Anda di halaman 1dari 23

WRAP UP SKENARIO 4

BENJOLAN PADA LENGAN

Kelompok : 20-MP1

Pembimbing : M. Samsul Mustofa, DR.Drs.H.MS

Ketua : Riovani Nurfahmi Adam (1102020083)

Sekertaris : Sekar ayu rahmadani (1102020088)

Anggota : Devira Herwinashanti (1102020227)


Halin Aliyyu (1102020121)
Firman Dharma Alam (1102020155)
Raveena Chandra Satya R.A (1102020081)
Shella Setiani (1102020092)
Nabil basalamah (1102020225)
Nabiel Altrimeifo Putra (1102020065)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
DAFTAR ISI

Skenario...............................................................................................................................................3
Kata Sulit.............................................................................................................................................3
Brainstorming......................................................................................................................................3
Hipotesa................................................................................................................................................4
LO 1. Memahami dan mempelajari tumor dan neoplasia................................................................5
1.1 Definisi........................................................................................................................................5
1.2 Klasifikasi...................................................................................................................................5
1.3 Nomenklatur..............................................................................................................................7
1.4 Penyebab....................................................................................................................................8
1.5 Karakteristik............................................................................................................................11
1.6 Gambaran Klinis.....................................................................................................................12
LO 2. Memahami dan mempelajari diagnosis tumor dan kanker.................................................13
LO 3. Memahami dan mempelajari pencegahan dan pengobatan................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................22
Skenario
BENJOLAN PADA LENGAN
Seorang laki-laki 30 tahun, berobat ke Puskesmas dengan keluhan terdapat benjolan pada
lengan atas kanan yang diketahuinya sejak 4 bulan yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh dokter Puskesmas, benjolan tersebut dinyatakan sebagai tumor. Pasien dirujuk ke Bagian
Bedah RS, yang kemudian untuk diagnosis pasti dilakukan biopsi benjolan tersebut dan
jaringan hasil biopsi dikirim ke Bagian Patologi Anatomi. Hasil pemeriksaan PA jaringan
biopsi adalah neoplasia jinak yang berasal dari sel liposit dan dokter bedah melakukan
operasi.
Kata Sulit:
1. Neoplasia: pertumbuhan sel baru yang abnormal dibandingkan sel sekitarnya
2. Sel liposit: sel lemak atau sel penyimpanan lemak pada hati.
3. Biopsi: sebuah prosedur medis yang digunakan untuk mendeteksi ketidaknormalan
pada jaringan tubuh dengan menggunakan mikroskop
4. Tumor: pembengkakan, salah satu tanda utama perandangan, pembesaran abnormal
5. Patalogi anatomi: spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit
berdasarkan pada pemeriksaan kasar.
6. Operasi: semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Brainstorming:
1. apa saja yang menyebabkan tumor?
 Genetik, karsinogen, radiasi, virus.
2. Apa saja jenis biopsi?
 Biopsi sumsum tulang, biopsi endoskopi, biopsi jarum.
3. Kenapa harus biopsi terlebih dahulu sebelum melakukan operasi?
 Untuk diambil sampelnya lalu akan diperiksa di lab, untuk menentukan jenis
tumornya.
4. Apa tujuan dari biopsi?
 Untuk menegakkan diagnosis bahwa seseorang memiliki tumor jinak atau tumor
ganas.
5. Apakah neoplasia jinak dapat berubah menjadi ganas? Bagaimana
mekanismenya?
 Bisa, apabila neoplasia terus membelah, sel kanker membutuhkan nutrisi yang
banyak, melakukan angiogenesis, invasi, dan metastasis. Kurang kemapuan
berdiferensiasi.
6. Apa ciri-ciri neoplasia?
 Tumbuh lambat, tidak infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh
7. Apa klasifikasi neoplasia?
 Lipoma, berasal dari sel lemak
 Adenoma, dari kelenjar atau jaringan
 Hemamioma, penumpukan pembuluh darah
 Fibroma, pada jaringan ikat atau serat
 Keloid, pada jaringan parut
 Karsinoma, jaringan epitel
8. Mengapa diperlukan pemeriksaan patalogi anatomi?
 Untuk mengetahui tumor jinak atau ganas secara makroskopis dan mikroskopis.
9. Bagaimana mendiagnosis tumor?
 Tes urin atau tes darah, menggunakan MRI dan Ct scan, dan juga biopsi.
Hipotesa:
Tumor adalah benjolan yang tidak normal, dan tidak hilang dalam waktu lama dan terus
tumbuh membesar. Tumor dibagi menjadi 2 yaitu, tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ganas
dan tumor jinak memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda. Penyebab dari tumor biasanya
karna genetik, karsinogen, radiasi, virus. Mendiagnosa tumor dapat dilakukan dengan cara tes
urin atau tes darah, menggunakan MRI dan Ct scan, dan juga biopsi.
Hasil Sasaran Belajar

LO 1. Memahami dan mempelajari tumor dan neoplasia


1.1 Definisi
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi, atau dikenal dengan istilah neoplasia.
Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan atau pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada
pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang
normal.

ISTILAH   DEFINISI

Neoplasia Pertumbuhan sel-sel tubuh yang bersifat tidak normal


  (abnormal) yang mungkin dapat terjadi di berbagai bagian
tubuh kita.

Tumor suatu pertumbuhan sel –sel tubuh yang tumbuh berlebihan dan
  biasanya tidak memiliki fungsi bagi tubuh kita. Tumor dapat
bersifat benigna (jinak) atau maligna (ganas)

Benigna Dikarakteristikan oleh pembelahan sel abnormal tetapi tidak


bermetastasis atau menyebar ke jaringan sekitar, ini disebut
 
juga tumor jinak. Biasanya pertumbuhannya lambat dan tidak
berbahaya bagi tubuh.

Maligna Pertumbuhan sel abnormal dengan kemampuan untuk


menyerang, metastasis dan terjadi berulang, nah kalo ini tumor
 
ganas atau kanker. Pada kondisi ini, diperlukan penganganan
pengobatan dokter segera.

Metastasis Kemampuan untuk membangun pertumbuhan tumor sekunder


  pada lokasi baru jauh dari tumor primernya, penyebaran sel
kanker ke organ lain melalui pembuluh darah dan limfe

1.2 Klasifikasi

Antara berbagai macam tumor, pembagian neoplasma menjadi jinak dan ganas didasarkan
pada potensi manifestasi klinis.

 Tumor disebut jinak apabila gambaran mikroskopik dan makro- skopik tidak
membahayakan, memberi kesan bahwa tumor tersebut akan tetap terlokasi dan dapat
dilakukan pengangkatan dengan tindakan bedah lokal; pasien umumnya dapat
bertahan. Catatan tumor jinak disamping memberikan keluhan sebagai benjolan
setempat, tetapi dapat menyebabkan penyakit yang serius.

 Tumor ganas disebut dalam kelompok kanker, berasal dari kata Latin "kepiting"
karena sifatnya yang melekat erat dipermukaan tempat tumor itu berada, mirip sifat
kepiting. Ganas, pada neoplasma, menyatakan bahwa lesi dapat menginvasi dan
merusak struktur disekitarnya dan menyebar ke tempat jauh (metastasis) serta
menyebabkan kematian. Tidak semua kanker bersifat fatal. Kadang-kadang yang
paling agresif termasuk yang paling dapat disembuhkan, tetapi sebutan ganas
menandakan bendera merah.

Semua tumor, jinak atau ganas, mempunyai dua komponen dasar:(1) parenkim, terdiri
atas sel yang telah mengalami transformasi atau sel neoplastik, dan (2) stroma
penunjang non-neoplastik yang berasal dari pejamu, terdiri atas jaringan ikat,
pembuluh darah, dan sel radang yang berasal dari pejamu.

Intermediate
mempunyai sifat invasif lokal tetapi kemampuan

metastasisnya kecil.
Tumor ganas derajat rendah  Ca sel basal kulit.

Berdasarkan asal sel/jaringan (histogenesis)


1. Sel totipoten

 Dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh


 Paling sering  pada gonad yaitu sel germinal.
 Tidak berdiferensiasi  Seminoma atau disgerminoma
 Berdiferensiasi minimal  karsinoma embrional
 Berdiferensiasi ke jenis trofoblas  chorio carcinoma dan yolk sac carcinoma
 Berdiferensiasi somatik  teratoma

2. Sel pluripoten

 Dapat berdiferensiasi ke dalam berbagai jenis sel-sel dan jenis struktur alat tubuh.
 Biasanya disebut embrioma atau blastoma, misalnya retinoblastoma, hepatoblastoma,
embryonal rhabdomyosarcoma

3. Tumor sel yang berdiferensiasi

Dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan post natal


1.3 Nomenklatur
Tumor jinak
Secara umum, tumor jinak diberi nama dengan akhiran oma pada jenis sel asal tumor
tersebut. Contohnya suatu tumor jinak berasal dari jaringan fibrosa disebut fibroma dan
tumor jinak asal tulang rawan disebut kondroma.
Nomenklatur untuk tumor epitel jinak lebih kompleks. Klasifikasi kadang-kadang dilakukan
berdasarkan pola mikroskopik dan kadang-kadang pada pola makroskopik. Ada juga
klasifikasi lain berdasarkan asal sel.
Sebagai contoh, istilah adenoma diterapkan untuk neoplasma epitel jinak yang
memberikan gambaran kelenjar dan pada kelompok neoplasma berasal dari kelenjar walau
tidak harus menunjukkan pola kelenjar. Suatu neoplasma epitel jinak berasal dari sel tubulus
ginjal dan tumbuh membentuk pola mirip kelenjar disebut adenoma. Demikian juga
kelompok sel epitel jinak yang tidak menunjukkan pola kelenjar tetapi berasal dari korteks
adrenal, disebut adenoma.
Tumor Ganas
Nomenklatur tumor ganas mengikuti nomenklatur tumor jinak, dengan beberapa
tambahan dan pengecualian.
• Neoplasma ganas yang berasal dari jaringan mesenkim "padat" atau derivatnya
disebut sarkoma, sedang yang berasal dari sel mesenkim darah disebut leukemia atau
limfoma. Sarkoma ditentukan oleh jenis sel tumornya yang dianggap sel asal tumor itu.
• Walaupun epitel tubuh berasal dari tiga lapisan germinal, neoplasma ganas sel epitel
semua disebut karsinoma tanpa mempersoalkan asal jaringan.
1.4 Penyebab
 Etiologi adalah faktor-faktor yang merupakan penyebab tumor (Sudiono, 2008).
1) Neoplasma Jinak
Neoplasma jinak digolongkan dalam beberapa jenis sesuai penyebabnya.
a) Radang
Ini adalah akibat dari suatu infitrasi sel-sel radang ke dalam daerah di mana
neoplasma muncul, yang terdiri dari: leukosit dan plasma. Contoh: tubercoloma
dan condiloma.
b) Benda asing
Di sekitar benda asing yang berada dalam tubuh akan mengalami pembungkusan
oleh jaringan fibrosis dan terjadi suatu granuloma (foreign body granuloma).
c) Cysta
Ini adalah suatu ruangan yang berisi plasma oleh karena retensi dari sekret yang
diproduksi, misalnya terjadi sebagai akibat retensi dari kelenjar yang mengalami
buntu pada salurannya. Contoh: cystedermoid dan cystacebacium.
2) Neoplasma Ganas
Etiologi untuk neoplasma ganas sampai saat ini belum jelas dan hanya diketahui
adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu kanker yaitu
sebagai berikut (Tambayong, 2001, Sudiono, 2008).
a) Mutasi somatik atau perubahan genetik.
Kelainan dalam gen timbul akibat perubahan mutasi, yang mungkin diinduksi
oleh zat karsinogenik, dan adanya faktor herediter. Akibat mutasi mengakibatkan
sintesis protein yang lebih aktif dan digunakan lebih banyak untuk reproduksi sel
daripada bekerja.
Sebagai ilustrasi, kasus Leukemia lebih sering terjadi pada orang dengan
trisomi, khususnya trisomi 21; dan Retinoblastoma banyak terdapat pada orang
dengan sindrom delesi-D (pada sebagian kromosom 13).
b) Bahan-bahan karsinogen.
Substansi yang dapat menginduksi pertumbuhan neoplastik ada dua, yaitu
golongan karsinogen kimiawi dan fisis (karsinogen eksogen) dan hormon yang
merupakan karsinogen endogen.
Bahan-bahan kimiawi yang bersifat karsinogen tersebut antara lain, Polyetik
aromatik hydrocarbon, zat-zat warna amino azet, alflatoxin, asap motor, dan asap
rokok. Apabila mengenai bahan tersebut dapat mengakibatkan karsinoma pada
bibir, lidah, rongga mulut, kepala, leher, larings, paru, dan kandung kemih.
Sedangkan obat-obatan yang bersifat karsinogenik adalah griseofulvin (anti jamur),
metronidazol (anti protozoa). Lebih jauh lagi, bahan-bahan yang mengandung
asbes, kadmium, kromium, dan nikel dapat mengakibatkan karsinoma paru dan
prostat.
Karsinogen fisis meliputi plastik, radiasi yang dapat mengakibatkan
karsinoma payudara, tiroid, serta leukemia, dan sinar ultraviolet yang dapat
mengakibatkan karsinoma kulit.
c) Virus.
Virus dapat mengakibatkan neoplasma ganas pada manusia. Mereka disebut
virus onkogenik. Dua virus onkogenik adalah virus DNA dan virus RNA, di mana
keganasan virus RNA dapat mengakibatkan leukemia, dan kanker payudara.
Selanjutnya ada bither virus, epstain bervirus dapat mengakibatkan limfoma burkit,
dan kanker nasofaring.
d) Radiasi.
Ini misalnya: sinar rontgen/sinar radio aktif lainnya dapat menimbulkan
kanker ganas bila pemakaian yang sering. Sinar matahari yang berlebihan dapat
menimbulkan carcinoma kulit.
e) Iritasi kronis.
Ini merupakan suatu keadaan yang dapat mengubah sifat sel normal menjadi
ganas atau mengubah suatu sel tumor menjadi tumor ganas.
f) Hormon.
Karsinogen yang berasal dari hormon bekerja dengan mempengaruhi fisiologi
jaringan sedemikian rupa sehingga mudah dipengaruhi oleh karsinogen yang
sebenarnya. Sebagai contoh, estrogen dapat menimbulkan adenokarsinoma
mammae dan serviks uteri. Androgen yang berasal dari testis atau kelenjar adrenal
dapat menimbulkan karsinoma prostat. Hormon menyebabkan terjadinya kanker
pada tubuh setelah adanya karsionogen lain yang bekerja sebagai promotor.
g) Ko-karsinogen.
Termasuk ko-karsinogen adalah diet, umur, keturunan, rangsangan menahun,
dan trauma.

 Beberapa faktor risiko yang dapat membantu pertumbuhan kanker:


1) Faktor Genetik
Kanker disebabkan oleh perubahan pada gen tertentu yang mengubah cara
fungsi sel. Beberapa perubahan genetik bisa terjadi secara alami ketika replikasi
DNA selama proses pembelahan sel atau penyebab lain adalah akibat terpapar
lingkungan yang merusak DNA. Paparan ini termasuk zat kimia dalam asap
tembakau, atau radiasi, seperti sinar ultraviolet dari sinar matahari.
2) Faktor karsinogen, diantaranya zat kimia, radiasi, virus, dan hormon.
a) Zat kimia
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat memicu kanker,
misalnya bahan pengawet, pemanis buatan, dan pewarna buatan.
b) Radiasi
Radiasi panjang gelombang tertentu, yang disebut radiasi pengion, memiliki cukup
energi untuk merusak DNA dan menyebabkan kanker.
c) Virus
Beberapa agen infeksius, termasuk virus, bakteri, dan parasit, dapat menyebabkan
kanker atau meningkatkan risiko kanker. Beberapa virus Universitas Sumatera
Utara 11 dapat mengganggu sinyal sehingga menyebabkan pertumbuhan sel dan
proliferasi. Beberapa infeksi bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga
tubuh kurang mampu melawan infeksi penyebab kanker lainnya.
d) Hormon
Hormon estrogen yang berlebih juga dapat meningkatkan kanker kandungan dan
payudara sedangkan hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker
endotrium, tetapi meningkatkan risiko kanker payudara.
e) Kehidupan seks
Karsinoma serviks lebih sering terjadi pada wanita yang sudah mengadakan
hubungan seks sejak muda, apalagi berganti-ganti pasangan. Karsinoma payudara
lebih seringpada wanita yang tidak mempunyai anak,yang lebih muda pada saat
mendapat menstruasi pertama atau menopause terlambat.
f) Metastasi
Metastasis adalah kemampuan neoplasma maligna untuk menyebar jauh. Ada lima
tahap dalam proses metastasis, yaitu: invasi, pemisahan sel,disenminasi, penetapan
awal dan poliferasi.
g) Invasi
Untuk menginvasi sek normal didekatnya, sel-sel maligna tumbuh s mwnkeluar
dari lokasi asalnya ke sekitarnya. Untuk mengindektifikasi rongga tubuh atau
pembuluh darah, sel-sel maligna harus menembus membrane sel dasar.
h) Pemisahan sel
Setelah menginvasi jaringan didekatnya, rongga tubuh, dan pembuluh darah, Sel-
sel maligna memisahkan diri dari neoplasma primer dan menembus pembuluh
darah. Sel-sel tumor kurang memiliki sifat perlekatan normal dan dapat dengan
mudah terlepas kedalam jaringan sekitar, darah dan limfe.
i) Diseminasi
Rute paling sering dimana sel maligna mencapai sisi paling jauh dari neoplasma
primer adalah melalui pembuluh darah dan limfatik. sel maligna bergerak dari
pembuluh limfatik kepembuluh darah dan sebaliknya. Neoplasma maligna yang
Cuma beberapa gram dapat menyebarkan beberapa juta kedalam sirkulasi setiap
hari. Untuk bertahan hidup dalam sistem sirkulasi dan untuk mempenaruhi
penetapan awal pada endothelium, sel-sel maligna menjalani berbagai interaksi
selular yang melibatkan imunitas dan perlekan.

3) Faktor perilaku/gaya hidup, diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak
sehat, mengkonsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik
a) Merokok memiliki risiko kanker karena rokok dan asap rokok memiliki banyak
bahan kimia yang merusak DNA.
b) Pola makan yang tidak sehat
c) Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan,
kerongkongan, laring, hati, dan payudara
Kurang aktivitas fisik (Kementerian Kesehatan RI, 2015; National Cancer Institute, 2015).

1.5 Karakteristik
Karakteristik Tumor Jinak Tumor Ganas
Diferensiasi Berdiferensiasi baik; struktur Sebagian tidak
mungkin khas jaringan asal memperlihatkan diferensiasi
(diferensiasi buruk); struktur
sering tidak khas
Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan Tidak terduga dan mungkin
lambat; mungkin berhenti cepat atau lambat; gambaran
tumbuh atau menciut; mitolitik mungkin banyak dan
gambaran mitolitik jarang dan abnormal
normal
Invasi lokal Biasanya kohesif (melekat), Invasif lokal, menginfiltrasi
massa berbatas tegas jaringan normal di sekitarnya;
(terdapat kapsul) yang tidak kadang-kadang mungkin
menginvasi atau tampak kohesif dan ekspansif.
menginfiltrasi jaringan
normal di sekitarnya
Metastasis Tidak ada (tetap di lokasi Sering di temukan; semakin
asal) besar ukuran dan semakin
kurang berdierensiasi;
semakin kemungkinan
metastasis (metastasis ke
tempat jauh)
Neoplasma ganas akan menyebar melalui tiga cara antara lain :
 Mengalir melalui dinding rongga pembuluh
Hal ini terjadi apabila neoplasma menginvasi rongga tubuh
 Penyebaran limfatik (limfogen)
Penyebaran melalui sistem limfatik; cara penyebaran lebih sering dijumpai pada
karsinoma
 Penyebaran hematogen
Penyabaran melalui sistem vascular; cara penyebaran lebih sering dijumpai pada
sarkoma
1.6 Gambaran Klinis
1. Efek tumor pada pejamu
Massa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat-alat penting di
sekitarnya seperti pembuluh darah, saraf, duktus dan alat padat yang menimbulkan berbagai
komplikasi. Adenoma hipofisis yang berukuran kecil (1 cm) dapat menekan dan merusak
kelenjar normal di sekitarnya, sehingga menimbulkan hipopituarisme. Leiomioma yang
berukuran 0,5 cm pada dinding arteri renalis dapat menganggu suplai darah sehingga terjadi
iskemia ginjal dan hipertensi. Suatu karsinoma kecil lain di dalam duktus empedu dapat
menyebabkan penyumbatan saluran empedu yang fatal.
Gejala dan tanda yang berkaitan denfan produksi hormon sering terlihat pada pasien dengan
neoplasma jinak dan ganas dari kelenjar endokrin. Adenoma dan karsinoma pada korteks
adrenal dapat mengganggu mekanisme homeostatis karena pelepasan hormon steroid
(misalnya, aldosteron yang menginduksi retensi natrium, hipertensi dan hipokalemia).

 Kaheksia kanker
Banyak pasien kanker menderita kehilangan lemak tubuh yang progresif dan penyusutan
massa tubuh/kurus disertai kelemahan, anoreksia, dan anemia suatu kondisi yang disebut
kaheksia. Pada pasien kanker, kebutuhan kalori tetap tinggi dan tingkat metabolisme basal
meningkat meskipun asuppan makanan berkurang. Kaheksia diakibatkan oleh kerja faktor
terlarut seperti sitokin yang diproduksi oleh tumor dan pejamu bukan karena kurang asupan
makanan. Diduga TNF dan sitokin lain yang diproduksi oleh makrofag sebagai respons
terhadapnsel tumor atau oleh sel tumor sendiri yang engakibatkan kaheksia. TNF menekan
nafsu makan dan menghambat kerja lipase lipoprotein, mencegah pelepasan asam lemak bebas
dari lipoprotein.

 Sindrom paraneoplastik
Sekumpulan gejala yang terjadi pada pasien kanker dan belum dapat diterangkan apakah
terjadi karena perluasan tumor secara lokal atau penyebaran jauh atau karena pelepasan hormon
dari jaringan di luar asal tumor disebut sebagai sindrom paraneoplastik. Sindrom tersebut
terjadi pada 10% sampai 15% pasien dengan kanker dan pengenala secara klinis penting karena
beberapa sebab:
- Sindrom ini dapat mencerminkan manifestasi awal dari neoplasma yang tersembunyi.
- Pada pasien yang terkena, perubahan patologis dapat berhubungan dengan kelainan klinis yang
signifikan dan bahkan mematikan.
- Kumpulan gejala dapat meniru penyakit karena metastasis, sehingga dapat mengacaukan
pengobatan.
2. Derajat keganasan dan stasium kanker
Sistem dikembangkan untuk menampilkan setidaknya secara semikuantitatif, derajat
diferensiasi atau derajat keganasan (grade) dan luas penyebaran kanker pada pasien atau
satdium (stage)msebagai parameter tingkat keparahan penyakit secra klinis. Dengan catatan,
bila dibandingkan dengan derajat keganasan, stadium lebih bermakna secara klinis.

 Derajat keganasan
Derajat keganasan kanker dinilai berdasarkan pada derajat diferensiasi sel tumor dan pada
beberapa kanker, jumlah mitosis dan adanya gambaran arsitektur tertentu. Umumnya dibagi
dalam dua kategori (derjat rendah dan tinggi) sampai empat kategori.
 Stadium
Stadium kanker padat berdasarkan ukuran lesi primer, jauh penyebaran ke kelenjar getah
bening regional dan ada/tidak penyebaran hematogen. Sistem yang umum digunakan adalah
sistem TNM. T untuk tumor primer, N untuk kelenjar getah bening, dan M untuk metastasis.

LO 2. Memahami dan mempelajari diagnosis tumor dan kanker


TUMOR
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi penelusuran gejala melalui tanya-jawab saat
konsultasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari:
 Tes urine atau tes darah, untuk mengidentifikasi kondisi yang tidak normal.
Contohnya adalah pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah dan jenis sel
darah yang mengalami gangguan pada penderita leukemia.
 USG, CT scan, MRI, atau PET scan, untuk mengetahui lokasi, ukuran, dan
penyebaran tumor.
 Biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan tumor untuk diperiksa di laboratorium.
Dari pemeriksaan ini, dapat diketahui jenis tumor dan apakah tumor bersifat ganas
atau jinak.
KANKER
 Pemeriksaan laboratorium
Biasanya menggunakan sampel yang berasal dari air kencing, darah, atau
cairan tubuh lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium masih perlu didukung dengan
pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosis kanker.
 CT Scan
Menggunakan mesin x-ray untuk mengambil gambar organ tubuh secara
detil. Anda juga akan menerima semacam pewarna pada area tertentu di tubuh Anda
yang memudahkan pembacaan hasilnya nanti.
 Nuclear Scan
Anda akan menerima suntikan berisi radioaktif dalam jumlah yang kecil yang
disebut tracer. Tracer akan mengalir melalui aliran darah dan terkumpul pada suatu
bagian pada tulang atau organ tubuh Anda. Kemudian tubuh Anda akan di-
scan untuk melihat gambar tulang atau organ Anda apakah bisa menghilangkan isi
suntikan tadi secara cepat atau tidak. Hasil positif ditunjukkan dengan
hasil scan dan jejak tracer tersebut.
 Ultrasound
Sebuah alat akan digunakan untuk memancarkan gelombang suara
berupa ultrasound yang tidak bisa Anda dengar. Gelombang yang ditimbulkan akan
membentuk suatu echo / gema ketika bertemu dengan jaringan tubuh Anda. Hasil
dari pantulan gelombang dengan jaringan tubuh akan ditangkap dan digambarkan
dalam bentuk sonogram.
 MRI
Menggunakan magnet yang kuat dan terhubung pada komputer untuk
menggambarkan secara rinci area tubuh Anda yang nantinya akan dicetak dan
diamati hasilnya.
 PET Scan
Hasil pemeriksaan ini akan menggambarkan bagaimana jaringan tubuh dan
organ bekerja. Hal tersebut dilihat dari gambar 3 dimensi yang didapat dari mesin
oleh tracer yang disuntikkan pada tubuh.
 X-rays
Menggunakan sinar radiasi dalam dosis yang rendah untuk menggambarkan
isi dalam tubuh Anda.
 Biopsi
Pada sebagian besar kasus, biopsi sering digunakan untuk mendiagnosis
kanker. Caranya adalah dengan mengambil jaringan tubuh tertentu dan diamati di
bawah mikroskop untuk melihat apakah termasuk sel kanker atau bukan.
 Selain beberapa pemeriksaan di atas, mungkin akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk memastikan diagnosis kanker. Contohnya, pada kanker payudara akan
dilakukan mamografi, dan pada kanker serviks akan dilakukan uji pap smear.
Setelah melalui berbagai pemeriksaan, dokter akan menyimpulkan hasil
pemeriksaan dan melakukan diagnosis.

LO 3. Memahami dan mempelajari pencegahan dan pengobatan


Ada beberapa jenis treatment kanker. Treatment kanker tersebut tergantung dengan tipe
tumor dan kanker yang dimiliki pasien dan seberapa buruknya atau pada stadium
berapa. Beberapa orang dapat saja hanya memerlukan satu treatment tapi bisa juga
ada orang yang memerlukan beberapa treatment.
Tipe treatment:
● Surgery atau operasi
Suatu prosedur dimana dokter bedah melepaskan jaringan sel kanker dari tubuh pasien.
● Radiotherapy
Suatu prosedur dimana dokter menggunakan radiasi X-ray dosis tinggi untuk membunuh
sel kanker dan menyusutkan sel tumor. Ada 2 tipe radiotherapy yaitu internal dan
eksternal radiotherapy.
Radiasi menghancurkan material genetik sel kanker sehingga sel tidak dapat membelah
dan tumbuh lagi. Jenis terapi radiasi adalah sebagai berikut.
1) Radiasi Eksternal.
Radiasi ini dapat menghancurkan hampir semua jenis kanker, dapat dijalani oleh pasien
secara rawat jalan, dan juga digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada
penderita kanker yang sudah mengalami metastase (kanker sudah menyebar). Kadang
diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau kankernya belum
menyebar tetapi tidak dapat diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh
lagi di sekitarnya.
Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker diangkat, sebelum luka bedah ditutup
kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang disebut intraoperative radiation
therapy (IORT) ini terutama digunakan pada kanker thyroid, usus, pankreas, dan
rahim (termasuk indung telur, leher rahim, mulut rahim, dan sekitarnya). Radiasi
eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI),
misalnya pada penderita kanker paru, radiasinya diarahkan ke otak supaya sel kanker
tidak menjalar ke otak.
2) Radiasi Internal (Brachytherapy).
Sumber radiasi berupa susuk atau implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter,
atau butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium,
cesium, iridium, fosfat, atau kobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di
jaringan di dekatnya.
Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan
sehat di sekitar sasaran radiasi. Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati
kanker di daerah kepala dan leher, thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara,
sekitar selangkangan, dan di saluran kencing.
3) Radiasi Sistemik.
Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti obat atau
disuntikkan, yang kemudian mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Radiasi ini
digunakan untuk mengobati kanker thyroid dan non Hodgkin’s lymphoma. Sisa-sisa
bahan radoaktif yang tak terpakai keluar dari tubuh melalui air liur, keringat, dan air
kencing.

Berbagai teknik deteksi dini kanker dengan radiasi terus dikembangkan untuk
mendapatkan hasil yang makin optimal, antara lain, sebagai berikut
1) Radiasi tiga dimensi. Radiasi tiga dimensi dilakukan dengan menggunakan alat-alat
canggih semacam computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI),
positron emission tomography (PET), atau single photon emission computed
tomography (SPECT), sehingga lokasi, ukuran, dan bentuk kanker dapat diketahui
dengan pasti. Jenis-jenis radiasi ini adalah sebagai berikut.
a) Mamografi. Merupakan pemeriksaan payudara untuk mendeteksi adanya kista atau
tumor.
b) Termografi. Ini merupakan uji skrining untuk mengkonfirmasi kanker payudara
melalui peningkatan metabolisme yang mengakibatkan vaskularitas dan peningkatan
suhu permukaan payudara.

c) Limfangiografi. Ini merupakan pemeriksaan sinar X sistem limfatis, melalui


pembuluh darah limfatik dan kelenjar limfe yang digunakan untuk mengidentifikasi
limfoma dan sel kanker yang metastasis ke kelenjar limfe.

2) Tereotatic Radiosurgery. Tereotatic Radiosurgery lazim digunakan untuk mengobati


kanker otak. Penderita mengenakan alat semacam helm yang dapat memancarkan
radiasi dari berbagai arah.
3) Radioimmunotherapy. Sekarang radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi.
Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya ditempel
materi radioaktif.

4) Stereotatic Radiotherapy. Prinsipnya mirip dengan stereotatic radiosurgery, tetapi


menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien.

● kemoterapi
Merupakan pengobatan sel kanker menggunakan obat/bahan kimia kuat untuk
membunuh kanker yang bertumbuh cepat. Kemoterapi merupakan suatu treatment
yang efektif untuk melawan berbagai jenis kanker tetapi kemoterapi memiliki efek
samping seperti permasalahan jantung, hilang nafsu makan, dan penyakit hati.
● Transplant stem cell
Transplantasi stem cell merupakan prosedur yang mengembalikan stem cell pada pasien
kanker yang stem selnya rusak akibat prosedur kemoterapi dan radiasi yang
berlebihan.
● Terapi target
Terapi target, adalah metode terapi untuk mengobati kanker dengan menggunakan obat-
obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara
spesifik tanpa membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain antibodi monoklonal,
penghambat tirosin kinase, dan penghambat cyclin-dependent kinase.

 Aspirasi Jarum Halus (AJH)

Pada kasus-kasus benjolan (tumor), diperlukan pemeriksaan yang disebut aspirasi jarum
halus (AJH) atau yang lebih dikenal dengan istilah biopsi. Aspirasi jarum halus adalah
tindakan pengambilan sampel sel pada benjolan (tumor) dengan jarum yang bertujuan
untuk menegakkan diagnosis khususnya stadium, perilaku, dan tingkat keparahan
suatu tumor atau kanker. Tindakan yang dilakukan saat AJH adalah sebagai berikut.
1) Dokter memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan dari pasien atau keluarga pasien untuk dilakukan tindakan
tersebut.
2) Dokter akan mengidentifikasi lokasi yang tepat untuk dilakukan AJH.
3) Dokter melakukan desinfeksi lokasi AJH dengan alkohol atau cairan desinfektan yang
lain.
4) Dokter menusukkan jarum berukuran kecil (biasanya 24 G) baik dengan spuit maupun
tanpa spuit, dengan pistol maupun tanpa pistol. Jarum akan dimasuk keluarkan
beberapa kali ke berbagai arah untuk mendapatkan sampel yang cukup.
5) Dokter menarik jarum dan menyemprotkan sampel ke gelas objek dan membuat
sediaan apusan.
6) Luka pada tempat AJH ditutup dengan plester.
7) Sediaan apusan dicat menggunakan giemsa, papanicolau, atau cat lain sesuai
kebutuhan.
8) Apabila sediaan telah selesai dicat, dokter akan memeriksa sediaan tersebut di bawah
mikroskop untuk menegakkan diagnosis benjolan (tumor) yang diperiksa.
 Biopsy

Biopsi adalah penngangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh (Kee, 2007). Bisanya
biopsi dilakukan untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi keberadaan
proses penyakit. Biopsi dapat dilakukan dengan cara:
1) Aspirasi dengan penggunaan alat pengisap
2) Metode penyikatan, dengan menggunakan bulu kaku yang mengikis bagian sel dan
jarinngan;
3) Eksisi dengan cara pemotongan pembedahan pada sisi jaringan;
4) Aspirasi dengan jarum atau jarum halus pada sisi jaringan, dengan atau tanpa panduan
ultrasonografi;
5) Insersi jarum yang menembus kulit; serta
6) Biopsi pukulan, dengan menggunakan instrumen sejenis pukulan.
 Cryosurgery

Terapi “pembekuan” merupakan teknologi pengobatan yang sudah ada sejak lama,
kemudian baru berkembang menjadi sebuah teknologi pengobatan kanker saat ini.
Beberapa ribu tahun yang lalu, sudah ada yang menggunakan es untuk mengobati
infeksi pada kaki. Teknik pembekuan yang disebut sebagai “Pisau Cryosurgery”
adalah teknologi pertama di dunia yang menggunakan teknik pengendalian roket,
satu-satunya teknologi yang mempunyai kemampuan ganda yaitu pembekuan dan
pemanasan, yang telah disetujui oleh FDA Amerika sebagai sebuah teknologi modern
untuk membunuh sel kanker dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Adapun proses terapi dari cryosurgery ini proses terapi cryosurgery biasanya
menggunakan panduan CT atau USG, kemudian memasukkan jarum elektroda
langsung ke dalam kanker, dan menyalurkan gas argon yang membuat suhu dalam
tumor menjadi dingin, kemudian menyalurkan lagi gas helium yang membuat bola es
kembali hangat, lalu diulang kembali, minimal dilakukan 2 siklus. Pembekuan terus
dilakukan sampai bola es menutupi seluruh tumor dan 5 – 10 mm dari jaringan normal
sekitarnya. Pada kanker yang besar, akan dipasang beberapa jarum elektroda di dalam
kanker, berdasarkan kondisi penyakit, dan kadangkala terapi cryosurgery dapat
dilakukan 2-3 kali. Prosedur cryosurgery adalah sebagai berikut.
1) Di bawah panduan CT, menggunakan jarum elektroda cryosurgery yang ditusukkan
dari luar kulit.
2) Tusukan jarum elektroda dengan tepat masuk ke dalam kanker.
3) Setelah masuk ke dalam kanker dengan tepat akan dimulai pengobatan pembekuan
kanker.
4) Pada saat terapi berlangsung, kanker akan membeku berbentuk bola es.
5) Setelah terapi selesai, hanya menyebabkan luka yang sangat kecil, setelah dibungkus,
pasien sudah dapat jalan sendiri kembali ke kamar.
 Hormone Theraphy
Terapi hormon (juga dikenal sebagai terapi hormonal, atau terapi endokrin, yang
bertujuan menahan kemampuan tubuh untuk memproduksi hormon atau dengan
mengganggu aksi hormon untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhan
tumor yang sensitif terhadap hormon. Terapi hormon paling sering digunakan sebagai
terapi adjuvant untuk membantu mengurangi risiko kanker datang kembali setelah
operasi serta pengobatan neoadjuvant. Hal ini juga digunakan untuk mengobati kanker
yang kambuh setelah pengobatan atau telah menyebar.
 Palliative Therapy

Perawatan paliatif atau paliatif terapi adalah suatu cara perawatan untuk penderita kanker
agar memiliki kesejahteraan hidup lebih baik. Paliative therapy tidak hanya
mengenal/mempersiapkan menghadapi kematian. Di beberapa negara maju, paliative
therapy juga digunakan untuk memperpanjang harapan hidup bagi penderita kanker
stadium awal. Perawatan ini merupakan perawatan kesehatan terpadu yang bersifat
aktif dan menyeluruh, yang dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, terintegrasi
antara dokter, dokter spesialis, perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog,
rohaniawan, relawan dan profesional lain yang diperlukan.

Pencegahan
Ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker di rumah, yakni dengan
perubahan gaya hidup, seperti:

1. Berhenti merokok.
2. Berolahraga secara teratur.
3. Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
4. Menjaga berat badan yang sehat.
5. Membatasi konsumsi minuman keras.
6. Menghalau pajanan sinar matahari, misalnya dengan menggunakan tabir surya.
7. Meminimalisir pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya dengan
mengenakan masker saat menggunakan kendaraan umum.
8. Meminimalisasi pajanan terhadap radiasi.
9. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

NEOPLASMA Disusun Oleh : Edwyn Saleh Bedah Mulut PSPDG FKIK UMY 2016.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7263/Neoplasma%20suplemen.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Aster, Kumar, Abbas. 2014. Robbins Basic Pathology 9th Edition. Canada : Elsevier.

Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.
Singapura: Elsevier Saunders.

Nuryati, Lily Kresnowati. 2018. BAHAN AJAR RMIK KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI
PENYAKIT DAN MASALAH TERKAIT III (ANATOMI, FISIOLOGI, PATOLOGI,
TERMINOLOGI MEDIS DAN TINDAKAN PADA SISTEM PANCA INDRA, SARAF,
DAN MENTAL). KEMENKES RI
Vinay Kumar, Abul K. Abbas, Jon C. Aster. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi
Kesembilan. ELSEVIER SAUNDERS
Iis Fadhillah, Wiwen Indita. 2019. Peran Petugas Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan
Kanker Serviks Melalui Peningkatan Cakupan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Kelurahan Campurejo Kecamatan Kota Kediri dalam JURNAL NERS DAN
KEBIDANAN.
Sri Sofha Wahyuni, Widodo Ario Kentjono. 2012. DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN KARSINOMA LIDAH. Surabaya: FK UNAIR-RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
What is radiotherapy? (2020, November 06). Retrieved March 01, 2021, from
https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-
general/treatment/radiotherapy/about
Types of cancer treatment. (n.d.). Retrieved March 01, 2021, from
https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types#:~:text=There%20are%20many
%20types%20of%20cancer%20treatment.%20The,such%20as%20surgery%20with
%20chemotherapy%20and/or%20radiation%20therapy.
Chemotherapy. (2020, March 05). Retrieved March 01, 2021, from
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/chemotherapy/about/pac-20385033
Chapter II.pdf (usu.ac.id)
Duke Street; Suite; Alexandria. ‘Seven Steps to Prevent Cancer’. Prevent Cancer Foundation.
Diakses pada 27/02/2021 https://www.preventcancer.org/education/seven-steps-to-prevent-
cancer/.
Kumar; Cotran; Robbins. 2004. ‘ROBBINS: Buku Ajar Patologi Volume 1 Edisi 7. Penerbit
Buku Kedokteran EGC
National Cancer Institue. ‘Types of Cancer Treatment’. National Institutes of Health. Diakses
pada 27/02/2021 https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types .
Sudarto Pringgoutomo; Sutisna Himawan; Achmad Tjarta. 2002. ‘Buku Ajar Patologi I
(Umum): Edisi Ke-1’. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai