Anda di halaman 1dari 7

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

NADIA SAFIRA/181101018

email :@safiranadia142@gmail.com

Abstrak

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan dengan
terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam memberikan layanan
kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan,
dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan
buruknya argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta
tindakan yang dilakukan dalam keperawatan.Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah
metode pengumpulan data dan menganalisis dari hasil pemikiran sendiri yang diterima pada saat
praktek klinik dirumah sakit. Hasil dari kajian ini adalah Seorang perawat yang bekerja lebih lama
akan sangat mudah dapat berpikir kritis dikarenakan belajar dari pengalaman pengalaman lalu yang
didapatkannya sehingga tingkat pengetahuan juga akan meningkat. Perawat yang selalu berpikir
kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang
berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil demi
kebaikan pasien dan diri sendiri dan Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
Kata kunci : Berpikir kritis, keperawatan, menganalisis.
Latar Belakang

`Berpikir kritis merupakan proses berpikir


dengan terperinci dalam memikirkan
Tujuan
suatu peristiwa,tindakan.dan pemecahan
suatu masalah dengan tujuan Berpikir kritis dalam keperawatan
mewujudkan hasil berpikir yang baik,dan bertujuan untuk menganalisis penggunaan
berpikir kritis dalam keperawatan adalah bahasa, perumusan masalah, penjelasan,
proses berpikir dalam keperawatan dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti
dengan terperinci dengan benar benar bukti, menilai kesimpulan, membedakan
mempertimbangkan baik buruknya antara yang baik dan buruknya argument,
dalam memberikan layanan serta mencari kebenaran fakta dan nilai
kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan dari hasil yang diyakini benar, serta
keperawatan dengan menggunakan proses tindakan yang dilakukan dalam
keperawatan. Perawat yang selalu keperawatan. (Deswani, 2009).
berpikir kritis atau kreatif akan selalu
Kajian ini bertujuan agar asuhan
melihat dan memecahkan masalah dengan
keperawatan yang kita berikan cepat,
sudut pandang yang berbeda dan
tepat,tidak membahayakan pasien dan
mempertimbangkan dengan mendalam
adanya hubungan kerja sama antara
setiap masalah yang akan diambil demi
pasien dan perawat dalam pemberian
kebaikan pasien dan diri sendiri agar tidak
asuhan keperawatan,kemudian bertujuan
terjadi kejadian yang tidak diharapkan
untuk mendapatkan kejelasan yang akurat
dalam memberikan asuhan keperawatan
tentang keadaan pasien dari pihak
kepada pasien.
keluarga pasien sendiri dan juga sebagai
Sebagai seorang perawat kita tentu sering standar keperawatan di rumah sakit.
dihadapkan pada situasi yang menuntut
kita untuk berpikir kritis dalam
memberikan pelayanan keperawatan Metode
kepada pasien atau pemberian asuhan Metode yang digunakan dalam kajian ini
keperawatan kepada pasien. adalah metode pengumpulan data dan
mengkaji dari hasil praktek klinik
dirumah sakit Universitas Sumatera
Pembahasan
Stara . Adapun data yang digunakan pada
kajian ini adalah bersumber dari data Berpikir kritis merupakan suatu proses
yang didapatkan dengan menggunakan yang berjalan secara berkesinambungan
Google Scholar, scopus, ebook dan dari mencangkup interaksi dari suatu
beberapa buku berpikir kritis dalam rangkaian pikiran dan persepsi,
keperawatan. sedangkan berpikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep
yang berhubungan dengan proses belajar
Hasil dan kritis itu sendiri berbagai sudut

Seorang perawat yang bekerja lebih lama pandang, sebagai seorang perawat yang

akan sangat mudah dapat berpikir kritis merupakan bagian dari pemberi layanan

dikarenakan belajar dari pengalaman kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan

pengalaman lalu yang didapatkannya keperawatan dengan menggunakan proses

sehingga tingkat pengetahuan juga akan keperawatan akan selalu dituntut untuk

meningkat, tetapi Pembelajaran ,dan berpikir kritis dalam berbagai situasi.

pengalaman tidak dapat dipisahkan karna Penerapan berpikir kritis dalam proses
sama sama dibutuhkan untuk
keperawatan dengan kasus yang nyata
mengembangkan pengetahuan dan
akan memberikan gambaran kepada
keterampilan perawat dalam mengenali,
perawat tentang pemberian asuhan
melaporkan, dan menanggapi masalah pasien.
keperawatan yang komprensif dan
Perawat yang selalu berpikir kritis atau
bermutu.(Budiono dan
kreatif akan selalu melihat dan
Sumirah,2015,p.90).
memecahkan masalah dengan sudut
pandang yang berbeda dan Berpikir kritis dalam keperawatan
mempertimbangkan dengan mendalam merupakan komponen penting dari
setiap masalah yang akan diambil demi akuntabilitas profesional dalam
kebaikan pasien,dan diri. memberikan asuhan keperawatan
berkualitas.perawat diharapkan dapat
berpikir kritis untuk memproses data yang digunakan ketika menyelesaikan masalah
kompleks dan membuat keputusan yang keperawatan (Zori & Morrison, 2009
cerdas mengenai perencanaan dan dalam jurnal bambang sudono, 2017).
pengelolaan mengingat pentingnya hal
Perawat melakukan pengambilan
tersebut dalam pembuatan keputusan,
keputusan dalam setiap tindakan,
problem solving dan clinical judgment,
merencanakan dan memberikan
sedangkan kepercayaan diri
asuhan.Efektifitas dan ketepatan
mempengaruhi hampir setiap aspek
pengambilan keputusan membutuhkan
kehidupan individu, dari kemampuan
kemahiran dalam mengumpulkan data
individu untuk berpikir optimis dan
dan keterampilan berpikir kritis.Berpikir
bertahan melalui kesulitan, serta
kritis dalam keperawatan merupakan
pengembangan rasa percaya diri adalah
komponen yang sangat penting dari
komponen yang sangat penting dalam
akuntabilitas profesional dan salah satu
pengambilan keputusan keperawatan.
penentu kualitas asuhan keperawatan.
(Carlos and all,2014 dalam jurnal Tri
Perawat yang memiliki kemampuan
ayunda 2018)
berpikir kritis akan menunjukkan sikap
Berpikir kritis penting dilakukan oleh percaya diri, berpandangan konseptual,
perawat sebelum mengambil keputusan kreatif, fleksibel, rasa ingin tahu,
dalam asuhan keperawatan.Asuhan berpikiran terbuka, tekun dan reflektif
keperawatan merupakan satu metode (Ingram, 2008 dala, jurnal bambang
ilmiah dalam penyelesaian masalah klien. sudono,2017).
Kemampuan perawat mengidentifikasi
masalah klien dan memilih solusi Strategi dalam peningkatan berpikir kritis

intervensi yang tepat tidak lepas dari dalam keperawatan ini dapat dilakukan

kemampuan perawat berpikir kritis, yaitu dengan cara mengikuti pelatihan dalam

kemampuan perawat menggali alasan masalah-masalah klinis sebagai

berdasarkan evidence base dari setiap kompetensi , melalui pembelajaran, dan

problem dan solusi yang teridentifikasi. pengalaman,melaui hal tersebut perawat

Kemampuan berpikir kritis dapat diharapkan dapat lebih ketat untuk


berpikir kritis dan mengevaluasi asuham
keperawatan yang akan diberikan kepada mencari prinsip prinsip pengertian dan
pasien dengan banyak peran sebagai pedoman yang tepat untuk
mempertimbangkan baik buruknya. mrespons ekspresi, baik perasaan perawat
maupun perasaan pasien.
Dalam penerapan pembelajaran berpikir
kritis dalam keperawatn dapat digunakan
tiga model, yaitu feeling model, vision
Examine Model
model, dan examine model.
(Deswani,2009). Model ini digunakan untuk merefleksi
ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji
Feeling Model
ide dengan bantuan kriteria yang relavan.
Model ini menekankan pada rasa, kesan, Model ini digunakan untuk mencari peran
dan data atau fakta yang ditemukan, yang tepat umtuk analisis,
Pemikir kritis mencoba mengedepankan mencari,menguji, melihat
perasaan dalam melakukan pengamatan, konfirmasi,kolaborasi, menjelaskan, dan
kepekaan dalam melakukan aktivitas menentukan suatu yang berkaitan dengan
keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan. ide.
Misalnya terhadap aktivitas dalam
Factor yang bisa menurunkan
pemeriksaan tanda tanda vital, perawat
kemampuan berpikir kritis seseorang
merasakan gejala,petunjuk, serta
adalah terjebak dalam rutinitas, dan juga
perhatiam kepada pernyataan dan
cara tersering yang membuat terjebak
perasaan pasien.
dalam rutinitas adalah membiasakan kita
Vision Model menggunakan model kebiasaan
berlebihan (Rubenfeld & Scheffer, 2007).
Model ini digunakan untuk
membangkitkan pola pikirp, Faktor-faktor lainnya yang dapat juga
mengorganisasi dan menerjemahkan mempengaruhi kemampuan seseorang
perasaan untuk merumuskan hipotesisi, dalam berpikir kritis adalah kondisi fisik
analisis, dugaan, dan ide tentang seseorang, keyakinan diri/ motivasi,
permasalahan perawatan kesehatan klien. merasa kecemasan, kebiasaan atau
Berpikir kritis ini digunakan untuk rutinitas yang dikerjakan, perkembangan
intelektual, konsistensi atau ketetapan, sudut pandang yang berbeda dan
perasaan atau emosi, dan pengalaman mempertimbangkan dengan mendalam
yang biasa rutin dilakukan sewaktu setiap masalah yang akan diambil demi
bekerja (Rubenfeld & Scheffer, 2007). kebaikan pasien,diri sendiri dan
Kemampuan berpikir kritis sangat
Berbagai faktor tersebut dapat
diperlukan dalam pelaksanaan asuhan
berkontribusi memberikan pengaruhnya
keperawatan. Peningkatan kemampuan
terhadap kemampuan berpikir kritis
berpikir kritis akan meningkatkan kualitas
perawat disaat melaksanakan asuhan
asuhan keperawatan. Tujuan berpikir
keperawatan dan juga dapat
kritis adalah untuk menganalisis
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
penggunaan bahasa, perumusan masalah,
perawat menurun disaat menghadapi
penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya
pasien. Namun ini juga tergantung dari
bukti bukti, menilai kesimpulan,
metode yang digunakan dalam mengukur
membedakan antar yang baik dan
kemampuan berpikir kritis perawat disaat
buruknya argument, serta mencari
melaksanakan asuhan keperawatan.(Yanti
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang
& Mulyandi,2019)
diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan.

Kesimpulan

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah Referensi


proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar Alec fisher.(2017) Berpikir kritis sebuah

mempertimbngkan baik buruknya dalam pengantar.jakarta: Erlangga.

memberikan layanan kesehatan,yaitu Bambang sudono.(2017). Gambaran


memberi layanan asuhan keperawatan kemampuan berpikir kritis
perawat primer dalam pelaksanaan
dengan menggunakan proses
asuhan keperawatan di rumah
keperawatan. Perawat yang selalu sakit islam Surakarta. Jurnal ilmu
berpikir kritis atau kreatif akan selalu keperawatan Indonesia,10(1),81-
93.
melihat dan memecahkan masalah dengan
Budiono & Budi.(2015). Konsep dasar Konsep, Proses dan Praktek (edisi
keperawatan. Jakarta: Bumi medika. 4). Jakarta : EGC
Rubenfeld.(2005).Berpikir kritis untuk
Deswani. ( 2009). Proses keperawatan
perawat. jakarta : EGC.
dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba
medika Siti, Santun, &Mia,(2007). Buku ajar
berpiki kritis dalam
Feng and all. (2010). Critical thinking
keperawatan.jakarta: EGC.
competence and disposition of
clinical nurse in a medical center. TryAyu, & Ariyanti,Syahrul.(2018).
Journal of Nursing Rearch, 18(2), 77- Efektivitas metode pembelajaran
8. klinik terhadap kemampuan
berpikir kritis dan kepercayaan
Ilfa, and all .(2018). Faktor faktor yang
diri mahasiswa keperawatan : A
berhubungan dengan pengambilan
literaturereview.jurnalkeperawata
keputusan perawat dalam
nmuhamadiyyah,3(2),89-91.
ketepatantriase di kota Padang,
jurnal for health sciences,2(1),1-2. Yanti,mulyadi,(2019).Analisis faktor
faktor yang mempengaruhi
Maryam, R., Setiawati, S., & Ekasari M. F.
penerapan berpikir kritis perawata
(2007). Buku ajar berfikir kritis
dalam melaksanakan asuhan
dalam proses keperawatan. Jakarta:
EGC. keperawatan di Rumah Sakit.
Jurnal keperawatan reflesia,1(1),
Mulyaningsih. (2013). Peningkatan perilaku
21-31.
caring melalui kemampuan berpikir
kritis perawat. Jurnal Manajemen
Keperawatan, I(2), 100-106.

Priharjo, R. (2008). Konsep & perspektif


praktik keperawatan professional
(edisi 2), Jakarta: EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku


Ajar Fundamental Keperawatan:

Anda mungkin juga menyukai