Anda di halaman 1dari 26

TINDAKAN – TINDAKAN PREVENTIF SEJAK ZAMAN NABI

Disusun sebagai tugas dalam mata kuliah Kesehatan dalam Perspektif Islam

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

1. DINA CAROLINE
2. VIKE DWI HAPSARI

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Tugas Kesehatan dalam Perspektif Islam yang membahas tentang Memahami
tindakan – tindakan preventif sejak zaman nabi Sesuai Tuntunan Al Qur’an dan
Hadits. Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah, terutama kepada
para dosen mata kuliah Kesehatan dalam Perspektif Islam.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dapat memperluas ilmu khususnya tentang tindakan
– tindakan preventif sejak zaman nabi Sesuai Tuntunan Al Qur’an dan Hadits.
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, oleh kerena itu penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik, masukan dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik.
.

Jakarta, September 2018

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ 1
Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 6
2.1 Air Susu Ibu (ASI).................................................................................. 6
2.2 Manfaat ASI bagi bayi …….................................................................... 9
2.3 Tuntunan Menyusui Sesuai Ayat-ayat Suci............................................. 11
2.4 Al Qur’an dan Hadits yang Menjelaskan ASI bagi Bayi......................... 13
2.5 Khitan bagi Wanita menurut Islam.......................................................... 23
2.6 Hukum dan Prinsip Khitan bagi Wanita.................................................. 24
2.7 Hadits dan Ayat Al Qur’an yang Melandasi Khitan Bagi Wanita........... 26

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 30

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu faktor penentu seseorang dalam
kehidupan. Sebagaimana pepatah menyatakan bahwasannya sehat itu mahal
harganya. Badan dan jiwa pada diri manusia, bagaikan dua sisi yang berbeda
ibarat dalam satu keping mata uang. Keduanya ada bersamaan dan saling
berinteraksi serta saling mempengaruhi. Badan yang sehat memiliki kontribusi
untuk memperoleh jiwa yang sehat. Begitu juga sebaliknya jiwa yang sehat juga
memiliki kontribusi yang signifikan untuk menjadikan tubuh sehat.
Jargon bahwa “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”,
tidaklah sepenuhnya benar. Seperti berbagai hal/kejadian yang terjadi di sekitar
kita banyak yang menunjukkan bahwa di dalam tubuh yang sehat tidak selalu
terdapat jiwa yang sehat. Barangkali, malah bisa sebaliknya, yaitu di dalam jiwa
yang sehat terdapat tubuh yang sehat, karena kalau dibandingkan antara jiwa dan
badan sebenarnya lebih kuat jiwa. Karena pada hakikatnya jiwa adalah petunjuk
arahan bagaimana seseorang hidup, baik dan buruknya dilandasi dengan
perbuatan yang dilakukan selama hidupnya. Jiwa yang sehat dapat memicu
pemikiran yang sehat pula. Dengan demikian kearifan atau kebijaksanaan
seseorang akan terlihat.
Seseorang dikatakan sehat bisa ditinjau dari segi fisik maupun psikis.
Sehat dari segi fisik dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang segar bugar dan
mampu melakukan berbagai aktifitas. Sedangkan, seseorang dikatakan sehat
secara psikis dapat diketahui bagaimana jiwa orang tersebut berfikir dengan baik
dan bertindak secara realistis.
Dalam hal ini kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh badan yang
sehat dan lingkungan yang bersih, untuk menjaga pola hidup yang sehat yang
nantinya memberikan pengaruh positif bagi kesehatan seseorang. Begitu juga
sebaliknya jika seseorang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan

4
lingkungan maka dampak yang akan terjadi adanya berbagai virus atau penyakit
yang akan menyerang tubuh sehingga ia tidak lagi merasakan kesehatan. Oleh
karena itu, seseorang perlu menjaga gaya hidupnya dengan baik dan teratur
untuk mendapatkan hidup sehat.
Dalam hal ini, pola hidup sehat juga telah dijelaskan dan dibahas dalam
Al-Qur’an secara luas dan mendetail. AlQur’an sebagai pedoman umat Islam
menjadi salah satu tinjauan yang perlu untuk digali dan dipelajari kandungan
isinya, salah satunya adalah tentang pola hidup sehat. Hal ini perlu dilakukan
sebagai tinjauan umat Islam dalam menjalankan kehidupannya, agar sesuai
dengan aturan hukum Islam yang ada

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencegahan masalah-masalah kesehatan


a. Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat merupakan segala sesuatu yang dilakukan manusia
dengan rutin dan berkesinambungan serta memberi makna pada kehidupan
seseorang, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Pemahaman
tentang pola hidup sehat tentunya tidak luput dari adanya kebiasaan dan
aturan yang dijadikan patokan atau penilaian seseorang dalam kehidupan.
Tentunya menjadi dasar seseorang dalam menjalani hidup ini. Pola hidup
sehat mencakup tata cara seseorang menjalani kehidupan dengan mengisi
hidupnya dengan aturan yang telah disyariatkan oleh agama Islam dan telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik cara hidup maupun cara
makan dan sebagainya. Oleh sebab itu, pola hidup sehat yang ada dalam Al
Qur’an dan yang dicontohkan Nabi Muhammad perlu untuk ditiru dan
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam hidup seseorang menjadi
lebih baik dan bermakna serta bermanfaat.
Menjaga kesehatan manjadi hal penting yang harus dilakukan oleh
manusia agar tercipta kehidupan yang bermakna dan berguna bagi diri sendiri
maupun masyarakat sekitar. Dengan hal tersebut kehidupan seseorang akan
lebih berarti dan berkualitas. 9 Su`dan, Al qur`an dan Panduan Kesehatan
Masyarakat.
Sebagaimana yang tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim dari Hurairoh. Hadits ini berupa suatu rangkuman doa yang
diucapkan oleh nabi setiap setiap pagi sebelum Nabi memulai kerjanya. Dan
didalam doa inilah tergambar dengan jelas pola hidup muslim itu. Hadits
yang diriwayatkan oleh muslim dari Abu hurairah:

6
“Ya Allah, baikkanlah agamaku yang menjadi penjaga dari segala urusan
saya, baguskanlah dunia saya yang menjadi arena perjuangan hidupku, bagus
kanlah akhirat saya yang akan menjadi tempatku kembali, dan jadikanlah
hidup saya ini kesempatan untuk berbuat baik, dan jadikanlah matiku sebagai
waktu beristirahat dari perbuatan jahat”.

b. Pola Hidup Sehat Rasulullah Nabi Muhammad SAW.


Memberikan contoh pada kita yang sangat baik dalam menjalankan pola
hidup sehat. Beliau selama hidupnya hampir tidak pernah sakit. Tidak seperti
manusia sekarang ini yang, mereka lebih banyak menggunakan waktunya
untuk menonton televisi dan mengkonsumsi makanan yang kurang baik untuk
kesehatan, dan dikemudian hari banyak menimum obatobantan yang
sebenarnya kurang baik bagi kesehatan dan malah bisa merusak organ tubuh
dan menjadikan sisem kekebalan tubuh menjadi menurun. Saat inilah orang
merasa bahwa nikmat dan karunia Allah tentang hidup sehat begitu berarti.19
Pola hidup juga memberikan pengaruh dalam hidup sehat yang mana hidup
seseorang perlu dijadwalkan atau diatur sedemikian rupa, dimana saat tubuh
perlu istirahat saat kecapekan, dimana sistem tubuh selain bekerja, tubuh juga
memperlukan untuk beristirahat
Diantara pola hidup yang mempengaruhi pola hidup sehat yang
dianjurakan dan menjadi kebisaan Rasulullah sebagai berikut:

1. Pentingnya istirahat bagi tubuh Dalam Al-Qur`an surat An-Naba’ ayat 9,


Allah berfirman bahwa:

7
dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,

Perintah istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan tetap terjaga salah
satunya dapat dilakukan dengan berhenti mengisi lambung selama empat jam
sebelum tidur. Jika seseorang tidur dalam keadaan perut terisi makanan,
otomatis saluran nafas akan menyempit (bahkan tidak menghentikan nafas).
Jika hal ini terjadi terjadi dalam jangka penjang maka akan berakibat pada
jantung yang dinamakan hipoksia atau kekurangan oksigen, dan lama
kelamaan jika hal ini tetap sering dilakukan maka akan mengakibatkan
stroke.20 Tips sehat menganjurkan tidak tidur setelah subuh dan setelah
ashar, tetapi tidur sianglah sejenak saja. Rasulullah menganjurkan agar
memulai dan mengakhiri tidur dengan berdo’a yakni membaca Al-fatihah,
Al-Ikhlas, An-Naas, AlFalaq dan terakhir surat Al-Baqarah, sebelum tertidur.

2. Pentingnya gerak badan (shalat) bagi kesehatan


Kesehatan tidak mungkin diperoleh, kecuali jika kita senantiasa
bergerak. Diantara ciri mutlak hidup biologis adalah bergerak. Tidak satu
komponen pun dalam tubuh kita yang tidak bergerak. Benda padat seperti
tulang pun, ketika diam mengalami dinamisasi internal proses bongkar
pasang elemenelemen selulernya. Ada pergerakan cairan dalam sirkulasi
darah, getah bening, transportasi cairan ekstra dan internal, serta ada juga
gerak dalam wujud kontraksi otot, peristaltic,usus, gerak metabolic kimiawi
dan gerak quantum elektrik.
Shalat (juga ibadah haji) merupakan ibadah pokok yang
merangkaikan aspek gerak fisik sehingga layak kita kaji secara serius untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh-pengaruh tersebut dalam kesehatan
hidup kita. Dalam hal ini gerak tubuh sangat mempengaruhi kesehatan dalam
tubuh manusia khususnya bagi tulang dan persendian. Proses gerakan shalat,
jika dilakukan secara baik dan benar, sesusai cara dan tatacara yang

8
dicontohkan nabi, mestinya meninggalkan atsar (jejak) terhadap diri dan
kehidupan kita. Sebagaiman juga dampak fisiologis dari olahraga-olahraga.
Prof. dr. Mohammad Sholeh, misalnya menemukan atsar tersebut dalam
tinjauan biokimiawi yakni pada level kortisol harianya yang lebih rendah
pada orang yang rutin bertahajjut dengan ikhlas. Menurut Dr. Moh Sholeh
dalam bukunya “ Agama Sebagai Terapi Telaah Menuju Ilmu Kedokteran
Holistik “ beliau mengatakan jika shalat tahajud yang dijalankan dengan
ikhlas akan memperbaiki emosional positif dan efektifitas coping. Emosional
positif dapat menghindarkan reaksi stress, Shalat tahajud bisa saja
mendatangkan stres, jika shalat tahajud itu tidak dijalankan dengan ikhlas,
yang tercermin pada gagalnya menjaga homeostatis tubuh atau gagalnya
beradaptasi terhadap perubahan pola irama sirkadian yang bersifat diurnal
menjadi noctural. Karena sekresi kortisol yang semestinya rendah di malam
hari, namun tetap tinggi karena melakukan aktifitas shalat tahajud.
Shalat diibaratkan pondasi dalam suatu bangunan. Nabi mengatakan
“intisari perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat” (HR.Ahmad)
dan juga dijelaskan dalam Hadits Riwayat Turmudzi “Perbedaan antara
seorang beriman kepada allah dan seorang yang tidak beriman kepada Nya
adalah dalam shalatnya”. Hal tersebut juga dijelaskan dalam surat an-nisa`
ayat 103, sebagaimana berikut:

9
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu
telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orangorang yang beriman.

3. Kebersihan
Kebersihan jasmani (badan) dan tempat ibadah merupakan syarat mutlak
pertama sekali bagi seorang muslim jika ia hendak melakukan ibadah shalat
menghadap allah swt. Allah berfirman dalam surat Al-Muddasir ayat 4

dan pakaianmu bersihkanlah,

Dalam ayat ini Aisyah berkata, Nabi suka mendahulukan yang kanan
dalam bersandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam segala hal.(muttafaq
alaih) Annas berkata, Rasulallah pernah masuk ke jamban, lalu ia dan seorang
pemuda yang sebaya dengannya membawakan bejana berisi air dan sebatang
tongkat, kemudia beliau bersuci dengan air tersebut. (muttafaq alaih)
Jabir bin Abdullah berkata bahwa nabi bersabda, “Aku diberi lima hal
yang belum pernah diberikan kepada seorang pum sebelumku, yaitu aku
ditolong dengan rasa ketakutan (musuhku) sejauh perjalanan sebulan, bumi
dijadikkan untukku sebagai tempat sujud (masjid) dan alat bersuci, maka
siapapun menemui waktu shalat hendaklah ia segera shalat.” (muttafaq alaih).

4. Puasa
Adapun beberapa manfaat puasa bagi kesehatan antara lain: Puasa
mempengaruhi kemampuan konsentrasi berpikir di otak; karena darah tidak
terkonsentrasi disaluran pencernaan, sehingga otak cukup mendapat sediaan
maksimal ketika ia bekerja sehingga kegiatan berpikirnya menjadi optimal

10
Puasa juga mengistirahatkan ginjal. Ketiadaan intake cairan selama 10-12
jam dapat menyebabkan dehidrasi ringan yang masih mungkin ditoleransi
oleh tubuh karena tubuh memiliki mekanisme konservasi air dalam batas
yang ditoleransi. Puasa juga sebagai pengikisan lemak dalam tubuh. Puasa
memberikan kesempat beristirahat sisitem saluran cerna. Lambung, saluran
cerna usus dan liver sebagai pabrik utama dari proses metabolism juga akan
berkurang bebanya hingga secara tidak langsung organ-organ lain juga
semakin berkurang bebanya.
Tidak pernah ditemukan orang yang mati atau jatuh sakit berat akibat
berpuasa di bulan ramadhan. Bila seseorang benarbenar sakit, sejak awal
Allah sudah mengizinkan mereka untuk tidak berpuasa, dan boleh
menggantinya dengan membayar fidyah. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur`an
surat Al-Baqoroh ayat 184:

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa


diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-
hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.

11
Untuk orang yang sehat, menunda makan minum selama dua belas
jam bukanlah hal yang membahayakan kesehatanya, apalagi mengancam
jiwanya, daya tahan tubuh manusia untuk tidak makan dan minum cukup
besar. Manusia normal sehat dapat bertahan hidup selama dua minggu
meskipun tanpa makanan sama sekali, orang yang normal umumnya dapat
bertahan selama seeminggu. Oleh karena itu, kalau hanya menahan makan
dan minum selama dua belas jam saja maka pengaruh buruknya terhadap
kesehatn praktis tidak ada sama sekali. Puasa sangat aman bagi tubuh, bahkan
bermanfaat bagi kesehatan.
Orang yang sehat, hatinya riang dan fikiranya segar, ia rajin dan
gembira bekerja, segala yang diusahakannya menjadi berhasil. Dan
bandingkanlah dengan keadaan seseorang yang yang sakit. Hatinya sebal dan
susah, fikiranya kusut dan kacau, badanya letih dan lesu, sedang nafsu
bekerja tidak ada padanya malahan keinginan makanpun tidak ada. Segala
pekerjaan dan usahanya terbengkalai.
Jerry D.Gray seorang ilmuwan sekaligus penulis buku “Rasulullah is
My Doctor” beliau melakukan sebuah riset tentang kesehatan, yang mana
ketika ia hidup di peternakan, dia hanya sakit rata-rata sebanyak dua kali
dalam setahun. Dan ketika ia pindah ke kota dia hampir setiap bulan sakit dan
mulai merokok karena tingkat stress yang dia alami akibat gaya hidup
modern sehari-hari. Kondisi ia terus menurun hingga ia akhirnya berkenalan
dengan agama Islam dan mulai mengikuti cara hidup dan rekomendasi dari
Rosululloh. Alhamdulillah, dia menemukan pelepas stress dengan cara
membaca Al-Qur`an, bukan mengonsumsi obat-obatan. Alhamdulillah,
dengan pertolongan dari Allah Swt. Dia mengatasi kebiasaan merokok. Dan
sekarang sering mungkin dia mengikuti berbagai contoh yang menyehatkan
yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad. Yang telah memberi kita “obat”
untuk setiap penyakit yang diketahui umat manusia. “obat” terbaik yang
diberikannya adalah pencegahan
Jerry D.Gray kemudian menganjurkan pada saudarasaudaranya
supaya berhentilah “membunuh” diri anda secara perlahan. Tingkatkan

12
kesehatan fisik dan mental anda dengan cara bersungguh-sungguh mencintai
dan mengikuti panduan yang diberikan Nabi Muhammad Saw. Pada kita
semua dan para dokter seperti Ade Hasman yang sangat peduli pada
kesehatan. Insya Allah, dengan dengan mencontoh Nabi Muhammad Saw.,
Allah Swt. Akan memberkati kita dengan kualitas hidup yang lebih baik di
dunia ini, memberikan bimbingan pada kita, mengampuni dosa kita.

c. Tindakan pencegahan (Tharah, shalat, puasa dapat mencegah penyakit)

Pola hidup merupakan suatu kebiasaan seseorang dalam


kesehariannya secara teratur dan berulang-ulang. Dalam hal ini Al-Qur‟an
mengatur pola hidup mencakup beberapa aspek, diantaranya:

1. Menjaga kebersihan jasmani dan rohani


Menjaga kebersihan jasmani dan rohani juga merupakan pola hidup sehat
yang diterangkan dalam AlQur‟an, diantaranya membahas beberapa hal
berikut ini:
a. Bersuci

1) Wudhu
Wudhu berarti bersuci, hal itu diterangkan Al-Qur‟an dalam surat
Al-Maidah ayat 6:

13
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.

Dari kata idza qultum ila as-sholawati yang artinya Apabila


kamu hendak mengerjakan sholat. Para ulama‟ berpendapat bahwa
khitab ayat ini khusus untuk nabi Muhammad saw,. Abdullah bin
Hanzhalah bin Abi Amir Al Ghazil berkata, “Sesugguhnya Nabi
Muhammad saw diperintahkan untuk berwudhu pada setiap akan
melaksanakan sholat, sehingga hal itu menyulitkan beliau. Beliau
kemudian diperintahkan untuk bersiwak dan perintah berwudhu itu
pun dihilangkan dari beliau, kecuali bila berhadats.
Imam Syafi‟i berkata bahwa Allah menyebutkan tatacara
berwudhu bagi yang ingin menunaikan shalat. Bisa juga ayat ini
ditujukan bagi orang yang bangun tidur. Allah juga menyebutkan
tata cara bersuci orang yang junub.
Dalam potongan ayat faghsiluu wujuhakum yakni maka
basuhlah mukamu. Allah menyebutkan empat anggota tubuh,
diantaranya:
1. Wajah, yang wajib untuknya adalah membasuhnya.
2. Kedua tangan, yang wajib untuk keduanya adalah membasuh
keduanya.

14
3. Kepala, yang wajib untuknya adalah menyapunya. Hal ini sesuai
dengan kesepakatan (ijma‟)
4. Kedua kaki.

Dari redaksi ayat di atas menghendaki adanya muwaalat


(kontinyu) di antara beberapa anggota wudhu tersebut. Muwalaat
adalah orang yang berwudhu mengikutkan suatu pekerjaan
(wudhu) kepada pekerjaan (wudhu) yang lain (secara
terusmenerus) hingga selesai, tanpa menangguhkan atau membuat
jeda untuk sebagiannya. Tidak ada keutamaan bagi suatu pekerjaan
yang bukan pekerjaan dalam wudhu. Para ulama‟ berpendapat
bahwa hukum muwaalat ini. Ibnu Abi Salamah dan Ibnu Wahb
berkata, “hal itu merupakan kewajiban wudhu, baik dalam
keadaaan lupa. Barang siapa yang memisahkan antara anggota
wudhunya, baik secara sengaja maupun lupa, maka wudhu itu tidak
dianggap cukup atau sah baginya.
Pada kata faghsilu menunjukkan hukum harus urut. Sebab
manakala huruf fa‟ itu menjadi jawab syarath, maka ia pun
mengikat sesuatu yang disyariati (semua anggota wudhu), sehingga
harus tertib pada semuanya (maksudnya, semua anggota wudhu).
Uraian tersebut dijawab dengan mengatakan bahwa hal itu hanya
menghendaki adanya permulaan (wudhu) dengan (membasuh)
wajah, sebab (membasuh) wajah merupakan jawab syarath. Hal itu
dapat menghendaki adanya tertib pada semuanya (maksudmya
semua anggota wudhu) jika jawab syarath tersebut adalah makna
atau hal yang sama. Tapi manakala jawab syarath tersebut adalah
terdiri dari beberapa kalimat di mana semuanya merupkan jawab
syarath, maka dalam hal ini tidak perlu diperdulikan dengan
anggota wudhu manapun engkau memulai wudhu. Sebab yang
dimaksud darinya adalah terjadinya tertib.
Surat Al.-Maidah ayat 6 ini memberikan penjelasan
bahwasanya dalam memperoleh hidup sehat Allah memerintahkan

15
untuk berwudhu sebagai bentuk pensucian diri manusia dari hadast,
salah satunya sebelum ia melaksanakan sholat yang dilakukan
dengan niat, air yang suci serta dilakukan dengan tertib.

2) Mandi
Kebersihan jasmani (badan) dengan cara mandi merupakan
syarat mutlak pertama sekali bagi seorang muslim jika ia hendak
melakukan ibadah kepada Allah swt. Allah berfirman dalam surat
annisa‟ ayat 43:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,


sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga
kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh

16
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun.

Dalam ayat ini Allah menyeru orang-orang yang beriman


untuk tidak mengerjakan shalat sedangkan dia dalam keadaan
mabuk disebabkan minuman-minuman keras. Ayat ini turun
berkenaan dengan para sahabat ketika itu yang shalat dalam kondisi
mabuk. Saat itu, minuman keras belum diharamkan. Mereka
dilarang shalat dalam kondisi itu, sehingga ia sadar dan sehat
kembali.
Perintah tersebut bahwa bagi Orang yang junub diwajibkan
untuk mandi, hal tersebut terletak pada kata khatta taghshiluu
(sampai kalian mandi). Dalam hal ini mandi harus basah seluruh
tubuh sebagai wujud pensucian diri dari junub, agar seseorang
dapat melakukan ibadah kepada Allah swt.
Dilarang shalat juga, orang yang sedang junub, baik karena
bersetubuh maupun keluar mani. Kecuali, sedang musafir atau
dalam perjalanan. Orang junub harus mandi terlebih dahulu,
barulah boleh shalat. Ada yang berpendapat, yang dilarang ialah
mendekati tempat-tempat shalat atau masjid, kecuali hanya sekedar
melewatinya saja tanpa berhenti.
Selanjutnya, Allah membolehkan tayammum bagi orang yang
sakit, musaffir, berhadats, menyentuh kulit perempuan; sebagian
berpendapat hubungan intim, bukan menyentuh, yang mana mereka
tidak menemukan air. Cara bertayamum adalah dengan mengambil
debu yang suci, lalu menepuk dengan telapak tangan dua kali
tepukan, kemudian menyapukannya ke muka dan tangan
berikutnya.

17
Tafsiran tersebut memberikan penjelasan bahwa apabila
seseorang hendak melakukan ibadah, maka mereka diwajibkan
untuk mandi supaya dirinya tetap dalam keadaan bersih dan sehat.

b. Bersuci dari najis Perintah bersuci dari najis terdapat dalam AlQur‟an
surat Al-Baqarah ayat 222:

mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:


"Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah Suci,
Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

c. Menjaga kebersihan lingkungan


Kebersihan adalah pangkal kesehatan merupakan moto kedokteran
modern yang telah menjadi pengetahuan umum. Hidup yang bersih
(jasmani, pakaian, makanan minuman dan lingkungan) merupakan
syarat yang mutlak untuk hidup yang sehat. Terlalu banyak penyakit
yang bisa ditimbulkan akibat lingkungan yang tidak higienis,
khusunya penyakit-penyakit karena infeksi menular.
Kajian yang merupakan pedoman hidup lengkap mengenai hidup
bersih seperti itu tidak akan pernah ditemukan secara tekstual dalam
ajaran-ajaran selain Islam. Islam meletakkan kebersihan dalam posisi
yang tertinggi.

18
Dalam Al-Hadits juga telah diterangkan bahwa

Kesucian sebagian dari pada Al Iman.

2. Pola Makan
a. Tidak berlebih-lebihan
Allah memerintahkan bahwa dalam pola makan, makan-makanlah
dengan baik dan secukupnya dan janganlah berlebih-lebihan.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Araf ayat 31:

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap


(memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang
berlebih-lebihan.
Sikap yang berlebih-lebihan sangat dibenci Allah dan Allah
berfirman yang berlebih-lebihan maka ialah penghuni neraka
sebagaimana yang diterangkan pada ayat di atas. Makan-makanan
yang baik dan cukup serta tidak memunda-nunda,tubuh akan menjadi
baik dan teratur serta sehat. Dalam hal ini, Allah tidak menyukai
orangorang yang makan secara berlebih-lebihan, karena yang
berlebih-lebihan itu kurang bagus bagi diri sendiri maupun kesehatan.
Karena bisa berakibat pencernaan kurang baik dan obesitas.
b. Makan-makanan yang halal dan bergizi Perintah makan-makanan
yang halal dan bergizi tertera dalam Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat
5, bahwa:

19
Pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan Dihalalkan
mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu
telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya,
tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-
gundik. Barangsiapa yang kafir setiap sudah beriman (tidak
menerima hukumhukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di
hari kiamat Termasuk orang-orang merugi.

Surat Al-Maidah ayat 5 di atas kata Ath-Thayyibat memiliki


makna bahwa makan-makanan yang baik menurut tabiatnya adalah
baik, sehat dan fitrah, sehingga seseorang mau memakannya dengan
lahap. Makanmakanan yang demikian akan dirasa nikmat bagi
seseorang yang mengkonsumsinya, mudah dicerna dan merupakan
makan-makanan yang baik. Makan– makanan yang sehat akan
memberikan pengaruh pada tubuh seseorang yang mengkonsumsinya
salah satunya badan menjadi sehat dan pencernaan menjadi baik.

20
Surat Al maidah ayat 5 juga menerangkan bahwa Allah
menghalalkan yang baik-baik untuk kita konsumsi. An Nu`man bin
Basyir berkata, Nabi bersabda, “yang halal dan yang haram sudah
sangat jelas. Tetapi diantaranya ada yang syubhat, tidak diperhatikan
oleh manusia pada umumnya. Maka orang yang memelihara dirinya
dari yang syubhat, berarti ia telah membersihkan agama dan
kehormatanya. Sedangkan yang terjerumus ke dalam syubhat, berarti
terjerumus juga dalam haram.

3. Mengatur Waktu
Dalam hidup seseorang perlu untuk mengatur segala aktifitasnya
supaya dapat berjalan dengan baik. mengatur waktu dalam kehidupan
sehari-hari menjadi penting. Mengatur waktu tertera dalam Al-Qur‟an
surat Al-Huud ayat 114 sebagaimana berikut:

dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi


dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.

Pendapat tersebut menurut kesepakatan para ulama‟ adalah


yang paling benar bahwa salah satu tepi petang adalah fajar yakni
sholat fajar dan salah satu tepi dari keduanya adalah magrib, karena
dilakukan sesudah terbenamnya matahari. Sekiranya wajib bahwa
maksud dari salah satu kedua tepi itu adalah sebelum terbit matahari

21
maka sudah seharusnya untuk menjadikan maksud sholat yang
dilakukan pada salah satu kedua tepi yang lain itu adalah sholat yang
dilakukan sesudah matahari terbenam. Jadi, maksud dari ayat ini
adalah sholat Zhuhur dan Ashar.

4. Istirahat yang cukup


Istirahat merupakan salah satu bentuk merelaksasikan tubuh sejenak
utuk mendapatkan kebugaran kembali perintah istirahat telah diterangkan
dalam Al-Qur‟an. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Furqan
ayat 47:

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian,


dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun
berusaha.

Allah menjadikan malam sebagai waktu istirahat. AlQur‟an


menggambarkan malam dengan pakaian (libasa). Maksudnya, kegelapan
malam itu dapat menutupi aurat atau tubuh manusia. Karena itu, manusia
dapat menikmati kegelapan malam tanpa harus berpakaian, karena kegelapan
itulah pakaiannya. Kondisi seperti itu, menjadikan manusia benar-benar
rileks, tanpa melakukan tugas atau pekerjaan untuk mencari nafkah atau
penghidupan. Sedangkan waktu siang adalah untuk berusaha atau bekerja.
Maka, secara naluriah, manusia dapat menggunakan waktu secara efektif dan
efisien. Saat waktu itu digunakan sesuai dengan sunnatullah yang telah
ditetapkan. Jika manusia menyalahinya, maka akan terjadi kelainan-kelainan
yang mengarah kepada efek negatif terhadap daya tahan tubuh manusia itu
sendiri.

22
Dalam bidang ilmu kesehatan Allah menerangkan disurat Al-Furqan
ayat 47 bahwasannya Allah menciptakan Alam ini dengan terjadinya siang
dan malam supaya orang-orang memperhatikan dan membagi waktunya
selama hidup di dunia. Adakalanya waktu untuk belajar, bekerja dan
beristirahat. Supaya tubuh tetap sehat dan bugar untuk menjalani aktifitas.
Allah menciptakan malam sebagai waktu unuk beristirahat agar orang-orang
ketika bangun pagi siap untuk menjalani aktifitasnya kembali, untuk berusaha
dan beribadah.

BAB 3
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

23
ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yan luar
biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Di dalam Surat
Cintanya, bertebaran ayat-ayat tentang ASI. Antara lain :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Khitan perempuan merupakan sunnah fitrah yang sudah diterima oleh
umat Islam. Walaupun terjadi perbedaan pendapat para ulama dalam masalah
hukum khitan pada perempuan, namun syiar khitan perempuan ini harus
dilakukan oleh umat Islam. Karena khitan perempuan yang sesuai dengan
prosedur dan dilakukan oleh orang yang mengerti caranya, akan membawa
hikmah yang baik bagi perempuan dalam menstabilkan syahwatnya. Dan juga
akan bermanfaat bagi hubungan suami istri selanjutnya. Para bidan dan
dokter yang mengkhitan perempuan harus berhati-hati, sehingga tidak
memotong atau menyayat terlalu besar, sehingga akan membawa akibat yang
buruk bagi yang dikhitan.
Sehubungan dengan menjaga diri dari penyimpangan seksual, maka
para muslimah harus mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan selalu
pengawasan Allah.Sehingga perzinahan dan perselingkuhan jauh dari kita
umat Islam ini. Mengenai adanya pelarangan khitan bagi perempuan dari
beberapa pihak, hal itu sebenarnya tidak hak bagi siapapun melarang sesuatu
yang dibolehkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kalau terdapat kesalahan dalam
praktek, maka kesalahan itu saja yang harus diluruskan.

24
Perlunya prosedur tetap (protap) untuk khitan wanita ini, jika perlu
ada peraturan pemerintah yang mengaturnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Wallahu A’lambisshawab.

25
DAFTAR PUSTAKA
Al Qurthubi, Al jami` li ahkam al qur`an, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Ali, Ahmad, Junaidi Ismail dkk, Ar-rahman the inspire Al Qur`anul Karim, Jakarta:
CV. Al Qalam Publishing, 2014
An-Nawawi, Imam Jilid 9, Syarah Shahih Muslim: Jakarta: Darus Sunnah, 2011.
Anshori, Yusuf , Bahagia Dijalan Agama, Jakarta: Republika, 2013
Ave Gratia, Angelina, “Pengaruh Gaya Hidup Sehat Terhadap Psychological Well-
Being Dan Dampaknya Pada Auditor KAP (Studi empiris pada Auditor Kantor
Akuntan Publik di Jawa Tengah dan DIY)”, Skripsi 97 Semarang: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, 2014.
Hashman, Ade, Rahasia Kesehatan Rosulullah, Jakarta: Noura book, 2012.

26

Anda mungkin juga menyukai