“Keracunan Insektisida”
KELOMPOK B-12
Fadilla (1102019236)
B. Kata Sulit
1. Insektisida
Bahan kimia yang bersifat racun digunakan untuk membunuh serangga.
2. Keracunan
Kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium, memakan, meminum,
menyuntikan obat, bahan kimia atau gas.
3. Atropin
Obat yang digunakan untuk menangani lambatnya denyut jantung dan gejala
keracunan insektisida.
4. Antidotum
Sebuah substansi yang dapat melawan reaksi peracunan.
5. Kesadaran Menurun
Suatu keadaan tidak mampu bangun secara utuh dan tidak bisa memberi respon kuat
terhadap rangsangan sekelilingnya.
6. Intravena
Di dalam vena dalam kasus ini, injeksi (memasukkan obat) ke dalam vena.
7. Atropinisasi
Gejala yang timbul pada keadaan tertentu; mulut kering, takikardi dan palpasi.
C. Pertanyaan
1. Apa pertolongan pertama ketika terjadi keracunan insektisida?
2. Apa saja kandungan insektisida?
3. Mengapa mulut dapat mengeluarkan busa?
4. Gejala apa yang akan timbul apaila terjadi keracunan insektisida?
5. Apa saja jenis insektisida?
6. Melalui cara apa saja racun dan obat bisa masuk ke tubuh?
7. Apakah keracunan insektisida dapat menyebabkan kematian?
8. Bagaimana obat atropin bekerja?
9. Bagaimana pandangann Islam terhadap bunuh diri?
10. Apa pengaruh insektisida bbagi tubuh?
11. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keracunan?
D. Jawaban
1. Meminta bantuan medis secepatnya, menjauhkan bahan-bahan beracun, jika
terkena mata segera dibilas.
2. Kalium arsenat, Leat arsenat, komponen Merkuri, sulfur, komponen tembaga.
3. Akibat dari pengaruh saraf secara berlebih, sehingga produksi air liur juga berlebih.
4. Badan kaku, muntah, mengeluarkan busa dari mulut, kejang, berkeringat banyak,
mata kunang-kunang, pingsan.
5. Insektisida Hidrokarbon Klorin (IHK) dan Insektisida Fosfat Organik (IFO).
6. Kulit (penetrasi), pernafasan (inhalasi), pencernaan.
7. Bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
8. Cairan atropin bekerja dengan cara mengurangi stimulan syaraf parasimpatik
dengan cara menghalangi kerja asetilkolin.
9. Haram, karena di Al Quran disebutkan bahwa kita tidak boleh merugikan dan
menyakiti diri sendiri. Menurut Syeikh Abdul Aziz bin Baz, bunuh diri adalah suatu
dosa yang besar.
10. Insektisida bersifat racun apabila masuk ke dalam tubuh yang menimbulkan
kegagalan fungsi enzim dan berakhir dengan kegagalan fungsi organ.
11. Kondisi tubuh, cairan yang masuk ke tubuh, dosis dan jenis racun, stabilitas dan
resapan racun dalam tubuh.
E. Hipotesis
Insektisida mengandung kalium arsenat, leat arsenat, komponen merkuri, sulfur
dan komponen tembaga. Apabila tertelan, akan menimbulkan gejala badan kaku,
muntah, mengeluarkan busa dari mulut, kejang, berkeringat banyak, mata
kunangkunang, serta pingsan dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani
dengan cepat dan tepat. Hal ini adalah karena akibat dari pengaruh saraf secara berlebih,
sehingga produksi air liur juga berlebi dan insektisida bersifat racun yang apabila
masuk ke dalam tubuh yang menimbulkan kegagalan fungsi enzim dan berakhir dengan
kegagalan fungsi organ. Keracunan insektisida dalam hal ini diatasi dengan pemberian
obat melalui intravena karena merupakan cara yang tepat. Ada beberapa cara pemberian
obat karena racun juga bisa masuk melalui beberapa cara yaitu melalui kulit (penetrasi),
pernafasan (inhalasi), dan pencernaan. Pemberian obat pada kasus ini akan
menyebabkan mengurangnya stimulan syaraf parasimpatik dengan cara menghalangi
kerja asetilkolin. Selain itu, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah meminta
bantuan medis secepatnya, menjauhkan bahan-bahan beracun, jika terkena mata segera
dibilas. Jenis insektisida adalah Insektisida Hidrokarbon Klorin (IHK) dan Insektisida
Fosfat Organik (IFO). Faktor yang dapat mempengaruhi kerja obat dalam tubuh adalah
kondisi tubuh, cairan yang masuk ke tubuh, dosis dan jenis racun, stabilitas dan resapan
racun dalam tubuh.
F. Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan tentang Keracunan.
a. Definisi
Keracunan adalah kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium,
menyentuh, atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun, atau
gas. Keracunan bukan hanya membahayakan kesehatan, tapi juga bisa
menyebabkan kematian. Tak hanya dari racun, beberapa zat yang bisa ditemui
sehari-hari seperti obat-obatan dan karbon monoksida juga bisa berbahaya jika
Anda terpapar dalam konsentrasi atau dosis yang tinggi. Dan zat lainnya seperti
pembersih lantai bisa beracun jika ditelan.
Gejala keracunan dapat menyerupai kondisi lainnya, seperti kejang, mabuk
alkohol, stroke, dan respon insulin. Tanda-tanda dan gejala keracunan bisa
meliputi:
a. kemerahan di sekitar mulut dan bibir
b. napas berbau seperti bahan kimia
c. gangguan pernapasan
d. mengantuk
e. linglung (gegar otak) atau masalah perubahan mental lainnya
Lakukan hal berikut sambil menunggu pertolongan datang:
a. Singkirkan apapun yang masih berada dalam mulut korban. Jika racun yang
diduga merupakan pembersih rumah atau bahan kimia lainnya, bacalah label
wadah dan ikuti panduan untuk keracunan yang tidak disengaja.
b. Untuk racun yang tersentuh kulit: Singkirkan pakaian yang terkontaminasi
dengan menggunakan sarung tangan. Cucilah kulit selama 15 sampai 20 menit
di air yang mengalir.
c. Untuk racun yang kena mata: Bilaslah mata dengan air bersuhu sejuk atau
suamsuam kuku selama 20 menit atau sampai pertolongan datang.
d. Untuk racun yang dihirup hidung: Bawalah korban ke udara segar sesegera
mungkin.
e. Jika korban muntah, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah
tersedak.
f. Jika korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti tidak bergerak,
bernapas, atau batuk, segera lakukan resusitasi jantung (CPR).
b. Jenis-Jenis Racun
Daftar racun paling mematikan karena dapat mengakhiri hidup seseorang dalam
seketika.
1. Serbuk Anthrax
Racun ini umumnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan. Jika
terpapar anthrax, awalnya akan terasa seperti flu namun pada akhirnya memicu
kematian.
2. Botox
4. Sianida
Zat ini diketahui secara umum dan memiliki efek yang fatal pada manusia. Dalam
dosis kecil sekalipun, sianida dapat mengakhiri hidup dalam hitungan menit. Ketika
dikonsumsi, zat ini mengikat zat besi dalam sel darah dan menghambat sirkulasi
oksigen.
5. Merkuri
Apakah Anda tahu setetes merkuri ketika ditempatkan di tangan, atau berupa uap
yang dihirup dapat membunuh. Merkuri langsung menyerang paru-paru dan sistem
saraf, sehingga mematikan sistem saraf sepenuhnya hingga menyebabkan orang
yang terinfeksi meninggal.
7. Sarin
Ini adalah gas saraf yang menyebabkan pilek dan sesak di dada pada awalnya,
sebelum mulai merasa tercekik hingga menyebabkan kematian. Terkadang
kematian akibat bahaya gas ini terjadi hanya dalam hitungan detik.
8. Strychnine
Zat ini diekstrak dari pohon tertentu yang ditemukan di India dan Asia Tenggara.
Ini merupakan zat putih tidak berbau yang dapat terhirup. Menghirup zat ini dapat
menyebabkan sesak napas dan seseorang dapat meninggal dunia dalam waktu yang
singkat.
9. Tetrodotoxin
Ini adalah racun yang ditemukan pada ikan buntal. Orang yang mengkonsumsi ikan
ini dapat menderita kelumpuhan mulut atau kesulitan menelan, yang diikuti
masalah bicara dan koordinasi. Dalam rentang waktu yang sangat singkat, orang
yang makan ikan ini akan mengalami kejang-kejang.
10. Racun VX
Ini adalah zat beracun yang sering digunakan dalam perang. Setetes VX pada kulit
dapat langsung menyebabkan kematian secara cepat.
c. Patofisiologi
Asetilkholin itu bersifat mengeksitasi dari neuron – neuron yang ada di post
sinaps, sedangkan asetilkolinesterasenya diinaktifkan, sehingga tidak terjadi adanya
katalisis dari asam asetil dan kholin. Terjadi akumulasi dari asetilkolin di sistem
saraf tepi, sistem saraf pusatm neomuscular junction dan sel darah merah,
Akibatnya akan menimbulkan hipereksitasi secara terus menerus dari reseptor
muskarinik dan nikotinik.
Didalam kasus kita ini menyangkut keracunan baygon, perlu diketahui dulu
bahwa didalam baygon itu terkandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan
transfluthrin. Propoxur adalah senyawa karbamat yang merupakan senyawa Seperti
organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersivat reversibel dan tidak
mempunyai efek sentral karena tidak dapat menembus blood brain barrier. Gejala
klinis sama dengan keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktunya lebih
singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan organofosfat.
Dampak terbanyak dari kasus ini adalah pada sistem saraf pusat yang akan
mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada
miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat
kardiovaskular di otak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung
lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi
mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak
karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi
akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia
a. Definisi
4) Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI No.
22 Th 1997 tentang Narkotika penggunaannya diawasi dengan ketet, sehingga
obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli
(tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain:
opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya.
1) Penetapan diagnosa
3) Menyembuhkan penyakit
6) Peningkatan kesehatan
b. Farmakokinetik
a. Absorpsi
•Besar partikel
•Dosis
•Integritas membrane
Absorpsi obat pada rectum terjadi pada 2/3 bagian bawah rectum.
Obat yang diabsorbsi tidak mencapai hati karena langsung masuk ke
vena cava inferior. Proses absorpsi umumnya lebih rendah jika
dibandingkan dengan pemberian oral.
b. Distribusi
d. Ekskresi
c. Farmakodinamik
a. Mekanisme Kerja
d. Secara kompetisi
b. Reseptor Obat
-Membran Protein
-Asam Nukleat
-Kompleks Polisakarida
-Ionotropic reseptor
-GPCR
-Nuclear reseptor
c. Antagonis (Kontraindikasi)
Antagonis suatu keadaan ketika efek dari satu obat menjadi kurang atau
hilang sama sekali yang disebabkan oleh keberadaan satu obat lainnya.
• Antagonis mengikat bukan pada molekulnya sendiri tetapi pada komponen lain dalam
sistem reseptor, yakni pada molekul lain yang meneruskan fungsi reseptor dalam sel
target. Sehingga afinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.slideshare.net/mobile/itaufiqqurrachman/c21-mekanisme-kerja-obat
• http://www.academia.edu/download/50722149/makalah_keracunan.docx