Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN


PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DI RUMAH SAKIT Dr. Hj. Abdoel Moeloek

DISUSUN OLEH :

Antika Agustiawati

Cindy Ayu Putri Permata Sari

Dewi winarti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
BANDAR LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
dengan Persiapan Pemeriksaan Diagnostik di Ruang Bougenvile Rumah Sakit Dr. Hj. Abdoel
Moeloek Bandar Lampung tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan pendahuluan dan kasus ini bertujuan untuk memenuhi
syarat telah menyelesaikan Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan (19 Juni – 6 Juli 2023).
Dalam laporan ini disertakan tinjauan teori, pengkajian, diagnosis dan penatalaksanaan
masalah sesuai kebutuhan dan kondisi klien. Saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rini Deska, S.ST.,M.KM Selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung
2. Ibu Rizka Dita Hidayati,S.ST, M.Keb Selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
Kasus
3. Ibu Dewi Ayu Ningsih, S.ST. M.Keb Selaku Koordinator KKPK
4. Selaku Pembimbing Lahan
5. Para Dosen dan staf STIKes Panca Bhakti Prodi DIII Kebidanan.

Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Atas segala
kekurangannya, penyusun mohon maaf dan penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat
dan dapat digunakan dengan sebaik – baiknya.

Bandar Lampung, Juli 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnose penyakit klien atau pasien.Karena, melaui pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien
terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan
klien untuk mengatasi masalah.

Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, RONTGEN, LAPARASKOPI,CTG Jenis-jenis


spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, cairan vagina Sumber kesalahan diagnostic yaitu
: kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam
pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.

B.Tujuan

1.Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik USG

2.Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic RONTGEN

3.Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic LAPARSKOPI

4.Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic CTG

5.untuk mengetahui pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)


BAB II

IDENTITAS KASUS

A. Identitas pasien
a. Nama : Muhamad Dafa Alfairus
b. No RM : 00.66.35.56
c. Tanggal lahir : 27/07/2010 / 12 tahun – 10 bulan – 25 hari
d. Jenis kelamin : Laki – laki
e. Alamat : Desa Rantau Alih
Kec. Lintang kanan Kab/Kota Empat lawang
f. Agama : Islam

B. Hasil Pemeriksaan
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmetis
c. Sikap tubuh : Tegak
d. Ekspresi wajah : Tenang
e. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius
Nadi : 77 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Saturasi oksigen : 97 %

C. Diagnosa Klinis

Diagnosa klinis pada tanggal 22/06/2023 pukul 17:56 wib yaitu Hipospadia

D. Asuhan
1. Tanggal 22/06/2023 dr. Yanuar : cek lab
Po = 0
2. Tanggal 23/06/2023 dr.yanuar
Po 1
3. Tanggal 24/06/2023 dr.yanuar : Po 2 bl pertahankan, T/oral , besok GB
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi
Persiapan pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah,
sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsi.

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Dan terdiri dari :

a. USG

USG atau Ultrasonografi merupakan suatu alat penunjang diagnostik di bidang kedokteran
sebagai sarana pencitraan untuk mendiagnosa suatu penyakit. USG mentrasnfer energi dari daya
output mesin ke lapisan-lapisan tubuh yang diperiksa. Alat ini dapat mendeteksi organ dalam,
otot, struktur organ dan tulang, serta adanya gangguan patologis.

b. Rontgen

Rontgen atau X-ray adalah proses menggunakan radiasi untuk mengambil foto organ dalam
tubuh. Tindakan ini sebagian besar digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan dan untuk
mengawasi penyakit yang sudah ada sebelumnya. Selain pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk
menentukan diagnosis. Penggunaan rontgen yang paling umum adalah untuk memeriksa patah
tulang (patah tulang).

c. Laparaskopi

Laparoskopi adalah prosedur bedah yang dilakukan tanpa membuat sayatan besar pada
permukaan kulit. Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat bagian organ bagian dalam lewat
gambar di monitor yang terhubung dengan kamera di ujung alat bernama laparoskop. Karena itu,
dokter tidak perlu membuat sayatan besar pada tubuh pasien yang biasanya dilakukan pada
bedah terbuka. Laparoskopi sering juga disebut sebagai operasi lubang kunci.
d. CTG

Cardiotocography atau CTG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur laju detak
jantung dan ritme jantung janin. Pemeriksaan ini juga bisa sekaligus mengevaluasi kontraksi
rahim sang ibu, yang dapat menggambarkan kesehatan janin.

e.Pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)

1.darah

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),tusukan kulit (skinpuncture) dan
tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalahcara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy seringdikaitkan dengan venipuncture.

2.urine

Pengambilan spesimen urin menggunakan jarum yang ditusukkan dari abdomen menembus
kandung kemih. Spesimen ini digunakan untuk kultur urin dan pemeriksaan sitologi.
Pengambilan spesimen urin pada anak-anak merupakan pengambilan urin yang paling
sulit.

3. feses

Pemeriksaan feses adalah sebuah tes yang menjadikan feses sebagai sampel utama guna
memudahkan diagnosis penyakit pada sistem pencernaan.

4..cairan vagina

Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan sampel sekret vagina. Umumnya


pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnosis vaginitis. Vaginitis dapat
berupa vaginosis bakterial, kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau koinfeksi.

B. Etiologi

a.USG

 Mencari tahu apakah darah mengalir dengan kecepatan dan tingkat normal.
 Melihat apakah ada masalah dengan struktur jantung.
 Mencari penyumbatan di kantong empedu.
 Memeriksa kelenjar tiroid untuk kanker atau pertumbuhan non-kanker.
 Memeriksa kelainan pada perut dan ginjal.
 Membantu memandu prosedur biopsi.
b.Rontgen

Rontgen dilakukan untuk diagnosis penyakit dan/atau untuk menentukan terapi yang akan
ditempuh. Anda dianjurkan untuk foto Rontgen jika memiliki indikasi berikut:

Kelainan tulang, seperti patah tulang, dislokasi sendi, radang sendi, dan osteoporosis

Masalah pada gigi

Untuk evaluasi organ paru dan jantung

Pemeriksaan kesehatan berkala (routine medical check up)

Beberapa kondisi kesehatan lainnya sesuai petunjuk dokter

c.Laparaskopi

Memeriksa atau mengatasi pertumbuhan tumor dalam perut atau panggul.

Mengatasi endometriosis, kehamilan ektopik, atau penyakit radang panggul.

-Mengetahui penyebab munculnya rasa sakit di bagian panggul.

-Mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan biopsi.

-Melakukan ligasi tuba, atau operasi pada tuba falopi.

-Mengobati hernia hiatus atau hernia inguinalis.

-Memeriksa kemungkinan adanya kista, perlengketan, fibroid, atau infeksi pada organ reproduksi
yang menyebabkan wanita sulit hamil.

-Mengeluarkan organ tubuh yang bermasalah seperti rahim, limpa, kantung empedu, ovarium,
atau usus buntu.

d.CTG

mencatat pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun
aktivitas janin dalam rahim.

e.Pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)

1.darah

mendeteksi keberadaan racun, zat zat, komponen berbahaya, mendeteksi penyakit dan
dapat digunakan pula untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

2.urine
membantu mendeteksi kondisi kesehatan seseorang. Beberapa penyakit yang dapat
dideteksi melalui tes urine antara lain diabetes, infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan
hati.

3.feaces

untuk mengetahui/mendeteksi ada tidaknya telur Cacing Gelang, Cacing Cambuk, dan
Cacing Tambang pada feses tersebut.

4.cairan vagina

memastikan ada tidaknya infeksi jamur, bakteri dan parasit pada vagina.

C. Patofisiologi

Peristiwa patofisiologis utama untuk perkembangan hipospadia adalah penutupan uretra anomali
atau parsial pada minggu-minggu pertama perkembangan embrio. Perkembangan genitalia
eksterna terjadi dalam dua fase. Fase pertama, yang terjadi antara minggu kelima dan kedelapan
kehamilan, ditandai dengan terbentuknya alat kelamin primordial tanpa adanya rangsangan
hormonal. Pada fase ini, lipatan kloaka terbentuk dari sel mesodermal yang disejajarkan secara
lateral dengan membran kloaka. Lipatan ini menyatu di bagian anterior dan membentuk struktur
yang disebut genital tuberkulum (GT), dan di bagian posterior mereka terbagi menjadi lipatan
urogenital yang mengelilingi sinus urogenital dan lipatan anus. GT memiliki tiga lapisan sel:
mesoderm lempeng lateral, ektoderm permukaan permukaan, dan epitel uretra endodermal.

Fase kedua, yang merupakan tahap tergantung hormon dimulai dengan diferensiasi gonad
menjadi testis pada pria dengan kromosom XY. Testosteron yang disintesis di testis memiliki
dua fungsi yang sangat penting: pemanjangan GT dan munculnya alur uretra.

Setiap gangguan atau perubahan genetik dalam jalur pensinyalan dalam perkembangan genital
eksternal laki-laki dan pertumbuhan uretra dapat mengembangkan malformasi berbeda yang
meliputi hipospadia, chordee (kelengkungan penis yang tidak normal), atau pembentukan kulup
penis yang abnormal.

D.Komplikasi

a. USG

Ultrasonografi panggul, seperti kebanyakan aplikasi ultrasonografi diagnostik, dikaitkan dengan


sedikit risiko jika ada. Mungkin ada beberapa ketidaknyamanan terkait saat tekanan diterapkan
pada probe baik dalam pandangan transabdominal dan transvaginal.
b.Rontgen

Komplikasi rontgen thorax adalah paparan radiasi dosis kecil, yaitu 0,0010–0,0045 Gy (0,10–
0,45 rad). Komplikasi akut atau mengancam jiwa tidak ditemukan pada pemeriksaan rontgen
thorax, karena pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan noninvasif yang relatif aman.

c.Laparaskopi

Risiko paling umum yang terkait dengan laparoskopi adalah perdarahan, infeksi, dan kerusakan
pada organ di perut. Namun, komplikasi ini jarang terjadi.

d.CTG

Pada pemeriksaan cardiotocography dengan pemantauan internal, terdapat risiko peningkatan


infeksi. Sehingga pada pada ibu dengan HIV, Hepatitis B atau C, dan herpes, pemeriksaan
cardiotocography dengan pemantauan internal tidak dilakukan.

e. Pengambilan specimen

Phlebotomy juga dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa pasien yang sensitif. Adapun
komplikasi-komplikasi yang biasa di alami pasien adalah sebagai berikut:

1. Hematoma (terkumpulnya massa darah dalam jaringan akibat robeknya pembuluh darah).
Hematoma terjadi pada lokasi penusukan yang sama, kelainan dinding pembuluh darah, jarum
hanya menembus sebagian dan atau seluruh dinding vena,serta jarum yang dilepaskan pada saat
torniquet masih terpasang di lengan.

2. Rasa nyeri (timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat dari penarikan jarum yang
terlalu kuat).

3. Alergi (terjadi karena pasien sensitif terhadap bahan-bahan yang dipakai pada saat
phlebotomy).

4. Anemia (terjadi karena pengambilan darah yang berulang-ulang).

5. Hemodilusi (terjadi karena pengambilan darah di lengan yang terdapat pemberian cairan
infus).

6. Syncope (keadaan dimana pasien kehilangan kesadaran beberapa saat akibat menurunnya
tekanan darah) ( Ardyansyah A,2020)

E. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium : Darah lengkap, Fungsi ginjal , Fungsi hati, Urin lengkap, kultur urin, tes
kepekatan kuman terhadap antibiotika
 Radiologi : Rontogen Torax
 Genetik : analisa kromosom ( jikka terdapat UDT )
 Persiapan opersi : Gula darah system, system pembentukan darah,
elektrokardiografi ( EKG ), foto torax jika di perlukan.

F.Penatalaksanaan Kebidanan

a.USG

b.Rontgen

c.Laparaskopi

Laparoskopi dilakukan dengan kamera kecil (diameter 1 cm) yang dimasukkan lewat pusat /
umbilikus & alat - alat berupa “stik” (diameter 0,5 cm) yang dimasukkan lewat dinding perut
bawah.

d.CTG

Alat CTG itu sendiri terdiri dari sensor yang dipasangkan di perut ibu menggunakan sabuk
khusus dan alat penghitung gerakan (fetal marker) yang dipegang ibu dan dipencet setiap kali ibu
merasakan gerakan janin. Sensor yang terpasang di perut ibu akan ‘menangkap’ adanya
kontraksi rahim dan detak jantung janin.

e.Pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)

1.darah

-ambil darah kurang lebih 5-10ml dari vena

-masukan pada tabung atau botol

-hindari hemolisis

-berikan label dana dan tanggal

2.urine

Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstrukti; saluran empedu,
penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain
Cara:
 Gunakan letotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria
 Teteskan urine 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.
 Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
 Hasil positif jika warna biru atau ungu
 Hasil negati; jika berwarna merah

3.feaces

 Tampung bahan dengan gunakan spatel steril.


 Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
 Feses jangan dicampur dengan urine.
 Jangan diberikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambatan Pertumbuhan
bakteri
 Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan

4.cairan vagina

 Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yangakan dilakukan.
 Mendekatkan alat
 Memasang sampiran
 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagianbawah (jaga
privacy pasien)
 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
 Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
 Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
 Membuang kapas lidi pada bengkok
 Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabungkimia dan ditutup
 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium
 Membereskan alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Melakukan dokumentasi tindakan

G. Penatalaksanaan Medis

a.USG
USG menggunakan tenaga ultrasound frekuensi tinggi yang ditransmit ke bagian tubuh sehingga
struktur organ dalam dan kondisi patologis dapat terlihat pada monitor.USG sendiri memiliki
beberapa komponen penting untuk penunjang penyakit. Beberapa komponen dan cara kerja
setiap bagian komponen antara lain:

1.Transduser

Transduser merupakan komponen pada alat USG yang berbentuk gagang pipih yang
mudah digenggam oleh tangan. Ujungnya berbentuk hampir setengah yang ditempelkan di
dinding bagian perut atas atau bawah. Gelombang ultrasound akan masuk ke bagian tubuh
dan dipantulkan kembali sehingga struktur organ dapat terlihat di monitor.

2.Monitor USG

Monitor berfungsi untuk memperlihat gambar hasil dari transuder. Monitor USG yang
normal berbentuk piksel hitam putih. Butuh keahlian khusus untuk membaca hasil USG,
terutama oleh dokter spesialis kandungan atau dokter spesialis radiologi.

3.Mesin USG

Mesin USG memiliki CPU dan komponen gelombang Gelombang elektrik dan
memantulkannya dari dan ke transduser

b.Rontgen

Anda bisa menggunakan baju yang dikenakan, tapi pada beberapa jenis rontgen, tim medis
mungkin akan menyiapkan pakaian khusus untuk mempermudah proses pemeriksaan. Teknisi
radiologi (radiografer) atau dokter radiologi akan menginstruksikan posisi yang sesuai, bisa
duduk, berbaring, atau berdiri. Mesin rontgen akan ditempatkan di dekat Anda untuk dapat
mengambil gambaran rontgen. Anda akan diminta untuk tetap diam, tenang, dan menahan napas
selama gambar diambil, supaya hasil gambaran rontgen menjadi lebih jelas.

c. Laparaskopi

Sebelum tindakan dimulai, pasien diberikan anestesi yang membuat pasien tidur selama proses
bedah berlangsung. Pada beberapa kasus, pasien akan diberikan anestesi lokal. Anestesi ini
mematikan area yang akan dilakukan pembedahan sehingga pasien tetap terjaga selama tindakan.

Selama proses berlangsung, dokter bedah membuat sayatan di bawah pusar dan memasukkan
tabung kecil yang disebut kanula. Tabung kecil tersebut bertugas untuk membuat perut
mengembang dengan memasukkan gas karbon dioksida. Kondisi ini akan memungkinkan dokter
untuk melihat lebih jelas organ di dalam perut dengan lebih jelas.
Tahap selanjutnya, dokter akan memasukkan alat lewat sayatan yang sudah dibuat sebelumnya.
Kamera yang terpasang pada alat laparoskopi ini akan menampilkan gambar pada layar,
sehingga ahli bedah bisa melihat masalah yang terjadi di bagian dalam tubuh dengan lebih jelas.

Setelah prosedur selesai dilakukan, luka sayatan ditutup dengan dijahit atau plester bedah dan
ditutup dengan perban. Pasien akan dianjurkan untuk beristirahat selama satu atau dua jam
sebelum kembali ke rumah.

d.CTG

Prosedur CTG mirip dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada perut. Secara garis besar,
prosedurnya meliputi:

1.Ibu hamil akan diinstruksikan untuk duduk di kursi khusus atau tiduran dalam posisi
menyamping di atas kasur periksa

2.Dokter akan mengoleskan gel di perut ibu hamil agar lempeng atau piringan alat pemantau
yang menempel ke kulit akan memberikan sinyal yang baik.

3.Dua piringan yang tersambung dengan tali elastis sebagai pemantau detak jantung janin akan
diletakkan pada perut ibu.

4.Piringan yang satu berfungsi memonitor detak jantung janin, dan piringan lainnya berperan
mengukur tekanan dalam perut ibu.

5.Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih 20 - 60 menit

e.Pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)

1.darah

-ambil darah kurang lebih 5-10ml dari vena

-masukan pada tabung atau botol

-hindari hemolisis

-berikan label dana dan tanggal

2.urine

Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstrukti; saluran empedu,
penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain

Cara:
 Gunakan letotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria
 Teteskan urine 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.
 Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
 Hasil positif jika warna biru atau ungu
 Hasil negati; jika berwarna merah

3.feaces

 Tampung bahan dengan gunakan spatel steril.


 Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
 Feses jangan dicampur dengan urine.
 Jangan diberikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
Pertumbuhan bakteri
 Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan

4.cairan vagina

 Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yangakan


dilakukan.
 Mendekatkan alat
 Memasang sampiran
 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagianbawah
(jaga privacy pasien)
 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
 Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
 Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
 Membuang kapas lidi pada bengkok
 Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabungkimia dan
ditutup
 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
 Membereskan alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Melakukan dokumentasi tindakan
DAFTAR PUSTAKA

USG Kandungan: Fungsi, Prosedur, Risiko - Hello Sehat

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (veryjulius.blogspot.com)

Pemeriksaan Diagnostik | vQ beibi - Academia.edu

Pemeriksaan Diagnostik COVID-19 : Studi Literatur | Halmar | Jurnal Keperawatan Muhammadiyah (um-
surabaya.ac.id)

https://www.academia.edu/resource/work/36193974

https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/books/NBK482122/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Anda mungkin juga menyukai