Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PENATALAKSANAAN

SPECIMEN DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


DAN PERAN PERAWAT DALAM
PEMERIKSAAN PENUNJANG PASIEN

OLEH KELOMPOK-2

Antonia Maria Dayman


Fransiska Widyawati
Jonathan Frederick Uda
M.Arisyayi
Nani Septiani
Natasia Lusiana
Novita Carolina
Definisi Spesimen dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan spesimen adalah pemeriksaan yang


dilakukan pada suatu bagian dari keseluruhan
(sampel), yang diambil dengan metode tertentu,
untuk diketahui lebih lanjut.
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian
dari pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter
untuk mendiagnosis penyakit tertentu.
Pemeriksaan Penunjang antara lain; Pemeriksaan
Laboratorium dan Pemeriksaan Rontgen,dan lain
sebagainya.
FUNGSI DAN TUJUAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Fungsi dalam pemeriksaan penunjang

1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi

3. Membantu pemantauan pengobatan.

4. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk


memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan
pengelolaan pasien selanjutnya.
5. Memantau perkembangan penyakit.
6. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan

7. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit.
Tujuan dalam Pemeriksaan Penunjang
1. Untuk menambah data penunjang selain pemeriksaan fisik
2. Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang penyakit yang diderita
oleh pasien
3. Untuk memudahkan dalam penegakan diagnosa

Macam-Macam Spesimen dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita,
dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya
untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis
penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan
pemeriksaan lainya.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium.


1. Mikrobiologi, untuk mengamati air seni, darah, dahak, peralatan medis,
begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk
memeriksa mikroba patogen.
2. Parasitologi, untuk mengamati parasit.

3. Hematologi, menerima keseluruhan darah dan plasma. melakukan perhitungan


darah dan selaput darah.

4. Kimia klinik, biasanya menerima serum, mereka menguji serum untuk komponen-
komponen yang berbeda.

5. Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain.
Imunologi, menguji antibodi.

6. Serologi, menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis
atau HIV.

7. Urinalisis, menguji air seni untuk sejumlah analit.

8. Patologi, bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang
dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.

9. Sitologi,menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker
dan lain-lain.
Pemeriksaan Darah.

Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu


tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah
pasien.
tujuan dari DL, di antaranya adalah sebagai pemeriksaaan
penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana
respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi.
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar
hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit, dan hematokrit
(perbandingan antara sel darah merah dan jumlah plasma
darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan
hitung jenis leukosit.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Darah.

• Glukosa puasa.
• Glukosa 2 jam PP
• GOT (glutamic oxal-acetic transaminase)
• GPT  (Glutamic-Pyruvic Transminase) atau Alanine Amino Transferase
(ALT)
• Bilirubin.
• Alkali Fostafase
• Protein  
• Albumin.
• Kolesterol
• HDL Klolesterol (High Density Lipoprotein)
• LDL Kolesterol  (Low Density Lipoprotein)
• Trigliserida
• Ureum
• Creatinin
• Bun (Blood Urea Nitrogen)
• Pemeriksaan darah lengkap.
 Hemoglobin. Nilai normal : Laki laki 14 – 16 , perempuan 12 – 14 gr %
 Hematocrit. Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan
untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
 Eritrosit (sel darah merah). Nilai normal    : laki-laki 4,5 – 5,5, perempuan 4-5
juta/UL.
 Leukosit (sel darah putih). Nilai normal : 5-10.000/UL.

 Trombosit (keping darah). Nilai normal : 150 -400.000/UL

  Indeks Eritrosit.

 Laju Endap Darah. Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15
mm/jam, Perempuan : 0 – 20 mm/jam
  Hitung Jenis Leukosit (Diff Count). Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%,
Limfosit 20-40% dan Monosit 2-8%
 Platelet Disribution Width (PDW)

 Red Cell Distribution Width (RDW)


Pemeriksaan Rontgen.
Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan
peran sinar x untuk melakukan skrinning dan mendeteksi kelainan pada berbagai
organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan
dan rangka.

Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai
kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.

Pemeriksaan EEG
Pemeriksaan untuk melihat hantaran listrik pada otak dengan memasangkan
elektroda pada bagian kepala pasien.

CT Scan
CT Scan adalah prosedur yang menggabungkan serangkaian gambar X-ray yang
diambil dari berbagai sisi di sekitar tubuh seseorang. Pemeriksaan ini menggunakan
komputer untuk membuat gambar cross-sectional tulang, pembuluh darah, dan
jaringan lunak yang ada di dalam tubuh orang tersebut.
Penatalaksanaan Pengambilan Spesimen darah dan Pemeriksaan Penunjang
Pengambilan Sampel Darah
Pada pengambilan darah vena (venipuncture) darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini
terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan
saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa
menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan
dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
mediana.

Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Penunjang Data Pasien


1.Sebagai Fasilitator.
Perawat tidak mengoperasikan alat secara langsung,tetapi perawat hanya
sebagai fasilitator ketika pasien akan dilakukan pemeriksaan dengan alat
diagnostik (tahap persiapan ).
2.User/Pengguna Alat
Contoh,seperti penggunaan alat stetoskop perawat dapat melakukan
pemeriksaan dengan alat tersebut dan mendapatkan data dari hasil
pemeriksaan tahap pengkajian pasien).
3. Membantu masalah pasien dalam mengatasi kesehatannya.

4. Memberi gambaran dan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai


hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dipahami.

5. Persiapan pasien saat pelaksanaan memasuki ruangan, Peran perawat:


menjelaskan prosedur penggunaan alat tersebut kepada pasien dan keluarga.

6. Mempersiapkan pasien baik secara psikis ataupun fisik.

7. Saat didalam ruangan ,perawat bertugas melakukan persiapan posisi


pasien.

8. Setelah selesai tindakan,peran perawat adalah transfering/mengantarkan


pasien keruangannya kembali dengan menjaga pasien tetap aman dan
nyaman.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai