PROSES KEPERAWATAN
& BERFIKIR KRITIS
Ns. Dewi Fitriani, S.Kep., M.Kep
BERFIKIR KRITIS
a. Menentukan tujuan
Menentukan atau merumuskan tujuan dalam proses keperawatan
merupakan tahapan yang paling utama dan paling penting. Tujuan
merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah yang
dihadapi atau dikeluhkan oleh pasien. Oleh karena itu, perawat dituntut
untuk mampu berpikir kritis, dengan berpikir kritis tujuan yang
dirumuskan atau ditentukan oleh perawat bisa tercapai atau tidak dengan
menetapkan kreteria hasil sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
b. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
Menyusun pertanyaan atau merumuskan masalah keperawatan (diagnosa
keperawatan) merupakan keputusan kliniks mengenai masalah pasien
yang harus diidentifikasi dan divalidasi berdasarkan data, informasi
dan kondisi nyata yang dihadapi oleh pasien. Pada tahapan ini perawat
dituntut untuk berpikir kritis, karena untuk mengangkat atau menyusun
masalah keperawatan (diagnosa keperawatan yang tepat dibutuhkan
beberapa pengetahuan dan kekerampilan yang harus dimiliki oleh
perawat, seperti kemampuan memahami beberapa masalah, faktor yang
menyebabkan masalah, batasan dan karakteristiknya, batasan atau
ukuran normal dari masalah tersebut, sehingga dapat diambil keputusan
yang tepat untuk memecahkan masalah yang diangkat secara rasional
dan objektif.
c. Menunjukkan bukti
Kemampuan perawat untuk menunjukkan bukti atau data dengan cara
memvalidasi data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada
data yang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data
subjektif dan objektif yang didapatkan dari berbagai sumber dengan
berdasarkan standar nilai normal. Untuk itu diperlukan kemampuan atau
keterampilan berpikir kritis oleh perawat.
a. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pikiran, dan
keahlian suatu pihak kepada pihak lain serta mempercepat proses
pemahaman terhadap nilai-nilai baru. Selama proses komunikasi
berlangsung akan terjadi pertukaran informasi, masing-masing orang
akan mencurahkan isi pikirannya kepada orang lain. Komunikasi yang
efektif akan menghasilkan pengertian yang menyeluruh tentang pikiran
dan perasaan seseorang. Pikiran manusia, selain memiliki pikiran
subyetif memiliki juga pikiran intersubyektif yaitu kemampuan untuk
mengerti dan memahami pikiran dan perasaan orang lain atau mengerti
apa yang diungkapkan orang lain. Pikiran intersubjektif inilah yang
digunakan dalam komunikasi.
Seorang perawat, semakin sering berkomunikasi dengan kliennya
maka semakin terlatih dan semakin baik kemampuan berpikirnya.
Kemampuan berpikir intersubjektif yang baik ini menyebabkan
seseorang dapat mengerti informasi-informasi dari orang lain dengan
baik. Demikian pula, ia dapat mengetahui maksud sebenarnya dari
informasi yang diterimanya, dapat memahami mengapa seseorang
mengemukakan suatu pendapat, apa yang melatar belakanginya dan
untuk tujuan apa. Pada akhirnya seorang perawat dapat mengerti sistem
nilai dan norma yang mempengaruhi orang lain. Pemahaman tersebut
dapat membuat seseorang memiliki pengetahuan tentang banyaknya
pendapat yang berbeda-beda yang masing-masing memiliki
kemungkinan benar. Sehingga seseorang tidak kaku terhadap satu
pendapat saja. Proses dialektik pun akan terjadi setiap kali akan
mengambil tindakan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kemampuan
kritis terhadap diri sendiri, masyarakat dan objek di sekelilingnya.
a. Feeling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam
melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas
keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan
perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
b. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,
mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan
hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan
kesehatan klien
c. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari,
meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Cooke dan Slack (1991) menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam
membuat dan mengambil keputusan yaitu :
1. Observasi
Disini individu perlu memperhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru
atau tidak sesuai, sesuatu yang merupakan sebuah kesempatan untuk
memutuskan apa yang sedang terjadi pada lingkungan
2. Mengenali masalah
Sesudah melewati masa perenungan, atau karena akumulasi dari
banyaknya bukti bukti atau tanda yang tertangkap, maka individu akan
menyadari bahwa kebutuhan untuk memutuskan sesuatu menjadi nyata
3. Menetapkan tujuan
Fase ini adalah masa individu untuk mempertimbangkan harapan yang
akan tercapai dalam mengambil sebuah keputusan. Tujuan ini
umumnya berkaitan dengan kesenjangan antara sesuatu yang telah
diobservasi dengan sesuatu yang di harapkan, berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi
4. Memahami masalah
Menerapkan suatu kebutuhan bagi individu untuk memahami secara
benar permasalahan yang terjadi, yaitu mendiagnosa akar permasalahan
yang terjadi. Kesalahan dalam mendiagnosa dapat terjadi karena
mendefinisikan masalah secara salah, karena hal ini akan
mempengaruhi proses selanjutnya
5. Menentukan pilihan-pilihan
Jika batas batas keputusan telah didefinisikan dengan lebih sempit maka
pilihan dengan sendirinya lebih mudah namun,jika keputusan yang
diambil masih didefinisikan secara luas maka proses menetapan pilihan
merupakan proses kreatif
6. Mengevaluasi pilihan-pilihan
Fase ini melibatkan penentuan yang lebih luas mengenai ketepatan
masing-masing pilihan terhadap tujuan pengambilan keputusan
7. Memilih
Pada fase ini salah satu dari beberapa pilihan keputusan yang tersedia
telah dipilih dengan pertimbangan apabila diterapkan akan menjanjikan
suatu kepuasan diri
8. Menerapkan
Fase ini melibatkan perubahan perubahan yang terjadi karena
pilihannya yang telah di pilih. Efektivitas penerapan ini bergantung
pada ketrampilan dan kemampuan individu dalam menjalankan tugas
serta sejauh mana kesesuaian pilihan tersebut dalam penerapan
9. Memonitor
Setelah diterapkan, maka keputusan tersebut sebaiknya dimonitor
ataupun diawasi untuk memilih keefektivitasan dalam memecahkan
masalah atau mengurangi permasalahan yang sesungguhnya
a. Terminology
Terminology adalah suatu sistem istilah yang dikhususkan.
Terminology adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hal
tertentu, dengan kata lain terminology adalah bahasa yang digunakan
dalam disiplin ilmu tertentu untuk menggambarkan pengetahuan. Dalam
kaitannya dengan keperawatan NANDA-I mencangkup istilah-istilah
(label) terdefinisi dan digunakan untuk menggambarkan penilaian klinis
yang dibuat oleh perawat professional yaitu diagnosis keperawatan.
Terminology Keperawatan adalah istilah-istilah dalam dunia keperawatan
yang sering digunakan dalam bidang keperawatan yang kebanyakan
berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Kebanyakan istilah medis
memiliki struktur akar kata, awalan, akhiran, dan gabungan vocal,
contohnya sebagai berikut:
Contoh: perikarditis
peri-(awalan) = sekitar
kardi (akar kata) = jantung
-itis (akhiran) = peradangan