PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dosen Pengampu :
Kelompok 6:
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin Rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah dengan
judul "Pemeriksaan Diagnostik" ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata
kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pengampu Keterampilan dasar Kebidanan yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data
data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang pengertian
pemeriksaan diagnostic, jenis jenis pemeriksaaan diagnostic, persiapan pemeriksaan
diagnostic, persiapan pengambilan specimen, persiapan pemeriksaan radiologi
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan di dalam penulisan makalah ini, sehingga
kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk mahasiswa Sarjana Terapan
Kebidanan Tanjung Karang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
3.1 KESIMPULAN........................................................................................15
3.2 SARAN.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan
suatu diagnose penyakit klien atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status
kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan Klien untuk
mengatasi masalah.
Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, Rontgen, PAP Smear, Endoskopi, Kolonoskopi, CT.
Scaning, Mammografi, EEG, EKG.
Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, sputum.
Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi dan
analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
1. Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan
dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi
hasil pemeriksaan laboratorium Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi
meliputi :
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan
dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak
merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara
lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin,
data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan
yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil
ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat
pengobatan khusus dan jangka panjang.
b. Persiapan penderita
1) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma
2
akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan
susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.
2) Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi
misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid
akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan
jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan
mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi
sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau
heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3) Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama
pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi
lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya
rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain
itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat
kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan
sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi
serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu
pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah
pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi
antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam
sampai pagi.
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10% demikian
pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah
menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan
santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa
asing atau menjadi obyek.
3
tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena
kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan
konstriksi.
Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi
pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat
dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah
satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang
terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha
(arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler
umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari
manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki
atau sisi lateral tumit kaki.
4
misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai
dengan waktu.
2. Interpretasi Data
a. Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian
menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.
b. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami
keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk
melawan infeksi tersebut.
d. Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan. Tidak
ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
kesehatan
e. Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah-
masalah yang akan muncul.
f. Masalah kalaboratif
Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan
berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.
3. Validasi Data
Tenaga kesehatan memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan
bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan
pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan
interpretasi data.
5
2.2 Jenis - jenis Pemeriksaan Diagnostik
6
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan
peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai
organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan
rangka. Khusus foto rontgen alias sinar-X memang sangat tidak dianjurkan bagi ibu
hamil.
sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan
keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk
kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya.
4. Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan
pada saluran cerna.
Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
7
5. Colonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
6. CT Scan
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir
serta khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
7. Mamografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian
payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara
secara periodik.
8
8. Kardiotografi (CTG)
Secara khusus CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak.s → Sedangkn Secara umum CTG merupakan suatu alat untuk
mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin
dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.
1. Persiapan alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter
sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
2. Pengambilan darah
Yang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung
(torniket) semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering
bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti
koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang
diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.
3. Penampungan urin
9
Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih,
bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan
dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.
4. Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang
lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita
seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.
10
dalam cavum douglassi atau dalam rongga abdomen, kadang-kadang dapat
dilihat janin
6) Untuk kasus-kasus dengan infeksi pelvis diperlukan pemeriksaan USG
untuk melihat daerah adneksa (terdapat fokal abses seperti tubo ovarial
abses, dsb)
c. Ruang lingkup
Pemeriksaan ini dilakukan seumur hidup, untuk pemeriksaan USG Gynecologi
– Obstetri dilakukan pada wanita dewasa
d. Langkah-langkah
1) Persiapan alat
a) Pesawat USG
b) Jelly
c) Tissue atau handuk
2) Persiapan pasien
a) Pada keadaan akut seperti trauma, tidak perlu dilakukan persiapan
seperti puasa. Pemeriksaan ditujukan untuk melihat keadaan organ-
organ serta kemungkinan adanya cairan bebas intra abdominal
b) Pada keadaan efektif, diperlukan puasa untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Puasa diperlukan sekitar 8 – 10 jam sebelumnya atau
sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG pagi hari sebelum makan pagi
c) Untuk neonatus hanya kira-kira sekitar 3 – 5 jam saja. Puasa terutama
ditujukan bila ingin menilai kandung empedu dan salurannya. Untuk
pemeriksaan lain misalnya ginjal, tidak diperlukan puasa sebelumnya
d) Untuk menilai pankreas dengan optimal, pasien minum air ter;lebih
dahulu sebanyak kira-kira 500 cc (untuk dewasa) agar lambung terisi
air dan pankreas mudah dinilai.
e) Untuk pemeriksaan kehamilan normal tidak diperlukan persiapan,
tetapi untuk pemeriksaan kehamilan dalam keadaan patologis (seperti
KET, infeksi pelvis) pasien diminta minum terlebih dahulu agar buli
terisi air dan dapat digunakan sebagai jendela untuk melihat struktur
uterus dan adneksa
e. Prosedur pemeriksaan
1) Untuk menilai/melihat ginjal
Tehnik pemeriksaannya :
11
a) Untuk melihat ginjal kanan, posisikan pasien supine pada mid axillary
atau subdistal maupun intercostal
b) Pasien LLD (Left Lateral Decubitus) untuk mempermudah
pemeriksaan karena pada posisi supine kadang-kadang akan
menyulitkan
c) Untuk melihat ginjal kiri, posisikan pasien RLD (Right Lateral
Decubitus)
d) Letakkan transducer pada intercostal 9 – 10 atau subcostal pada mid
axillary
e) Buat irisan longitudinal pada axis ginjal
f) Irisan transversal pada kutub atas (upper pole), pertengahan dan pada
kutub bawah (lower pole)
g) Pasien diminta tarik nafas panjang dan tahan napas, kemudian lakukan
pengambilan gambar
h) Kadang-kadang dilakukan pada punggung vertebra untuk memperjelas
gambaran karena ada otot-otot tebal di bagian depan
2) Untuk menilai/melihat liver
Tehnik pemeriksaannya :
a) Pasien tidur terlentang atau LLD
b) Pasien diminta tarik nafas panjang dan tahan nafas
c) Buat irisan transversal dan longitudinal pada daerah subcostal
d) Lakukan pada kedua lobus dari lobus kiri ke lobus kanan
3) Untuk menilai/melihat pankreas
Tehnik pemeriksaannya :
a) Pasien supine di atas bed atau meja pemeriksaan
b) Buat irisan longitudinal sepanjang axis vena cava untuk
memperlihatkan caput pankreas
c) Buat irisan transversal melalui lobus kiri sebagai acusitc window untuk
memperlihatkan body dan tail dengan menampakkan vena lienalis
sebagai landmark
4) Untuk menilai/melihat uterus
Tehnik pemeriksaannya :
12
a) Pertama dilakukan scanning secara longitudinal, hal ini untuk melihat
apakah kandung kemih terisi air dengan baik, bila belum pemeriksaan
ditunda
b) Pasien diminta untuk minum lagi dan diperiksa ulang 30 – 40 menit
kemudian
13
Kepala dirotasikan dengan sisi yang akan difoto dekat dengan kaset
Kepala diatur true lateral, dengan cara mid line dari kepala diatur sejajar
dengan bed atau meja periksaan, atur interpopullary tegak lurus dengan
kaset
Posisi sinar :
FFD : 90 cm
CR : vertikal tegak lurus kaset
CP : pada daerah sella tursica
e. Faktor eksposi
Untuk anak-anak : Untuk Dewasa :
KV : 60 – 70 KV : 70 – 85
mAS : 10 – 15 mAS : 15 - 25
f. Sarana
1) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
2) Pesawat rontgen, control table dan marker
4. Mammografi
14
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian
payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara
periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Lakukan informed consent
b. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
c. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
d. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
e. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja
kaset sinar x.
f. Lalu lakukan pemeriksaan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga
dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual
maupun potensial. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan
hasil laboratorium yaitu Pra Instrumentasi, Interpretasi Data, dan Validasi Data.
Terdapat juga jenis-jenis pemeriksaan diagnostik diantaranya yaitu,
Ultrasonografi (USG), Rontgen, Papsmear, Endoskopi, Colonoskopi, CT Scan,
Mammografi, Kardiotografi (CTG). Dan persiapan pemeriksaan diagnostik terdiri
dari persiapan alat, pengambilan darah, penampungan urine, dan penampung
khusus.
3.2 Saran
Dengan adanya dibuat makalah ini diharapkan agar para pembaca terutama
mahasiswa kebidanan dapat mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik dan
dapat diterapkan nantinya untuk keperluan pembelajaran serta praktik, selain itu
juga agar para tenaga kesehatan dapat mencari referensi guna untuk menambah
pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, R. (2014). Pemeriksaan Diagnostik Poltekkes Kemenkes Malang. Diambil kembali dari
slideshare.net: https://www.slideshare.net/yuayupratiwi/pemeriksaan-diagnostik-
buat-sendiri
17
SOAL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau
sel pra kanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respon terhadap
kemoterapi dan radiasi merupakan pengertian dari...
A. pap smear
B. CT scan
C. rontgen
D. ultrasonografi
E. endoskopi
2. salah satu faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu
pra intrumentasi, dibawah ini yang bukan termasuk pra intrumentasi adalah....
A. pemahaman instruksi dan pengisian formulir
B. persiapan penderita
C. cara pengambilan sampel
D. penanganan awal sampel dan transportasi
E. menentukan aspek positif klien
4. di bawah ini yang bukan termasuk persiapan pemeriksaan diagnostik terdiri dari...
A. persiapan alat
B. pengambilan darah
C. Endoskopi
D. penampungan urine
E. penampung khusus
18
5. pemeriksaan spesifik atau khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan
terlokalisir serta khusus adalah pengertian dari...
A. mamografi
B. kardiotografi
C. colonoskopi
D. CT scan
E. endoskopi
19
C. 5,3,4,2
D. 4,2,1,6
E. 3,2,1,4
9. Rontgen atau pemotretan schedell yang di lakukan pada tulang kepala atau tengkorak
dengan menggunakan teknik...
A. Endoskopi
B. CT Scan
C. Momografi
D. Kardiotografi
E. Radiografi
20