Anda di halaman 1dari 9

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PASIEN DAN KELUARGA TERKAIT

DENGAN PELAYANAN NYA

ABSTRAK

Pengambilan keputusan klinis memerlukan interaksi antara perawat dengan pasien. Perawat
harus mengikutsertakan pasien dalam pengambilan pengambilan keputusan, dikarenakan hal
tersebut termasuk dalam hak pasien. Untuk dapat menentukan keputusan klinis, perlu adanya
kemampuan perawat dalam berpikir kritis. Berpikir kritis dapat melandasi bagaimana perawat
dalam mengidentifikasi dan mempertimbangkan keputusan terbaik dalam membantu pasien
untuk menentukan keputusannya. Keterlibatan pasien merupakan inti dari proses partisipasi
keperawatan, sehingga pasien dalam proses keperawatan menjadi penting dalam penentuan
kualitas dan efektifitas dalam pelayanan asuhan keperawatan. Dengan mengambil keputusan
klinis yang mengikutsertakan pasien, maka akan mudah untuk menyelesaikan masalah tertentu
dengan pilihan-pilihan keputusan yang terbaik.

Kata kunci: Pengambilan keputusan, keputusan klinis, berpikir kritis.

Latar Belakang

Perawat merupakan salah satu tenaga


sangat menentukan kualitas pelayanan di
kerja kesehatan yang terpenting di rumah sakit
rumah sakit. Sehingga setiap upaya
karena selain jumlahnya yang dominan juga
untuk meningkatkan kualitas
merupakan profesi yang memberikan pelayanan
pelayanan rumah sakit harus juga
kesehatan dengan terus menerus selama 24 jam
disertai upaya untuk meningkatkan
kepada pasien setiap hari. Oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan (Yani,
pelayanan keperawatan sebagai bagian integral
2007).
dari pelayanan kesehatan jelas memiliki
kontribusi yang Mutu asuhan keperawatan
menjadi alat utama menjaga
kepercayaan pelanggan pelayanan.
Asuhan keperawatan bermutu dilakukan
dengan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis perawat dalam pasien. Perawat harus mengikutsertakan
melakukan proses keperawatan. Pelayanan klien dalam pengambilan pengambilan
keperawatan didasarkan pada pendekatan keputusan, dikarenakan hal tersebut
pengambilan keputusan yang dapat termasuk dalam hak pasien. Perawat dapat
ditingkatkan dengan berpikir kritis membantu klien dalam menentukan
(Ignatavicus & Workman, 2006). keputusan yang akan diambil dengan

Berpikir kritis sangat berkaitan dilandasi oleh pengetahuan-pengetahuan dan

dengan pengambilan keputusan dan hasil dari pemikiran yang kritis sehingga

penilaian klinis yang tepat. Selain menjadi dapat menentukan keputusan terbaik dalam

komponen yang penting dalam keperawatan, menyelesaikan suatu masalah.

berpikir kritis juga menjadi tema yang Keterlibatan pasien dalam

penting dalam keperawatan dikarenakan mengambil keputusan klinis merupakan

semakin kompleksnya pengambilan upaya dalam pemberdayaan klien untuk

keputusan klinis dalam pemberian pelayanan meningkatkan tingkat kemandirian klien.

keperawatan untuk mengatasi masalah klien Disini peran perawat yaitu memfasilitasi dan

dan akan terjadi risiko yang merugikan klien memberdayakan potensi internal klien.

jika perawat melakukan kesalahan dalam Dengan demikian diharapkan dari interaksi

membuat keputusan (Lewis. et al, 2007). tersebut dapat menguntungkan klien dan
tidak memiliki efek yang negative terhadap
Hubungan perawat klien adalah klien.
dasar dari praktik keperawatan yang
berfokus pada pasien (patient centered Metode
care). Keterlibatan pasien merupakan inti
Metode yang digunakan adalah
dari proses partisipasi keperawatan,
metode literature review. Metode yang
sehingga pasien dalam proses keperawatan
berlandaskan teori dari buku, koran,
menjadi penting dalam penentuan kualitas
majalah, jurnal, serta e-book yang memuat
dan efektifitas dalam pelayanan asuhan
segala informasi mengenai partisipasi pasien
keperawatan.
dalam mengambil keputusan klinis. Di mana
Pengambilan keputusan klinis dibutuhkan peran perawat untuk
memerlukan interaksi antara perawat dengan memfasilitasi pasien dalam pengambilan
keputusan. Sumber juga diambil mengenai
pentingnya berpikir kritis perawat dalam keputusan dengan melibatkan klien, perawat
melaksanaka proses keperawatan yang bukan pengambil keputusan tunggal akan
akhirnya akan megambil keputusan klinis tetapi sebagai fasilitator bagi klien.
keperawatan dengan tidak berdampak Mengambil keputusan dengan melibatkan
negative pada pasien. Sumber-sumber yang pasien diharapkan perawat akan mampu
diambil dengan tahun paling lama yaitu mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang
2012. dianut oleh klien, dengan begitu akan
menghasilkan keputusan yang baik dan tidak
Hasil
merugikan klien.
Dalam mengambil keputusan klinis
Peran perawat disini yaitu untuk
perawat perlu mempunyai ketrampilan untuk
memfasilitasi klien dan memberdayakan
berpikir kritis. Berpikir kritis dapat
potensi internal klien untuk membantu klien
melandasi bagaimana seorang perawat
agar mandiri dalam menentukan yang
dalam mengidentifikasi dan
terbaik bagi dirinya. Tingkat kemandirian
mempertimbangkan keputusan yang baik
ini akan dicapai jika pasien dan keluarga
terhadap pasien. Dengan memiliki
mampu mengambil keputusan dengan baik
kemampuan tersebut perawat dapat
dan tepat dalam memilih assuhan dan
memberikan pemahaman pada pasien untuk
bantuan terkait kondisinya. Sehingga
terlibat dalam menentukan keputusan yang
diperlukan peran aktif pasien dan keluarga
terbaik. Kerjasama antara perawat dan
daalam pengambilan keputusan klinis
pasien merupakan komponen utama dalam
tersebut. Dalam beberapa penilitian
pemberian asuhan keperawatan,
disebutkan bahwa tugas perawat pada saat
pengambilan keputusan merupakan bagian
pengambilan proses pengambilan keputusan
dari asuhan keperawatan, sehingga
ini adalah sebagai fasilitator untuk
pengambilan keputusan dalam proses
memberikan fasilitas dan dukungan pada
keperawatan harus melibatkan pasien dan
klien
keluarganya.
Ketepatan pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan klinis
akan di pengaruhi oleh kompetensi perawat,
merupakan bagian dari kolaborasi klien dan
kemampuan berkomunikasi, lingkungan
perawat. Sehingga seorang perawat dituntut
serta budaya. Penting bagi perawat untuk
mampu untuk melakukan pengambilan
selalu meningkatkan kapasitas dirinya dalam yang akan dilakukan dalam situasi yang di
pemberian asuhan keperawatan hal ini akan alami klien (pengkajian keperawatan)
meningkatkan kepercayaan masyarakat perumusan diagnosa keperawatan rencana
terhadap perawat yang selanjutnya akan tindakan keperawatan yang harus diambil,
meningkatkan profesionalisme perawat. tindakan keperawatan yang akan diambil
serta evaluasi (Dianan Catarina. 2009, Jan
Dengan mengambil keputusan klinis
Florin. 2007, Mehee, 2014). Perlu difahami
yang mengikutsertakan pasien, maka akan
bahwa istilah keputusan klinis merupakan
mudah untuk menyelesaikan masalah
pilihan dianatara alternatif yang ada sebagai
tertentu dengan pilihan-pilihan keputusan
upaya pemecahan masalah (Dowei, 1993).
yang terbaik. Dalam kolaborasi antara
perawat-klien, perawat berperan sebagai Definisi lain dijelaskan bahwa
leader dalam pengambilan keputusan klinis pengambilan keputusan klinis keperawatan
keperawatan. Pengalaman pasien dalam merupakan serangkaian keputusan yang
keterlibatan proses keperawatan harus dibuat oleh perawat, dalam interaksi dengan
dihargai dan dapat digunakan sebagai dasar klien mengenai pengkajian yang didapat dari
dalam pengambilan keputusan klinis. klien, evaluasi data yang diamati, variasi
Perawat harus memahami kebutuhan pasien diagnosa yang muncul serta tindakan
dalam setiap proses keperawatan, sehingga keperawatan yang harus diambil (Gan
hubungan perawat klien dalam pengambilan Florin. 2007, Mehee. 2014).
keputusan dalam dilakukan pada setiap
Pelaksanaan proses keperawatan
proses keperawatan.
tersebut membutuhkan kemampuan perawat
Pembahasan dalam mengambil keputusan klinis dengan

Keputusan klinis adalah suatu proses tetap mengedepankan nilai disiplin etik dan

yang meliputi diagnosis klinis, penilaian dan bioetik keperawatan. Sehingga dalam proses

keputusan tentang apa yang harus dilakukan ini perawat harus melibatkan pasien.

(Ennis 1996). Proses pengambilan Keterlibatan klien yang dimaksud dalam

keputusan dalam praktik klinik keperawatan pengambilan keputusan ini adalah sebagai

merupakan serangkaian keputusan yang upaya pemberdayaan klien sehingga

dibuat oleh perawat dalam interaksinya meningkatkan tingkat kemandirian klien.

dengan pasien mengenai jenis pengamatan


Membina hubungan antara perawat Berpikir kritis digambarkan sebagai
dan klien didasarkan pada hubungan yang "sebuah proses, tujuan untuk membuat
percaya, menghormati dan hubungan keputusan yang masuk akal tentang apa
profesianal dengan mengedepankan nilai yang harus percaya dan apa yang harus
etik dan disiplin profesi. Selama praktek, dilakukan". Pengambilan keputusan klinis
profesional keperawatan menghadapi adalah sebuah proses yang melibatkan kedua
sejumlah situasi yang berbeda melibatkan penalaran diagnostik dan penilaian klinis.
klien dan pemenuhannya yang berbeda. Tindakan dalam ini tindakan diarahkan
Proses pengambilan keputusan klinis sebagai proses refleksi dari perawat maupun
merupakan komponen penting dalam proses pasien (Jan Florin, 2007).
keperawatan (Diana Catarina, 2009),
Kemampuan membuat keputusan
sehingga dibutuhkan kemampuan perawatan
masalah etis menjadi salah satu persyaratan
yang baik karena jika perawat memiliki
bagi perawat untuk menjalankan praktik
pengetahuan yang terbatas dikhawatirkan
keperawatan professional. Pengambilan
dapat menghambat perawat dalam
keputusan merupakan suatu pendekatan
memgambil keputusan klinis yang akan
sistematis untuk menyelesaikan suatu
berdampak negatif terhadap klien. Dalam
masalah. Penilaian dan keputusan klinis
hal ini diperlukannya kemampuan berpikir
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
kritis perawat.
kualitas pelayanan yang optimal.
Beberapa konsep yang digunakan
Pengambilan keputusan sangat
dalam berpikir kritis dalam keperawatan
penting dalam menentukan asuhan
adalah penalaran klinis, perumusan
keperawatan kepada pasien. Perawat perlu
diagnostik, pengambilan keputusan
mempertimbangkan banyak faktor yang
penilaian, dan pemecahan maslah.
berpotensi mempengaruhi proses
Kemampuan berpikir kritis perawat dalam
pengambilan keputusan klinis berhubungan pengambilan keputusan dalam memenuhi

erat dengan kemampuan berpikir kritis kebutuhan pasien (Cristine W. Nibbelink,

perawat dan pengalaman kerja mempunyai 2017). Perawat harus mempunyai

hubungan erat dengan kemampuan kemampuan yang baik untuk pasien maupun

pengambilan keputusan klinis. dirinya didalam menghadapi masalah yang


menyangkut etika. Seseorang harus berpikir
secara rasional, bukan emosional dalam preferensi, keperluan nilai-nilai, memastikan
membuat keputusan etis. Keputusan tersebut bahwa dan semua pengambilan keputusan
membutuhkan keterampilan berpikir secara klinik telah mempertimbangkan dari semua
sadar yang diperlukan untuk menyelamatkan nilai-nilai yang diingini pasien (Comite if
keputusan pasien dan memberikan asuhan. quality of health institute of medicine 2001).
Kemampuan membuat keputusan masalah
Pemberian asuhan keperawatan kepada
etis menjadi salah satu persyaratan bagi
pasien, perawat harus mampu melibatkan
perawat untuk menjalankan praktik
pasien dalam setiap proses keperawatannya.
keperawatan professional (Haryono, 2012).
Pengambilan keputusan yang tepat
Perawat pada semua tingkatan posisi menggunakan suatu pendekatan yang
klinis harus memiliki kemampuan sistematis terhadap hakekat suatu masalah
menyelesaikan masalah dan mengambil dengan pengumpulan fakta-fakta dan data.
keputusan yang efektif, baik sebagai Dalam menentukan alternatif yang matang
pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin. untuk mengambil suatu tindakan yang tepat
Guyatt (Agung pranoto. 2013) menjelaskan didasarkan pada kriteria tertentu atas dua
bahwa asuhan yang berdasarkan evidence atau lebih alternatif yang sesuai (George R.
base pengambilan keputusan harus Terry, 2019). Hubungan profesional perawat
melibatkan pasien. Sehingga penting bagi dan klien didasarkan pada pemahaman
perawat untuk mampu mengambil keputusan bahwa klien adalah orang yang paling tepat
dengan baik, cepat dan akurat. Perawat perlu untuk membuat keputusan. Dalam hal ini,
memahami hubungan nilai-nilai budaya perawat perlu menjalin hubungan terapeutik
yang dianut klien saat mengambil keputusan dengan pasien, dengan membangun
klinis agar tidak bertolak belakang dan dapat hubungan tersebut diharapkan perawat dapat
menyebabkan dampak yang negative menggali data dengan mengumpulkan fakta-
terhadap klien. Oleh karena itu dalam fakta dari pasien dengan tujuan untuk
pengambilan keputusan klinis perlu adanya memenuhi pertimbangan dalam mengambil
partisipasi klien. keputusan klinis.

Pemberian asuhan keperawatan Sama halnya saat perawat akan


harus memeperhatikan klien dengan melakukan tindakan, perawat perlu
memberikan penghargaan individu meliputi berinteraksi pada klien untuk memastikan
apakah klien setuju dengan keputusan Penutup
(tindakan) yang diambil. Mendapatkan
Proses pengambilan keputusan
persetujuan dalam melakukan tindakan dan
merupakan sebuah hasil keputusan yang
pasien atau keluarga pasien berhak menolak
dibuat dari perawat dalam mengikutsertakan
tindakan dengan menandatangani
klien, perlu adanya interaksi antara perawat-
pernyataan penolakan tindakan. Prinsip
klien dalam pengambilan keputusan klinis
tersebut merupakan prinsip perawat saat
keperawatan. Pengambilan keputusan klinis
akan melakukan suatu tindakan. Sebelum
keperawatan dapat dilakukan dalam setiap
melakukan tindakan, perawat harus
proses keperawatan, tugas perawat pada saat
memberitahukan tindakan yang akan
proses pengambilan keputusan ini adalah
dilakukan kepada pasien. Hal ini sesuai
sebagai fasilitator untuk memberikan
dengan prinsip menghargai pasien sebagai
fasilitas dan dukungan pada pasien,
orang yang bermartabat dan mampu untuk
pengambilan keputusan klinis dengan
menentukan apa yang terbaik bagi dirinya
melibatkan pasien akan meningkatkan
sendiri (Autonomy).
tingkat kemandirian untuk pasien,
Pengambilan keputusan yang tepat akan pengambilan keputusan klinis diperlukan
meningkatkan dan melatih kemandirian kemampuan berfikir kritis bagi perawat.
pasien dalam asuhannya serta membantu Tetapi pengambilan keputusan masih belum
pasien untu menentukan pilihan bantuan sepenuhnya dilakukan bersama antara
yang tepat sesuai dengan kondisinya. Pasien perawat-klien. Perawat masih berperan
yang mandiri akan menurunkan beban kerja sebagai pengambil keputusan tunggal.
perawat sehingga pelayanan keperawatan Sehingga dibutuhkan pemahaman lebih
akan lebih efektif dan efisien dalam lanjut terkait dengan pengambilan keputusan
penggunaan sumber daya. Untuk itu klinis keperawatan dengan harapan peran
dibutuhkan banyak dukungan dalam perawat akan lebih terlihat nyata sebagai
implementasi dari diskusi dalam mengambil pemberi asuhan yang akan meningkatkan
keputusan klinis ini. kepercayaan masyarakat terhadap profesi
keperawatan.
Daftar Pustaka
Daniel, D., Erika, K. A., & Rachmawaty, R. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam
(2020). Sistim Pendukung dalam Pembuatan I/BB Medan, 1(1), 37-44.
Keputusan Klinis Perawat di Ruang Rawat
Pashar, I., & Dwiantoro, L. (2020).
Inap: Literature Review (Support System In
Pengaruh Empowerment Terhadap
The Making Of Nursing Clinical Decisions
Pengambilan Keputusan Perawat: Kajian
In The Hospital Room: A Literature
Literature Review. Journal of Holistic
Review). Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(2), 173-
Nursing Science, 7(2), 124-132.
181.
Rahayu, C. D., & Mulyani, S. (2020).
Khairina, I., Malini, H., & Huriani, E.
Pengambilan Keputusan Klinis
(2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Perawat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 1-
dengan Pengambilan Keputusan Perawat
11.
Dalam Ketepatan Triase Di Kota
Padang. Indonesian Journal for Health Silfa, A. B., Hardisman, H., & Pabuti, A.
Sciences, 2(1), 1-6. (2018). Analisis Hubungan Pengetahuan dan
Persepsi Pasien dengan Partisipasi Pasien di
Larasati, T. A. (2019). Komunikasi Dokter-
Instalasi Paviliun Ambun Pagi RSUP DR.
Pasien Berfokus Pasien pada Pelayanan
M. Djamil Padang Ditinjau dari Aspek
Kesehatan Primer. Jurnal Kedokteran
Hukum Keselamatan Pasien. Jurnal
Universitas Lampung, 3(1), 160-166.
Kesehatan Andalas, 7(2), 160-169.
Mariana, D. (2019). Hubungan Kualitas
Simamora, R. H. (2005). Hubungan Persepsi
Pelayanan Keperawatan Rawat Inap dengan
Perawat Pelaksana Terhadap Penerapan Fungsi
Proses Pengambilan Keputusan Pasien
Pengorganisasian Yang Dilakukan Oleh Kepala
Untuk Memilih Rumah Sakit. Babul Ilmi Ruangan Dengan Kinerjanya Diruang Rawat
Jurnal Ilmiah Multi Science Inap RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral
Kesehatan, 10(2). dissertation, Tesis FIK UI, Tidak
dipublikasikan).
Pangaribuan, R. (2017). Presepsi Perawat
Terhadap Prinsip-prinsip Etik Dalam Simamora, R. H. (2019). Menjadi perawat yang:

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di ICU CIH’HUY. Surakarta: Kekata Publisher.

Rumah Sakit TK. II Putri Hijau Medan.


Sudono, B., Arumawati, D. S., & Haris, R.
A. (2017). Gambaran kemampuan berpikir
kritis perawat primer dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia (JIKI), 10(1).

Sutriyanti, Y., & Mulyadi, M. (2019).


Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Berpikir Kritis Perawat dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Raflesia, 1(1), 21-32.

Anda mungkin juga menyukai