Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Narkoba adalah kependekan dari Narkotika dan obat-obatan berbahaya. Dalam


istilah lain Narkoba disebut juga dengan Napza yang merupakan kependekan dari
Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif.

Istilah narkoba umumnya digunakan oleh para penegak hukum seperti BNN
dan Polisi. Sedangkan istilah Napza umumnya digunakan oleh para praktisi
kesehatan.

Narkoba mengacu pada senyawa-senyawa yang pada umumnya mempunyai


resiko candu bagi penggunanya. Narkoba sendiri sebetulnya adalah kelompok
senyawa psikotropika yang biasa digunakan untuk keperluan medis, seperti
pembiusan atau obat-obatan khusus untuk penyakit tertentu.

Namun banyak orang yang menyalahgunakan penggunaan tersebut dengan


tujuan tertentu, sehingga penggunaannya tidak tepat sasaran dan malah menyelisihi
hukum.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari narkoba?

2. Apa saja jenis-jenis narkoba?

3. Sebab seseorang menggunakan narkoba?

4. Apa akibat dari penggunaan narkoba?

5. Bagaimana cara mengatasi dan pencegahannya?

1
1.3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu narkoba.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba.

3. Untuk sebab seseorang menggunakan narkoba.

4. Untuk mengetahui akibat dari penggunaan narkoba.

5. Untuk mengatahui bagaimana mencegah dan mengatasi penggunaan narkoba.

1.4. MANFAAT

1. Akibat apa saja jika menggunakan narkoba.

2. Mengetahui seberapa bahayanya narkoba.

3. Mengetahui apa sebenarnya fungsi narkoba.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN NARKOBA


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).

2.1. JENIS-JENIS NARKOBA


Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai

Jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

1. Narkotika

Narkotika adalah zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang
menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia
medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:

1) Narkotika golongan I

Adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnyasangat tinggi. Golongan


ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan.

Contoh: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

3
2) Narkotika golongan II

adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,


tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.

Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

3) Narkotika golongan III

adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk


pengobatan dan penelitian.

Contoh : kodein dan turunannya.2.

2. Psikotropika

adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yangmemiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yangmenyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkanlagi menjadi 4 kelompok adalah :

1) Psikotropika golongan I

adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belumdiketahui manfaatnya


untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya.

Contoh:MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

2) Psikotropika golongan II

adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta bergunauntuk pengobatan


dan penelitian.

Contoh : amfetamin, metamfetamin, danmetakualon.

4
3) Psikotropika golongan III

 adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang


serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.

Contoh : lumibal, buprenorsina, danfleenitrazepam.

4) Psikotropika golongan IV

 adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringanserta berguna untuk


pengobatan dan penelitian.

Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapatmenimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

1) Rokok.

2) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan


ketagihan.

3) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan.,

2.2. SEBAB SESEORANG MENGGUNAKAN NARKOBA

Orang-orang menggunakan narkoba oleh karena mereka ingin mengubah


sesuatu dalam hidup mereka. Mereka kira narkoba adalah jalan keluarnya. Namun
akhirnya, narkoba menjadi masalahnya. Betapa sukar sekalipun menghadapi masalah
Anda, akibat dari penggunaan narkoba senantiasa lebih buruk daripada masalah yang
ingin diatasi dengan narkoba. Jawaban yang benar adalah memperoleh faktanya dan
pertama-tama tidak menggunakannya.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang muda menggunakan narkoba:

 Faktor lingkungan dan untuk dapat diterima di lingkungannya.


 Sebagai pelarian atau bersantai.
 Untuk mengurangi kebosanan, cemas, dan lainnya.

5
 Untuk tampak dewasa.
 Untuk memberontak.
 Untuk bereksperimen dan memperoleh pengalaman baru.
 Ikatan dengan komunitas atau gen
 Faktor Obatnya/Zat, dengan meyakini bahwa obat bisa membantu menumbuhkan
rasa percayam diri dan mampu mengurangi beban atau stress yang dialami.
 Hubungan keluarga yang tidak harmonis, broken home, dan adanya penggunakan
narkoba oleh anggota keluarga lainnya.
 Pengaruh Teman, sangat berpengaruh pada seseorang. Jika seseorang memilih
teman yang menggunakan narkoba maka seorang itupun ikut menggunakannya. Juga
adanya tekanan, ancaman akan dikucilkan dan lainnya dari teman jika kita ingin
berhenti mengonsumsinya.
 Pendidikan, kurangnya pendidikan ilmu dan agama sehingga anak menyimpang
pada perbuatan yang tidak baik seperti narkoba.

2.3. AKIBAT PENGGUNAAN NARKOBA


1) Lingkungan masyarakat, jika lingkungan masyarakat tidak baik, maka akan
berpengaruh juga pada perilaku remaja.
2) Dampak Psikologis remaja akibat penggunaan narkoba:
3) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
4) Mempunyai sifat yang mudah kecewa dan temperamental , emosi yang tidak
stabil, berbicara dan bertindak kasar,  sikap membangkang, agitatif, cenderung
agresif , berperilaku ganas dan brutal serta destruktif/merusak.
5) Keinginan tidak bisa menuggu, yang harus terpenuhi segera.
6) Kurang percaya diri, cenderung apatis, penghayal, sensitive , selalu curiga, sulit
konsentrasi, selalu tertekan, murung, selalu cemas, bersikap tegang, merasa
merasa tidak mampu berbuat sesuatu yang berguna dalam hidup sehari-hari dan
kurang mampu menghadapi stres.
7) Suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang berbahaya atau mengandung
risiko.
8) Lamban dalam suatu pekerjaan, kurang aktif dalam pendidikan, pekerjaan, atau
kegiatan lain. rendahnya prestasi belajar, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan di
luar sekolah kurang, kurang olahraga, malas dan sering melupakan tanggung
jawab dan tugas-tugas rutinnya
9) Jauh dari keluarga, sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga,
pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam
10) Suka menyendiri didalam suatu ruangan.
11) Menjadi pembohong dan ingkar janji.

2.4. CARA MENCEGAH DAN MENGATASI NARKOBA

6
Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan
komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi
Penyebab terjadinya

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif


dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan
nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.

1) Promotif

Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan
kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok
olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling
tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2) Preventif

Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba
agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah,
juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk
lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan,
organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk dan agenda kegiatan dalam program
preventif ini:

7
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba.

b. Penyuluhan seluk beluk narkoba.

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba


di masyarakat.

3) Kuratif

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat mengobati
pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah
yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan
ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya.Kunci keberhasilan
pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarganya.

4) Rehabilitatif

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan
mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para
pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program
rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus
dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan
merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan
lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan
dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah
berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang
8
biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari ketinggian,
membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan
pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun
keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang
menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk
sembuh serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.

5) Represif

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun
distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang
melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang terkain dengan program ini
antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM
dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait
tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal
yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba
dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus
ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat
kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa
dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor.

Peran keluarga dan lingkungan berpengaruh besar dalam mencegah kaum remaja
terlibat penggunaan dan penyalahgunaan narkoba.

Kondisi psikologis remaja yang belum stabil sangat mudah bagi mereka terpengaruh
untuk mencoba narkoba tanpa mengetahui akibat penyalahgunaan barang tersebut.

Peran orang tua, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta peran guru di sekolah dapat
membatasi para remaja untuk mencoba barang berbahaya tersebut. Lebih lanjut Arti
Juwita mengatakan, dalam pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba masyarakat
juga bisa melakukan perannya dan ada aturan hukum yang mendasarinya Pasal 54
Undang undang 5/9 tentang psikotropika.

Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam


membantu mewujudkan pencegahan penyalahgunaan psikotropika dan wajib
melaporkan kepada pihak yang berwenang bila mengetahui tentang psikotropika yang
disalahgunakan atau dimiliki secara tidak sah. "Untuk narkotika di atur dalam pasal 57
UU nomor 22 tahun 1997 dimana masyarakat juga bisa berperan dan melaporkan,"
katanya.
9
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain


narkoba Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkenalkan istilah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya. Narkotika terdiri dari 4 golongan, yaitu Golongan I, Golongan
II, Golongan III, dan Golongan IV. Psikotropika terdiri dari Golongan III dan
IV, Sedangkan untuk psikotropika golongan I dan II sudah termasuk ke dalam
Narkotika. Obat yang paling banyak disalahgunakan adalah narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang menimbulkan ketagihan atau
kecanduan dan ketergantungan. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
yaitu Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti
kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangnya religiusitas) dan Faktor
Eksternal (faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh
lingkungan). Penyalahgunaan narkoba hampir terjadi disemua kalangan,
termasuk remaja dan anak-anak. Remaja merupakan jumlah terbesar yang
menyalahgunakan narkoba. Narkoba yang sering disalah gunakan adalah
Heroin, Ganja, Morfin, Kokain, dan Ekstasi. Penggunaan salah satu atau
beberapa jenis narkoba yang dilakukan secara berkala di luar tujuan
pengobatan dan penelitian dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani,
mental dan fungsi sosial.

3.2. SARAN

Narkoba adalah zat adiktif yang sangat berbahaya bagi manusia, khususnya
remaja dan anak-anak. Remaja dan anak-anak perlu dibina luar dan dalam agar
mereka tidak terjerumus ke dalam narkoba. Orang tua sangat berperan penting
dalam menjaga pergaulan anaknya dari narkoba. Narkoba bisa menghancurkan
masa depan siapa saja yang menggunakannya. Oleh karena itu perlu sedini
mungkin kita sebagai warga negara Indonesia peduli akan masa depan bangsa
kita ini yang darurat akan narkoba.

10

Anda mungkin juga menyukai