Anda di halaman 1dari 29

WRAP UP SKENARIO

BLOK MEKANISME PENYAKIT 1

“ Medical Check Up ”

Kelompok : A.09
Ketua : Alaric Casta Rafi
Sekretaris : Fetricia Catherina
Anggota : 1. Annisa Amelia ( 1102019023 )
2. Avia Nurul Azzahra (1102019037 )
3. Dafa Zenobia ( 1102019051 )
4. Dwi Wisnu Prasetyo ( 1102019065 )
5. Hasyajogi Tiara Harahap ( 1102019093 )
6. Khaura Tsabitha Baraba ( 1102019107 )
7. Maygel Nahren ( 1102019121 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.424457
Daftar Isi

SKENARIO 3
KATA SULIT 4
PERTANYAAN 5
JAWABAN 6
HIPOTESIS 8
SASARAN BELAJAR 9
LO 1: Memahami dan Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium 10
LO 2 : Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium 10
LO 3: Memahami dan Menjelaskan Tahapan Pemeriksaan Laboratorium 12
LO 4 : Memahami dan Menjelaskan Tujuan Pra-analitik
16
LO 5 : Memahami dan Menjelaskan Medical Check Up 21
Daftar Pustaka 28

2
SKENARIO

Seorang perempuan, 45 tahun, pekerjaan tenaga kerja wanita pada RT Amanah dianjurkan
medical check up di RS Yarsi , pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan darah rutin, gula
darah, urin rutin dan feses rutin. Sebelum melakukan pemeriksaan dokter memerintahkan
untuk puasa. Kemudian pasien tersebut menanyakan kepada dokter apakah ia mesti
melakukan medical check up geriatri dikarenakan umurnya mendekati usia geriatri. Dokter
tidak menyarankan dikarenakan umurnya belum tergolong geriatri.

3
KATA SULIT

1. Medical check up : Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh ( KBBI )


2. Geriatri : Cabang ilmu kedokteran yang terutama menangani berbagai masalah
penuaan dan penyakit orang tua ( KBBI )
3. Pemeriksaan darah rutin : Pemeriksaan yang paling awal atau screen test untuk
mengetahui diagnosis suatu kelainan ( KBBI )
4. Urin : Zat cair buangan yang terhimpun dalam kandung kemih dan terbuang
melalui saluran kemih ( KBBI )
5. Feses : Produk atau buangan dari hasil pencernaan yang dikeluarkan melalui anus (
KBBI )
6. Gula darah : Jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah ( KBBI )
7. Puasa : Ibadah menahan diri dari makan,minum dan segala yang membatalkannya
sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari ( KBBI )

4
PERTANYAAN

1. Mengapa harus puasa sebelum melakukan medical check up ?


2. Berapa lama durasi puasa dan mengapa ?
3. Berapa usia geriatri ?
4. Perbedaan antara medical check up untuk geriatri dengan umum ?
5. Tujuan dianjurkannya medical check up adalah ?
6. Apa persiapan melakukan medical check up ?
7. Tahapan medical check up ?
8. Macam pemeriksaan glukosa darah ?
9. Masalah apa saja yang sering muncul pada geriatri ?
10. Jenis tes yang mengharuskan puasa sebelum melakukan periksa kesehatan ?
11. Berapa kadar normal dan abnormal gula darah dalam tubuh ?
12. Tujuan pemeriksaan darah, urin dan feses adalah ?

5
JAWABAN

1. Untuk membantu memastikan hasil tes yang akurat


2. Antara 8-12 jam agar zat gula dalam darah tidak terkontaminasi
3. Diatas 60 tahun
4. Pemeriksaan geriatri lebih kompleks daripada umum, meliputi kolonoskopi, dexascan,
EKG dan psikologi
5. Untuk memantau kesehatan dan mendeteksi sedini mungkin suatu gangguan atau
penyakit
6. a. Berpuasa
b. Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
c. Tidak mengonsumsi obat kurang lebih 3 hari
d. Tidak melakukan aktivitaas fisik yang berlebihan
7. a. Input : Pra-analitik contohnya pengambilan darah
b. Proses : Analitik contohnya melakukan uji laboratorium
c. Output : Pasca analitik contohnya hasil laboratorium
8. a. Glukosa darah sewaktu : Dilakukan sepanjang hari tanpa memperhatikan kondisi
tubuh dan makanan terkakhir
b. Glukosa darah puasa : Dilakukan setelah berpuasa selama 8-12 jam
c. Glukosa 2 jam : Dilakukan 2 jam setelah pasien makan
9. a. Encok ( Asam urat )
b. Alzheimer
c. Insomnia
d. Osteoporosis
e. Penurunan sistem imun
f. Hipertensi
g. Katarak
h. Impoten
10. a. Kolesterol
b. Urin
c. Asam urat
d. Glukosa
e. Fungsi hati
11. 1. Kadar normal
a. Glukosa darah : < 200 mg/dL
b. Saat puasa : < 100 mg/dL
2. Kadar abnormal :
a. Pra DM : 100-125 mg/dL
b. Penderita DM : > 126 mg/Dl
12. 1. Feses
a. Fungsi empedu
b. Mengetahui adanya bakteri, virus dan parasit

6
2. Urin
a. Fungsi ginjal dan hati
b. Penyakit DM
3. Darah
a. Mcv
b. Mch
c.Mchc

7
HIPOTESIS

Medical check up bertujuan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin dengan melakukan
persiapan yaitu berpuasa selama 8-12 jam, tidak mengonsumsi obat kurang lebih 3 hari dan
tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan agar mendapatkan hasil yang akurat. Medical
check up geriatri lebih kompleks dibandingkan dengan yang umum.

8
SASARAN BELAJAR
LO 1: Memahami dan Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium

LO 2 : Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium

LO 3: Memahami dan Menjelaskan Tahapan Pemeriksaan Laboratorium

LO 4 : Memahami dan Menjelaskan Tahapan Pra-analitik

LO 5 : Memahami dan Menjelaskan Medical Check Up Geriatri

9
Hasil Sasaran Belajar

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium


 PemeriksaanLaboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosis suatu penyakit
tertentu. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan
penyakit. Diagnosis penyakit kadang tidak mudah, terutama pada permulaan penyakit, gejala
klinis penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan
kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pendataan permulaan dokter tidak selalu dapat
menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.

Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasi uji laboratorium
dengan alasan berikut :
1. Untuk menunjang diagnosis klinis
2. Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3. Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4. Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5. Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)
 
Dari lima hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium memiliki fungsi dan
manfaat sebagai berikut:
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi
(walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi
perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya
5. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan
memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat
terjadi. Pemantauan ini sebaiknyadilakukan secara berkala.
6. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
7. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium


1. Kimia Klinik. Pemeriksaan lab dalam bagian kimia klinik ini mempunyai tujuan
mendeteksi awal adanya infeksi virus, memperkirakan status imun seseorang dan juga
dapat digunakan dalam rangka pemantauan respon pasca vaksinasi.

2. Hematologi. Pemeriksaan darah hematologi ini adalah bagian dari penilaian komponen
sel darah secara lebih lengkap, yang bertujuan dan bermanfaat dalam rangka
mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia ( kurang darah ), adanya infeksi atau
kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat
kelainan jumlah trombosit. Pemeriksaan meliputi keseluruhan darah dan plasma.
Mereka melakukan perhitungan darah dan selaput darah

10
3. Imunologi. Pemeriksaan imunologo darah ini bertujuan untuk mendeteksi awal adanya
infeksi virus, mempekirakan status imun dan juga menguji antibodi pada diri
seseorang yang akan diperiksa terkait dengan penyakit yang sedang dialami.

4. Mikrobiologi. Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan


lab terhadap sampel darah, urin , feses , serta sekret dan kerokan kulit yang dapat
dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis, pengecatan maupun pembiakan.

5. Patologi. Adalah merupakan jenis pemeriksaan bedah menguji organ, ekstremitas,


tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.

6. Sitologi. Adalah jenis pemeriksaan untuk menguji usapan sel (seperti dari mulut
rahim) untuk membuktikan kanker dan lain-lain.

7. Serologi. Menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis
atau HIV AIDS.

8. PCR (Polimerase Chain Reaction). Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan


teknologi amplifikasi asam nukleat virus, untuk mengetahui ada tidaknya virus / DNA
virus, untuk memperkirakan jumlah virus dalam tubuh, untuk mengetahui jenis virus
( genotipe atau subgenotipe ) yang menginfeksi.

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Tahapan Pemeriksaan Laboratorium


3.1. Menjelaskan Persiapan Pemeriksaan Lab 
Beberapa persiapan yang bisa dilakukan sebelum pemeriksaan lab adalah :
a. Bila melakukan pemeriksaan yang memerlukan bahan sampel urin,
dianjurkan untuk minum air putih tanpa gula minimal 2 L/H.
b. Tidak mengkonsumsi obat-obatan oral maupun yang lain, yang dapat
menyebabkan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut.
c. Menghindari akitifitas fisik berat, seperti berlari, naik turun tangga dalam
jangka waktu lama, olahraga pada malam hari sebelum pengambilan darah.
d. Menghindari stress sampai proses pengambilan sampel selesai.
e. Puasa 12-14 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, tidak diperkenankan
melebihi waktu yang ditentukan, yaitu lebih dari 14 jam.
f. Tidak diperkenankan merokok, makan makanan yang mengandung gula,
minum (kecuali air putih).

3.2. Menjelaskan Tahapan Pemeriksaan Lab 


1. Pre Analitik 
Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat
menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses
kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi Kondisi Pasien,
Cara dan Waktu pengambilan Sampel, perlakuan terhadap proses persiapan sampel
sampai sampel selesai. 
2. Analitik 
Analitik adalah Tahap Pengerjaan pengujian sampel hingga diperoleh hasil
pemeriksaan. 
3. Pasca Analitik 

11
Pasca Analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan
bahwa hasil pemeriksaan yang dikelarkan benar-benar Valid.

3.3 Menjelaskan Hasil Pemeriksaan Lab 


1. HB (HEMOGLOBIN) 
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh
kadar Hemoglobin. Nilai normal Hb : 
Wanita 12-16 gr/dL 
Pria 14-18 gr/dL 
Anak 10-16 gr/dL 
Bayi baru lahir 12-24gr/dL 
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan
intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh
obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker),
indometasin (obat antiradang). 
Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun
(COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb
yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi
pada kulit 

2. TROMBOSIT (PLATELET) 
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan. 
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan
dan hambatan perm- bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah
200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah. 

3. HEMATOKRIT (HMT) 
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain)
dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah
makin kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar
dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih
kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT> 20
%. 
Nilai normal HMT :
Anak 33 -38% 
Pria dewasa 40 – 48 % 
Wanita dewasa 37 – 43 % 
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut
(kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia,
gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan,
ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung). Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi,
diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar,
dan Iain- Iain. 

4. LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH) 


Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh.

12
Nilai normal :
Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3 
Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3 
Dewasa 4000-10.000/mm3 
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses
infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru- paru), meningitis (radang
selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid,
alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan
Iain-Iain. 
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan
obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika
oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti
infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri). 
Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count) 
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah
berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. 
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses
penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5
yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang
cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif
dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat
bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan
pertahanan selama fase infeksi akut. 
Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan
jaringan, apendiksitis akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain. Penurunan jumlah
neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain. 

5. EOSINOFIL 
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi
(terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit.
Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4% . Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian
alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil
terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar. 

6. BASOFIL  
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah
leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan
lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1% 
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase
penyembuhan infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi
hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan 

7. LIMPOSIT 
Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi.
Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit. Peningkatan limposit terdapat pada
leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain. Penurunan limposit
terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain. 

13
8. MONOSIT
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih
besar dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di
jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit. 
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan
Iain-Iain. Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik. 

9. ERITROSIT
Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah
dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak
dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120
hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang
memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel darah merah lebih
banyak. 
Nilai normal eritrosit : 
Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3 
Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3 

10. LAJU ENDAP DARAH (LED) 


LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah
merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan
terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis
Rheumatoid (rematik), dan TBC. 
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma,
kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan
LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor
pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga
dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol. 

11. G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE) 


Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat
kerentanan seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan
kelainan genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita. Nilai normal dalam
darah yaitu G6PD negatif .Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi
bakteri, infeksi virus, diabetes asidosis. Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena
obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin C) vitamin K, asetanilid. 

12. SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase) 


Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan
tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau
kerusakan hati. 
Nilai normal : 
Pria sampai dengan 42 U/L 
Wanita sampai dengan 32 U/L 
Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis. Peningkatan 3 –
10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard
(serangan jantung). Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis
empedu. 

14
13. ASAM URAT 
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam
nukleat pada DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging,
jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil olahannya. Pergantian purin dalam
tubuh berlangsung terus-menerus dan menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak
ada input makanan yang mengandung asam urat. 
Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin
normal melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat
dalam serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin, serta asupan
dari makanan. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal/batu dalam saluran
kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl sudah ada keluhan dan
memerlukan pengobatan. 
Nilai normal : 
Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah) 
Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah) 
Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah) 
Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah) 
Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin) 
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker,
diabetes mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam,
malnutrisi, latihan yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik. 
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar,
kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah
allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Tahapan Pra-analitik


Dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan
kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya.
Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu
pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai
dikerjakan.

Faktor yang pada umumnya berpengaruh pada tahap pre analitik antara lain :


1.    Kondisi pasien
a.    Riwayat penyakit yang diderita pasien, penyakit turunan ataupun kelainan bawaan
tentunya akan mempengaruhi kondisi tubuh pasien tersebut.
b.    Berat badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh. Kondisi fisik pasien secara
spesifik tentunya akan berbeda dan memberi pengaruh antar individu.
c.    Kondisi pasien yang sedang fit atau tidak. Kondisi pasien saat pemeriksaan
tentunya akan mempengaruhi kondisi sampel yang diberikan.
d.    Kelainan – kelainan yang diderita oleh pasien. Jika pasien memiliki kelainan
maka tentunya akan mempengaruhi kondisi pasien juga sampel dari pasien tersebut.
e.    Aktivitas fisik pasien. Aktifitas yang dilakukan pasien dapat meningkatkan kadar
– kadar tes tertentu, contohnya jika pasien habis berolahraga maka kadar CK akan
meningkat
f.    Gaya hidup pasien, kebiasaan pasien yang tentunya juga akan mempengaruhi
kondisi sampel, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan merokok, hal ini
dapat meningkatkan hasil/kadar pada pemeriksaan tumor marker.
2.    Lama puasa pasien (Untuk pemeriksaan tertentu  yang memerlukan puasa)

15
Lama puasa pasien sangat mempengaruhi  hasil pemeriksaan, misalnya pada
pemeriksaan glukosa puasa jika pasien berpuasa  > 14 jam maka hasil pemeriksaan glukosa
tidak akan memperlihatkan kondisi sebenarnya, begitu juga pada pemeriksaan gula 2 jam PP
jika pasien diambil darah > 10 menit pada 2 jam setelah makan maka hasil pemeriksaan tidak
akan menggambarkan kondisi glukosa darah pasien yang sesungguhnya.
3.    Asupan makanan dan obat – obatan yang dikonsumsi
Asupan makanan dan obat – obatan tentunya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan,
contohnya : obat – obatan penurun kadar lemak ternyata  mempengaruhi hasil pemeriksaan
kretinin kinase; makan makanan yang berlemak tentunya akan mempengaruhi kolesterol total;
kopi dapat meningkatkan kadar kreatinin.
4.    Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan sampel :
a.    Serum atau Plasma : pengambilan darah harus dilakukan secara tepat, gunakan
bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik
b.    Whole Blood : pengambilamn darah harus dilakukan secara tepat, gunakan bahan
pembantu yang benar dan memiliki kualitas baik, jaga stabilitas sampel, kondisi
lingkungan disesuaikan dengan persyaratan.
c.    Urine : perhatikan cara penampungan yang benar, pengawetan yang digunakan
haruslah tepat, gunakan wadah yang bersih dan bebas ketoaminan, stabilitas sampel
terjaga baik.
d.    Cairan lain : sampel yang diambil haruslah yang tepat, cara pengambilan haruslah
yang benar, gunakan bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik, penyimpanan
sampel benar.
e.    Swab, pus (cairan pada nanah/luka) : ketepatan sampel yang diambil, sterilitas
bahan pembantu dan lingkungan.

Sampel yang diambil haruslah sampel yang sesuai/tepat dengan jenis pemeriksaannya, cara
pengambilan sampelpun harus benar. Penggunaan bahan pembantu yang tidak tepat tentunya
akan merusak sampel. Kondisi lingkungan seperti suhu, kebersihan tentunya mempengaruhi
stabilitas dan kualitas sampel sehingga dapat berakibat terhadap hasil pemeriksaan. Kualitas
bahan pembantu juga mempengaruhi hasil karena jika kualitasnya tidak baik tentunya dapat
merusak sampel dan atau menurunkan kualitas yang ada.
5.    Proses persiapan sampel
Cara mempersiapkan sampel tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas sampel
yang ada, contohnya : waktu yang dibutuhkan dalam membekukan darah untuk memperoleh
serum harus tepat 30 – 60 menit, pemutaran sampel untuk mendapatkan serum yang tepat
haruslah sesuai aturan misalnya pada pemeriksaan kimia rutin, darah harus diputar dengan
kecepatan 1000 g selama 10 menit. Hal inipun harus didukung oleh alat yang dalam kondisi
maksimal seperti alat sentrifuge yang dipergunakan harus memiliki kecepatan dan timer yang
sesuai dalam batas persyaratan.

Persiapan pengumpulan spesimen :


Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
b. Volume mencukupi
c. Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah
bentuk, steril (untuk kultur kuman)
d. Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
e. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
f. Identitas benar sesuai dengan data pasien

16
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Bersih, kering
b. Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
c. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam specimen
d. Sekali pakai buang (disposable)
e. Steril (terutama untuk kultur kuman)
f. Tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume spesimen

2. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.

3. Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen


Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan,
seperti :
a. Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau
vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas
luka, hematoma, oedema, canula, fistula
b. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
c. Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang
dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti sianosis atau pucat.
d. Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang
mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.

4. Waktu Pengambilan
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
a. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
b. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
c. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
d. Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
e. Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
f. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur
g. Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah
puasa 10-12 jam
Pengambilan spesimen :
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar
sesuai dengan standard operating procedure(SOP) yang ada.
2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
o Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
o Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
mencegah spesimen tumpah.

17
o Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal
seperti berikut :
a. Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
b. Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan
agar tidak terjadi hemolisis.
c. Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel
ke dalam media dilakukan dengan cara aseptik
d. Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak
keliru.
e. Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan
lembut perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keras-keras agar
tidak hemolisis.
o Menampung spesimen urin
a. Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan
apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar
b. Sebaiknya pasien diinstruksikan membuang urine yang mula-mula
keluar sebelum mengumpulkan urine untuk diperiksa.
c. Untuk mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan
lebih sempurna :
 Mulut uretra dibersihkan dengan sabun dan kemudian
membilasnya sampai bersih.
 Penderita wanita harus lebih dulu membersihkan labia minora,
lalu harus merenggangkannya pada waktu kencing.
d. Perempuan yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak
secret vagina, sebaiknya memasukkan tampon sebelum mengumpulkan
specimen.
e. Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah
spesimen didapat dan keterangan tentang pemeriksaan harus jelas
dicantumkan.
o Menampung spesimen tinja
a. Sampel tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat
diperlukan, sampel tinja juga dapat diperoleh dari pemeriksaan colok
dubur.
b. Masukkan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak
terkontaminasi oleh bahan apapun, dapat ditutup rapat, dapat dibuka
dengan mudah dan bermulut lebar.
o Menampung spesimen dahakPenting untuk mendapatkan sekret bronkial dan
bukan ludah atau sekret hidung.
a. Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan
apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk
pewarnaan BTA, jangan gunakan wadah yang mengandung bercak lilin
atau minyak, sebab zat ini dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan
asam dan dapat menyulitkan penafsiran.
b. Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan
air, bila mungkin gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi palsu,
sebaiknya dilepas dulu.
c. Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk
tegak

18
d. Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian
keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali
sampai dahak keluar.
e. Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara
mendekatkan wadah ke mulut.
f. Amati keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan
tampak kental purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml )
g. Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara
dan secepatnya dikirim ke laboratorium.

Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :


1. Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :
o Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat
o pH menurun, hemokonsentrasi
o PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan
ke dalam sirkulasi darah
2. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan
pH menurun
3. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
o trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang
o kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat
4. Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :
o natrium meningkat pada infus saline
o kalium meningkat pada infus KCl
o glukosa meningkat pada infus dextrose
o PPT, APTT memanjang pada infus heparine.
o kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit
menurun pada semua jenis infus
5. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan
homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah.
6. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH,
fosfatase asam total

Identifikasi spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya
harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau
nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat
merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label
dan formulir permintaan laboratorium.

Pengiriman specimen ke laboratorium


Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
1. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah
memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing
pemeriksaan.
2. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.

19
3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
4. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke
laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi
yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti :
o Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka
trombosit.
o Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik
o PPT / APTT memanjang.
o Peningkatan kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT.
o Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat.
o Perkembangbiakan bakteri
o Penundaan pengiriman sampel urine :
 Unsur-unsur yang berbentuk dalam urine (sediment), terutama sel-sel
eritrosit, lekosit, sel epitel dan silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam.
 Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga
menyulitkan pemeriksaan mikroskopik atas unsur-unsur lain.
 Bilirubin dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena
sinar matahari.
 Bakteri-bakteri akan berkembang biak yang akan menyebabkan
terganggunya pemeriksaan bakteriologis dan pH.
 Jamur akan berkembang biak
 Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton
dapat menghilang.Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu
yang lama spesimen harus disimpan dalam refrigerator/almari es pada
suhu 2 – 8 oC paling lama 8 jam.
5. Pengiriman sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak
atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup
rapat dan mudah dibawa.

Penanganan specimen
a. Identifikasi dan registrasi specimen
b. Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
c. Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
d. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
e. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
f. Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan

Penyimpanan specimen
a. Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen
akan dikirim ke laboratorium lain
b. Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan
stabilitasnya
c. Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
d. Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali
dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
e. Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan
f. Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu
-20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.

20
g. Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum,
maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
h. Memberi bahan pengawet pada specimen
i. Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri

Waktu penyimpanan spesimen dan suhu yang disarankan :


a. Kimia klinik : 1 minggu dalam refrigerator
b. Imunologi : 1 minggu dalam refrigerator
c. Hematologi : 2 hari pada suhu kamar
d. Koagulasi : 1 hari dalam refrigerator
e. Toksikologi : 6 minggu dalam refrigerator
f. Blood grouping : 1 minggu dalam refrigerator

LO 5. Memahami dan Menjelaskan Medical Check Up Geriatri


5.1 Definisi
Medical checkup adalah pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui
status kesehatan pasien, bukan untuk mendiagnosis gejala atau mengobati penyakit. Medical
checkup mencakup serangkaian wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Jenis-jenis dan
lingkup pemeriksaan kesehatan dalam medical checkup bervariasi, tergantung keperluan dan
permintaannya.
Pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) adalah suatu prosedur yang dilakukan
untuk mengetahui status kesehatan individu saat ini dan sebagai usaha untuk memelihara
kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan sebagai screening adalah suatu bentuk
tindakan pencegahan dan sering digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit secara
dini.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan dini dan
tatalaksana penyakit terkait usia lanjut. Proses menua mengakibatkan penurunan fungsi sistem
organ seperti sistem sensorik, saraf pusat, pencernaan, kardiovaskular, dan sistem respirasi.
Selain itu terjadi pula perubahan komposisi tubuh, yaitu penurunan masa otot, peningkatan
masa dan sentralisasi lemak, serta peningkatan lemak intramuskular. Masalah yang sering
dijumpai pada pasien geriatri adalah sindrom geriatri yang meliputi: imobilisasi, instabilitas,
inkontinensia, insomnia, depresi, infeksi, defisiensi imun, gangguan pendengaran dan
penglihatan, gangguan intelektual, kolon irritable, impecunity, dan impotensi. Di masa yang
akan datang diperlukan tempat rawat jalan terpadu dan perawatan kasus akut geriatri di rumah
sakit di seluruh Indonesia. Program lainnya adalah nutrisi usia lanjut, tempat istirahat
sementara, layanan psiko-geriatri dan dementia care, dukungan care giver, pencegahan
penyakit kronis dan konseling, serta menyiapkan moda transportasi yang sesuai.

5.2 Tujuan
Mendeteksi secara dini bila ada masalah kesehatan tersembunyi yang belum menunjukkan
gejala, terutama penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver dan diabetes
mellitus. Selain mendeteksi dini penyakit, medical checkup juga menentukan tingkat
kebugaran dan kesehatan umum.  Sistem pre medical checkup, akan digunakan untuk
malakukan pemeriksaan pendukung, yang biasanya setelah dilakukan wawancara antara
tenaga dokter dengan orang yang diperiksa. Pemeriksaan meliputi pengukuran tinggi badan,
berat badan, suhu badan, dan detak jantung.

5.3 Jenis
Dilakukan dengan 4 cara : Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
1. Inspeksi

21
Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat .
Langkah kerja :
a. Atur pencahayaan yang cukup
b. Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
c. Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
d. Buka bagian yang diperiksa
e. Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi, penanmpilan umum,
pakainan, postur tubuh, dan gerakan dengan waktu cukup.
f. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan bagian sisi tubuh
pasien.

2. Palpasi
Adalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan.
Cara kerja :
a. Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi
b. Cuci tangan
c. Beritahu pasien tentang prosedur dan tujuannnya
d. Yakinkan tangan hangat tidak dingin
e. Lakukan perabaan secara sistematis , untuk menentukan ukuran, bentuk,
konsistensi dan permukaan :
f. Jari telunjuk dan ibu jari --> menentukan besar/ukuran
g. Jari 2,3,4 bersama --> menentukan konsistensi dan kualitas benda
h. Jari dan telapak tangan --> merasakan getaran
i. Sedikit tekanan --> menentukan rasa sakit

3. Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara perantara jari
tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam tubuh.
Cara Kerja :
a. Lepas Pakaian sesuai dengan keperluan
b. Luruskan jari tengah kiri , dengan ujung jari tekan pada permukaan yang
akan diperkusi.
c. Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri, dengan
lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan pergelangan tangan.
d. Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan.

4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan alat
STETOSKOP.
Bagian-bagian stetoskop :
a. Ear Pieces --> dihubungkan dengan telinga
b. Sisi Bell ( Cup ) --> pemeriksaan thorak atau bunyi dengan nada rendah
c. Sisi diafragma ( membran ) --> Pemeriksaan abdomen atau bunyi dengan
nada tinggi.
Cara Kerja:
a. Ciptakan suasana tenang dan aman
b. Pasang Ear piece pada telinga
c. Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar
d. Pada bagian sisi membran dapat digosok biar hangat

22
Berikut ini adalah rangkaian tes yang dilakukan saat medical check up, terutama bagi lansia:
a. Tekanan Darah. Lansia sebaiknya memeriksa tekanan darah setiap ada kesempatan,
bahkan jangan menunggu sampai setahun. Saat ini bahkan tersedia alat praktis yang
bisa digunakan untuk tes tekanan darah secara mandiri di rumah. Apabila kamu
mengalami diabetes, penyakit jantung, penyakit hati, atau penyakit lainnya, kamu
wajib memeriksakan tekanan darah secara rutin.
b. DEXA Scan. Pindai DEXA melalui rontgen atau sinar-X bermanfaat untuk meninjau
kepadatan tulang. Melalui pemeriksaan ini, kamu dapat melihat risiko patah tulang,
osteoporosis, atau masalah lainnya yang berkaitan dengan kesehatan tulang. Semakin
bertambah usia, jaringan tulang akan melemah dan tulang juga tidak menyerap mineral
dengan baik.
c. Berat Badan. Naik atau turunnya berat badan secara drastis bisa menandakan kondisi
medis tertentu. Berat badan bertambah bisa berarti retensi cairan (edema), penyakit
ginjal, hati, atau jantung. Sementara itu, berat badan turun dapat berarti infeksi atau
kanker.
d. Pemeriksaan Darah. Usahakan untuk selalu melakukan cek darah lengkap setiap
tahun. Mulai dari sel-sel darah, gula darah, kolesterol, kadar hormon, hingga kadar
elektrolit.
e. Pemeriksan EKG. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengecek aktivitas elektrik
jantung. Dari pemeriksaan ini, kamu dapat memantau kesehatan jantung. Sebaiknya
pemeriksaan EKG dilakukan kira-kira 3 tahun sekali. Namun, jika kamu memiliki
penyakit jantung atau keluhan berkaitan dengan penyakit jantung, sebaiknya lebih
sering lagi memeriksakan diri.
f. Kolonoskopi. Untuk mencegah gangguan pencernaan atau kanker usus, lakukan
pemeriksaan kolonoskopi. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan kira-kira setiap 2
tahun sekali. Apabila saat ini kamu memiliki masalah pencernaan, sebaiknya lakukan
kolonoskopi.
g. Tes Mata. Proses penuaan memengaruhi kesehatan mata. Salah satu keluhan yang
sering diadukan lansia adalah penglihatan berkurang atau hilang. Penyebabnya
kemungkinan mata plus, glaukoma, atau katarak. Maka dari itu, sebisa  mungkin
lakukan pemeriksaan mata secara rutin jika kamu mengalami gejala tertentu.

5.4 Persiapan
a. Perhatikan jika Anda pernah mengalami suatu keluhan atau hal-hal yang tidak
semestinya. Misalnya, perubahan siklus haid, perubahan bentuk tubuh, adanya
benjolan, atau perubahan kulit. Catat seluruhnya, lalu sampaikan ke dokter.
b. Jangan remehkan keadaan seperti pusing, lelah, dan pola makan yang berubah. Hal ini
bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami sesuatu yang berhubungan dengan
kesehatan.
c. Jika Anda mengalami sulit tidur, kegelisahan, depresi, atau trauma, sampaikan juga ke
dokter yang akan melakukan check up.
d. Mengingat kembali riwayat kesehatan keluarga. Jika ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, atau kanker, bersiaplah
untuk menyampaikan pada dokter Anda. Tujuannya agar dokter memeriksa tingkat
risiko tersebut pada Anda.
e. Periksa kembali jadwal pemeriksaan kesehatan Anda. Mungkin saja Anda sudah
waktunya melakukan pemeriksaan ulang untuk pap smear, mammogram, skrining
penyakit lain atau vaksinasi.

23
f. Perhatikan juga obat yang sedang atau pernah Anda konsumsi jika dalam masa
penyembuhan suatu penyakit. Sampaikan pada dokter agar pemeriksaan medical check
up nanti dokter sudah memiliki data lengkap.
g. Bila memungkinkan, cari tahu mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan pada
medical check up, beberapa pemeriksaan mungkin memerlukan Anda untuk berpuasa
selama 8 hingga 12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, seperti pemeriksaan
kolesterol dan gula darah.
h. Catat semua hal itu agar Anda tidak lupa menyampaikannya ketika sudah bertemu
dengan dokter.
i. Siapkan berbagai pertanyaan yang ingin Anda sampaikan. Catat agar tidak lupa.
Biasanya, Anda akan diminta untuk berpuasa dalam jangka waktu tertentu, sebelum
menghadapi medical check up. Selain itu, ada baiknya Anda membuat daftar yang berisi
informasi tentang hal-hal berikut ini, jika Ada.
a. Penyebab alergi
b. Pengobatan yang sedang dijalani
c. Gejala-gejala, apabila sedang mengalami penyakit tertentu
d. Hasil pemeriksaan laboratorium terkini
e. Alat pacu jantung
f. Nama, nomor telepon, maupun tempat praktik dokter spesialis yang baru-baru ini
Anda kunjungi
Dalam medical check up, biasanya dokter juga akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
a. Seberapa rutin Anda berolahraga?
b. Apakah Anda merokok atau mengonsumsi alkohol?
c. Apakah Anda sedang menjalani diet?
d. Apakah Anda merasakan adanya sakit yang tidak wajar?
e. Jika ya, di mana Anda merasakannya?
f. Bagaimana dengan pola tidur Anda?
Dr. Anandika mengatakan, sebenarnya tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan sebelum
medical check-up. Sebab, pada dasarnya, medical check up dilakukan untuk memeriksa
kesehatan secara umum.
Namun memang ada beberapa hal yang harus dihindari, menjelang medical check up.
"Misalnya jangan banyak mengonsumi makanan berlemak," kata dr. Anandika. Selain itu,
Anda juga disarankan untuk tidak mengonsumsi obat flu. Sebab, obat flu bisa memengaruhi
hasil medical check up. Begitu pula dengan alkohol dan kafeina.
Lalu, hindari aktivitas berat atau olahraga secara berlebihan sebelum tes. Sebab, aktivitas fisik
berat, dapat mengganggu fungsi hati, ginjal atau gula darah Anda

Dianjurkan untuk melakukan hal berikut:


1. Sebaiknya beristirahat yang cukup sebelum melakukan pemeriksaan,
2. Tidak mengkonsumsi jenis makanan tertentu secara berlebihan yang dikhawatirkan
akan membuat hasil pemeriksaan menjadi tidak akurat,
3. Mengikuti ketentuan puasa (10-12 jam) dengan memperhitungkan secara tepat lama
puasa sejak dari makan terakhir hingga saat pemeriksaan,
4. Hindari merokok dan minuman beralkohol.

5.5 Tahapan
1. Pemeriksaan riwayat kesehatan:
Dokter bisa menanyakan tentang kondisi kesehatan terkini Anda, termasuk adanya
perkembangan dan perubahan pada kesehatan. Kemungkinan, dokter akan mengajukan

24
pertanyaan tentang pekerjaan Anda, pengobatan yang sedang dijalani, serta alergi yang
dimiliki.
2. Pemeriksaan tanda vital:
Pemeriksaan vital ini termasuk pengukuran tekanan darah dan detak jantung, serta laju napas.
Anda perlu menjalani pemeriksaan tekanan darah setidaknya sekali dalam setahun, hingga
tiga tahun sekali, tergantung pada riwayat kesehatan pribadi.
3. Pemeriksaan fisik:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati kondisi kepala, mata, dada,
perut, otot dan tulang, serta fungsi sistem saraf Anda, misalnya dalam berbicara dan berjalan.
Selanjutnya, dengan bantuan peralatan medis, dokter akan memeriksa mata, telinga, hidung,
dan tenggorokan Anda. Dokter pun akan mendengarkan detak jantung serta kinerja paru-paru.
4. Tes laboratorium
Untuk melengkapi pemeriksaan kesehatan, dokter akan mengambil sampel darah Anda, untuk
diteliti di laboratorium. Pemeriksaan di laboratorium ini berguna untuk melihat kemungkinan
gangguan pada ginjal, hati, darah, maupun sistem kekebalan tubuh.

5.6 Faktor yang mempengaruhi


Banyak hal yang dapat mempengaruhi orang enggan/malas melakukan medical checkup
diantaranya :
a. Takut ketahuan penyakitnya dan menjadi beban mental
b. Harga yang relative mahal untuk kalangan menengah kebawah
c. Ada kecurigaan sama rumah sakit (RS) tempat MCU yang mendramatisir
penyakit seseorang agar kita mau treatment lanjutan yang menggunakan alat
alat canggih di RS tersebut untuk tujuan komersial
d. Takut dengan efek samping beberapa alat yang digunakan untuk MCU yang
mengandung radiasi
e. Takut jarum suntik / takut diambil darahnya,dll

Makanan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya:
1) Pemeriksaan gula darah dan trigliserida Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh
makanan dan minuman (kecuali air putih tawar). Karena pengaruhnya yang sangat besar,
maka pada pemeriksaan gula darah puasa, pasien perlu dipuasakan 10-12 jam sebelum darah
diambil dan pada pemeriksaan trigliserida perlu dipuasakan sekurang kurangnya 12 jam.
2) Pemeriksaan laju endap darah, aktivitas enzim, besi dan trace element Pemeriksaan ini
dipengaruhi secara tidak langsung oleh makanan dan minuman karena makanan dan minuman
akan mempengaruhi reaksi dalam proses pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar

a.Obat-obat
Obat-obat yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebabkan terjadinya
respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara intramuskular akan
menimbulkan jejas pada otot sehingga mengakibatkan enzim yang dikandung oleh sel otot
masuk ke dalam darah, yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain
pemeriksaan Creatin kinase (CK) dan Lactic dehydrogenase (LDH).

b. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang
diperiksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1 jam hanya dengan merokok 1-5 batang dan terlihat
akibatnya berupa peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan
kortisol. Ditemukan peningkatan kadar Hb pada perokok kronik. Perubahan lambat terjadi

25
pada hitung leukosit, lipoprotein, aktivitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor
dan logam berat.

c. Alkohol
Konsumsi alkohol juga menyebabkan perubahan cepat dan lambat beberapa kadar analit.
Perubahan cepat terjadi dalam waktu 2-4 jam setelah konsumsi alkohol dan terlihat akibatnya
berupa peningkatan pada kadar glukosa,50 laktat, asam urat, dan terjadi asidosis metabolik.
Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas γ-glutamyltransferase, AST, ALT, trigliserida,
kortisol dan MCV (mean corpuscular volume) sel darah merah.

d. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh antara kompartemen
di dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat dan perubahan
kadar hormon. Akibatnya akan terdapat perbedaan yang besar antara kadar gula darah di arteri
dan di vena serta terjadi perubahan konsentrasi gas darah, kadar asam urat, kreatinin, aktivitas
CK, AST, LDH, LED, Hb, hitung sel darah dan produksi urin.

e. Ketinggian/altitude
Beberapa parameter pemeriksaan menunjukkan perubahan yang nyata
sesuai dengan tinggi rendahnya daratan terhadap permukaan laut. Parameter tersebut adalah
CRP, B2-globulin, hematokrit, hemoglobin dan asam urat. Adaptasi terhadap perubahan
ketinggian daratan memerlukan waktu harian hingga berminggu-minggu.

f. Demam
Pada waktu demam akan terjadi:
1) Peningkatan gula darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar
insulin yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada tahap lebih
lanjut.
2) Peningkatan gula darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar
insulin yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada tahap lebih
lanjut.
3) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah.
4) Lebih mudah mendapatkan biakan positif.
5) Reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal.

g.Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktivitas zat dalam darah. Hitung
eritrosit dan kadar Hb jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali,
kolesterol total dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan
pertambahan umur

h. Ras
Jumlah leukosit orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit putihnya.
Demikian juga dengan aktivitas CK. Keadaan serupa dijumpai pada ras bangsa lain seperti
perbedaan aktivitas amilase, kadar vitamin B12 dan lipoprotein.

i. Jenis Kelamin (gender)


Berbagai kadar dan aktivitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum dan kadar
Hb berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi
setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan akibat gender lainnya adalah aktivitas CK dan

26
kreatinin. Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria relatif lebih besar daripada
wanita. Sebaliknya kadar hormon seks wanita, prolaktin dan kolesterol-HDL akan dijumpai
lebih tinggi pada wanita daripada pria.

j. Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil, sewaktu interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada Kehamilan akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai
minggu ke-35 kehamilan. Volume urin akan meningkat 25% pada trimester ke-3. Selama
kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormone kelenjar tiroid, elektrolit, besi, dan ferritin,
protein total dan albumin, lemak, aktivitas fosfatase alkali
danfaktorkoagulasisertalajuendapdarah.Penyebab perubahan tersebut dapat disebabkan karena
induksi oleh kehamilan, peningkatan protein transport, hemodilusi, volume tubuh yang
meningkat, defisiensi relatif karena peningkatan kebutuhan atau peningkatan protein fase
akut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi healthy aging yaitu:


i) endogenic aging, dimulai dengan cellular aging lewat tissue dan
anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini
seperti jam yang terus berputar
ii) Exogenic aging, dibagi dalam penyebab lingkungan di mana
seseorang hidup dan faktor sosial budaya, sosial ekonomi, atau
yang paling tepat disebut gaya hidup (life style). Faktor exogenic
aging tersebut kini lebih dikenal dengan sebutan faktor
risiko.Menurut prediksi World Health Organization (WHO), lebih
dari dua pertiga kematian di negara sedang berkembang disebabkan
oleh proses degeneratif yang dihubungkan dengan penyakit tidak
menular. Penyakit tersebut merupakan penyakit kronis yang sering
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
Penyakit kronis yang sering diderita oleh lansia di seluruh dunia adalah:
penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, diabetes, kanker, penyakit paru-paru, arthritis,
arteriosklerosis, demensia, depresi dan gangguan penglihatan. Disabilitas mengakibatkan para
lansia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari). Penyakit degeneratif mempunyai
penyebab dan selalu berhubungan dengan faktor risiko yang biasanya lebih dari satu yang
bekerjasama menimbulkan penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif sendiri dapat
merupakan faktor risiko penyakit degeneratif yang lain, misalnya penyakit jantung dan
hipertensi merupakan faktor risiko stroke

27
Daftar Pustaka

http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t42651.pdf 
http://eprints.dinus.ac.id/6453/1/jurnal_11743.pdf
https://univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Pusparini(1).pdf
https://voiceofsoman.com/dunia-sehat-soman/191-pentingnya-medical-check-up-untuk-lansia

28
29

Anda mungkin juga menyukai