus bertumbuh sambil menyalin kromosom-kromosomnya (berlangsung
10-12 jam,
fase G2 (second gap) : Bertumbuh lagi sambil menyelesaikan persiapan untuk pembelahan sel
(berlangsung 4-6 jam) dan
Fase M (membelah) menghabiskan kurang lebih 1 jam
Selama ketiga sub fase, sel bertumbuh dengan cara menghasilkan protein dan organel
sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma. Akan tetapi, kromosom
diduplikasi hanya pada fase S.
Mitosis adalah pembelahan nukelus dan sitokinesis yang akan menghasilkan dua sel anak
yang identik. Secara konvesional mitosis dibagi menjadi lima tahap: Profase, prometafase,
metafase, anafase, dan telofase. Sitokinesis yang bertumpang tindih dengan tahap akhir
mitosis menyelesaikan fase mitotik.
Meisosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin, yang diperlukan
dalam spermatogenesis atau oogenesis untuk membentuk spermatozoa dan ovum.
Pembelahan jenis ini menghasilkan spermatozoa dan ovum yang jumlah kromosomnya
berkurang dari diploid (46 kromosom) menjadi haploid (23 kromosom).
Proses meiosis melibatkan dua pembelahan sel yang berturutan setelah satu kali replikasi
DNA. Proses ini menghasilkan sel-sel haploid dari setiap sel yang masuk meiosis.
Rekombinasi gen-gen dan terbentuknya jumlah kromosom yang lengkap terjadi setelah
pembuahan ovum oleh sperma sehingga terjadi variasi pada keturunan.
Banyak langkah-langkah meiosis sangat menyerupai sangat menyerupai langkah-langkah
yang terkait dalam mitosis. Meiosis, seperti mitosis, didahului oleh replikasi kromosom.
Akan tetapi, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua kali pembelahan sel, disebut meiosis I dan
meiosis II. Kedua pembelahan ini menghasilkan empat sel anakan, masing-masing hanya
dengan separuh jumlah kromosom sel induk.
Tahap-tahap meiosis:
1. Profase I : Kromosom homolog tereplikasi (merah dan biru) berpasangan dan bertukar
segmen
Kromosom mulai berkondensasi dan homolog berpasangan di sepanjang lengannya,
berjejer gen demi gen.
Pindah silang (pertukaran segmen molekul DNA yang sesuai diantara kromatid
bersaudara) telah selesai saat homolog berada dalam sinapsis, tergabung erat oleh
protein di sepanjang lengan
Sinapsis berakhir di pertengahan profase, dan kromosom-kromosom setiap pasangan
sedikit bergerak memisah.
Setiap pasangan homolog memiliki satu atau lebih kiasmata, tempat terjadinya pindah
silang dan kedua homolog masih tersambung akibat kohesi diantara kromatid saudara.
Pergerakan sentrosom, pembentukan gelendong, dan kehancuran selaput nukleus
terjadi seperti pada mitosis.
Pada akhir profase I, mikrotubulus dari salah satu kutub melekat ke kedua kinetokor,
struktur protein di sentromer kedua homolog. Pasangan homolog kemudian bergerak
ke lempeng metafase.
2. Metafase I: Kromosom berjejer bersama pasangan homolog
Pasangan kromosom homolog kini tersusun pada lempeng metafase, dengan satu
kromosom pada setiap pasangan menghadap ke kutub yang berbeda.
Kedua kromatid dari satu homolog melekat ke mikrotubulus kinetokor dari salah satu
kutub. Kromatid homolog yang satu lagi me’ekat ke mikrotubulus dari kutub yang
berseberangan.
3. Anafase I: Setiap pasangan mromospm homolog berpisah
Penguraian protein-protein yang menyebabkan kohesi kromatid saudara di sepanjang
lengan-lengan kromatid memungkinkan homolog-homolog memisah
Kedua homolog bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan, dipandu oleh aparatus
gelendong.
Kohedi kromatid saudara masih bertahan di sentromer, menyebabkan kedua kromatid
bergerak sebagai satu kesatuan ke kutub yang sama.
4. Telofase I dan Sitokinesis: Dua sel haploid terbentuk; masing-masing kromosom tetap
terdiri dari dua kromatid saudara.
Pada awal telofase I, setiap paruhan sel memiliki satu set haploid lengkap terdiri atas
kromosom-kromosom tereplikasi. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid saudara.
Salah satu atau kedua kromatid mengandung bagian DNA kromatid nonsaudara.
Sitokinesis (pembelahan sitoplasma) biasanya terjadi secara bersamaan dengan
telofase I, membentuk dua sel anakan haploid.
Pada sel hewan, lekukan penyibakan terbentuk. Pada sel tumbuhan, lempeng sel
terbentuk.
Pada beberapa spesies, kromosom terurai lagi dan selaput nukleus terbentuk kembali.
Tidak ada replikasi yang terjadi antara meiosis I dan meisosi II
5. Profase II
Aparatus gelendong terbentuj
Para profase II akhir, kromosom masing-masing terdiri atas dua kromatid yang
tergabung di sentromer, bergerak ke arah lempeng metafase II.
6. Metafase II
Kromosom-kromosom berjejer di lempeng metafase seperti pada mitosis.
Karena pindah silang pada meiosis I, dua kromatid saudara dari masing-masing
kromosom tidak identik secara genetik.
Kinetokor kormatid saudara melekat ke mikrotubulus yang menjulur dari kutub-kutub
yang berseberangan.
7. Anafase II
Kromatid bisa terpisah karena penguraian protein-protein yang menggabungkan
kromatid-kromatid saudara di sentromer.
8. Telofase II dan Sitokinesis
Nukleus terbentuk, kromosom mulai terurai, dan sitokinesis terjadi.
Pembelahan meiosis satu sel induk menghasilkan empat sel anakan, masing-masing
dengan satu set haploid kromosom (tak tereplikasi)
Masing-masing dari keempat sel anakan berbeda secara genetik dari sel-sel anakan
lain dan juga sel induk.
Seperti yang sudah dijabarkan diatas, jenis-jenis dan tahapannya dalsm pembelahan sel
meliputi:
1. Pembelahan amitosis dengan pembelahan biner,
2. Pembelahan mitosis, tahapan: Interfase, profase, prametafase, metafase, anafase, telofase,
dan sitokinesis
3. Pembelahan miosis, tahapan dibagi menjadi dua, yaitu meiosis I dan Meiosis II. Meiosis I
terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, telofase dan Sitokinesis. Sedangkan Meiosis II
terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II dan sitokinesis.
Memahami dan mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kromosom
Gangguan fisik dan kimiawi, serta kesalahan saat meiosis, dapat merusak kromosom secara
besar-besaran atau mengubah jumlah kromosom dalam sel. Perubahan kromosom secara
berskala besar seringkali menyebabkan aborsi spontan(keguguran) janin, dan orang-orang
yang terlahir dengan tipe-tipe cacat genetik ini umumnya menunjukan berbagai ragam
gangguan perkembangan. Pada tumbuhan, cacat-cacat genetik semacam itu mungkin lebih
ditoleransi dari pada cacat genetim pada hewan.
a. Kelainan pada autosom
1) Sindrom down (Trisomi 21)
Salah satu kondisi aneuplodi (gamet cacat menyatu dengan gamet normal). Memiliki
total 47 kromosom.
Ciri-ciri:
Kariotipe 45A+XX / 45A+XY pada kromosom 21
Mempunyai wajah yabg khas, mongolism
Tubuh pendek
Keterbelakangan mental
Cacat jantung
Selain itu, penderita sindrom down rentan terkena leukimia dan penyakit Alzheimer.
Penyebab penyakit ini adalah karena adanya nondisjunction meiosis autosom nomor
21, sering terjadi selama perkembangan ovum.
2) Sindrom edward (Trisomi 18)
Sering terjadi pada autosom kromosom nomor 16,17, atau 18
Ciri-ciri:
Kariotipe : 45A+XX/XY
Tengkorak lonjong
Bahu lebar pendek
Telinga agak ke bawah dan tidak normal
3) Sindrom Patau (Trisomi 13)
Trisomik (kromosom terdapat sebagai salinan rangkap tiga dalam zigot sehingga sel
memiliki kromosom 2n + 1) pada kromosom autosom. Kelaianan kromosom pada
kromosom nomor 13,14,atau 15.
Ciri-ciri:
Kariotipe: 45A + XX/XY
Bibirnys sumbing
Gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan, dan kaki
4) Sindrom Cri-du-chat (Tangisan Kucing)
Disebabkan oleh permusnahan bagian terpendek dari kromosom nomor 5.
Ciri-ciri:
Kelainan fisik, retardasi mental, dan defek laring yang mengakibatkan suara
tangisan seperti kucing mengeong.
5) Sindrom jacobs
Sindrom jacobs terjadi karena nondisjunction yang mengakibatkan sel sperma
memiliki kelebihan kromosom Y. Penderita sindrom jacobs mengalsmi penambahan
satu kromosom Y pada kromosom kelaminnya sehingga mempunyai 44 autosom dan
tiga kromosom kelamin yaitu XYY. Mengalami kelainan pada kromosom 13 berupa
trisomik. Biasanya diderita oleh pria.
Ciri-ciri:
Kariotipe: 22AA + XYY
Perkembangannya normal, organ seksual dan ciri seksual sekundernya berjalan
normal dan pubertas terjadi tepat waktu.
Tidak mandul dengan gaieah seksual yang normal
Bertubuh normal dan berperawakan tinggi
Bersikap antisosial
Perilaku kasar dan agresif
Memperlihatkan watak kriminal dan suka melawan hukum
Tingkat kecerdasan rendah
b. Kelainan pada genosom
1) Sindrom Turner
Sindrom turner adalah kelainan yang terjadi pada perempuan dimana kehilangan salah
satu kromosom seks sehingga hanya memiliki satu kromosom X, monosomi X.
Ciri-ciri:
Kariotipe: 45+XO
Bertubuh pendek, kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada
tangan dan kaki, wajah menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil.
Disfungsi gonad(ovarium tidak bekerja) yang mengakibatkan amonere ( tidak
adanya siklus menstruasi) dan kemandulan.
Berkemungkinan besar memiliki keterbelakangan mental
2) Sindrom klinefelter
Sindrom ini diderita oleh pria. Trisomik oada genosom nomor 23 dan 24
Ciri-ciri
Kariotipe: 22AA+XXY (kelebihan kromosom seks X)
Testis mengecil dan steril. Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis
dan sel selitan (interstital sel) gagal berkembang secara normal. Sel selitan adalah
sel yang ada diantara sel gonad dan dapat menentukan hormon seks pria.
Payudara membesar
Tinggi tubuh berlebihan (lengan dan kaki memanjang)
Jika jumlah kromosom X lebih dari dua maka akan mengalami keterbelakangan
mental.
3) Sindrom supermale (Sindrom XXY)
Rata-rata lebih dari 1000 laki-laki memiliki kromosom Y tambahan. Rata-rata orang
yang memiliki sindrom ini lebih tinggi, memiliki banyak jerawat, memiliki kadar rata-
rata hFSH, hLH, dan testosteron yang lebih tinggi, dan diduga rata-rata memiliki IQ
yang lebih rendah dibanding XY
4) Sindrom superfemale (Sindrom triple-X)
Sindrom superfemale disebabkan oleh perwujudan tiga kromosom X(trisomi) dalam
gamet. Penderita memiliki fenotip perempuan. Sindrom superfemale diakibatkan
abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Kariptipe
penderita sindrom superfemale mempunyai 47 kromosom.
Ciri-ciri:
Berfenotip perempuan
Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang dan sedikit mendapat
gangguan mental
Peneliti Jacobs menyatakan adanya menstruasi yang sangat tidak teratur, ovarium
dalam keadaan menopause, pemeriksaan mikroskopis dari ovarium menunjukan
kelainan pada pembentuka folikel ovarium dan dari 63 sel yang diperiksa maka 51
sel memiliki 47 kromosom, sedangkan kromosom tambahannya adalah kromosom
X.
Memiliki dua buah sel kromatin
Lebih tinggi dari perempuan umumnya dan berat badan tidak sebanding dengan
tingginya.
Aberasi kromosom adalah mutasi tingkat kromosom. Mutasi ialah perubahan yang terjadi
(DNA/RNA) pada tingkat gen dan tingkat kromosom. Penyebab terjadinya aberasi kromosom
ada dua yaitu karena mutasi kromosom dan mutasi genom.
Mutasi kromosom sering disebut dengan aberasi kromosom adalah perubahan jumlah
kromosom dan struktur (susunan atau urutan) gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering
terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
Mutasi kromosom digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Mutasi kromosom akibat perubahan jumlah kromosom
Mutasi kromosom terjadi dengan melibatkan kehilangan atau penambahan perangkap
kromosom(genom) disebut euploid. Sedangkan yang hanya terjadi pada salah satu
kromosom dari genom disebut aneuploid.
b. Mutasi kromosom akibat perubahan struktur kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan pada bentuk kromosom.
Mutasi ini disebut dengan istilah aberasi(kerusakan) pada bentuk kromosom. Macam-
macam aberasi adalah
1) Delesi atau defisiensi: mutasi karena kekurangan segmen kromosom,
2) Duplikasi: mutasi karena kelebihan segmen kromosom,
3) Translokasi : Pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke kromosom lain yang
bukan kromosom homolognya
4) Inversi: Mutasi yang terjadi karena pada saat meiosis kromosom terpilin atau
terjadinya kiasma
5) Isokromosom: Terjadi pada waktu menduplikasi diri, pembelahan sentromernya
mengalami perubahan arah pembelahan
6) Katenasi: Mutasi yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog yang pada waktu
membelah menjadi empat kromosom saling bertemu ujung-ujungnya sehingga
membentum lingkaran.
Nondisjuction adalah proses yang ada pada mutasi kromosom akibat perubahan jumlah
kromosom. Nondisjuction terjadi akibat kromosom-kromosom ataubkromatid-kromatid
selama mitosis atau meiosis gagal memisahkan diri, sehingga sel anakan memiliki junlah
kromosom yang berbeda.
Analisis kromosom atau karyotiping merupakan alat dan bagian yang penting untuk
analisis awal genetika. Pada perkembangan teknologi yang baru ini menjadi metode
preparasi dari analisis yang lebih cepat dan akurat dengan bantuan software untuk
membuat pelaporan dari hasil analisis.
Macam-macam teknik pengambilan kromosom:
1. Diambil darah tepi (darah vena) sebanyak 5ml
2. Dipisahkan leukosit dari eritrositnya, leukosit ditambahkan kedalam medium biakan
yang mengandung PHA (phytohaemoaglutinin). PHA ini penting untuk memacu
leukosit membelah diri.
3. Medium dibiakkan dengan cara diinkubasi dalam keadaan steril pada suhu 37°C
selama 72 jam
4. Setelah selesai inkubasi, ditambahkan larutan kolkhisin, ditunggu selama satu jam.
Kolkhisin diperlukan untuk mencegah pembentukan benang spindel atau gelendong
dan menghentikan mitosis pada tahap metafase.
5. Ditambahkan larutan garam hipotonik KCL 0,075 molar. Larutan hipotonik ini
menyebabkan sel-sel membengkak, kromosom tersebar tidak saling tumpang tindih.
6. Sel-sel disebarkan diatas objek gelas dengan meneteskannya
7. Dibuat preparat atau sediaan dengan pewarnaan tertentu
8. Diperiksa dengan menggunakan mikroskop cahaya
9. Hasilnya difoto.
Memahami dan menjelaskan cara agar tetap berprasangka baik kepada Allah
Husnudzon secara bahasa berarti berbaik sangka. Husnudzon adalah cara pandang
seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif. Seseprang yang
memiliki sifat ini akan mempertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran
dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenarannya.
Campbell, Neil.A dan Jane B. Peece. (2008). Biologi. Edisi 8. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
https://www.academia.edu/37418500/Materi_Biologi_PEMBELAHAN_SEL
https://idschool.net/sma/pembelahan-sel-amitosis/
https://konsultasisyariah.com/28770-makna-husnudzan-kepada-allah.html