Anda di halaman 1dari 22

WRAP UP SKENARIO 1

BLOK MEKANISME PENYAKIT 2

Disusun oleh :

Afifah Syahla F. M. 1102019004


Andra Mahar Fadillah 1102019018
Asri Choirun Nisa 1102019032
Chika Nurrifki Iskalil 1102019046
Dhea Angela Putri 1102019060
Fakhira Mutia 1102019074
Hafizhah Zaihan Z. 1102019088
Kalila Nisya R. 1102019102
M. Afla Alghani 1102019116

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019/2020
DAFTAR ISI

Skenario……………….……………….……………….……………….……………….………..3
Kata Sulit……………………………………………………………………………………….…4
Pertanyaan dan Jawaban………………………………………………………………..………....5
Hipotesis………………………………………………………………………………………......7
Learning Objective…………………………………………………………………………..…....8
1. Memahami dan menjelaskan tentang Demam
1.1 Definisi Demam……………………………………………………………….…....…9
1.2 Etiologi Demam……………………………………………………………….….…...9
1.3 Jenis – Jenis Demam…………………………………………………………..….….10
1.4 Klasifikasi Demam……………………………………………………………..….....11
1.5 Cara pengukuran suhu………………………………………………………………..11
1.6 Patogenesis……………………………………………………………………….…..12
1.7 Pemeriksaan Lab………………………………………………………………….….15
1.8 Tata Laksana ( Farmakokinetik dan Farmakodinamik )……………………………..18
2. Memahami dan menjelaskan tentang Pandangan Islam Mengenai Demam…….…….…20
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………...….21

2
SKENARIO

DEMAM

Seorang anak laki-laki, 12 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan 1 hari
demam. Demam sepanjang hari dan nafsu makan menurun. Buang air kecil dan besar tidak ada
keluhan. Pemeriksaan fisik hasil nadi 96 kali per menit, suhu 39 oC, frekuensi pernapasan 20 kali
per menit, tohrak dan abdomen tidak ada kelainan, serta tidak terdapat tanda – tanda perdarahan
pada kulit. Dokter memberikan obat penurun panas dan menyarankan bila demam tidak sembuh
dalam 3 hari, pasien diminta datang kembali untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ibu
pasien bertanya ke dokter, apakah pasien boleh berwudhu karena sedang panas tinggi.

3
KATA SULIT

1. Abdomen
Bagian tubuh yang terletak diantara Thorax dan Pelvis dan didalamnya terdapat …

2. Thorax
Bagian tubuh yang tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang dan tulang lutut,….

3. Perdarahan Kulit
Pendarahan yang terjadi di bawah kulit yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah
sehingga munculnya peteki.

4. Demam
Kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi panas
hipotalamus.

4
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa saja tanda – tanda pendarahan pada kulit ?


Titik keci darah terkumpul di bawah kulit dan tidak akan pucat saat ditekan.

2. Apa saja penyebab terjadinya demam ?


Infeksi ( virus, bakteri, parasit, dan jamur ), pasca imunisasi, pada anak – anak yang
sedang tumbuh gigi, karena ketidak seimbangan antara produksi panas dan pengeluaran.

3. Apa hubungan antara berwudhu dengan kondisi si anak ?


Apabila wudhu dengan air dingin menggangu pengeluaran panas.

4. Berapa denyut nadi dan pernapasan normal ?


 Denyut Nadi ( umur 7 – 12 tahun ) : 75 - 100
 Pernapasan : 16 – 20

5. Apa saja macam – macam demam ?


Demam continue, siklik, septic, remittent.

6. Apa tata laksana demam ?


 Non – Farmakologi : Kompres dengan air hangat, memperbanyak minum air
putih, tidur yang cukup, memakai pakaian hangat atau
selimut.
 Farmakologi : Pemberian obat Aspirin, Ibuprofen, Paracetamol.

7. Alternative berwudhu atau bersuci menurut pandangan Islam disaat panas tinggi ?
Bisa dengan air hangat dan tayammum.

8. Kenapa pasien diminta dating kembali setelah 3 hari tidak sembuh ?


Karena selama 3 hari pathogen akan berkembang sehingga pemeriksaan laboratorium
lebih mudah.

9. Pemeriksaan laboratorium apa untuk pasien tersebut ?


Pemeriksaan darah lengkap, urine, hapusan darah tipis dan tebal.

10. Apa ciri – ciri demam ?

5
Menggigil, lemas, nyeri otot, nafsu makan menurun.

11. Vector apa saja yang dapat menyebabkan demam ?


Nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Anopheles, lalat

12. Kenapa pada saat demam diikuti dengan nafsu makan yang menurun?
Karena Adiponectin terganggu

6
HIPOTESIS

Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi panas
hipotalamus yang disebabkan oleh Infeksi, pasca imunisasi, pada anak – anak yang sedang
tumbuh gigi dan karena ketidakseimbangan antara produksi panas dengan pengeluaran, dengan
Vektor Nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Anopheles, lalat. Demam terbagi atas Demam continue,
siklik, septic, remittent, dengan ciri – ciri Menggigil, lemas, nyeri otot, nafsu makan menurun.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan Pemeriksaan darah lengkap, urine, hapusan darah tipis dan
tebal. Tatalaksana yang dapat dilakukan Non – Farmakologi : Kompres dengan air hangat,
memperbanyak minum air putih, tidur yang cukup. Farmakologi seperti pemberian obat Aspirin,
Ibuprofen, Paracetamol, menurut pandangan Islam alternatif bersuci ketika sedang panas tinggi
adalahh dengan cara berwudhu menggunakan air hangat atau tayammum.

7
LEARNING OBJECTIVE

1. Memahami dan menjelaskan tentang Demam


1.1 Definisi Demam
1.2 Etiologi Demam
1.3 Jenis – Jenis Demam
1.4 Klasifikasi Demam
1.5 Cara pengukuran suhu
1.6 Patogenesis Demam
1.7 Pemeriksaan Lab
1.8 Tata Laksana ( Farmakokinetik dan Farmakodinamik )
2. Memahami dan menjelaskan tentang Pandangan Islam Mengenai Demam

8
1. Memahami dan Menjelaskan tentang Demam

1.1 Definisi Demam

 Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal hal ini dapat disebabkan oleh stres
fisiologik seperti pada ovulasi sekresi hormon tiroid berlebihan atau olahraga berat oleh
lesi sistem saraf pusat atau infeksi mikroorganisme atau oleh sejumlah proses non infeksi,
misalnya radang atau pelepasan bahan tertentu. (Dorland, 2012).

 Demam yang berarti suhu tubuh diatas batas normal dapat disebabkan oleh kelainan
didalam otak atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu
yang meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakeri, tumor otak, dan keadaan lingkungan
yang dapat berakhir dengan heatstroke. (Guyton dan Hall, 2014)

 Demam merupakan peningkatan suhu tubuh akibat infeksi dan peradangan. Sebagai
respon terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan
suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen yang bekerja pada pusat
termoregulasi hipotalamus untuk meningktkan patokan thermostat sehingga
hypothalamus sekarang mempertahankan suhu di tingkat yang baru dan tidak
mempertahankanny di suhu normal. (Sherwood 2014).

 Demam adalah peningkatan temperatur tubuh diatas normal ( 37⁰C ) (Newman,2012).

 Demam adalah peninggian suhu dari variasi suhu normal sehari - hari yang berhubungan
dengan peningkatan titik patokan suhudi hypothalamus. (Dinarello and Gelfand,2003).

1.2 Etiologi Demam

9
1. Demam non-infeksi

adalah demam yang bukan disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Demam ini jarang diderita manusia dalam kehidupan sehari-hari. Demam non-infeksi timbul
karenaadanya kelainan pada tubuh yang dibawa sejak lahir, dan tidak ditanganidengan baik.
Contohnya antara lain yang disebabkan oleh adanya kelainan degeneratif atau kelainan
bawaan pada jantung, demam karena stres, atau demam yang disebabkan oleh adanya
penyakit-penyakitberat misalnya leukimia dan kanker.

2. Demam infeksi

adalah demam yang disebabkan oleh masukan patogen,misalnya kuman, bakteri, viral atau virus,
atau binatang kecil lainnya kedalam tubuh. Bakteri, kuman atau virus dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui berbagai cara, misalnya melalui makanan, udara, atau persentuhan tubuh.
Imunisasi juga merupakan penyebab demam infeksikarena saat melakukan imunisasi berarti
seseorang telah dengan sengaja memasukan bakteri, kuman atau virus yang sudah dilemahkan ke
dalam tubuh balita dengan tujuan membuat balita menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demam pada anak antara lain yaitu tetanus, mumps
atau parotis epidemik,morbili atau measles atau rubella, demam berdarah, TBC, tifus,
radangparu-paru

Menurut Febry dan Marendra (2010) penyebab demam dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Demam infeksi, antara lain infeksi virus (cacar, campak dan demam berdarah) dan infeksi
bakteri (demam tifoid dan pharingitis).
2) Demam non infeksi, antara lain karena kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun
(penyakit yang disebabkan sistem imun tubuh itu sendiri).
3) Demam fisiologis, bisa karena kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara terlalu panas
dan kelelahan setelah bermain disiang hari.

Dari ketiga penyebab tersebut yang paling sering menyerang anak adalah demam akibat infeksi
virus maupun bakteri.

1.3 Jenis – Jenis Demam

 Demam Septik : pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi

10
pada pagihari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.

 Demam Remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun dapat turun setiap
hari tetapi tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapatmencapai dua derajat
dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

 Demam Intermiten : pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini
terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana.

 Demam Kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus
tinggi sekali disebut hiperpireksia.

 Demam Siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula

1.4 Klasifikasi Demam

1. Berdasarkan suhu tubuh :

 Demam ringan : 37-38’c


 Demam sedang : 38-40’c
 Demam tinggi : >40’c

2. Berdasarkan lama demam :

 Demam kurang dari 7 hari (pendek)


Tanda local jelas, diagnosis etiologic dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dengan atau tanpa bantuan pemeriksaan lab
 Demam lebih dari 7 hari
Tanpa tanda local, diagnosis etiologic tidak dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dapat ditelusuri dengan pemeriksaan lab

11
 Demam tidak diketahui penyebab
Sindrom virus

1.5 Cara Pengukuran Suhu

Batasan nilai atau derajat demam dengan pengukuran di berbagai bagian tubuh sebagai berikut:
suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu rektal/anus diatas 38,0°C,
suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di membran telinga diatas 38,0°C. Sedangkan dikatakan demam
tinggi apabila suhu tubuh diatas 39,5°C dan hiperpireksia bila suhu diatas 41,1°C (Bahren, et al.,
2014).

Pengukuran yang paling akurat adalah dengan meletakan ujung termometer di lubang anus atau
biasa disebut rektum pada anak secara hati-hati (Arifianto, 2012).

Kelebihan dan Kekurangan dari Empat Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh (Barbara, Glenora,
Audrey, & J., 2010)

1. Lokasi : Oral
Kelebihan : Mudah diakses dan nyaman
Kekurangan : a) Termometer kaca dapat pecah bila tergigit
b) Nilai tidak akurat apabila klien baru saja mengkonsumsi cairan atau
makanan yang dingin atau panas atau merokok.

2. Lokasi : Rektal
Kelebihan : Hasil reliable
Kekurangan : a) Tidak nyaman dan lebih tidak menyenangkan bagi klien, sulit dilakukan
pada klien yang tidak dapat miring kiri kanan, dapat melukai rektum.
b) Adanya feses dapat mengganggu penempatan termometer. Apabila feses
lunak, termometer dapat masuk kedalam feses bukan ke dinding rektum.

3. Lokasi : Aksila
Kelebihan : Aman dan noninvasif
Kekurangan : Termometer harus dipasang dalam waktu yang lama agar memperoleh hasil
yang akurat.

4. Lokasi : Membran timpani


Kelebihan : Mudah diakses, mencerminkan suhu inti, sangat cepat.
Kekurangan : Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan beresiko terjadi perlukan
apabila termometer diletakan terlalu dalam ke lubang telinga. Pengukuran
12
berulang dapat menunjukan hasil yang berbeda. Adanya serumen dapat
mempengaruhi bacaan hasil.

1.6 Patogenesis

A. Non - Infeksi

Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun terpapar suhu
lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal berfluktuasi sepanjang hari, 0,5 0C
dibawah normal pada pagi hari dan 0,5 0 C diatas normal pada malam hari.Suhu tubuh diatur
oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas.
Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi
melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di
hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 37 Celcius, setelah informasi tentang suhu diolah
di hipotalamus selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan
perubahan set point.

Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran


panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh
maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka
dalam bentuk menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit dan
pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh tetapdi pertahankan tetap. Hipotalamus
anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas. Bila hipotalamus anterior
menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh maka pengeluaran panas ditingkatkan
dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi keringat.

Umumnya peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Infeksi bakteri
menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel PMN untuk membuat pyrogen
endogen yaitu interleukin-1, interleukin 6 atau tumor nekrosis faktor. Pirogen endogen bekerjadi
hipotalamus dengan bantuan enzim siklooksigenase membentuk protaglandin selanjutnya
prostaglandin meningkatkan set point hipotalamus. Selain itu pelepasan pirogen endogen diikuti
oleh pelepasan cryogens (antipiretik endogen) yang ikut memodulasi peningkatan suhu tubuh
dan mencegah peningkatan suhu tubuh pada tingkat yang mengancam jiwa.

Pirogen dibagi menjadi 2, yaitu:

 pirogen endogen : IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN


 pirogen eksogen : toksin mikroorganisme

13
MEKANISME :

Pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun

Stimulasi limfosit, monosit, neutrofil

Mengeluarkan pirogen endogen

Merangsang endotelium hipotalamus untuk mengeluarkan prostaglandin

Meningkatkan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus

Hipotalamus akan menganggap suhu yg skrg lebih rendah dr pada patokan di termostat

Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas, dan penurunan pengeluaran panas

Suhu naik ke patokan yg baru

Demam

B. Infeksi

Demam terjadi karena kenaikan setpoint karena indeksi atau ketidakseimbangan produksi dan
pengeluaran panas. Demam yang diakibatkan infeksi, mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh akan merangsang makrofag atau PMN membentuk pyrogen endogenic (IL-1, IL-6, TNF,
IFN). Zat ini bekerja di hipotalamus dengan enzim COX membentuk prostaglandin.
Prostaglandin akan menaikkan setpoint hipotalamus. Demam yang diakibatkan selain dengan

14
infeksi, seperti tumor, penyakit darah, penyakit kolagen, penyakit metabolic sumber pelepasan
PMN berasal dari tempat lain.

Secara teori ketika suhu naik, maka aliran darah cepat sehingga makanan dan oksigen lancer.
Tetapi, ketika suhu diatas 38,50C aliran darah akan cepat, jumlah darah yang menuju organ vital
(otak, jantung, paru) akan bertambah, volume darah ke ekstrimitas bawah berkurang sehingga
ketika teraba akan terasa dingin. Demam yang tinggi akan memacu metabolisme cepat, jantung
akan di pompa dengan cepat, dan frekuensi pernafasan cepat. Dapat terjadi dehidrasi akibat
penguapan kulit dan paru-paru disertai ketidakseimbangan elektrolit yang mendorong suhu tubuh
tinggi. Ketika terjadi hiperpireksia dapat megakibatkan kerusakan jaringan pada otot dan otak
secara permanen, sehingga menyebabkan kerusakan batang otak, kejang, koma, dan lumpuh.

1.7 Pemerikasaan Laboratorium

A. Hematologi (darah lengkap)

 Hemoglobin (Hb)

Hb adalah pigmen dalam butir darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Pada penyakit infeksi menahun, Kanker Darah, Malaria, kadar Hb dapat
menurun, sebaliknya pada Demam Berdarah, kadar Hb dapat meningkat, karena darah
menjadi lebih pekat akibat cairan darah (plasma darah) merembes kekuar dari pembuluh
darah. Kadar Hb, pada Pria Dewasa sekitar 13-16 g/dl, wanita dewasa sekitar 12-14 g/dl,
pada wanita hamil dan anak-anak sedikit lebih rendah dibandingkan orang dewasa.

 Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih, berfungsi untuk melawan kuman yang masuk ke dalam
tubuh kita. Pada infeksi oleh bakteri seperti infeksi tenggorokan, infeksi saluran nafas,
infeksi saluran kencing, jumlah leukosit sering meningkat, namun infeksi oleh bakteri
penyebab Tifus (salmonella), jumlah leukosit tetap normalbahkan bisa turun. Begitu pula
infeksi oleh virus, seperti Flu, Hepatitis Virus, Demam Berdarah, jumlah leukosit tetap
normal. Pada leukemia atau Kanker Darah, jumlah leukosit sering sangat meningkat dan
ditemukan leukosit muda.

 Diff (hitung jenis leukosit)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menghitung prosentase masing-masing jenis sel darah
putih dalam darah. Sel darah putih dalam darah terdiri dari beberapa jenis yaitu yang disebut
Basofil, Eosinofil, Neutrofil Batang, Neutrofil Segmen, Limfosit dan Monosit. Bila

15
seseorang mengalami infeksi, komposisi jenis sel tersebut dapat berubah. Pada infeksi
bakteri, prosentase Neutrofil akan meningkat, sedangkan pada Infeksi Tifus dan Infeksi
Virus, prosentase Limfosit yang meningkat. Pada penyakit Alergi, atau cacingan, prosentase
Eosinofil a. Hematologi (darah lengkap)

• Hemoglobin (Hb)

Hb adalah pigmen dalam butir darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Pada penyakit infeksi menahun, Kanker Darah, Malaria, kadar Hb dapat
menurun, sebaliknya pada Demam Berdarah, kadar Hb dapat meningkat, karena darah
menjadi lebih pekat akibat cairan darah (plasma darah) merembes kekuar dari pembuluh
darah. Kadar Hb, pada Pria Dewasa sekitar 13-16 g/dl, wanita dewasa sekitar 12-14 g/dl,
pada wanita hamil dan anak-anak sedikit lebih rendah dibandingkan orang dewasa

• Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih, berfungsi untuk melawan kuman yang masuk ke dalam
tubuh kita. Pada infeksi oleh bakteri seperti infeksi tenggorokan, infeksi saluran nafas,
infeksi saluran kencing, jumlah leukosit sering meningkat, namun infeksi oleh bakteri
penyebab Tifus (salmonella), jumlah leukosit tetap normalbahkan bisa turun. Begitu pula
infeksi oleh virus, seperti Flu, Hepatitis Virus, Demam Berdarah, jumlah leukosit tetap
normal. Pada leukemia atau Kanker Darah, jumlah leukosit sering sangat meningkat dan
ditemukan leukosit muda.

• Diff (hitung jenis leukosit)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menghitung prosentase masing-masing jenis sel darah
putih dalam darah. Sel darah putih dalam darah terdiri dari beberapa jenis yaitu yang disebut
Basofil, Eosinofil, Neutrofil Batang, Neutrofil Segmen, Limfosit dan Monosit. Bila
seseorang mengalami infeksi, komposisi jenis sel tersebut dapat berubah. Pada infeksi
bakteri, prosentase Neutrofil akan meningkat, sedangkan pada Infeksi Tifus dan Infeksi
Virus, prosentase Limfosit yang meningkat. Pada penyakit Alergi, atau cacingan, prosentase
Eosinofil yang meningkat. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui adanya kanker darah,
yaitu dengan ditemukan sel-sel darah putih yang masih muda.

• LED (laju endap darah)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur kecepatan pengendapan dari sel-sel darah. Sel-
sel darah akan lebih mudah atau cepat mengendap pada keadaan infeksi, adanya kerusakan
jaringan tubuh, keadaan anemia (kuranh darah). Oleh karena itu pemeriksaan ini sering
digunakan untuk mengetahui adanya infeksi. Pada keadaan normal, kecepatan pengendapan
sel-sel darah (LED) sekitar 0-20 mm/ jam. Nilai ini meningkat bila terjadi infeksi.

16
• Trombosit

Trombosit yang disebut juga keping-keping darah, merupakan salah satu komponen dalam
darah kita yang berfungsi mencegah perdarahan. Bila jumlah trombosit menurun jauh di
bawah normal maka kemungkinan perdarahan mudah terjadi. Seperti pada demam berdarah
sering tampak bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang bila ditekan, hal ini disebabkan
adanya perdarahan halus dari pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit. Oleh karena itu,
pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan yang penting untuk mengetahui adanya
Demam Berdarah. Pada Demam Berdarah, Trombosit menurun setelah hari kedua. Pada
orang sehat, jumlah trombosit sekitar 180.000 – 380.000 sel/ ul.

B. Urin lengkap

Pemeriksaan Urin Lengkap merupakan pemeriksaan yang dapat memberi petunjuk adanya
kelainan pada saluran kencing atau ginjal. Bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan
peningkatan jumlah leukosit (Sel Darah Putih), bakteri, maka hal ini merupakan petunjuk adanya
penyakit infeksi pada saluran kencing atau ginjal. Pada kencing normal, jumlah leukosit hanya
<8/ LPB dan tidak ada bakteri.

C. Widal

Pemeriksaan Widal, adalah pemeriksaan untuk mengetahui adanya antibodi terhadap kuman
penyebab Tifus (Salmonella). Bila seseorang terinfeksi kuman Tifus, maka tubuhnya akan
membentuk zat antibodi terhadap kuman tersebut. Oleh karena itu, adanya peningkatan kadar
antibodi Tifus yang nyata dalam darah seseorang, dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
infeksi oleh kuman Tifus. Kenaikan dianggap nyata bila titer antibodi O di atas 1/160 dan
antibodi H di atas 1/320. Pemeriksaan antibodi tersebut dinamakan Test Widal.

D. Tubex TF

Pemeriksaan ini untuk membantu mengetahui adanya infeksi tifus, berdasarkan pemeriksaan
terhadap antibodi tifus Ig M yang biasanya timbul bila terkena infeksi tifus. Hasil dinyatakan
positif bila hasil skore pemeriksaan > 4, dinyatakan negatif bila skore < 2, dan pemeriksaan perlu
diulang jika skore 3.

E. SGOT dan SGPT

17
SGOT, SGPT adalah suatu zat enzim yang dihasilkan oleh sel hati. Infeksi pada hati (Hepatitis),
mengakibatkan perubahan atau kerusakan pada sel tersebut dan SGOT, SGPT yang ada di dalam
sel hati banyak tumpah masuk ke dalam darah. Oleh karena itu peningkatan kadar SGOT, SGPT
dalam darah, biasanya di atas 2 kali normal, dapat di gunakan sebagai petunjuk infeksi hati
(Hepatitis). Nilai normal SGOT, SGPT sekitar 5 – 10 U/L.

F. Rontgen paru

Pemeriksaan Rontgen Paru perlu dilakukan pada demam tinggi yang disertai sesak nafas dan
batuk, hal ini penting untuk mengetahui adanya infeksi atau radang paru yang disebut
Bronchopneumonia, juga pada demam lama yang tidak jelas penyebabnya, pemeriksaan Rontgen
Paru berguna untuk mengetahui adanya infeksi paru yang disebut Tuberculosis (TBC).

1.8 Tata Laksana

1.8.1 Non – Farmakologi

1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang
cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita
lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan. Memakai satu lapis pakaian dan
satu lapis selimut sudah dapat memberikan rasa nyaman kepada penderita.
3. Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat efektif terutama
setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin karena akan menyebabkan
keadaan menggigil dan meningkatkan kembali suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2010).

1.8.2 Farmakologi

A. PARACETAMOL

1. Farmakokinetik

Parasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit. Masa paruh plasma antara 1-3
jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan dengan protein plasma secara lemah
(Wilmana & Gan, 2007). Ikatan dengan protein plasma sebesar 25% (University of Alberta,

18
2009). Parasetamol akan dimetabolisme di dalam hati oleh enzim mikrosom hati dan diubah
menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida. Asetaminofen akan dioksidasi oleh CYP2E1
membentuk metabolit yaitu N-acetyl-p-benzoquinone yang akan berkonjugasi dengan glutation
yang kemudian dieksresikan melalui ginjal (University of Alberta, 2009). N-acetyl-p-
benzoquinone merupakan metabolit minor tetapi sangat aktif. Akan tetapi N-acetyl-p-
benzoquinone merupakan metabolit yang dapat merusak hati dan ginjal jika terkumpul dalam
jumlah besar (Frust & Ulrich, 2007). Parasetamol dieksresikan melalui ginjal, sebagian sebagai
parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi (Wilmana & Gan, 2007).

2. Farmakodinamik

Parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1
dan COX-2 di jaringan perifer (Frust & Ulrich, 2007). Efek anti-inflamasi sangat lemah,
sehingga parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik (Wilmana & Gan, 2007). Penelitian
terbaru menyatakan bahwa parasetamol menghambat secara selektif jenis lain dari enzim COX
yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim COX-3 (University of Alberta, 2009). Sifat
antipiretik dari parasetamol dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di hipotalamus
yang mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas (University of
Alberta, 2009)

3. Efek samping

Pemberian parasetamol yang berlebihan akan menyebabkan hepatotoksik dan nefropati analgesik
(Wilmana & Gan, 2007). Dosis tinggi dari parasetamol akan menyebabkan saturasi dari glutation
sehingga terjadi penimbunan N-acetylp-benzoquinone. N-acetyl-p-benzoquinone akan
berinteraksi dengan sitoskleton sel hati yang kemudian akan membuat sel menjadi melepuh dan
akhirnya sel hati tersebut akan mati (Moore et al., 1985). Kematian sel dalam jumlah besar ini
akan menyebabkan nekrosis hati. Pemberian parasetamol maksimal dalam satu hari adalah 4 g
(University of Alberta, 2009). Pemberian parasetamol sebanyak 15 g dapat menyebabkan
hepatotoksik yang parah dengan nekrosis sentrilobular, dan terkadang bersamaan dengan
nekrosis tubular ginjal akut (Frust & Ulrich, 2007). Gejala awal keracunan parasetamol adalah
anoreksia, mual, dan muntah. Untuk mengatasi keracunan parasetamol dapat diberikan N-
asetilsistein (prekursor glutation) (Wilmana & Gan, 2007).

19
2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN TENTANG PANDANGAN ISLAM
MENGENAI DEMAM

Seseorang yang sakit apabila tidak mampu bersuci dengan air untuk berwudhu dari hadats kecil
atau mandi dari hadats besar karena tidak mampu atau khawatir bertambah parah sakitnya atau
akan menjadi lama sembuhnya, maka dia boleh bertayyamum. Caranya yaitu dengan
memukulkan kedua telapak tangannya pada permukaan yang suci dan berdebu sebanyak satu
kali. Kemudian dilanjutkan dengan mengusap  wajah dan kedua telapak tangan. Hal ini
berdasarkan firman Allah,

َ ‫طيِّبا ً فَا ْم‬


‫س ُحو ْا‬ َ ‫ساء فَلَ ْم تَ ِجدُو ْا َماء فَتَيَ َّم ُمو ْا‬
َ ً‫ص ِعيدا‬ ْ ‫سفَ ٍر أَ ْو َجاء أَ َح ٌد َّمن ُكم ِّمنَ ا ْل َغائِ ِط أَ ْو الَ َم‬
َ ِّ‫ستُ ُم الن‬ َ ‫ضى أَ ْو َعلَى‬ َ ‫َوإِن ُكنتُم َّم ْر‬
ُ‫ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُكم ِّم ْنه‬
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayyammumlah dengan tanah

20
yang baik (bersih). Usaplah wajahmu dan kedua telapak tanganmu dengan tanah itu “ (Al
Maidah :6)

DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6417/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence
 https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1037/967
 http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/5157/06bab2_rosinta_1010011
1037_skr_2015.pdf?sequence=6&isAllowed=y
 http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Rekomendasi-IDAI-
mengenai-Pemeriksaan-Penunjang-Diagnostik-Demam-Tifoid-1.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31365/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=605BE462354803613E3A39747E2D6456?sequence=4
 http://www.labbiomed.co.id/index.php/article/27-pemeriksaan-laboratorium-pada-demam
 ismoedijanto. (2000). Demam pada Anak. Sari Pediatri, Volume 2. Hal. 104-105

21
 https://kesehatanmuslim.com/tuntunan-bersuci-bagi-orang-sakit-2/
 Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
 Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2008.Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI

22

Anda mungkin juga menyukai